Anda di halaman 1dari 2

Tingkatkan Kepedulian dan Waspada Potensi Karhutla, Bupati Rohul Tinjau Apel Kesiapsiagaan

Penanggulangan Karhutla

PASIRPENGARAIAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu (Rohul) meminta kepada semua
pihak terkait untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan terhadap peningkatan potensi
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rohul tahun 2024.

Dengan segera mengatasi hambatan dan kendala yang mungkin menjadi penghalang setiap upaya
penanggulangan karhutla. Karena saat ini, sudah terpantau sejumlah hot spot pada Dashboar Lapan
dan Dashboar Lancang Kuning di Kecamatan Rambah Samo, Rambah, Bonai Darussalam, dan
Kecamatan Rokan IV Koto.

Pernyataan tersebut diungkapka Bupati Rohul H Sukiman saat memimpin apel kesiapsiagaan
penanggulangan karhutla di Rohul di halaman Kantor Bupati, Kamis (21/3).

Dalam apel tersebut, dihadiri Forkopimda, Sekretaris Daerah Rohul Muhammad Zaki SSTP MSi, Staf
Ahli Bupati, Asisten dan Kepala OPD, Camat, Danramil, Kapolsek se Rohul serta peserta apel lainnya.

Pada apel kesiapsiagaan penanggulangan karhutla ini, Bupati menegaskan, bahaya atas kejadian
karhutla, yang dapat berdampak pada kesehatan, ekonomi, kerusakan lingkungan, bahkan dapat
mengganggu stabilitas negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

‘’Tingkatkan kepedulian dan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya Karhutla. Tingkatkan


koordinasi dengan para pihak baik pusat maupun daerah, elemen masyarakat dan dunia usaha untuk
bersama-sama mewujudkan Provinsi Riau dan Kabupaten Rohul khususnya tetap bebas asap dan
langit tetap biru,’’ ujar Bupati dua periode itu.

Sukiman mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat
Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan untuk tahun 2024 terhitung sejak tanggal 13
Maret hingga 30 November 2024.

Tentunya langkah tersebut, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia tentang
Pengendalian Karhutla dengan menekankan 6 (enam) poin penting.

Diantaranya, Satu, prioritas upaya pencegahan melalui deteksi dini, monitoring area rawan titik
panas (hotspot) dan patroli lapangan.

Dua, infrastruktur pemantauan dan pengawasan harus sampai tingkat bawah. libatkan babinsa,
bhabinkamtibmas, dan kepala desa dalam penanganan karhutla, ajak tokoh agama dan tokoh
masyarakat untuk memberikan edukasi terus menerus kepada masyarakat.

Tiga,semua pihak harus mencari solusi yang permanen untuk menangani kebakaran hutan dan lahan,
serta agar korporasi dan masyarakat membuka lahan dengan tidak membakar.

Empat, penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut harus terus dilanjutkan. Lima,
jangan biarkan api membesar, harus tanggap dan jangan terlambat, sehingga api sulit dikendalikan.
(mm)
Bupati Rohul, Wabup Rohul bersama rombongan meninjau kesiapan peralatan
pendukung saat apel kesiapsiagaan penanggulangan karhutla di halaman
Kantor Bupati Rohul, Kamis (21/3/2024) pagi

Anda mungkin juga menyukai