Anda di halaman 1dari 3

PENDEKATAN PENYELESAIAN SENGKETA

A. Kompromi kepentingan
a. Pembahasan Kompromi
Konsep kompromi mengandung arti, berkonsesi (memberikan sesuatu untuk
diberikan kepada pihak lawan untuk menukarkan sesuatu yang kita inginkan),
dengan sejumlah tuntutan tertentu, dilepaskannya sebagian tuntutan-tuntutan
sendiri untuk mencapai kata sepakat dengan partai lain.1
b. Ciri - ciri kompromi
a) Kedudukan kedua belah pihak yang terlibat dalam permasalahan
adalah sama.
b) Bersifat kekeluargaan dalam upaya mencapai kesepakatan bersama.
c) Dapat dilakukan dengan keadaan kepala dingin alias secara sabar dan
tenang.
d) Mengutamakan langkah diskusi dalam proses pemecahan
permasalahannya demi mendapatkan solusi terbaik.
e) Dilakukan supaya mengurangi atau bahkan tanpa menimbulkan
tuntutan secara hukum.2
c. Tujuan kompromi
a) Supaya hubungan antar kedua pihak yang terlibat tetap terpelihara
secara baik, sehingga dalam proses kompromi dapat berjalan secara
damai.
b) Supaya setiap pihak yang terlibat dalam permasalahan mendapatkan
win-win solution alias kedua pihak sama-sama mendapatkan
keuntungan atas kesepakatan baru.
c) Mengajak pihak-pihak yang sebelumnya bertentangan untuk bersedia
bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.3
d. Bentuk-bentuk kompromi

1
Lenin, “Kumpulan Karya”, Edisi Rusia Keempat, jilid 25, h. 282-287
dalam https://www.marxists.org, diakses 12 Maret 2024
2
Aris, “Pengertian kompromi: jenis, manfaat, contoh, dan penerapannya sebagai kunci budaya
demokrasi” (https://www.gramedia.com/literasi/kompromi/, diakses pada 12 Maret 2024)
3
Ibid
a) Pemisahan (Separation)
Yakni pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan atau konflik
dipisahkan terlebih dahulu hingga mereka mencapai persetujuan atau
kesepakatan baru.
b) Perwasitan (Arbitrase)
Yakni bentuk penyelesaian konflik di luar pengadilan dengan
menggunakan cara perdamaian. Biasanya, akan menggunakan pihak
ketiga sebagai “wasit” atau penengah di antara kedua pihak.4

Kesimpulan
Kompromi kepentingan adalah proses atau hasil dari mencapai kesepakatan atau
penyelesaian yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda.
Dalam konteks bisnis atau organisasi, kompromi kepentingan terjadi ketika berbagai
kepentingan dan tujuan dari berbagai pihak harus dipertimbangkan dan disesuaikan untuk
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak terkait.

Pentingnya kompromi kepentingan adalah untuk mencegah konflik yang berkepanjangan,


membangun hubungan yang berkelanjutan, dan mencapai tujuan bersama secara efektif.
Namun, kompromi juga perlu dilakukan dengan bijaksana, karena terlalu banyak
mengorbankan satu pihak untuk kepentingan yang lain dapat menghasilkan
ketidakpuasan atau ketidakadilan dalam jangka panjang.

4
Ibid
Daftar pustaka

Novarlia, Irena. (2015). Kompromi Sebagai Kunci Budaya Demokrasi. SOSIO


DIDAKTIKA, Vol 2 No. (2).

Anda mungkin juga menyukai