Secara etimologi, Negosiasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to negotiate dan to be negotaiting
yang artinya berunding, mengusulkan dan berdiskusi. Kemudian ada lagi turunan dari kata
tersebut, yaitu negosiasi dalam suatu kegiatan negosiasi dimana masing-masing pihak berusaha
agar pihak lain menyetujuinya. Melalui negosiasi, para pihak akan berusaha menghindari
perdebatan atau pertengkaran dan menyepakati beberapa bentuk kompromi.
Negosiasi adalah proses setidaknya dua pihak dengan kebutuhan dan sudut pandang yang
berbeda mencoba untuk mencapai kesepakatan untuk mencapai keinginan bersama. Negosiasi
di tempat kerja dipandang sebagai kelompok pemecahan masalah atau proses kesepakatan, dan
terlepas dari dimensi yang bersaing, negosiasi juga dapat dikatakan sebagai interaksi yang
disengaja dari dua atau lebih unit sosial yang mencoba mendefinisikan saling ketergantungan
atau saling ketergantungan.
Negosiasi dapat disimpulkan adalah interaksi yang dilakukan dengan sengaja dari dua atau lebih unit-
unit sosial yang mencoba mendefinisikan adanya saling ketergantungan atau interdependensi dan
merupakan keahlian yang dapat dipelajari yang merupakan bagian dapat disiapkan dengan baik untuk
mencapai tujuan.
b. Negosiasi Integratif
Negosiasi integratif adalah proses dengan cara para pihak mencoba mengeksporasi pihak-pihak
mereka untuk meningkatkan hasil bersama. Negosiasi ini dilandasi oelh alasan bahwa kedua
negosiator dapat bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka serta dapat menemukan
solusi yang akan mendamaikan keinginan atau minatnya. Kesepatakan integratif menghendaki
keterbukaan, kepercayaan, dan komitmen terhadap proses serta lebih memperhatikan
kepentingan bersama atau saling berkomplemen dan menyelesaikan masalah tidak
mengasumsikan konflik fundamental atau sasaran antar bagian dan keberhasilannya tergantung
pada adanya beberapa kondisi.
Negosiasi integratif merupakan proses dengan para pihak mencoba mengeksplorasi pihak-pihak
mereka untuk meningkatkan hasil bersama. Negosiasi ini dilandasi oleh alasan bahwa kedua
negosiator dapat bekerja sama dan berkomunikasi secara terbuka serta dapat menemukan
solusi yang akan mendamaikan keinginan atau minatnya. Perdebatan strategi distributif dan
integratif menunjukkan dua pendekatan dengan dua alternatif yang jelas dan dapat dipahami.
Kesepakatan integratif menghendaki keterbukaan, kepercayaan, dan komitmen terhadap proses
(keterbukaan dan fleksibilitas). Negosiasi integratif lebih memperhatikan kepentingan bersama
atau saling berkomplemen dan menyelesaikan masalah konfrontasi antara dua pihak. Negosiasi
integratif atau penyelesaian masalah Tidak mengasumsikan konflik fundamental atau sasaran
antar bagian dan keberhasilannya tergantung pada adanya beberapa kondisi psikologis seperti
motivasi, informasi dan bahasa, iklim, kepercayaan, dan dukungan. Keberhasilan negosiasi
integratif tergantung pada setiap pihak, karena setiap pihak harus mampu memberikan
informasi dan alternatif solusi.
Tujuan negosiasi integratif adalah memperbanyak bagian sehingga semua pihak yang
bernegosiasi mengalami kepuasan. Motivasi dalam negosiasi ini adalah tercapainya kesepakatan
menang-menang, sehingga posisi para pihak yang bernegosiasi adalah sama. Dalam negosiasi
integratif, para pihak yang bernegosiasi saling berbagi informasi. Proses negosiasi integratif
tersebut merupakan proses yang lama dan mempertimbangkan hubungan jangka panjang.
Aspek kombinasi dalam negosiasi adalah konfliktual murni dan kooperatif secara murni (Feels,
1998).