KEBIJAKAN KEMENKES
DALAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
Costy Pandjaitan
4
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
5
YAYASAN CINTA
FOKUS PEMBANGUNAN KASIH SEJATI
PN III PENINGKATAN SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
6 Pengentasan kemiskinan
KEGIATAN PRIORITAS
7 Peningkatan produktivitas dan daya
saing
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
FAKTA KESELAMATAN PASIEN
f.
KLB atau Wabah;
Menjamin ketersediaan pendanaan Kesehatan yang
04 e.
Informasi Kesehatan;
Melakukan upaya pemanfaatan hasil pelayanan,
berkesinambungan dan berkeadilan serta dikelola secara pendidikan, penelitian, dan pengembangan di bidang
transparan, efektif, dan efisien; Kesehatan;
g.
03
Mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan Teknologi
Kesehatan yang berkelanjutan; dan
f. Mengintegrasikan pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan dalam suatu sistem sebagai upaya
h. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi mengatasi permasalahan Kesehatan di daerah; dan
Pasien, Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan masyarakat. g. Membuat standar prosedur operasional dengan mengacu
pada standar Pelayanan Kesehatan.
02
Pasal 23
(1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, arnan, bermutu, merata, Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
nondiskriminatif, dan berkeadilan.
(2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan harus memperhatikan 01
melakukan peningkatan mutu Pelayanan
Kesehatan secara internal dan eksternal secara
fungsi sosial, nilai sosial budaya, moral, dan etika. terus-menerus dan berkesinambungan.(Ps 178, ):
Pasal 24 (1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan
sesuai dengan standar Pelayanan Kesehatan.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
11
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Sumber : PMK 27 Tahun 2017
21
YAYASAN CINTA
KOMITE / TIM PPI (pasal 6,7) KASIH SEJATI
Tujuan:
Menyelenggarakan tata
Pembentukan Komite/ kelola PPI yang baik
Tim PPI Pasal 6 (1) • mutu pelayanan medis &
keselamatan pasien
disesuaikan dengan jenis,
kebutuhan, beban kerja, • pekerja di faskes terjamin
dan/atau klasifikasi dan terlindungi
fasilitas pelayanan Pasal 6 (2)
kesehatan
Tugas:
.
Melaksanakan kegiatan :
Pencatatan dan
Pasal 7 (1) • pengkajian,
• perencanaan,
Pelaporan • pelaksanaan,
• monitoring - evaluasi, dan
Pelaporan pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan secara Pasal 7 (2) • pembinaan.
berkala paling sedikit 2 (dua)
kali dalam setahun, atau Penggunaan Laporan :
sesuai dengan kebutuhan pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sebagai dasar
Pasal 7 (3) penyusunan perencanaan
dan pengambilan
keputusan.
Infeksi yang
Program Pencegahan dan
bersumber dari
pengendalian Infeksi
Masyarakat
Pengguna
Prinsip Prinsip Pendidika an
Kewaspada Kewaspadaa Bundles Surveilans n dan Antimikro
an Standar n Transmisi pelatihan ba yang
bijak
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan PPI.
ü Pelaksanaan PPI di Fasyankes dilakukan melalui pembentukan
Komite atau Tim PPI.
ü Komite atau Tim PPI merupakan organisasi nonstruktural pada
Fasyankes yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta
menyusun kebijakan PPI
ü Komite atau Tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI
yang baik agar mutu pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja
di Fasyankes terjamin dan terlindungi.
ü Pembentukan Komite atau Tim PPI disesuaikan dengan jenis, kebutuhan,
beban kerja, dan/atau klasifikasi Fasyankes
ü Komite atau Tim PPI bertugas melaksanakan kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pembinaan.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
ü Hasil pelaksanaan tugas harus dilaporkan kepada pimpinan Fasyankes
secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau sesuai dengan
kebutuhan.
ü Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini
dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
ü Pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan perhimpunan/asosiasi
Fasyankes dan organisasi profesi yang terkait.
ü Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui
§ advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis
§ pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan/atau
§ monitoring dan evaluasi
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
2.2, 2 SUSUNAN ORGANISASI
Susunan organisasi Komite PPI adalah Anggota Komite
§ Ketua, 1. IPCN/Perawat PPI
§ Sekretaris, 2. IPCD/Dokter PPI :
§ Anggota yang terdiri dari a. Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok
§ IPCN/Perawat PPI, Staf Medik).
§ IPCD/Dokter PPI dan b. Dokter ahli epidemiologi.
§ Anggota lainnya yang terkait dengan PPI c. Dokter Mikrobiologi.
§ Farmasi d. Dokter Patologi Klinik.
§ Laboratoriun Anggota komite lainnya, dari :
§ CSSD a. Tim DOTS ,Tim HIV
§ K3 b. Laboratorium.
§ IPSRS c. Farmasi.
§ GIZI d. Sterilisasi , Laundri
§ Administrasi g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Susunan organisasi Tim PPI adalah
(IPSRS).
§ Ketua h. Sanitasi Lingkungan
§ anggota yang terdiri dari i. Pengelola makanan
§ dokter, j. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
§ Perawat PPI / IPCN, k. Kamar jenazah.
§ dan anggota lainnya bila diperlukan.
AN CINTA
YAYASAN CINTA
KOMITE PPI KASIH SEJATI
SEJATI
KETUA / IPCO
Sekretaris
Dr/IPCN/Perawat PPI
AN GGOTA
§ Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu dengan ratio 1
(satu) IPCN untuk tiap 100 tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
§ Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus memiliki IPCN
minimal 1 (satu) orang.
§ Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) dari tiap unit,
terutama yang berisiko terjadinya infeksi.
§ Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di bawah
keperawatan setara dengan senior manajer
YAYASAN CINTA
STRUKTUR ORGANISASI DI FKTP KASIH SEJATI
DI PUSKESMAS DI KLINIK
24
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
3. Fasyankes harus memiliki IPCN yang bekerja purnawaktu dengan ratio 1 (satu) IPCN untuk tiap
100 tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus
memiliki IPCN minimal 1 (satu) orang.
5.Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
dari tiap unit, terutama yang berisiko terjadinya infeksi.
6. Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di
bawah keperawatan setara dengan senior manajer
7. Setiap 1000 tempat tidur sebaiknya memiliki1 (satu) ahli Epidemiologi Klinik.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya nomenklatur organisasi PPI menyesuaikan dengan
kondisi SDM dan fasilitas yang dimiliki, namun harus tetap mengikuti kaidah penyelenggaraan PPI di
Fasyankes sebagaimana tercantum dalam lampiran I peraturan menteri ini.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS PIMPINAN/DIREKTUR
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS PIMPINAN
§ Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen
dalam penggunaanan antibiotika yang bijak dirumah sesuai dengan prinsip PPI.
sakit berdasarkan pola kuman dan resistensinya 14.Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila
terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
resistensi antibiotika. 15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
§ Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans
§ Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan 16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
clinical governance and patient safety. Penanggulangan Infeksi bila ada KLB dirumah sakit dan
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Kriteria IPCP
SURVEILANCE
Anggota Lainnya
Kriteria: 1. Tenaga diluar dokter dan perawat yang mempunyai
minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
IPCN Kriteria dan uraian tugas mengikuti kriteria dan tugas IPCN pada komite PPI
,disesuaikan dengan fasilitas pelayanan kesehatannya.
Tugas : Tugas Tim PPI mengikuti tugas komite PPI disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatannya.
YAYASAN
YAYASANCINTA
CINTA
KEBIJAKAN PPI KASIH SEJATI
SEJATI
C. Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional Kebijakan yang perlu dipersiapkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan adalah :
a. Kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan PPI sekaligus pengembangan SDM
Komite / Tim.
b. Kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan untuk seluruh petugas di
Fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Kebijakan tentang kewaspadaan isolasi meliputi kewaspadaan standar
dan kewaspadaan Transmisi termasuk kebijakan tentang penempatan
pasien.
d. Kebijakan tentang PPI pada pemakaian alat kesehatan dan tindakan operasi.
e. Kebijakan tentang kesehatan karyawan.
f. Kebijakan tentang pelaksanaan surveilans.
g. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang bijak.
h. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang melibatkan tim PPI.
i. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana prasarana.
j. Kebijakan penanganan kejadian luar biasa.
k. Kebijakan tentang pelaksanaan audit PPI.
50
l. Kebijakan tentang pengkajian risiko di fasilitas pelayanan kesehatan.
YAYASAN
YAYASANCINTA
CINTA
KEBIJAKAN PPI KEBIJAKAN PPI KASIH SEJATI
SEJATI
SPO yang perlu dipersiapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
a. Kewaspadaan standar:
1) RiskAsesment
2) Kebersihan Tangan
3) Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker,kaca mata/pelindung mata,perisai wajah, gaun,
apron, sepatu bot/sandal tertutup
4) Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
5) Pengendalian Lingkungan
6) Penatalaksanaan Limbah
7) Penatalaksanaan Linen
8) Penyuntikan yang aman dan pencegahan luka tusuk jarum
9) Penempatan Pasien
10) Higiene Respirasi/Etika Batuk
11) Aseptic technique
Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Surat Keputusan untuk Komite / Tim PPI.
b. Menyediakan anggaran untuk:
§ Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
§ Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
§ Pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat rutin.
§ Remunerasi /insentif/Tunjangan /penghargaan untuk Komite /Tim PPI.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
KESIMPULAN