Anda di halaman 1dari 54

YAYASAN CINTA KASIH SEJATI

KEBIJAKAN KEMENKES
DALAM PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

Costy Pandjaitan

Disampaikan pada pelatihan


Pencegahan dan Pengendalian Infesi (PPI)
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan
Tanggal 05-06 Februari 2024
Work Experiences
§ RSCM (1979-1984), RSJPDHK (1984-2013) YAYASAN CINTA
CURICULUM VITAE § Infection Prevention Control Professional 1999-2013 KASIH SEJATI
§ Pengurus Perdalin Pusat 1999-2022. Pengurus HIPPII 2006-2020
§ Pokja PP Kemenkes 2016-sekarang
§ Lembaga Training YCKS, LIPA LARSI
Education/Course
§ Basic Course IPC APSIC Singapore , 2001
§ Advanced Course IPC APSIC Singapore, 2001
§ Advanced Course IPC Hongkong, 2004
§ MOT Course IPC , MOH 2006
§ MOT Course IPC , Thailand 2008
§ Congress APSIC Hongkong 2003, Singapore 2005, Malaysia 2007, Macau 2009,
Meulborne 2011,Shanghai 2013,Thailand 2017, Vietnam 2019
Costy Pandjaitan,
§ Congress IPC , Tokyo 2009
CVRN,SKM,MARS.,PhD.CP.NLP.CPRM.,CPLM.,CIPP., § Course IPC APSIC Singapore 2010
CPPS.,FISQua § Course IPC CDC/WHO Hongkong 2010
Mobile: 0812 9632 7022 § Course IPC TB 2016 Vietnam
Email: costypandjaitan@gmail.com Experiences in abroad
. Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Inisiator pelatihan . Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
§ PPI dasar Perdalian 2005 . Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
§ Inisisator pelatihan PPI lanjut 2007 Perdalin . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
§ Inisiator pelatihan IPCN PERSI . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine (2011)
§ Inisiator pelatihan IPCN lanjut 2009 PERSI . Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
§ Inisiator pelatihan IPCD 2016 PERSII . Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012). Speaker di APSIC Vietnam 2019
§ Pendiri HIPPII 2006
Tim Penyusun buku
§ Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes 2007 § PPI Covid edisi V
§ Ketua HIPPII 2006-2013
§ Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
§ Pendiri IPPII 2022
§ Pedoman PPI di GILUT
§ Skretaris Mutu dan Tata Kelola PERSI Pusat
§ Pedoman PI HIV P2PL
2022- sekarang
§ Environment ASEAN OF APSIC
§ Penyusunan pedoman PPI FKTP
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti pembelajaran ini , peserta mampu


menjelaskan kebijakan Kemenkes dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dengan tepat dan benar sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan PMK NO 27/2017
YAYASAN CINTA
Tujuan pembelajaran khusus KASIH SEJATI

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:


⌾ Menjelaskan latar belakang tentang kebijakan Kemenkes dalam PPI di
pelayanan kesehatan
⌾ Menjebutkan dasar hukum kebijakan Kemenkes dalam PPI di
pelayanan kesehatan
⌾ Menyebutkan tujuan kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan
kesehatan
⌾ Menjelaskan lima kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan
kesehatan
⌾ Menjelaskan sarana dan prasarana dalam PPI

4
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

POKOK/SUB POKOK BAHASAN

⌾ Latar belakang tentang kebijakan Kemenkes dalam PPI di


pelayanan kesehatan
⌾ Dasar hukum kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan
kesehatan
⌾ Tujuan kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan kesehatan
⌾ Kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan kesehatan
⌾ Sarana dan prasarana dalam PPI

5
YAYASAN CINTA
FOKUS PEMBANGUNAN KASIH SEJATI
PN III PENINGKATAN SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING

1 Pengendalian penduduk dan tata


kelola kependudukan Peningkatan kesehatan ibu
dan anak, KB, dan
kesehatan reproduksi
2 Penguatan pelaksanaan perlindungan
sosial Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
3 Peningkatan akses dan mutu
Peningkatan Pengendalian
pelayanan kesehatan Penyakit

4 Pemerataan pelayanan pendidikan Penguatan Germas Hidup


Sehat
berkualitas
Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan
5 Peningkatan kualitas anak,
Pengawasan Obat dan
perempuan, dan pemuda Makanan

6 Pengentasan kemiskinan
KEGIATAN PRIORITAS
7 Peningkatan produktivitas dan daya
saing
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
FAKTA KESELAMATAN PASIEN

HAI’s : 1 dari 20 pasien Lebih dari 1 juta pasien


Lebih dari 1,4 juta
dirawat mengalami paska operasi
orang di dunia
infeksi akibat pelayanan meninggal akibat
mengalami infeksi
Kesehatan (Healthcare komplikasi operasi.
yang didapat dari
Associated Infection) à
fasilitas pelayanan
70% diantaranya dapat Pelayanan ibu : sampai
kesehatan
dicegah à 10% 20% dapat mengalami
dipengaruhi oleh IDO pasca SC à 11%
lingkungan, >90% menyebabkan
dipengaruhi oleh kematian
perilaku
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan peningkatan mutu Pelayanan


Kesehatan secara internal dan eksternal secara terus-menerus dan berkesinambungan.
(PS 178,1)

Peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan secara internal dilakukan melalui:


a. pengukuran dan pelaporan indikator mutu;
b. pelaporan insiden keselamatan pasien; dan
c. manajemen risiko. (Ps178,2)

Peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan secara eksternal dilakukan melalui


(Ps 178,3):
a. registrasi;
b. lisensi; dan
c. akreditasi.
UU No. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN
Penyelenggaraan Kesehatan bertujuan (Ps 3) : Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib (Ps 173 :1):
a. Memberikan akses yang luas bagi kebutuhan pelayanan,
a. Meningkatkan perilaku hidup sehat; pendidikan, penelitian, dan pengembangan pelayanan di
b. Meningkatkan akses dan mutu Pelayanan Kesehatan dan bidang Kesehatan;
Sumber Daya Kesehatan; b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang bermutu
c. Meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia yang dan mengutamakan keselamatan Pasien;
efektif dan efisien; c. Menyelenggarakan rekam medis;
d. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan Pelayanan d. Laporan hasil pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
Kesehatan; pengembangan kepada Pemerintah Pusat dengan
e. Meningkatkan ketahanan Kesehatan dalam menghadapi tembusan kepada Pemerintah Daerah melalui Sistem

f.
KLB atau Wabah;
Menjamin ketersediaan pendanaan Kesehatan yang
04 e.
Informasi Kesehatan;
Melakukan upaya pemanfaatan hasil pelayanan,
berkesinambungan dan berkeadilan serta dikelola secara pendidikan, penelitian, dan pengembangan di bidang
transparan, efektif, dan efisien; Kesehatan;
g.
03
Mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan Teknologi
Kesehatan yang berkelanjutan; dan
f. Mengintegrasikan pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan dalam suatu sistem sebagai upaya
h. Memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi mengatasi permasalahan Kesehatan di daerah; dan
Pasien, Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan masyarakat. g. Membuat standar prosedur operasional dengan mengacu
pada standar Pelayanan Kesehatan.

02
Pasal 23
(1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan secara
bertanggung jawab, arnan, bermutu, merata, Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
nondiskriminatif, dan berkeadilan.
(2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan harus memperhatikan 01
melakukan peningkatan mutu Pelayanan
Kesehatan secara internal dan eksternal secara
fungsi sosial, nilai sosial budaya, moral, dan etika. terus-menerus dan berkesinambungan.(Ps 178, ):
Pasal 24 (1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan
sesuai dengan standar Pelayanan Kesehatan.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)

Adalah infeksi yang terjadi (1)pada pasien selama


proses perawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan, dimana tidak infeksi atau dalam masa
inkubasi saat masuk rawat serta dapat muncul
setelah pulang rawat; dan juga infeksi yang dapat
terjadi (2)pada petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaannya

Sumber : PMK 27 Tahun 2017


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Sumber : PMK 27 Tahun 2017

a. Tujuan PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi


yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga
profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa dan pengunjung
b. Upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Program yang efektif diidentifikasi oleh pimpinan/kepala, staf
terlatih, program, kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara
proaktif, pendidikan staf, koordinasi dan konsistensi di seluruh
organisasi

11
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Sumber : PMK 27 Tahun 2017

a. Tujuan PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi


yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga
profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa dan pengunjung
b. Upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Program yang efektif diidentifikasi oleh pimpinan/kepala, staf
terlatih, program, kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara
proaktif, pendidikan staf, koordinasi dan konsistensi di seluruh
organisasi
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
PMK 27/2017 TENTANG PPI

HAIs dapat dicegah bila Penyakit infeksi terkait


Fasyankes secara konsisten pelayanan
melaksanakan program PPI kesehatan (HAIs) merupakan
salah satu masalah
Kesehatan di berbagai negara di
dunia

Upaya untuk memastikan


perlindungan kepada Pedoman PPI
SETIAP orang terhadap • Acuan dalam pelaksanaan PPI
kemungkinan tertular infeksi • Melindungi masy & keselamatan pasien
(masyarakat umum & • Efisiensi & peningkatan mutu
disaat menerima pelayanan kes )
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
YAYAS AN CINTA
YAYASAN CINTA
Landasan H ukum PM K 27 / 2017 KASI
KASIH SEJATI
H
SEJATI

ü UU No 36/2009 tentang Kesehatan


ü UU No 44/2009 tentang RS
ü UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
ü UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
ü UU No 38/2014 tentang Keperawatan
ü PP No 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
ü Peraturan Presiden No 77/2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
ü PMK No1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
ü PMK No 12/2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit
ü PMK No 9/2014 tentang Klinik
ü PMK No 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
ü PMK No 8/2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
ü PMK No 46/2015 tentang Standar Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
ü Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 56/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dari Fasyankes

21
YAYASAN CINTA
KOMITE / TIM PPI (pasal 6,7) KASIH SEJATI
Tujuan:
Menyelenggarakan tata
Pembentukan Komite/ kelola PPI yang baik
Tim PPI Pasal 6 (1) • mutu pelayanan medis &
keselamatan pasien
disesuaikan dengan jenis,
kebutuhan, beban kerja, • pekerja di faskes terjamin
dan/atau klasifikasi dan terlindungi
fasilitas pelayanan Pasal 6 (2)
kesehatan
Tugas:
.
Melaksanakan kegiatan :
Pencatatan dan
Pasal 7 (1) • pengkajian,
• perencanaan,
Pelaporan • pelaksanaan,
• monitoring - evaluasi, dan
Pelaporan pimpinan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan secara Pasal 7 (2) • pembinaan.
berkala paling sedikit 2 (dua)
kali dalam setahun, atau Penggunaan Laporan :
sesuai dengan kebutuhan pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sebagai dasar
Pasal 7 (3) penyusunan perencanaan
dan pengambilan
keputusan.
Infeksi yang
Program Pencegahan dan
bersumber dari
pengendalian Infeksi
Masyarakat

Pengguna
Prinsip Prinsip Pendidika an
Kewaspada Kewaspadaa Bundles Surveilans n dan Antimikro
an Standar n Transmisi pelatihan ba yang
bijak
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan PPI.
ü Pelaksanaan PPI di Fasyankes dilakukan melalui pembentukan
Komite atau Tim PPI.
ü Komite atau Tim PPI merupakan organisasi nonstruktural pada
Fasyankes yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta
menyusun kebijakan PPI
ü Komite atau Tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI
yang baik agar mutu pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja
di Fasyankes terjamin dan terlindungi.
ü Pembentukan Komite atau Tim PPI disesuaikan dengan jenis, kebutuhan,
beban kerja, dan/atau klasifikasi Fasyankes
ü Komite atau Tim PPI bertugas melaksanakan kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pembinaan.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
ü Hasil pelaksanaan tugas harus dilaporkan kepada pimpinan Fasyankes
secara berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau sesuai dengan
kebutuhan.
ü Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini
dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
ü Pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan perhimpunan/asosiasi
Fasyankes dan organisasi profesi yang terkait.
ü Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui
§ advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis
§ pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan/atau
§ monitoring dan evaluasi
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
2.2, 2 SUSUNAN ORGANISASI
Susunan organisasi Komite PPI adalah Anggota Komite
§ Ketua, 1. IPCN/Perawat PPI
§ Sekretaris, 2. IPCD/Dokter PPI :
§ Anggota yang terdiri dari a. Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok
§ IPCN/Perawat PPI, Staf Medik).
§ IPCD/Dokter PPI dan b. Dokter ahli epidemiologi.
§ Anggota lainnya yang terkait dengan PPI c. Dokter Mikrobiologi.
§ Farmasi d. Dokter Patologi Klinik.
§ Laboratoriun Anggota komite lainnya, dari :
§ CSSD a. Tim DOTS ,Tim HIV
§ K3 b. Laboratorium.
§ IPSRS c. Farmasi.
§ GIZI d. Sterilisasi , Laundri
§ Administrasi g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Susunan organisasi Tim PPI adalah
(IPSRS).
§ Ketua h. Sanitasi Lingkungan
§ anggota yang terdiri dari i. Pengelola makanan
§ dokter, j. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
§ Perawat PPI / IPCN, k. Kamar jenazah.
§ dan anggota lainnya bila diperlukan.
AN CINTA
YAYASAN CINTA
KOMITE PPI KASIH SEJATI
SEJATI

KETUA / IPCO
Sekretaris
Dr/IPCN/Perawat PPI

AN GGOTA

IPCN/Perawat PPI IPCD/Dokter PPI Anggota Lainnya


q senior manajer
q bekerja purnawaktu • D okter wakil tiap KSM Tim D OTS,Tim HIV,Lab,
(Kelompok Staf Medik). Farmasi,IPSRS Sterilisasi,
q Ratio: 1(satu) IPCN
• D okter Ahli Laundri,K3 Sanitasi Lingkungan,
per 1-100 TT Epidemiologi (1/1000TT) Kamar Jenazah,Pengelola
• Dokter Mikrobiologi makanan,
• D okter Patologi Klinik.
IPCLN (Infection
Prevention Control
Link Nurse) dari
setiap unit 22
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PPI

§ Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu dengan ratio 1
(satu) IPCN untuk tiap 100 tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
§ Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus memiliki IPCN
minimal 1 (satu) orang.
§ Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) dari tiap unit,
terutama yang berisiko terjadinya infeksi.
§ Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di bawah
keperawatan setara dengan senior manajer
YAYASAN CINTA
STRUKTUR ORGANISASI DI FKTP KASIH SEJATI

DI PUSKESMAS DI KLINIK

24
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
3. Fasyankes harus memiliki IPCN yang bekerja purnawaktu dengan ratio 1 (satu) IPCN untuk tiap
100 tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

4. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus
memiliki IPCN minimal 1 (satu) orang.

5.Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
dari tiap unit, terutama yang berisiko terjadinya infeksi.

6. Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di
bawah keperawatan setara dengan senior manajer

7. Setiap 1000 tempat tidur sebaiknya memiliki1 (satu) ahli Epidemiologi Klinik.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya nomenklatur organisasi PPI menyesuaikan dengan
kondisi SDM dan fasilitas yang dimiliki, namun harus tetap mengikuti kaidah penyelenggaraan PPI di
Fasyankes sebagaimana tercantum dalam lampiran I peraturan menteri ini.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS PIMPINAN/DIREKTUR
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS PIMPINAN

1. Membentuk Komite /Tim PPI dengan 6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian


Surat Keputusan. 7. antibiotika yang rasional dan disinfektan
2. Bertanggung jawab dan memiliki dirumah sakit berdasarkan saran dari Komite
komitmen yang tinggi terhadap /Tim PPI.
penyelenggaraan upaya pencegahan 8. Dapat menutup suatu unit perawatan atau
dan pengendalian infeksi. instalasi yang dianggap potensial menularkan
3. Bertanggung jawab terhadap penyakit untuk beberapa waktu sesuai
tersedianya fasilitas sarana dan kebutuhan berdasarkan saran dari
prasarana termasuk anggaran yang Komite/Tim PPI.
dibutuhkan. 9. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan (SPO) untuk PPI.
pengendalian infeksi. 10. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas
5. Mengadakan evaluasi kebijakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, terutama
pencegahan dan pengendalian infeksi bagi petugas yang berisiko tertular infeksi
berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI. minimal 1 tahun sekali, dianjurkan 6 (enam)
bulan sekali.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS KOMITE PPI
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS KOMITE PPI
1. Menyusun dan menetapkan serta 6.Memberi usulan untuk mengembangkan dan
mengevaluasi kebijakan PPI. meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan 7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah
PPI, agar kebijakan dapat dipahami sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
dan dilaksanakan oleh petugas 8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai
kesehatan. dengan
3. Membuat SPO PPI. prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
4. Menyusun program PPI dan 9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
mengevaluasi pelaksanaan program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber
tersebut. daya (SDM) RS dalam PPI.
5. Melakukan investigasi masalah atau 10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kejadian luar biasa HAIs (Healthcare kebijakan.
Associated Infections).
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS KOMITE PPI
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan 13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi
dan pengendalian Infeksi rumah sakit, al; bangunan dan pengadaanalat dan bahan kesehatan, renovasi

§ Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen

dalam penggunaanan antibiotika yang bijak dirumah sesuai dengan prinsip PPI.

sakit berdasarkan pola kuman dan resistensinya 14.Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila

terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
resistensi antibiotika. 15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang

§ Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans

menyusun kebijakan. proses.

§ Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan 16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan

clinical governance and patient safety. Penanggulangan Infeksi bila ada KLB dirumah sakit dan
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

periodik mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah


telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS KETUA KOMITE PPI
Ketua Komite PPI
Kriteria : 1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
Tugas :
1. Bertanggungjawab atas
§ Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
§ Penyusunan rencana strategis program PPI.
§ Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
§ Tersedianya SPO PPI.
§ Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
§ Memberikan kajian KLB infeksi di RS.
§ Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
§ Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko infeksi.
Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.
§ Terselenggaranya pertemuan berkala.
2. Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Direktur
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS SEKRETARIS KOMITE PPI

Sekretaris Komite PPI


Kriteria :
1. Dokter/IPCN/tenaga kesehatan lain yang mempunyai
minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
3. Purna waktu.
Tugas :
1. Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
2. Membantu koordinasi.
3. Mengagendakan kegiatan PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
PERAN DAN FUNGSI IPCD
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS IPCD
Tugas IPCD :
1. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi yang
IPCD / Infection Prevention tepat.
Control Doctor Kriteria 2. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
IPCD : 3. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi
antibiotika.
1. Dokter yang
4. Bekerjasama dengan IPCN/Perawat PPI melakukan monitoring
mempunyai minat kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB.
dalam PPI. Bersama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi,
2. Mengikuti pendidikan membuat laporan tertulis hasil investigasi dan melaporkan kepada
dan pelatihan dasar pimpinan rumah sakit.
5. Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama dengan
PPI.
bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
3. Memiliki kemampuan 6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat
leadership. pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
IPCN/IP/IPCP

IPCN (Infectionrevention and Control Nurse) Kriteria IPCN :


1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan
(S1 Kesehatan Masyarakat dengan latar belakang D3
Keperawatan, S1 Keperawatan)
2. Mempunyai minat dalam PPI.
3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN.
4. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
5. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
6. Bekerja purnawaktu.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Kriteria IPCP

§ Pendidikan minimal S1 Kesehatan


§ Pengalaman sebagai Praktisi Klinik
§ Pernah mengikuti pelatihan PPI Dasar, IPCN/IP/IPCP, seminar dan
workshop
§ Karakter terbuka, jujur, berani, tegas,sopan, punya integritas
§ Bersedia sebagai konsultan PPI 24 jam
§ Tidak melakukan askep
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Infection Preventionist (IP)


Infection Preventionist (IP)
§ Adalah kunci/motor dalam pencegahan infeksi, dan dalam kebanyakan kasus
ditetapkan sebagai orang yang memiliki tanggung jawab untuk program
pencegahan infeksi
§ IP bertanggung jawab untuk penyebaran informasi pencegahan infeksi,
termasuk data pengawasan dan keputusan kebijakan.
§ IP biasanya berasal dari latar belakang keperawatan, tetapi IP dapat berasal
dari disiplin ilmu lain seperti teknologi medis, mikrobiologi, dan kesehatan
masyarakat.
§ IP harus memiliki keakraban kerja, IP posisi deskripsi dan harus membuat
rekomendasi kepada pemerintah untuk revisi sebagai berevolusi profesi.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Infection Preventionist (IP)

Keamanan pasien adalah prioritas nomor satu


untuk IP, sehingga IP memastikan apakah:

ü Petugas kesehatan melakukan Kewaspadaan standar dan


Transmisi (HH, APD, Lingkungan, Limbah, Penyuntikan yang
aman, dekontaminasi, etika batuk, dlsb )
ü Perlindungan kesehatan Petugas (mendapatkan vaksinasi
yang tepat)
ü Dokter dan apoteker memberi antibiotik yang sesuai
ü Perawatan pemakaian kateter urine menetap, vena central,
vena perifer, Ventilasi mekanik, tindakan operasi )
ü Peugas memahami Pencegahan Infeksi (Pengetahuan PPI)
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Peran IPCN (IP/IPCP)


1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap hari
untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di baik rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan
memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite/Tim PPI.
4. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Peran IPCN (IP/IPCP)

5. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius/tertusuk bahan


tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
6. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yang terjadi di
fasyankes.
7. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan
menggunakan daftar tilik.
8. Memonitor pelaksanaan pedoman Penggunaan
antibiotika bersama Komite/Tim PPRA.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Peran IPCN (IP/IPCP)

9. Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan


melaporkan Surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas
pelayanan kesehatan bersama Komite / Tim PPI
10. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
11. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI.
12. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPI.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

Peran IPCN (IP/IPCP)


13. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan,
pasien, keluarga dan pengunjung tentang topik infeksi yang sedang
berkembang (New-emerging dan re-emerging) atau infeksi dengan
insiden tinggi.
14. Sebagai koordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
15. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI

§ IPCN/IP/IPCP purna waktu 1: 100 tt


§ Pendidikan minimal S1 Kesehatan
§ Pengalaman sebagai Praktisi
§ Pernah mengikuti pelatihan PPI Dasar, IPCN/IP/IPCP, seminar dan
workshop
§ Karakter terbuka, jujur, berani, tegas,sopan, punya integritas
§ Bersedia sebagai konsultan PPI 24 jam
§ Tidak melakukan askep
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI
dikumpulkan di rumah sakit secara periodik
DATA SURVEILANS
dan dianalisis setiap triwulan

Data surveilans meliputi:


1. Saluran pernapasan seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan
ventilasi mekanis, trakeostomi, dan lain-lain;
2. Saluran kemih seperti kateter, pembilasan urine, dan lain lain;
3. Alat invasif intravaskular, saluran vena perifer, saluran vena sentral, dan lain-
lain
4. Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptik, dan lain-lain;
5. Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik seperti Multidrug
Resistant Organism dan infeksi yang virulen; dan
6. Timbul nya penyakit infeksi baru atau timbul kembali penyakit infeksi di
masyarakat (Emerging and or Re- Emerging Disease).
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

SURVEILANCE

Proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus,


komprehensif dan dinamis berupa perencanaan, pengumpulan
data, analisis, interprestasi, komunikasi dan evaluasi dari data
kejadian infeksi yang dilaporkan secara berkala kepada pihak
yang berkepentingan berfokus pada strategi pencegahan &
pengendalian infeksi

Data surveilans meliputi angka kejadian HAI’s : Plebitis, ISK,


IDO, multi drugs resistant, penggunan anti biotik dan infeksi baru
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TUGAS IPCLN
IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Tugas IPCLN, sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas:
§ Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap masing-masing.
§ Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di
§ unitnya masing-masing.
§ Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi.
§ Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanya HAIs pada pasien.
§ Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur PPI
Berkoordinasi dengan IPCN.
§ Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung dan konsultasi prosedur yang harus
dilaksanakan.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
ANGGOTA KOMITE LAINNYA

Anggota Lainnya
Kriteria: 1. Tenaga diluar dokter dan perawat yang mempunyai
minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas: 1. bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan


berkoordinasi dengan unit
terkait lainnya dalam penerapan PPI
2. Memberikan masukan pada pedoman maupun
kebijakan terkait PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
TIM PPI
Ketua Tim Kriteria :
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

IPCN Kriteria dan uraian tugas mengikuti kriteria dan tugas IPCN pada komite PPI
,disesuaikan dengan fasilitas pelayanan kesehatannya.

Anggota lain Kriteria :


1. Perawat/tenaga lain yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas : Tugas Tim PPI mengikuti tugas komite PPI disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatannya.
YAYASAN
YAYASANCINTA
CINTA
KEBIJAKAN PPI KASIH SEJATI
SEJATI

C. Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional Kebijakan yang perlu dipersiapkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan adalah :
a. Kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan PPI sekaligus pengembangan SDM
Komite / Tim.
b. Kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan untuk seluruh petugas di
Fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Kebijakan tentang kewaspadaan isolasi meliputi kewaspadaan standar
dan kewaspadaan Transmisi termasuk kebijakan tentang penempatan
pasien.
d. Kebijakan tentang PPI pada pemakaian alat kesehatan dan tindakan operasi.
e. Kebijakan tentang kesehatan karyawan.
f. Kebijakan tentang pelaksanaan surveilans.
g. Kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang bijak.
h. Kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang melibatkan tim PPI.
i. Kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana prasarana.
j. Kebijakan penanganan kejadian luar biasa.
k. Kebijakan tentang pelaksanaan audit PPI.
50
l. Kebijakan tentang pengkajian risiko di fasilitas pelayanan kesehatan.
YAYASAN
YAYASANCINTA
CINTA
KEBIJAKAN PPI KEBIJAKAN PPI KASIH SEJATI
SEJATI

SPO yang perlu dipersiapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
a. Kewaspadaan standar:
1) RiskAsesment
2) Kebersihan Tangan
3) Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker,kaca mata/pelindung mata,perisai wajah, gaun,
apron, sepatu bot/sandal tertutup
4) Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
5) Pengendalian Lingkungan
6) Penatalaksanaan Limbah
7) Penatalaksanaan Linen
8) Penyuntikan yang aman dan pencegahan luka tusuk jarum
9) Penempatan Pasien
10) Higiene Respirasi/Etika Batuk
11) Aseptic technique

b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi kontak, droplet, airborne

C. Penerapan bundle HAIs


51
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM PPI
SARANA DAN FASILITAS
Sarana dan Fasilitas Pelayanan Penunjang
§ Sarana Kesekretariatan
§ Ruangan secretariat dan tenaga sekretarisyang purna waktu.
§ Komputer, printer dan internet.
§ Telepon dan Faksimili.
§ Sarana kesekretariat lainnya.

Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Surat Keputusan untuk Komite / Tim PPI.
b. Menyediakan anggaran untuk:
§ Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
§ Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
§ Pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat rutin.
§ Remunerasi /insentif/Tunjangan /penghargaan untuk Komite /Tim PPI.
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

KESIMPULAN

§ Kebijakan PPI mengatakan Semua RS dan Fasyankes lainnya harus


menerapkan PPI
§ Pelaksanaan PPI dengan terbentuknya Organisasi PPI sebagai
Komite ataupun Tim PPI
§ Dalam Pelaksanaan PPI harus ada kebijakan, pedoman, program,
SPO PPI
§ Dengan menerapkan kebijakan PPI di RS atau Fasyankes lainnya
akan menurunkan insiden rate HAIs
§ Kebijakan PPI merupakan bagian dari patient safety, dan patien
safety bagian dari mtu Layanan kesehatan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai