Anda di halaman 1dari 65

Creativity Session

PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR YANG TEPAT DAN BENAR


DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Costy Pandjaitan, CVRN,SKM,MARS.,PhD.CP.NLP.CPRM.,CPLM.,CIPP

LIPA-PKP
Serial X 2022
10 September 2022
Education/Course
Work Experiences
 RSCM (1979-1984)

Basic Course IPC APSIC Singapore , 2001 
RSJPDHK (1984-2013)

Advanced Course IPC APSIC Singapore, 2001 
CURICULUM 
Advanced Course IPC Hongkong, 2004
Infection Prevention Control Professional 1999-2013

Saat ini Pokja PP Kemenkes, Perdalin, PERSI, YCKS,
VITAE 
MOT Course IPC , MOH 2006
LARSI

MOT Course IPC , Thailand 2008

Congress APSIC Hongkong 2003, Singapore 2005, Malaysia 2007, Macau
2009, Meulborne 2011,Shanghai 2013,Thailand 2017, Vietnam 2019
Costy Pandjaitan,  Congress IPC , Tokyo 2009
 Course IPC APSIC Singapore 2010
CVRN,SKM,MARS.,PhD.CP.NLP.CPRM.,CPLM.,CIPP Tim Penyusun buku
 Course IPC CDC/WHO Hongkong 2010
Tempat/Tanggal Lahir: Pematang Siantar
 Course IPC TB 2016 Vietnam  Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes 2007
15 Agustus 1957  Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
Status: Menikah  Pedoman PPI di GILUT
Pendidikan terakhir: PhD  Pedoman PI HIV P2PL
0812 9632 7022, Experiences in abroad  Environment ASEAN OF APSIC

Email: costypandjaitan@gmail.com
. Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Inisiator pelatihan . Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
 PPI dasar Perdalian 2005 . Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
 Inisisator pelatihan PPI lanjut 2007 . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
 Inisiator pelatihan IPCN PERSI . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine (2011)
. Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
 Inisiator pelatihan IPCN lanjut 2009 PERSI
. Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012). Speaker di APSIC Vietnam 2019
 Inisiator pelatihan IPCD 2016 PERSII
 Pendiri HIPPII 2006
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Pembangunan kesehatan Kemajuan iptek Pelayanan kesehatan dituntut


merupakan bagian lebih berkualitas/bermutu
sangat pesat
integral dari
pembangunan Nasional
Setiap orang mempunyai hak
Patient Safety memperoleh pelayanan kesehatan
(PMK NO yang aman, bermutu dan
11/2017) bertanggungjawab
(UU RI NO 36/2009, PS 5;2)
SK
P5 Healthcare Associated Infections
(HAIs)
Sumber Daya
Manusia
PENCEGAHAN DAN yang profesional
PENGENDALIAN
INFEKSI
(PMK NO 27/2017)
KONSEP DASAR HAIS
Pengertian Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,
Healtcare Associated Infections meminimalkan kejadian infeksi pada
P pasien , petugas, pengunjung dan
(HAIs)
P masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi
I pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
Infeksi yang terjadi pada pasien selama dan evaluasi (PMK no 27/2017)
perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana Tujuan
pada saat masuk tidak ada infeksi atau
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi
tidak masa inkubasi ,termasuk infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan pada pasien ,
didapat di rumah sakit tapi muncul petugas dan pengunjung serta masyarakat sekitar
setelah pulang juga infeksi pada petugas rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
karena pekerjaannya (PMK no 27/2017) lainnya,
dengan mempertimbangkan cost effectiveness
FAKTOR PENYEBAB HAIs
Kondisi kebersihan lingkungan dan pembuangan limbah yang tidak memadai
 Infrastruktur yang buruk
Peralatan yang tidak memadai
Kekurangan staf
Jumlah pasien yang banyak
Pengetahuan pengendalian infeksi dasar yang buruk;
Kurangnya standar prosedur
Kurangnya pengetahuan tentang keamanan injeksi dan transfusi darah;
Tidak adanya pedoman dan kebijakan lokal dan nasional.
DAMPAK HAIs
Menciptakan penderitaan tambahan dan menimbulkan biaya tinggi
bagi pasien dan keluarga
Memperpanjang masa rawat inap di rumah sakit,
Menciptakan kecacatan jangka panjang,
Meningkatkan resistensi terhadap antimikroba,
Beban ekonomi tambahan yang besar untuk sistem Kesehatan,
Biaya tinggi bagi pasien dan keluarganya,
Meningkatkan morbilitas dan mortalitas
Tuntutan hukum
SOLUSI MASALAH HAIs (WHO)
Kebersihan tangan yang)
Penerapan tindakan pencegahan infeksi selama prosedur invasif
 Disinfeksi Permukaan Lingkungan yang tepat dan benar
Sistem pelaporan dan pengawasan di tingkat nasional;
Memastikan persyaratan minimum dalam hal fasilitas
Sumber daya khusus tersedia untuk surveilans HAIs di tingkat institusi
Mikrobiologi kapasitas laboratorium
Menerapkan kewaspadaan standar, khususnya praktik kebersihan
tangan terbaik di samping tempat tidur;
Meningkatkan pendidikan dan akuntabilitas staf
Melakukan penelitian
1
1

4
6
5
7

1
0

1
3

3
9
KEWASPADAAN ISOLASI
 Kebersihan tangan
LAPIS I : Kewaspadaan Standar  Penggunaan alat pelindung diri
 Pemrosesan alat kesehatan
 Penanganan linen
 Pengendalian lingkunaan
LAPIS II : Kewaspadaan  Penanganan limbah
berdasarkan transmisi  Perllindungan kesehatan
karyawan
 Penempatan Pasien
 Kontak  Etika batuk/bersin
 Droplet  Penyuntikan yang aman
 Airborne  Praktik lumbal punksi
TUJUAN PENERAPAN KEWASPADAAN
STANDAR

Untuk memutus mata rantai infeksi


SIAPA YANG MELAKSANAKAN KEWASPADAAN
STANDAR ?

Semua individu
terlibat di RS dan
Fasyankes

HH Penempatan pasien Praktik lumbal punksi


APD Pemrosesan alat kesehatan
Limbah Penanganan linen
Lingkungan Perlindungan Karyawan
Etika batuk Penyuntikan yang aman
Dokter

Semua individu Perawat dan Dokter


Perawat dan Dokter
KAPAN DILAKSANAKAN KEWASPADAAN STANDAR
?

Setiap saat memberikan pelayanan kesehatan di


Fasyankes, dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja
1. KEBERSIHAN TANGAN

 Tangan merupakan media transmisi


mikroorganisme
 Tangan bagaikan pistol, mikroorganisme
pelurunya, jika tidak melakukan Kebersihan
Tangan bisa membunuh (silent killer)
 Tanggungjawab setiap Individu untuk
membersihkan tangannya
 Kebersihan Tangan merupakan pilar dalam
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
 Mencegah HAIs dan AMR
1. KEBERSIHAN TANGAN (lanjutan)

 Kebersihan Tangan bertujuan memutus mata rantai


Infeksi sehingga dapat mencegah kejadian HAIs
(CAUTI,CLABSI, PLABSI,VAP,SSI Covid 19)
 Kebersihan Tangan dapat dilaksanakan dengan
menggosok tangan dengan handrub berbasis alcohol bila
20-30 dtk tangan tampak bersih atau mencuci tangan di air
mengalir bersih menggunakan sabun/antiseptic
 Fasilitas Kebersihan Tangan harus ada
 Dukungan Manajemen (kebijakan, pedoman, panduan,
program, SPO)

40-60 dtk
1. KEBERSIHAN TANGAN
(lanjutan)
INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
a. Lima saat melakukan Kebersihan Tangan saat melayani pasien yaitu sebelum kontak
pasien, sebelum tindakan aseptic, setelah menyentuh darah dan cairan tubuh, sekresi,
ekskresi, setelah menyentuh pasien, setelah menyentuh sekitar permukaan
lingkungan pasien
b. Bila tangan tampak kotor
c. Setelah menyentuh permukaan lingkungan atau peralatan yang terkontaminasi
d. Sebelum makan dan Setelah makan
e. Sebelum menyediakan makanan
f. Setelah tiba di Rumah sakit dan Sebelum meninggalkan Rumah Sakit
g. Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan
1. KEBERSIHAN TANGAN
(lanjutan)
Sebelum
melakukan
Kebersihan
Tangan pastikan
tidak ada asesoris
di tangan apapun
posisinya di RS

Dibawah asesoris
ada kolonisasi
mikroorganisme
1. KEBERSIHAN TANGAN
(lanjutan)
STRATEGI MENINGKATKAN PPI
KEBERSIHAN TANGAN Perubahan Perilaku
Individu

PERUBAHAN
SISTEM
PELATIHAN REMINDER EVALUASI BUDAYA

Staf medic Poster


Kebijakan Staf keperatan Benner
Pedoman Staf Penunjang
Audivisual Monev
Paien & kel
Panduan Mahasiswa Perlombaan Audit
SOP Duta HH
Pengunjung
Pet.Kebersihan
feedback
Sarana T. Parkir
Role of hand hygiene in AMR
Control

World Antibiotic Awarness Week


(WAAW) 13-19 November 2017
Campaign

Save Lives: Clean Your Hands,


Which used the slogan:

“Fight antibiotic resistance-it`s in


your handa”
Patients will be angry if they notice I
forget to cleanse my hands
26
2. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
Digunakan/dipakai jika melakukan tindakan terpapar atau kemungkinan
terpapar darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi , kecuali keringat, segera lepas
jika selesai tindakan

 Sepatu (Melindung kaki)


 Gaun lengan panjang (Melindung lengan dan baju)
 Masker ( Melindung membrane mukosa mulut dan hidung)
 Googles atau dan face-shield (Melindung mata dan wajah)
 Topi (Melindung rambut kepala)
 Sarung Tangan (Melindung Tangan)
MANFAAT APD

Melindungi kepala
Melindungi mulut Melindungi wajah
Topidan
hidung
Masker

Melindungi baju & lengan

Melindungi tangan

Melindungi kaki
2. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (lanjutan)

JENIS-JENIS
APD
2. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (lanjutan)

Di era Covid 19 berubah

Semua orang dianggap suspek

Semua pakai masker +


Kaca mata
PEMILIHAN PENGGUNAAN APD
Sendiri atau kombinasi

Aplikasi pemakaian APD ditentukan adanya


paparan (darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi)
dan dinamika Transmisi (Kontak, droplet dan
airborne)
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI
• Selalu kebersihan tangan sebelum dan sesudah
penggunaan APD
• APD harus selalu tersedia sesuai ukuran
• Pemilihan penggunaan APD sesuai indikasi yaitu risiko
paparan (darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi) dan
dinamika transmisi (Kontak, droplet, airborne)
• Selalu gunakan sebelum kontak pasien tanpa
menyentuh permukaan lingkungan lain
• Ganti APD sarung tangan setiap selesai melakukan
Tindakan
• Ganti APD gaun setiap selesai melakukan tindakan
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI

• Segera lepas setelah selesai tindakan/tugas


/meninggalkan area perawatan
• Sekali pakai untuk setiap tindakan dan setiap
pasien
• Setiap APD yang terlihat ternoda masif harus
segera diganti
• APD yang sudah dipakai ditempatkan pada
kontainer yang sudah tersedia sesuai alatnya
• Setiap selesai tindakan APD harus segera
dilepas
Jenis APD dan waktu penggunaannya
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
(DEKONTAMINASI)

 Pemrosesan peralatan perawatan Pasien (Dekontaminasi)


merupakan hal penting untuk memutus mata rantai Infeksi,
sehingga mencegah terjadinya Infeksi HAIs
 Peralatan perawatan Pasien harus Segera diproses setelah
dipakai, sehingga aman untuk dipakai selanjutnya
 Pemrosesan Peralatan perawatan Pasien sesuai dengan
klasifikasi peralatan menurut Spaulding
 Peralatan perawatan pasien Covid 19 tersendiri, setelah
dipakai segera diproses dekontaminasi
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
(DEKONTAMINASI)
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
(DEKONTAMINASI)

 Segera proses alat kesehatan yang sudah dipakai melalui proses pre-
cleaning – cleaning – disinfeksi –sterilisasi sesuai klasifikasi
peralatan; kritikal-semi kritikal-non kritikal
 Simpan peralatan yang sudah diproses sesuai kebijakan dan SOP
 Tidak menempatkan peralatan kesehatan sembarang tempat
 Tidak menggunakan peralatan kesehatan sebelum diproses setelah
dipakai sebelumnya
PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN PASIEN
(DEKONTAMINASI)
ALUR PEMROSESAN PERALATAN PERAWATAN
PASIEN SETELAH DIPAKAI

PRE CLEANING CLEANING


(Rendam dengan (Dalam wadah dan
enzymatik/detergen) air mengalir) DRYING

Sterilisasi

Peralatan Kritikal

Minimal
DTT
Simpan
Peralatan semi
Kritikal Peralatan non Kritikal
4. PENANGANAN LINEN

 Ganti linen setiap satu atau dua hari atau jika kotor dan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit
 Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup, dan tidak bercampur
dengan peralatan lainnya
 Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan linen
kotor tanpa noda darah dan cairan tubuh
4. PENANGANAN LINEN (lanjutan)

Ganti linen setiap hari, minimal Tidak menempatkan linen Gunakan trolley linen saat
Pastikan linen dipakai dilantai mengangkut linen
setiap dua hari
kondisi bersih

Lipat linen sedemikian


Seterika linen sesuai dengan rupa sesuai standar Linen disimpan dalam lemari
Mencucui linen pakai bahan linen tertutup
airpanas dan detergen
Linen infeksius adalah linen yang ternoda darah dan cairan tubuh, kecuali dari ruang Isolasi
seluruh linen yang berasal dari ruang isolasi dianggap linen infeksius
5. Pengendalian Lingkungan RS
5. PENGENDALIAN LINGKUNGAN

 Pertahankan ventilasi udara ruangan bersih dan baik,tidak bau


 Pertahankan mutu air di bersih
 Pertahankan permukaan lingkungan ruangan senantiasa dalam kondisi
bersih
 Tempatkan peralatan ruangan sedemikian rupa sehigga mudah untuk
dibersihkan, lakukan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
 Idealnya tidak ada visitor/pengunjung, kecuali kondisi pasien kritis, tetap
pertahankan pengunjung pakai masker bedah, kebersihan tangan, social
distancing
5. PENGENDALIAN LINGKUNGAN (lanjutan)

Tidak perlu melakukan fogging/penyemprotan, karena tidak bermakna, justru


berbahaya kepada manusia
Lakukan pembersihan sekitar lingkungan dengan cara
pengelapan seluruh permukaan lingkungan ruangan dan pengepelan seluruh lantai
ruangan dengan cairan detergen kemudian bersihkan dengan air bersih selanjutnya
menggunakan klorin 0.5 % kemudian bilas dengan air bersih
Selalu bergerak dri area bersih kearea kotor
Bersihkan dari area tinggi ke area rendah dan dari luar kedalam
Area isolasi dibersihkan terakhir
Disarankan Menggunakan sapu lembab/lobby duster meminimalkan debu
Pakai system tiga ember, gunakan detergen-air bersih –disinfectan- air bersih
6. PENANGANAN LIMBAH

Terkontaminasi
darah, cairan tubuh,
sekresi dan
ekskresi

Tidak
terkontaminasi
darah, cairan
tubuh, sekresi dan
ekskresi

Pisahkan limbah sesuai jenis


limbah
Segera buang sesuai
kebijakan SPO
Setelah ¾ penuh sealed
Limbah tanggung jawab
setiap individu
6. PENANGANAN LIMBAH (lanjutan)

 Segera buang limbah yang dihasilkan, ke tempat


pembuangan limbah sesuai kebijakan dan SOP
 Pertahankan tempat limbah tidak lebih mencapai 3/4
penuh sudah dibuang
 Pertahankan kebersihan kontainer sampah senantiasa
bersih
Infeksius (hazard) 10 % Ternoda
darah dan
Patho Kontaminasi darah & cairan tubuh
logical cairan tubuh

Penanganan Sharp Jarum suntik ,scapel,lancet


Limbah
General (non hazard) 85 %
Tidak
Tidak Ternoda
Pembungkus jarum, darah dan
kontaminasi
cairan,pempers,topi,masker
3R darah
&cairan
,sarung tangan,
cairan tubuh

plabot,tubing set
tubuh
REUSE
RE DUCE Chemical radioactive 5 %
RECYCLE Gas anaesthesi,limbah
chemotherapi,air raksa
7. PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN

 Pastikan kondisi sehat saat bekerja


 Pemantauan Kesehatan secara berkala
 Vaccinasi Hepatitis B
 Waktu bekerja 40 jam/minggu atau 7-8 jam/hari
 Nakes setelah bekerja boleh pulang di masa pandemic
Covid 19
 Berpakaian rapi dan bersih, tidak menggunakan asesoris di
tangan
 Makanan bergizi , tidak merokok
 Tidak berbagi barang pribadi kepada orang lain
7. PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN (lanjutan)

 Pertahankan kondisi kesehatan prima saat bekerja, jika flu tidak boleh bekerja
 Pertahankan tidak menggunakan asesoris di tangan saat bekerja
 Pertahankan menggunakan pakaian seragam baju kerja dalam kondisi bersih
 Name tag? Sebaiknya saat bekerja tidak dipakai, tanda pengenal border nama di
baju
 Tidak merokok
 Monitor, evaluasi dan laporkan karyawan yang menderita tanda dan gejala Covid
19
7. PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN (lanjutan)

 Tidak melakukan recapping jarum bekas pakai


 Tidak mengusap-usap wajah dengan tangan
 Setelah pulang kerja segera ke kamar mandi , baju kotor
langsung direndam dalam ember dengan detergen, mandi dan
keramas ganti baju
 Makan bergizi buah dan sayur2an , minum banyak air putih.
 Laksanakan PHBS
8. PENEMPATAN PASIEN
 Tempatkan pasien dengan jarak minimal satu meter
 Pisahkan pasien jika tdk bisa menjaga kebersihan lingkungannya
 Tempatkan pasien sesuai dengan transmisi mikroorganisme kontak, droplet,
airborne
 Tempatkan pasien dengan suspek , confirm Covid 19 tersendiri, jika tidak
memungkinkan kohorting , Jarak TT 1.8 - 2 m
 Toilet tersendiri, jika gabung dibersihkan secara rutin 2-4 jam
 Ventilasi alamiah, pertukaran udara 6 -12 ACH
Penempatan Pasien Covid di ICU
Single room, jika kohorting jarak TT dua meter
Ventilasi baik dengan 12 ACH
Pakai closed suction, open suction tidak dianjurkan
Ventilator dengan single circuit
Kebersihan tangan dan ganti sarung tangan setiap kontak pasien
Jangan menyentuh wajah, Permukaan apron,masker,faceshield sepanjang
merawat Pasien
Chart Pasien berada di luar ruangan Pasien
Selalu kebersihan Tangan sebelum dan Setelah menyentuh catatan Medical
Record
9. PENYUNTIKAN YANG AMAN

 Pertahankan senantiasa menggunakan jarum suntik sekali pakai


 Segera buang jarum suntik yang sudah dipakai ke tempat benda tajam
tahan tusuk dan tahan air
 Tidak menempatkan jarum suntik habis pakai di sembarang tempat
 Tidak pernah menutup kembali jarum suntik yang telah digunakan
 Obat suntikan kalau sdh dilarutkan segera diberikan
9. PENYUNTIKAN YANG AMAN (lanjutan)
TUJUH LANGKAH MENUJU SUNTIKAN AMAN ( WHO)
1. Tempat kerja bersih
2. Kebersihan Tangan

7
3. Jarum suntik aman dan steril
4. Wadah steril untuk obat dan pelarut
5. Pembersihan dan antisepsis kulit
6. Pengambilan benda tajam sebagaimana
mesetinya
7. Pembuangan Limbah sesuai standar
9. PENYUNTIKAN YANG AMAN (lanjutan)

Ambil obat Teknik Segera obat suntik Buang jarum suntik ke


Jarum suntik sekali
pakai aseptik diberikan tempat safety box

Setiap suntikan dapat Suntikan IV pakai Suntikan IM pakai


1 menyebabkan
sarung tangan sarung tangan
 HIV 2 4
 HBV
 HCV Tdk ada perbedaan
Sebelum dan sesudah 5 suntikan pasien covid dan
menyuntik lakukan non covid
3
Kebersihan tangan
10. ETIKA
Masker
BATUK/BERSIN

Masa Pandemik Covid 19, semua orang pakai masker (Pro-Kes)


Pertahankan senantiasa melaksanakan kebersihan pernapasan/etika batuk
Tidak mengupil saat bertugas, Tidak mengusap-ngusap wajah dan mata
11. PRAKTIK LUMBAL PUNKSI

Setiap klinisi saat melakukan lumbal punksi, harus


menggunakan masker bedah
KESIMPULAN

 Kewaspadaan Standar merupakan lapis pertama dari Kewaspadaan


Isolasi, bertujuan untuk memutus mata rantai Infeksi
 Kewaspadaan Standar diterapkan kepada semua pasien tanpa
melihat apakah ada Infeksi atau tidak Infeksi
 Kewaspadaan standar ada 11 unsur
 Penerapan Kewaspadaan standar dilaksanakan semua individu ,baik
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat
 Penerapan Kewaspadan Standar perlu dukungan dari Manajemen
Referensi

1.Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19) KeWorld Health Organization (WHO).2020. Rational use of
personal protective equipment kemskes RI Juli 2020
2.for coronavirus disease 2019 (COVID-19). Interim guideline 27 February 2020.
3.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
4.World Health Organization (WHO).2020. Rational use of personal protective equipment for coronavirus disease (COVID-19).
https://apps.who.int/iris/handle/10665/331215
5. World Health Organization (WHO).2020. Surveillance strategies for COVID-19 human infection Interim guidance 10 May 2020.
Tersedia pada https://apps.who.int/iris/handle/10665/332051
6. World Health Organization (WHO).2020. Surveillance strategies for COVID-19 human infection Interim guidance 10 May 2020.
Tersedia pada https://apps.who.int/iris/handle/10665/332051
7.Guidelines for Infection Control in Dental Health-Care Settings—2003 www.cdc.gov/mmwr/PDF/rr/rr5217.pdf 2007

Anda mungkin juga menyukai