Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI SUMBER DAYA ALAM

QUIZ M7

Disusun oleh:

Andre S Pratama. (225040200111211)


Daffa Nicholas. (225040207111025)
Farhan Ramadhan (225040207111072)
Leonid K Simarmata (225040200111209)

PROGRAM AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULAT PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
1. Apa tujuan utama dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan
Air?
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b) Melindungi dan mengelola sumber daya tanah dan air secara berkelanjutan
c) Menetapkan tarif baru untuk penggunaan tanah dan air
d) Memperluas pemanfaatan tanah untuk kepentingan industri

2. Siapa yang bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan konservasi tanah dan air
menurut
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air?
a) Menteri Keuangan
b) Menteri Pekerjaan Umum
c) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
d) Menteri Perindustrian

3. Apa yang dimaksud dengan istilah "konservasi tanah dan air" dalam Undang-Undang Nomor
37
Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air?
a) upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.
b) penyedia dan penyimpan unsur hara dan air, media pengatur tata air, dan sebagai sistem
penyangga kehidupan secara lestari.
c) Tanah yang digunakan secara eksklusif untuk kepentingan industri
d) upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dan
manusia di dalam DAS serta segala aktivitasnya agar terwujud kelestarian dan keserasian
ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumber daya alam bagi manusia secara
berkelanjutan

4. Manakah di antara berikut yang merupakan prinsip dasar konservasi tanah dan air yang
diatur
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air?
a) Pemanfaatan tanah dan air yang berlebihan
b) Pembatasan akses masyarakat terhadap tanah dan air
c) Pengelolaan tanah dan air secara berkelanjutan
d) Penghapusan perlindungan terhadap ekosistem alami

5. menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air maka
Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air berdasarkan pada asas, kecuali:
a. partisipatif; keterpaduan
b) Praktik pertanian berkelanjutan
c) Keseimbangan; keadilan
d) Kemanfaatan; kearifan lokal dan kelestarian

6. Bagaimana peran masyarakat dalam implementasi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014


tentang Konservasi Tanah dan Air?
a) Tidak memiliki peran aktif
b) Hanya sebagai pengguna tanah dan air
c) Berpartisipasi dalam pengelolaan dan konservasi tanah dan air
d) Hanya mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah

7. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air,
mana
yang paling kurang tepat dari pernyataan ini terkait dengan pemberdayaan dan peran serta
masyarakat:
a. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat secara terencana dan berkesinambungan.
b. Pemberdayaan diselenggarakan dalam bentuk fasilitasi yang meliputi:pengakuan legalitas
hasil Konservasi Tanah dan Air;pengembangan kelembagaan; bantuan modal; bimbingan
teknologi; penyuluhan; dan pendidikan dan pelatihan
c. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sesuai dengan kewenangannya wajib melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat secara terencana dan berkesinambungan.
d. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, dilakukan dengan memperhatikan
kearifan lokal, dan masyarakat berperan dalam: penyusunan perencanaan; pendanaan;
pengawasan; dan/atau pengajuan gugatan perwakilan/kelompok

8. Pembayaran imbal jasa lingkungan dalam penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air dalam
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air, kecuali:
a. dikenakan kepada Pemerintah Daerah terkait kewajiban pelayanan publik yang menyangkut
hajat hidup orang banyak
b. dikenakan kepada penerima manfaat atas sumber daya Tanah dan Air, bertanggung jawab
membayar untuk kepentingan penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air.
c. dikenakan kepada pemberi manfaat atas sumber daya Tanah dan Air, bertanggung jawab
membayar untuk kepentingan penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air.
d. dikenakan kepada Pemerintah Pusat terkait kewajiban pelayanan publik yang menyangkut
hajat hidup orang banyak

9. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air
Setiap
Orang yang menggunakan Tanah dan Air pada Lahan di Kawasan Lindung dan kawasan
Budidaya wajib menyelenggarakan Konservasi Tanah dan Air dengan melakukan pelindungan
Fungsi Tanah pada Lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, pemulihan Fungsi Tanah
pada Lahan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan untuk mencegah terjadinya
degradasi
Lahan berat, bila melanggar maka dapat dikenakan sanksi administratif, kecuali:
a. peringatan lisan; peringatan tertulis; penghentian sementara kegiatan; penghentian
sementara pelayanan umum; penutupan lokasi kegiatan; pencabutan insentif; denda
administratif; pelaksanaan tindakan tertentu; dan/atau pencabutan izin.
b. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang di bidang Konservasi Tanahdan Air yang tidak
melaksanakan kewajiban dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yaitu pemecatan dari Jabatannya
c. Orang perseorangan yang melakukan konversi penggunaan Lahan Prima di Kawasan
Lindung atau konversi penggunaan Lahan di Kawasan Budi Daya yang mengakibatkan
degradasi Lahan berat dikenai sanksi administratif berupa: peringatan tertulis; dan/atau
denda
d. Badan hukum atau badan usaha yang melakukan konversi penggunaan Lahan Prima di
Kawasan Lindung atau melakukan konversi penggunaan Lahan Prima di Kawasan Budi
Daya yang mengakibatkan degradasi Lahan berat dikenai sanksi administratif berupa:
peringatan tertulis; denda; dan/atau pencabutan izin kegiatan
.
10. Apa yang dimaksud dengan "zonasi" dalam Undang-Undang tersebut?
a) Pembatasan penggunaan tanah dan air berdasarkan zona tertentu
b) Penetapan wilayah yang bebas dari upaya konservasi
c) Pengelolaan tanah dan air tanpa memperhatikan wilayah tertentu
d) Penghapusan zona-zona konservasi yang ada sebelumnya

11. Konservasi Tanah dan Air berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 adalah
a. upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemanfaatan Fungsi Tanah pada Lahan
sesuai
dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan
dan kehidupan yang lestari.
b. upaya pelindungan, pemulihan, penangguhan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
sesuai dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.
c. upaya pelindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
sesuai
dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan
dan kehidupan yang lestari.
d. upaya pelindungan, pemulihan, restorasi, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan
sesuai
dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan
dan kehidupan yang lestari
.
12. Dalam perencaan Konservasi Tanah dan Air berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2014
adalah, kecuali:
a. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air jangka panjang dan jangka menengah memuat
inventarisasi dan identifikasi kualitas tanah, sasaran, serta upaya penyelenggaraan
Konservasi Tanah dan Air.
b. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air tahunan memuat sasaran, pengelolaan,
pemantauan, dan pembiayaan.
c. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air jangka panjang dan jangka menengah dan tahunan
memuat inventarisasi dan identifikasi kualitas tanah, sasaran, pembiyaan serta upaya
penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air.
d. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air harus memperhatikan rencana tata ruang wilayah
dan rencana pembangunan nasional dan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

13. Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2014
meliputi, kecuali:
a. pelindungan Fungsi Tanah pada Lahan diselenggarakan untuk menjaga dan
mempertahankan
Lahan Prima;
b. pemulihan Fungsi Tanah pada Lahan diselenggarakan untuk mengembalikan kemampuan
dan Fungsi Tanah pada Lahan Prima;
c. peningkatan Fungsi Tanah pada Lahan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
Lahan Kritis dan Lahan Rusak yang sudah diperbaiki.; dan/atau
d. pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan diselenggarakan untuk memelihara Lahan Prima,
Lahan
Kritis, dan Lahan Rusak yang sudah diperbaiki guna menjamin kelestarian Fungsi Tanah pada
Lahan.

14. Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2014
dilakukan dengan metode, kecuali:
a. vegetatif dan agronomi;
b. Tindakan pemeliharaan kawasan lindung dan kawasan budidaya
c. sipil teknis pembuatan bangunan Konservasi Tanah dan Air;
d. manajemen; dan/atau metode lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

15. Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2014
dilaksanakan berdasarkan unit, kecuali:
a. Daerah Aliran Sungai
b. Ekosistem
c. Satuan lahan
d. Landform

16. Lahan di Kawasan Lindung dan di Kawasan Budi Daya berdasar Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2014 dibagi berdasarkan kualitasnya digolongkan menjadi, keculai:
a. Lahan Prima;
b. Lahan Kritis;
c lahan bekas tambang
d. Lahan Rusak
17. Apa tujuan dari pasal "Pengamanan untuk Menjamin Pelindungan Fungsi Tanah pada
Lahan"
dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air?

a) Mengizinkan pemanfaatan tanah secara bebas


b) Memastikan perlindungan fungsi tanah yang berkelanjutan
c) Mempercepat konservasi tanah dan air untuk kepentingan ekonomi
d) Meningkatkan pemanfaatan tanah untuk kepentingan industri
18. Apa yang dimaksud dengan "fungsi tanah" dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014
tentang Konservasi Tanah dan Air?

a) Kemampuan tanah untuk menghasilkan tanaman


b) Manfaat ekonomi yang diperoleh dari tanah
c) Peran tanah dalam siklus hidrologi
d) Kegunaan dan peran tanah dalam ekosistem dan kehidupan manusia

19. Metode agronomi dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah
dan
Air dapat berupa kegiatan:
a. pemberian mulsa; pemberian amelioran;
b. pengaturan pola tanam; pengayaan tanaman; penanaman mengikuti kontur;
c. pengolahan tanah konservasi; rumput-rumputan; sengkedan;
d. pemupukan; pemanenan; dan/atau kegiatan lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.

20. Metode sipil teknis pembuatan bangunan Konservasi Tanah dan Air dalam Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air dapat berupa:
a. sengkedan; teras guludan; pemberian mulsa; perdu;
b. teras bangku; saluran buntu atau rorak;saluran pembuangan air; terjunan air;
c. pengendali jurang; sumur resapan; kolam retensi
d. dam pengendali; dam penahan; beronjong.

21 Berdasar Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air Setiap
Orang
berhak, kecuali:
a. memperoleh manfaat atas Fungsi Tanah pada Lahan yang dihasilkan dari penyelenggaraan
Konservasi Tanah dan Air; terlibat dalam perencanaan Konservasi Tanah dan Air; berperan
serta dalam penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air;
b. melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air, baik langsung
maupun tidak langsung; mendapatkan pendampingan, advokasi, dan pelayanan dalam
penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air;
c. Melaporkan ke Pemerintah dan Tidak boleh melakukan gugatan melalui pengadilan terhadap
berbagai masalah yang terkait dengan penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air yang
merugikan,
d. mengajukan keberatan, laporan, dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas
penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air yang merugikan
;
22. Pendanaan penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air dalam Undang-Undang Nomor 37
Tahun
2014 tentang Konservasi Tanah dan Air, kecuali:
a. menjadi tanggung jawab Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah¬, pemegang hak atas
tanah,
pemegang kuasa atas tanah, pemegang izin, dan/atau pengguna Lahan, baik sendiri-sendiri
maupun bekerja sama,
b. Sumber pendanaan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, badan hukum, badan usaha, perseorangan, dan/atau sumber
lain yang sah dan tidak mengikat berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. Sumber pendanaan berasal dari pembayaran imbal jasa lingkungan terhadap
penyelenggaraan
Konservasi Tanah dan Air.
d. Iuran masyarat daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan secara transparan dan
akuntabel

23. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air bertujuan untuk
melindungi sumber daya alam yang mana?
a) Udara dan tanah
b) Tanah dan air
c) Air dan hutan
d) Hutan dan tanah

24. Apa hukuman yang dapat dikenakan kepada pelanggar Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2014
tentang Konservasi Tanah dan Air?
a) Hukuman denda
b) Hukuman kurungan
c) Hukuman sosial
d) Semua jawaban benar

25. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air,
mana
yang paling kurang tepat dari pernyataan ini terkait dengan ketentuan pidana:
a. Orang perseorangan yang karena kelalaiannya melakukan konversi penggunaan Lahan
Prima di Kawasan Lindung yang mengakibatkan degradasi berat Lahan Prima dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
b. Orang perseorangan yang karena kelalaiannya melakukan konversi penggunaan Lahan
Prima di Kawasan Lindung yang mengakibatkan bencana dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
c. Orang perseorangan yang karena kelalaiannya melakukan konversi penggunaan Lahan
Prima di Kawasan Budi Daya yang mengakibatkan degradasi berat Lahan Prima dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
d. Petani penggarap tanaman pangan yang tidak memiliki Lahan usaha tani dan menggarap
paling luas 2 ha (dua hektare), petani yang memiliki Lahan dan melakukan usaha budi daya
tanaman pangan pada Lahan paling luas 2 ha (dua hektare), dan/atau petanihortikultura,
pekebun, atau peternak skala usaha kecil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang melakukan tindak pidana yang karena kelalaiannya melakukan konversi
e. penggunaan Lahan Prima di Kawasan Lindung dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah

Anda mungkin juga menyukai