Anda di halaman 1dari 11

Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir dan Pulau-

pulau Kecil :
Pemberian hak atas tanah pada :
a. Pantai untuk bangunan digunakan untuk
pertahanan dan keamanan, pelabuhan, tower
penjaga keselamatan pengunjung pantai, tempat
tinggal masyarakat hukum adat atau masyarakat
yang secara turun temurun sudah bertempat tinggal
ditempat tersebut dan/atau pembangkit tenaga
listrik.
b. Perairan pesisir untuk bangunan program strategis
negara, kepentingan umum, pemukiman di atas air
bagi masyarakat hukum adat, dan/atau pariwisata.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka para
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi agar segera melakukan inventarisasi tanah-
tanah timbul dan tanah hilang yang terjadi secara
alami. Untuk tanah yang hilang apabila sudah ada
sertipikatnya agar disesuaikan. Untuk tanah yang akan
direklamasi sebelumnya harus diberi tanda-tanda
batasnya sehingga bisa diketahui luas tanah yang
nantinya selesai direklamasi.
Selanjutnya kepada para pemohon hak atas tanah
timbul tersebut dapat segera diproses melalui prosedur
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
(Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN tanggal 09-
05-1996 No.410-1293 perihal Penerbitan Status Tanah
Timbul dan Tanah Reklamasi).
Menurut Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah, tanah yang
berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi di
wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau,
dan bekas sungai dikuasai langsung oleh negara.

Dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum,


tanah di pesisir tidak termasuk dalam pengaturan UU
No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum.
Reklamasi WP-3-K:
Reklamasi menurut Pasal 34 UU No.27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
pada :
(1) Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat
dan/atau nilai tambah Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil ditinjau dari aspek teknis, lingkungan,
dan sosial ekonomi.
(2) Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib menjaga dan memerhatikan :
a) keberlanjutan kehidupan dan penghidupan
masyarakat;
b) keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan
dan kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil ;
serta
c) persyaratan teknis pengambilan, pengerukan,
dan penimbunan materiil.
Indonesia belum memiliki suatu undang-undang
khusus reklamasi, maka peraturan-peraturan hukum
reklamasi tersebut tersebar diberbagai macam
peraturan perundang-undangan baik yang langsung
mengaturnya maupun yang ada kaitannya yaitu :
1. Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945, kepastian hukum
mengenai masyarakat hukum adat dan hak-hak
tradisionalnya dan persyaratannya.
2. Pasal 34 UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, memberikan
kepastian hukum reklamasi adalah pranata hukum
yang sah dengan memperhatikan persyaratannya,
kepastian hukum terhadap masyarakat adat dan
masyarakat lokal dipesisir dan pulau-pulau kecil
Pasal 1 butir 32, berupa jaminan keberlanjutan
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
3. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, dalam Pasal 74 perseroan dalam
menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggungjawab sosial dan
lingkungan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Pasal 66 ayat (2) huruf c kewajiban direksi dalam
laporan tahunan memberikan laporan pelaksanaan
tanggungjawab sosial dan lingkungan.
Hak masyarakat pesisir dalam pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil menurut Pasal 60 ayat (1)
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 adalah :
a. memperoleh akses terhadap perairan yang telah
ditetapkan HP3;
b. memperoleh kompensasi karena hilangnya akses
terhadap sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil yang menjadi lapangan kerja untuk
memenuhi kebutuhan akibat pemberian HP3 sesuai
peraturan perundang-undangan;
c. melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya
pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan hukum
adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan;
d. memperoleh manfaat atas pelaksanaan pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
e. memperoleh informasi berkenaan dengan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
f. mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak
yang berwenang atas kerugian yang menimpa
dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
g. menyatakan keberatan terhadap rencana
pengelolaan yang sudah diumumkan dalam jangka
waktu tertentu;
h. melaporkan kepada penegak hukum atas
pencemaran dan/atau perusakan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil yang merugikan
kehidupannya;
i. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap
berbagai masalah pesisir dan pulau-pulau kecil
yang merugikan kehidupannya; serta
j. memperoleh ganti kerugian.

Anda mungkin juga menyukai