Hadist Manjemen (Bekerja Secara Rutin, Reward Dan Punishment)
Hadist Manjemen (Bekerja Secara Rutin, Reward Dan Punishment)
Disusun oleh :
ACHMAD RAZI
ANGGI JUMARAN
Dosen Pengampu :
Dr. Moh. Sulhan, M.Ag.
Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidaklah lepas dari peran
seorang guru yang merupakan pusat pembelajaran. Setiap media, metode dan
model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa, baik hasil belajar dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotor. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa
setelah mengalami kegiatan belajar” (Rifa’i dan Anni 2009: 85). Guru selalu
perhatian terhadap tingkah laku belajar siswa, modifikasi tingkah laku siswa
dalam belajar dengan memberikan reward atau punishment, sebagai reinforcement
positif dan negative, dan penerapan prinsip pembelajaran individual terhadap
pembelajaran klasikal.
َعْن َرُسْو ِل اِهلل َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم ِفْيَم ـا، َعِن اْبِن َعَّباٍس َر ِض َي اُهلل َعْنُه َم ـا
َّمُث، «ِإَّن اَهلل َك َتَب اْلـَح َس َناِت َو الَّس ِّيـَئاِت: َقاَل، َيْر ِو ْيِه َعْن َر ِّبِه َتَباَر َك َو َتَعاىَل
َو ِإْن، َك َتَبَه ا اُهلل ِعْنَد ُه َح َس َنًة َك اِم َلًة، َفَم ْن َه َّم َحِبَس َنٍة َفَلْم َيْع َم ْلَه ا، َبَنَّي َذِلَك
َه َّم ِبـَه ا َفَعِم َلَه ا َك َتَبُه الّلـُه َعَّز َو َج َّل ِعْنَد ُه َعْش َر َح َس َناٍت ِإىَل َس ْبِعِم اَئِة ِض ْع ٍف ِإىَل
، َو ِإْن َه َّم ِبَس ِّيـَئٍة َفَلْم َيْع َم ْلَه ا ؛ َك َتَبَه ا اُهلل ِعْنَد ُه َح َس َنًة َك اِم َلًة، َأْض َعاٍف َك ِثْيَر ٍة
ِل ِف ِر ِح ِم ِإ
َرَو اُه اْلـُبَخ ا ُّي َو ُمْس ٌم ـْي.» َك َتَبَه ا اُهلل َس ِّيَئًة َو ا َد ًة، َو ْن َه َّم َهِبـا َفَع َلَه ا
ِف ِذِه ِح
َص ْيَح ْيِه َم ـا َهِب اْلـُح ُر ْو
Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Azza wa Jalla . Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-
kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa
berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap
menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat
kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai
sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak.
Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka
Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan
barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh
menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim dalam kitab
Shahiih mereka]
TAKHRIJ HADITS :
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 6491), Muslim (no. 131
[207]) dan Ahmad (I/310, 361).
، َح َّد َثيِن َأيِب: َأۡخ َبَر َن ا ُمَع اُذ ۡب ُن ِه َش اٍم: ) – َح َّد َثَنا ِإۡس َح اُق ۡب ُن ِإۡب َر اِه يَم٧٨٢(
َل: َعۡن َعاِئَش َة َر ِض اُهلل َعۡن َه ا َق اَلۡت، َح َّد َثَنا َأُبو َس َلَم َة: َعۡن َيىَي ۡب ِن َأيِب َك ِث ٍري
َي
َو َك اَن. َيُك ۡن َر ُس وُل اِهلل ﷺ يِف الَّش ۡه ِر ِم َن الَّس َنِة ۡكَأ َثَر ِص َياًم ا ِم ۡن ُه يِف َش ۡع َباَن
َو َك اَن.) َف ِإَّن اَهلل َلۡن َمَيَّل َح ٰىَّت َمَتُّل وا، (ُخ ُذ وا ِم َن اۡل َأۡع َم اِل َم ا ُتِط يُق وَن: َيُق وُل
.) (َأَح ُّب اۡل َعَم ِل ِإىَل اِهلل َم ا َداَو َم َعَلۡي ِه َص اِح ُبُه َو ِإۡن َقَّل: َيُقوُل
177. (782). Ishaq bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami: Mu’adz bin
Hisyam mengabarkan kepada kami: Ayahku menceritakan kepadaku, dari Yahya
bin Abu Katsir: Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah berpuasa dalam satu bulan di suatu tahun yang lebih banyak daripada
dalam bulan Syakban. Beliau pernah bersabda, “Lakukanlah amalan-amalan yang
kalian sanggupi karena Allah tidak bosan sampai kalian bosan.” Dan beliau
pernah bersabda, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang seseorang
lakukan secara terus menerus walaupun sedikit.
PENJELASAN UMUM
Dari kedua hadits diatas menunjukkan bahwa Allah SWT lebih menyukai
orang yang konsisten melakukan amal perbuatan yang sesuai dengan kemampuan
dirinya dan bahwa hanya dengan niat baik saja kita mendapatkan pahala/ganjaran
oleh Allah SWT begitu pula dengan amal perbuatan baik ataupun buruk. Dan
disini dijelaskan dengan kita berbuat kesalahan maka akan dihitung/ditulis satu
kesalahan. Dapat dikaitkan dengan lembaga pendidikan bahwa kedua hadist ini
mempunyai banyak cara untuk kita selaku manager mengatur dan membuat
pendidikan lebih baik.
PEMBAHASAN
Menurut Suharsimi Arikunto ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pendidik (guru) dalam memberikan penghargaan kepada anak, yaitu :
Bentuk-bentuk Reward
Apabila tujuan untuk mendapatkan hadiah ini tidak bisa tercapai, maka
anak akan mundur belajarnya. Oleh karena itu, pemberian hadiah berupa barang
ini lebih baik jangan sering dilakukan. Berikan hadiah berupa barang jika
dianggap memang perlu, dan pilihlah pada saat yang tepat;
DAFTAR PUSTAKA
J.J. Hasibuan, dkk. (1988). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.
Makmun Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Shahih: HR. al-Bukhâri
Shahih: HR. Muslim
Uno Hamzah B. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta. PT
Bumi Aksara.
Ag. Soejono. (1980). Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung: CV. Ilmu.
Arif Hadipranata. 2000. Peran Psikologi di Indonesia, Yogyakarta: Yayasan
Pembina Fakultas Psikologi UGM.
Amir Daien Indrakusuma. 1973. Penganar Ilmu Pendidikan. Surabaya. Usaha
Nasonal.
Suwarno. (1992). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakrta: PT. Rineka Cipta.