Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM PENGEMBANGAN

KEBERAGAMAAN SEKOLAH DASAR


(PEMBIASAAN MEMBACA ASMAUL HUSNA,
W U D H U D A N S H A L AT S E B A G A I P E N I N G K ATA N
I B A D A H P E S E R TA D I D I K S E K O L A H D A S A R
T E R H A D A P A L L A H S W T. )

OLEH:
DINDA AMANDA AINUN NUZUL

KELAS:
PA I N O N R E G U L E R A
PENGERTIAN PROGRAM PENGEMBANGAN
KEBERAGAMAAN SEKOLAH DASAR
• Suatu rancangan serta usaha yang digunakan dalam ranah pendidikan, tepatnya dalam lingkup pengembangan.
Program

• Upaya untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan,
Pengembangan
lebih tepatnya rancangan usaha meningkatkan keberagamaan.

• Sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadahan kepada Allah SWT. , Nabi Muhammad saw. serta tata kaidah yang
berkaitan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya, tepatnya sistem mengatur kepercayaan dan peribadahan peserta didik jenjang
Keberagamaan sekolah dasar.

• Suatu pendidikan anak yang berusia antara 7 sampai 12 tah sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan
Sekolah Dasar
satuan pendidikan, karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi peserta didik.

Program pengembangan keberagamaan sekolah dasar adalah rancangan serta usaha yang digunakan
untuk meningkatkan ibadah peserta didik berusia 7 sampai 13 tahun agar taat kepada Allah SWT dan
Nabi Muhammad saw.
• QS. Adz-Dzariyat [51]: 56
َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬
ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Artinya: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin
dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku (saja)” • QS. Al-’An’am [6]: 162-163
‫ي َو َم َماتِ ْي هّٰلِل ِ َربِّ ْال ٰعلَ ِمي َْن‬ َ ‫صاَل تِ ْي َونُ ُس ِك ْي َو َمحْ يَا‬ َ ‫قُلْ اِ َّن‬
‫ت َواَنَ ۡا اَ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬ َ ِ‫ك لَهٗ ۚ َوبِ ٰذل‬
ُ ْ‫ك اُ ِمر‬ َ ‫اَل َش ِر ْي‬
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya
• QS. Al-’Anbiya [21]: 170 sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya;
َ ‫ك ِإاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰ َعلَ ِم‬
‫ين‬ ٰ
َ َ‫ َو َمٓا َأرْ َس ْلن‬dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu adalah orang yang pertama berserah diri (pada Allah
(Muhammad), melainkan untuk (menjadi) SWT.)"
rahmat bagi seluruh alam.”
JENIS PROGRAM PENGEMBANGAN KEBERAGAMAAN
SEKOLAH DASAR

Wudhu
Asmaul
Shalat
Husna
• Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman berdampak akan menjadi Pembiasaan
karakter seseorang.
• Maka membiasakan diri mengamalkan ajaran agama yang didapat dalam Membaca
kehidupan sehari-hari adalah dengan berdzikir menyebut nama-nama
Allah SWT. yang mulia yakni asmaul husna.
• Pembacaan asmaul husna ini dapat dilaksanakan pada hari senin sampai
Asmaul Husna
sabtu setiap pagi dilapangan sekolah sebelum pembelajaran dimulai,
dilaksanakan oleh seluruh guru dan siswa. Jika disesuaikan dengan situasi
dan kondisi pandemi saat ini, secara bersama dapat membaca asmaul
husna melalui video call antara guru dan siswa yang dilakukan di rumah
masing-masing.
• Asmaul husna penting dibaca oleh siswa dimulai dari usia dini 6 sampai
11 tahun, karena akan berdampak pada suasana sekolah menjadi lebih
nyaman dirasakan dan peserta didik yang tadinya sulit menerima pelajaran
sekarang lebih mudah menerima pelajaran dari guru, hal ini terbukti pada
salah satu jenjang pendidikan sekolah dasar yaitu SDN Kebonagung,
Ngampel, Kabupaten Kendal.
• Materi wudhu yang disampaikan dengan ceramah kemudian
dilanjutkan dengan demonstrasi. Demonstrasi dalam praktek wudhunya, Pembiasaan
misal guru PAI melaksanakan wudhu di masjid yang memang satu
lingkungan dengan sekolah. Lalu peserta didik diminta untuk Wudhu
memperhatikan kemudian mendemonstrasikan gerakan wudhu dengan pas
dan serasi sesuai tuntunan yang telah disampaikan.
• Jika dikaitkan dengan situasi dan kondisi saat ini yakni pembelajaran jarak
jauh secara daring, praktik demonstrasi peserta didik dapat dilakukan di
rumah masing-masing, yang sebelumnya melihat tata cara gurunya
melakukan wudhu melalui tayangan video, kemudian peserta didik
mendemonstrasikannya, dengan dibimbing oleh orang tua dirumah dan guru
mengarahkan melalui media video call atau bisa juga orang tua
mendokumentasikan praktik peserta didik saat berwudhu, lalu dikirim ke
guru yang bersangkutan, kemudian guru tersebut memberikan feedback
pada tata cara wudhu peserta didik tersebut.
• Wudhu merupakan salah satu poin penting pendidikan agama Islam yang
harus dipahami oleh peserta didik semenjak ia duduk di usia dini. Karena
disamping sebagai syarat sahnya shalat dan proses pengeluaran dosa, wudhu
juga dapat dilihat dari segi kesehatan medis.
• Lebih tepatnya pembiasaan shalat dhuha berjamaah, yang dapat
dilaksanakan di mesjid sekolah, di ruang kelas yang telah dibersihkan atau Pembiasaan
di rumah masing-masing jika pembelajaran masih secara jarak jauh.
Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi mengenai shalat dhuha yang
disampaikan melalui materi fiqih hingga kemudian dipraktikan dalam
Shalat
kehidupan sehari-hari dengan bimbingan guru dan orang tua yang pada
akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang dilakukan peserta didik.
• Tujuan akhir pembiasaan shalat dhuha berjamaah adalah terbentuknya
karakter keberagamaan peserta didik. Pendidikan karakter keberagamaan
melalui pembiasaan shalat ini tidak hanya pada kegiatan shalat dhuha
berjamaah saja, namun dimulai ketika peserta didik mengantri wudhu,
berbaris sebelum melaksanakan shalat, hingga ketika selesai shalat dhuha
berjamaah, yaitu berdo’a, berdzikir, dan berjabat tangan dengan teman
lainnya.
• Hal tersebut mengandung beberapa tujuan pengembangan nilai-nilai
karakter keberagamaan, antara lain disiplin melaksanakan shalat di awal
waktu, menjalin ukhuwah dengan sesama, dan segala perilaku yang
mencerminkan nilai-nilai religius seperti jujur, santun, percaya diri dan
bergaya hidup sehat.
Kunci keberhasilan terimplementasinya pembiasaan membaca asmaul husna, wudhu dan shalat
sebagai pengembangan keberagamaan pendidikan agama Islam di sekolah dasar adalah adanya
guru dan orang tua yang berperan menjadi teladan bagi anaknya. Mengajarkan pendidikan kepada
anak akan lebih mudah jika dengan hikmah atau mencontohkan terlebih dahulu.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125:
 
َ ‫ض َّل َعن َسبِيلِِۦه ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬ َ ‫ك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬
َ َّ‫يل َرب َِّك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َم ْو ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َرب‬
ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ٱ ْد‬

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”

Anda mungkin juga menyukai