Anda di halaman 1dari 28

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Excellence with morality

Ferrous Metal 2

Gunawan Setia Prihandana


Department of Industrial Engineering, Faculty of Advanced Technology and Multidiscipline,
Airlangga University

1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Klasifikasi Baja Excellence with morality

Baja (steel) didefinisikan sebagai logam paduan antara Fe dengan C di mana


kandungan C maksimum 2 %.

2
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja Karbon Rendah Excellence with morality

Baja karbon rendah didefinisikan sebagai paduan Fe dan C di mana kandungan C


<0,25%.
Karakteristik dari baja karbon rendah adalah sebagai berikut:
• kandungan karbonnya < 0,25%C
• tidak responsif terhadap perlakuan panas
• metode penguatannya dengan “Cold Working”
• struktur mikronya terdiri ferit dan perlit.
• relatif lunak dan lemah
• ulet dan tangguh
• mampu mesin dan mampu lasnya baik
• murah

3
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Cold and Hot working Excellence with morality

Cold working: merupakan proses pengerjaan logam pada temperatur di bawah


temperatur Rekristalisasi (Tr).
Contoh proses cold working antara lain wire drawing, tube drawing, deep
drawing, stretch forming, dan spinning
Hot working: proses pengerjaan logam di atas suhu rekristalisasi.
Contoh proses ini adalah hot rolling, forging, dan extrusion
T rekristalisasi = 0,5 Tm (Kelvin) di mana Tm = titik cair logam.

4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja Karbon Medium Excellence with morality

Baja karbon rendah didefinisikan sebagai paduan


Fe dan C di mana kandungan C 0,25%-0.5%.
Karakteristik dari baja karbon rendah adalah
sebagai berikut:
• kandungan karbonnya: 0,25 - 0,6%C
• dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui
perlakuan panas austenitizing, quenching, dan
tempering
• banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering
sehingga struktur mikronya martensit
• lebih kuat dari baja karbon rendah

5
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja Karbon Tinggi Excellence with morality

Baja karbon rendah didefinisikan sebagai paduan Fe


dan C di mana kandungan C 0,6% - 2%.
Karakteristik dari baja karbon rendah adalah sebagai
berikut:
• kandungan karbonnya 0,6 < % C ≤ 2
• dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan
panas austenitizing, quenching, dan tempering
• banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering
sehingga struktur mikronya martensit
• paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja
karbon lainnya
• tahan aus

6
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Standar Notasi Baja Excellence with morality

Standar Internasional dan asal negaranya seperti di bawah ini:


• JIS = Japanese Industrial Standards : Jepang
• DIN = Deutsches Institut für Normung : Jerman
• ASTM = American Society for Testing and Materials : Amerika
• AISI = American Iron and Steel Institutes : Amerika
• SAE = Society of Automotive Engineers : Amerika

• Standar Jepang (JIS)


• S45C : baja karbon dengan kandungan karbon(C) 0,45%
• Standar Jerman (DIN)
• St37 : baja karbon yang memiliki kekuatan tarik 37 kg/mm2
• C45 : baja karbon dengan kandungan 0,45% C

7
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja Paduan Excellence with morality

Baja diklasifikasi menjadi baja karbon dan baja paduan.


Unsur paduan yang ditambahkan pada baja paduan.
• Chromium: Memberikan sifat tahan karat, peningkatan kekerasan dan kekuatan
• Nikel: Peningkatan ketahanan korosi dan pada suhu tinggi
• Molybdenum dan Tungsten: Peningkatan ketahanan korosi
• Nitrogen: Peningkatan kekuatan dan ketahanan korosi lokal
• Tembaga: meningkatkan ketahanan korosi terhadap lingkungan asam
• Carbon: meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja
• Titanium: pembentuk karbida yang stabil pada suhu tinggi.
• Sulphur: meningkatkan kemampuan mesin dari baja tahan karat
• Mangan: meningkatkan kelarutan dari nitrogen di dalam baja
• Silicon: meningkatkan ketahanan terhadap oksidasi

8
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Klasifikasi Baja Paduan Excellence with morality

Baja Paduan dibagi menjadi 2 kelompok:


• Baja paduan rendah (low alloy Steel)
Karakteristik dari baja karbon rendah adalah sebagai berikut:
• jumlah unsur paduan < 10%
• memiliki kadar karbon sama seperti baja karbon, tetapi ada sedikit unsur
paduan
• dengan penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa
mengurangi keuletannya, kekuatan fatik, dan daya tahan terhadap korosi,
aus, dan panas lebih baik
Aplikasi baja paduan rendah: kapal, jembatan, roda kereta api, ketel uap
(boiler), dan tangki gas.

9
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Klasifikasi Baja Paduan Excellence with morality

• Baja paduan tinggi (high alloy steel)


Baja paduan tinggi didefinisikan sebagai paduan logam yang selain unsur Fe
dan C juga ada unsur paduan lainnya yang jumlah paduannya >10%.
Baja paduan tinggi dikelompakkan menjadi 3 sebagai berikut:
• Baja tahan karat (stainless steel)
• Baja perkakas (tool steel)
• Baja mangan (manganese steel/hadfield steel)

10
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja tahan karat Excellence with morality

Baja tahan karat merupakan baja paduan tinggi yang bersifat tahan karat
dengan kandungan Cr > 11%.
Baja tahan karat diklasifikasikan menjadi 4 jenis baja tahan karat seperti di
bawah ini:
• Baja tahan karat feritik (ferritic stainless steel)
• Baja tahan karat austenitik (austenitic stainless steel)
• Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless steel)
• Baja tahan karat dupleks (duplex stainless steel)

11
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja tahan karat feritik Excellence with morality

Baja tahan karat feritik adalah baja tahan karat yang


memiliki struktur mikro ferit.
Karakteristik dari baja tahan karat feritik adalah sebagai
berikut:
• terdisi dari unsur paduan utama; Fe dan Cr
• struktur mikro terdiri fasa ferit (α) dengan struktur
kristal body center cubic (bcc)
• non heat treatable
• dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working
• bersifat magnetic
Aplikasi: cetakan gelas, valve pada suhu tinggi, garpu,
dan ruang pembakaran

12
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja tahan karat austenitik Excellence with morality

Merupakan baja tahan karat dengan struktur mikro austenit.


Karakteristik dari baja tahan karat austenit adalah sebagai berikut:
• unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni ( Cr>16%, Ni > 3,5%, ada Mn)
• struktur mikro terdiri fasa austenit
• non heat treatable
• dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working
• rentan terhadap serangan korosi jenis SCC (stress corrosion cracking)
• Ketangguhan dan mampu bentuknya sangat baik
• tidak bersifat magnetik
• ketahanan korosinya paling baik
• paling banyak diproduksi
Aplikasi: bejana cryogenic, peralatan proses industri makanan, dan
kimia

13
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja tahan karat martensitik Excellence with morality

Merupakan baja tahan karat dengan struktur mikro martensit


Karakteristik dari baja tahan karat austenit adalah sebagai
berikut:
• unsur paduan utama: Fe, Cr (10,5-18%), C (0,2-1%)
• struktur mikro terdiri fasa martensit
• dapat diperkeras dan diperkuat dengan perlakuan panas yang
terdiri dari perlakuan panas austenizing, quenching, dan
tempering
• memiliki kemampuan tinggi untuk dikeraskan
• Mampu bentuknya jelek
• Sifat termal sama seperti baja karbon
• Bersifat magnetik
• Ketahanan korosinya sedang
Aplikasi: bearing dan surgical tools

14
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Baja tahan karat duplex Excellence with morality

Baja tahan karat yang terdiri lebih dari satu jenis struktur mikro
Karakteristik dari baja tahan karat austenit adalah sebagai
berikut:
• Disebut juga precipitation hardenable stainless steel
• Unsur paduan utama: Fe, Cr (18-26%), Ni, Al, Mn, Mo (0-4%)
• Struktur mikro terdiri fasa campuran (ferit + martensit atau
ferit + austenit)
• bertambah keras karena terjadi transformasi fasa dari austenit
menjadi fasa kedua
• Paling kuat di antara semua jenis baja tahan karat
• Kehilangan kekuatan impak jika dipakai pada suhu tinggi di atas
300°C.
• Mampu las dan mampu bentuknya baik
• Bersifat magnet
Aplikasi: baja pegas, katup (valve), bejana tekan
15
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Struktur mikro dari berbagai jenis baja tahan karat


16
Baja perkakas (tool steels) UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

• Baja paduan tinggi yang banyak dipakai untuk peralatan pada mesin perkakas.
Baja perkakas memiliki karakter seperti berikut ini:
• Baja perkakas termasuk kelompok baja paduan tinggi dengan kandungan C
tinggi yang memiliki sifat sangat keras, tahan aus, tangguh dan tahan terhadap
pelunakan pada suhu tinggi.
• Baja perkakas biasanya sudah diperlakukan panas untuk meningkatkan
kekerasan dan ketahanan aus untuk aplikasi seperti stamping, forming, shearing
and cutting metals and forming of plastics.

17
Jenis Baja perkakas UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

• Baja perkakas tipe W: baja perkakas yang dikeraskan dengan cara dipanaskan
sampai fasa austenit (900ºC) kemudian didinginkan di dalam media air.
• Baja perkakas tipe S: baja perkakas yang memiliki sifat tahan shok (impak)
• Baja perkakas tipe P: baja perkakas yang digunakan untuk aplikasi pembuatan
mold (cetakan) plastik
• Cold-work tool steels:
- Tipe O : baja perkakas hasil cold working yang dikeraskan di media oli
- Tipe A : baja perkakas hasil cold working yang dikeraskan di media udara
- Tipa H : baja perkakas hasil cold working dengan kandungan carbon dan
chromium tinggi
• Hot-work tool steels merupakan baja hasil hot working
• HSS atau high strength steel adalah baja perkakas yang memiliki kekuatan tinggi
• Baja perkakas untuk tujuan khusus (special purpose steels) merupakan baja
perkakas untuk aplikasi tertentu dengan sifat tertentu juga.
18
Baja mangan (hadfield steel = mangan steel) UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Baja mangan merupakan baja paduan tinggi yang memiliki kekerasan dan
kekuatan sangat tinggi.
Karakteristik dari baja mangan adalah sebagai berikut:
• Tersusun dari unsur ≥ 13% Mn; ≥ 1% C
• pada suhu kamar struktur mikronya terdiri austenit (γ)
• sangat keras, jika dideformasi semakin bertambah keras (austenit ➔
martensit)
Aplikasi baja mangan sebagai berikut:
• mangkuk pengeruk (bucket) pada alat berat
• teralis penjara
• frog pada percabangan rel kereta api

19
Perlakuan Panas UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Proses pemanasan dan pendinginan terhadap logam dan paduannya pada kondisi
padat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sifat-sifat logam yang diinginkan
seperti sifat: keras, kuat, ulet, tangguh maupun sifat getas.

Tujuan perlakuan panas pada logam baja dan besi cor :


• Meningkatkan kekuatan dan kekerasan
• Meningkatkan keuletan dan ketangguhan
• Menghilangkan tegangan internal akibat pengerjaan dingin
• Menghaluskan butiran dari struktur mikro

20
Perlakuan Panas UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Prinsip utama dari proses perlakuan panas adalah dengan cara memanaskan baja
atau besi cor pada suhu (T) tertentu dan dipertahankan pada suhu tersebut
selama waktu tertentu, dan akhirnya didinginkan pada media tertentu.

Faktor penentu keberhasilan perlakuan panas:


• Suhu pemanasan
• Lama waktu pemanasan
• Laju pemanasan
• Media pendinginan

21
Jenis Perlakuan Panas UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Jenis perlakuan panas yang dibiasa dilakukan pada material baja dan besi cor
sebagai berikut:
Faktor penentu keberhasilan perlakuan panas:
• Full annealing
• Spheroidizing
• Normalizing
• Hardening
• Tempering

23
Full Annealing UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Full annealing adalah salah satu jenis perlakuan panas yang sering dilakukan pada
material baja dan besi cor yang memiliki beberapa tujuan antara lain:
• Mengurangi tegangan sisa atau internal yang terjadi akibat proses pembekuan,
pemotongan, penempaan, pengerolan atau pengelasan
• Meningkatkan keuletan dan ketangguhan
• Meningkatkan mampu mesin
• Mengurangi ketidakhomogenan komposisi kimia
• Menghaluskan ukuran butir
• Mengurangi kandungan gas di dalam baja

24
Spheroidizing UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Tujuan dari perlakuan panas jenis sphreoidizing adalah sebagai berikut:


• Memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk
Proses perlakuan panas spheroidizing: baja dipanaskan di bawah suhu kritis A1;
didiamkan pada suhu tersebut untuk jangka waktu tertentu kemudian diikuti
dengan pendinginan yang lambat.

25
Foto struktur mikro spheroidite
Stress relieving UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Proses perlakuan panas stress relieving adalah baja dipanaskan sampai suhu
sedikit di bawah garis A1 dan menahannya untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian ddidinginkan di dalam tungku sampai ke suhu kamar.
Stress relieving merupakan perlakuan panas yang bertujuan antara lain:
• Menghilangkan tegangan-tegangan yang bekerja di dalam benda kerja
• Memperkecil distorsi yang terjadi selama proses perlakuan panas
• Mencegah timbulnya retak

26
Hardening UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Perlakuan panas hardening bertujuan untuk:


• Meningkatkan kekerasan
• Meningkatkan ketahanan aus
• Meningkatkan kekuatan tarik
• Proses perlakuan panas Hardening adalah baja dipanaskan sampai
temperatur austenisasi dan menahannya untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian didinginkan dengan laju pendinginan yang sangat tinggi atau di-
quench misalkan didinginkan di dalam air secara cepat.

27
Tempering UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Tujuan perlakuan panas jenis tempering adalah sebagai


berikut:
• Mengurangi kerapuhan/kegetasan akibat proses
pengerasan (hardening)
• Menurunkan kekerasan, kekuatan, dan ketahanan aus
• Meningkatkan keuletan dan ketangguhan
Proses perlakuan panas tempering adalah baja
dipanaskan di bawah suhu kritis (A1) (sekitar 250-650°C), Struktur mikro tempered
dipertahankan pada suhu tersebut selama waktu martensite hasil tempering
tertentu, dan diikuti dengan pendinginan di udara.

28
Surface Hardening UNIVERSITAS AIRLANGGA
Excellence with morality

Surface Hardening is a heat treating process that create a


thin, hardened, and wear resistant layer on the outer
surface of a material while maintaining a soft and ductile
inner core.

31

Anda mungkin juga menyukai