Anda di halaman 1dari 8

DETAIL BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN – Bagian 2

2.1 Lantai Jembatan


Ada beberapa bahan yang digunakan untuk lantai jembatan, antara lain :

1. Lantai jembatan dari kayu


2. Lantai jembatan dari baja gelombang
3. Lantai jembatan dari beton

Berikut ini dibahas masing-masing lantai jembatan tersebut.

2.1.1 Lantai Jembatan dari Kayu

Lantai jembatan dari kayu digunakan pada jembatan dengan gelagar dari kayu atau
baja. Umumnya menggunakan jenis kayu jati atau kayu balau atau kayu lain yang mempunyai
kelas kuat dan kelas awet I dengan ukuran tebal  8 cm.

Untuk lapis aus digunakan papan dengan tebal 3 – 5 cm, tujuannya jika jika papan ini rusak
cukup mengganti papan ini saja, sedangkan papan lantai jembatan tetap bisa digunakan.

Lebih bagus lagi jika digunakan lapis aus dari aspal dengan kemiringan 1:75 atau ketebalan
bagian tepi 3 – 3,5 cm dan bagian tengah 5 – 6 cm. Jika menggunakan aspal, bagian tepi
dipasang papan penahan ukuran 3/8 cm. Sebelum papan ini dipasang, lebih dulu dipasang
pelat cucur dari baja/seng setebal 1,5 mm, tujuannya untuk melindungi kepala kayu papan
lantai jembatan dari air hujan.

Perhatikan gambar 2.6.1.

Gambar 2.6.1.a : Lantai Jembatan dari Kayu dengan Lapis Aus Papan Kayu

1
Aspal

Papan tepi 3/8 1:75

Pelat cucur
1,5 mm

Gambar 2.6.1.b : Lantai Jembatan dari Kayu dengan Lapis Aus Aspal

2.1.2 Lantai Jembatan dari Baja Gelombang


Untuk lantai baja menggunakan baja seng gelombang dengan ukuran :
Lebar gelombang 90 mm
Lebar kotor 675 mm
Lebar bersih 630 mm
Tinggi 60 mm
Tebal 2 mm
Pemasangannya menggunakan baut dan pelat penjepit di bagian punggung gelombang,
kemudian bagian gelombangnya diisi beton dengan campuran 1 PC : 2 pasir : 4 krikil hingga
setebal 2 – 3 cm di atas gelombang. Pengecoran ini bisa dibuat datar atau miring 1 : 75.

Sebelum diberi aspal, disaput aspal tipis lebih dahulu, kemudian ditutup aspal setebal
4 cm. Namun jika pengecoran betonnya dibuat datar, aspalnya dibuat miring dengan bagian
tepi  3 cm dan bagian tengah 5 – 6 cm.

Dibagian tepi lantai jembatan dipasang baja siku 80.120.10 untuk melindungi cor beton dan
aspal dan juga dipasang pelat cucur tebal 1,5 mm.

Untuk keperluan perencanaan, berdasarkan pengalaman, berat konstruksi semacam ini


kurang lebih 290 kg/m2 (termasuk berat sandaran). Perhatikan gambar 2.6.2.

Pelindung tepi
L 80.120.10 Aspal 1:75 Beton
3

Pelat cucur
6

1,5 mm Pelat penjepit

Gambar 2.6.2 : Lantai Jembatan dari Baja Gelombang

2
2.1.3 Lantai Jembatan dari Beton Bertulang

Saat sekarang banyak digunakan konstruksi lantai jembatan dari beton bertulang,
karena kekuatannya bisa disesuaikan dengan kelas jalan, mempunyai keawetan yang cukup
lama, serta hampir tidak memerlukan perawatan.

Lantai beton bisa digunakan untuk jembatan dengan gelagar dari baja maupun dari beton.
Karena harus kedap air, maka dibuat beton dengan campuran 1 Pc : 1½ pasir : 2½ keirkil.

Untuk muai susut maka setiap panjang 6,00 m diberi siar sekitar 2 cm, kemudian ditutup
dengan timah dan diisi aspal. Di atas lantai beton ini diberi aspal yang dibuat miring ke tepi-
tepinya.

Gambar 2.6.3.1 menunjukkan pelat lantai beton untuk jembatan dari beton
bertulang. Tebal pelat dan tulangan harus didasarkan pada perhitungan konstruksi beton
bertulang, sedangkan campuran selain harus memenuhi kekuatan rencana juga harus dibuat
kedap air dengan perbandinagn 1 PC : 1½ pasir : 2½ kerikil.

Gambar 2.6.3.a : Lantai Jembatan dari Beton dengan Balok Beton

Untuk jembatan dengan gelagar dari baja dengan pelat lantai beton bertulang ditunjukkan
gambar 2.6.3.b.

Siar muai (ditutup


Lantai pelat beton timah diberi aspal)

INP

Gambar 2.6.3.b : Lantai Jembatan dari Beton dengan Balok Baja Profil

3
2.2 Trotoar
Jembatan seyogyanya dilengkapi dengan trotoar, yang gunanya untuk keamanan
pejalan kaki. Jika jembatan dari kayu, baik dengan gelagar kayu maupun baja maka trotoar
terbuat dari kayu dengan lebar  1,00 m, seperti ditunjukkan gambar 2.8 (a).

±100
Papan tepi 3/8
Aspal

Pipa pembuang air

Gambar 2.7.a : Trotoar pada Jembatan Kayu/Baja

Jika jembatan dari beton, maka trotoar juga terbuat dari beton. Kalau lebar jembatan relatif
besar, maka lebar trotoar bisa dibuat hingga lebar  1,50 m.

Gambar 2.7.b : Trotoar pada Jembatan Beton

2.3 Sandaran
Fungsi sandaran adalah :
1. Untuk memberi arah pengendara dan sebagai tanda ada jembatan.
2. Untuk keamanan pemakai jembatan maka dibuatkan sandaran.
Berikut ini dibahas macam-macam sandaran berdasarkan bahan yang dipakai.
2.3.1 Sandaran Kayu
Sandaran kayu digunakan untuk jembatan dengan gelagar dari kayu. Karena harga kayu yang
semakin mahal dan ketahanan terhadap cuaca serta keawetannya yang kurang, maka sekarang
sudah jarang digunakan. Gambar berikut contoh sandaran dari kayu.

4
100
Aspal

1:75

Pelat cucur
1,5 mm

Gambar 2.8.1 : Sandaran dari Kayu

2.3.2 Sandaran Baja


Sebagai pengganti sandaran kayu digunakan sandaran dari baja. Umumnya digunakan baja
siku sama kaki. Untuk tiang sandaran digunakan  70.70.7 atau  80.80.8 dan untuk pegangan
/penahan samping digunakan  50.50.5.
Hubungan antara :
 tiang sandaran dengan gelagar menggunakan paku keling  20
 tiang sandaran dengan pegangan/penahan samping menggunakan paku keling  16
 hubungan lainnya menggunakan  13.
Sebagai contoh sandaran perhatikan gambar 2.8.2.

Aspal

Papan tepi 3/8 1:75

Pelat cucur
1,5 mm

Gambar 2.8.2 : Sandaran dari Baja

5
2.3.3 Sandaran dari Beton dan Pipa Baja
Sandaran ini banyak digunakan untuk jembatan beton, karena bentuknya cukup
praktis. Sebagai tiang sandaran menggunakan beton dengan ukuran 10  20 s.d 15  25 cm
dipasang dengan jarak 2,00 m, sedangkan pegangan digunakan pipa baja  2”.
Pada saat pengecoran tiang sandaran telah dipasang lubang pada tempat yang dengan pipa
PVC  2” atau lebih besar sedikit supaya pemasangan pipa baja lebih mudah, namun tetap
masih kokoh. Perlu diperhatikan, beberapa saat setelah pengecoran beton tersebut beton,
sebelum beton mengeras pipa PVC perlu diputar-putar, sehingga nantinya mudah dilepas.
Sebagai contoh bisa dilihat gambar 2.8.3.
Tiang sandaran beton
30

Pipa baja Ø 2"


30

130
30

Gambar 2.8.3 : Sandaran dari Beton dan Pipa Baja

2.3.4 Tembok Sandaran


Pada ujung sandaran dipasang tembok sandaran, fungsinya untuk menutup tebing
sungai dan sebagai tanda bagi pengemudi bahwa akan memasuki jembatan.
Tembok sandaran ini dipasang di luar jembatan dan terbuat dari pasangan batu bata dengan
tebal 1 bata setinggi  1,50 m, seringkali difinishing dengan keramik yang bermotif bata
(terakota). Ada juga yang terbuat dari pasangan batu kali dengan pasangan batu muka. Baik
yang dari pasangan bata maupun batu kali, bagian atas dibuat miring agar tidak digunakan
orang untuk duduk.

6
Gambar 2.8.4 : Tembok Sandaran

2.4 Balok Melintang dan Ikatan Angin


Jembatan baja dengan bentang lebih dari 5,00 m perlu dipasang balok melintang,
tujuannya untuk meratakan beban dari kendaraan, sehingga beban tersebut tidak hanya
disangga oleh satu atau dua balok saja, melainkan hampir seluruh gelagar jembatan ikut
menyangga.
Balok melintang ini dipasang di bagian bawah gelagar jembatan dengan bantuan potongan
baja C dan baut atau paku keling.
Untuk jembatan bentang kecil digunakan baja profil CNP 16, sedangkan untuk
bentang yang lebih besar digunakan baja CNP 18. Jika jembatan tersebut cukup besar dan
untuk kendaraan berat, maka digunakan CNP 20.
Sebagai pedoman kurang lebih sebagai berikut :
- Jembatan bentang 5,00 m dipasang 2 buah balok melintang
- Jembatan bentang 5,00 – 8,00 m dipasang 3 buah balok melintang
- Jembatan bentang 8,00 – 12,00 m dipasang 4 buah balok melintang
- Jembatan bentang 12,00 – 16,00 m dipasang 5 buah balok melintang
Contoh pemasangan balok melintang bisa dilihat gambar Gambar 2.9.a

7
Aspal

Papan tepi 3/8 1:75

4
Pelat cucur
1,5 mm
INP 36

8 8
16
16

Gambar 2.9.a : Pemasangan Balok Melintang

Selain balok lintang, untuk jembatan kayu dengan bentang  8,00 m dan jembatan baja
dengan lantai jembatan baja gelombang dengan bentang  10,00 m, juga perlu dipasang ikatan
angin dari baja L 50.75.9 atau L 80.80.8 yang dipasang pada bawah gelagar jembatan dengan
bantuan pelat penjepit baut.
Fungsi ikatan angin ini untuk menahan tekanan angin dan gaya kesamping akibat dari beban
gerak. Sebagai contoh lihat gambar 2.9.b berikut.

Gelagar jembatan Balok melintang Ikatan angin

12.00

Gambar 2.9.b : Posisi Pemasangan Ikatan Angin

60
13

Baut berkait

19

Baut berkait
Gelagar jembatan
Ikatan angin

Gambar 2.9.c : Detail Pemasangan Ikatan Angin



Anda mungkin juga menyukai