Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR SETTING AREA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Lingkungan Belajar
Dosen Pengampu:
Heldanita, M.Pd.

UIN SUSKA RIAU

OLEH KELOMPOK 5 :
HIKMI ANNISATUL RAHMA (12210921465)
NUR SAKINAH (12210920510)

KELAS : 4A PIAUD

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1445 H/ 2024 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar PAUD yang berjudul “LINGKUNGAN BELAJAR
INDOOR SETTING AREA".

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan
Lingkungan Belajar PAUD dengan dosen pengampu Ibu Heldanita, M.Pd. Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Lingkungan
Belajar PAUD yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini
dan teman- teman yang selalu mendukung kelancaran tugas kami.

Akhirnya, kami penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini
dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya. Dengan
segala kerendahan hati saran dan kritik yang konstruksi sangat kami harapkan dari pembaca
guna meningkatkan pembuatan makalalı pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Pekanbaru,26 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Konsep dasar model pembelajaran area ..............................................................
B. Pengelolaan kelas dalam model area ...................................................................
C. Kelebihan dan kekurangan atau kelemahan model pembelajaran area ...............

BAB II PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
lingkungan belajar indoor atau setting area melibatkan berbagai aspek penting yang
berdampak pada proses belajar anak. Desain dan tata letak lingkungan indoor dapat
mempengaruhi pembelajaran dan perilaku anak serta kemampuan guru untuk
menjalankan tugas mereka secara efektif. Lingkungan indoor yang baik mendukung
interaksi anak-anak dengan organisasi yang baik seputar ruang, bahan, dan orang-
orang.
Dalam mendesain lingkungan belajar indoor, perlu diperhatikan bagaimana ruangan
disusun untuk aktivitas kelompok, privasi, penyimpanan, dan tampilan, dengan
mempertimbangkan semua peserta didik. Elemen-elemen desain yang
mempromosikan rasa nyaman dan mengundang eksplorasi dan keterlibatan juga
menjadi hal penting.
Selain itu, pengenalan lingkungan belajar juga mencakup pemahaman tentang efek
lingkungan belajar terhadap anak-anak dan remaja. Dalam hal ini, perlu dibedakan
antara ruang untuk aktivitas kelompok, privasi, penyimpanan, dan tampilan.
Pemahaman tentang perspektif anak muda terhadap lingkungan mereka juga penting
dan harus dipertimbangkan dalam penelitian serta praktek.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui apa itu konsep dasar model pembelajaran area
2. Mengetahui pengelolaan kelas dalam model area
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran area
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat menganalisis lingkungan belajar
dalam ruangan dan pengelolaan lingkungan serta memahami pentingnya pengelolaan
lingkungan belajar dalam ruangan dengan baik dalam mendukung perkembangan
anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar model pembelajaran area


Model pembelajaran merupakan gambaran utuh format pembelajaran yang
mencerminkan pembelajaran dari awal sampai akhir. Menurut Diana Mutiah,
model pembelajaran komunitas dirancang untuk memenuhi kebutuhan
spesifik anak, menghormati keragaman budaya, dan menekankan pada
pengalaman anak1.
Model pembelajaran komunitas merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih dan melakukan kegiatan
sendiri sesuai dengan minatnya dalam area- area2. Model ini pada dasarnya
sama dengan model pembelajaran sudut- sudut kegiatan. Pembelajaran
dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus anak dan menghormati
keragaman budaya yang menekankan pada prinsip dibawah ini3.
1. Pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak.
2. Membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktifitas di
dalam area – area yang disiapkan.
3. Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajara
Studi lapangan atau area mencakup tiga pilar utama yaitu;
1. kemampuan membangun
2. pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan
3. pendidikan progresif.
Model pembelajaran daerah atau area menekankan pembelajaran melalui
bermain atau bermain sambil belajar. Artinya bagian-bagian pembelajaran
dikemas dalam bentuk permainan sehingga anak belajar melalui bermain.
Siswa bermain sesuai minatnya. Mereka mempunyai hak untuk memilih di
jurusan mana mereka bekerja di antara setidaknya empat bidang guru sehari-
hari. Meskipun siswa bebas memilih, namun diharapkan dapat menyelesaikan
semua bidang yang telah disiapkan oleh guru.

1
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 121.
2
Anin, Model Pembelajaran Klasikal Area (Madura: Universitas Trunojoyo, 2016).
3
Suyadi, Psikologi Belajar Anak Usia Dini (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2010), hlm 242.
Terdapat 10 area yang ada dalam model pembelajaran area di antaranya
sebagai berikut4:
1. area agama
Kawasan keagamaan merupakan tempat yang memberikan anak
pengalaman belajar dan mengamalkan agama sesuai keyakinannya.
Bidang religi menawarkan model masjid, gambar tata cara sholat,
gambar tata cara wudhu, sajadah, mukenah, paci, kain sarung, buku iqra,
kartu pos hijaiyah, juz'amma, Al-Qur'an, dll. on, yang mencakup lima
pemain permainan rukun Islam dari syahadat hingga haji.
2. Area balok
Area balok dilengkapi dengan balok-balok dengan berbagai bentuk dan
ukuran untuk menciptakan struktur imajiner atau yang dapat dikenali
seperti bangunan. Dengan bermain balok, anak mengembangkan
kemampuan matematika, kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah, kreativitas serta memperkuat kemampuan konsentrasi.
Peralatan bermain anak di area blok meliputi balok-balok dengan
berbagai bentuk, ukuran dan warna, Lego, kotak geometris, kendaraan
buatan (laut, udara dan darat), rambu-rambu jalan,dan lain- lain
3. Area matematika
Math Area adalah tempat yang menawarkan permainan yang membantu
anak-anak belajar terhubung, berhitung dan mengelompokkan serta
membuat sendiri permainan yang mereka sukai. Kegiatan di area ini
mendorong anak untuk mengembangkan keterampilan intelektual, otot
halus, koordinasi tangan-mata dan keterampilan sosial seperti berbagi,
negosiasi dan pemecahan masalah. Mainan matematika meliputi simbol
angka, potongan geometris, kartu angka, teka-teki, pohon perhitungan,
dll..
4. Area sains
Bidang sains menawarkan banyak kesempatan bagi anak-anak untuk
menggunakan panca inderanya dan mengarahkan minatnya langsung
pada peristiwa alam dan benda-benda yang ditemukan. Dengan
mempelajari bahan-bahan alam, anak berkreasi, berpikir dan
4
Ine Rahaju, Analisis Penyelenggaraan PAUD Yang Menggunakan Model BBCT (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2014).
berkomunikasi. Anak-anak melatih otot halus dan kasar,
mengembangkan konsep matematika, ide ilmiah dan kreativitas.
Peralatan bermain anak bidang sains meliputi berbagai tiruan binatang,
biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), benda-benda yang
menyajikan berbagai rasa (gula, garam, sirup, cuka), dan sebagainya.
5. Area musik
Musik dapat digunakan untuk menghubungkan kegiatan belajar
sepanjang hari. Bernyanyi, gerakkan tubuh, bertepuk tangan, menari dan
memainkan alat musik. Musik mengembangkan panca indera,
mengajarkan ritme, memperkuat otot-otot halus dan mendorong
kreativitas. Alat musik yang dimainkan dalam musik antara lain seruling,
marakas, gendang, organ kecil, rebana, kerincingan, segitiga, gitar kecil,
kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, kendang, rebana, dan lain-
lain.
6. Area bahasa
Area bahasa merupakan tempat yang tenang di mana anak-anak dapat
melihat buku, membacakan kepada teman atau meminta guru
membacakan. Peralatan bermain bidang bahasa antara lain buku cerita,
gambar seni, kartu kelas kata, nama hari, boneka tangan, panggung
wayang, kartu nama bulanan, majalah siswa, koran, gambar-gambar
yang berbeda-beda sesuai topik, dan lain-lain.
7. Area membaca dan menulis
Area inilah tempat anak dapat mengeksplorasi pengalaman membaca
dan menulis kata-kata di sekitarnya. Di dalam membaca dan menulis
dapat ditemukan berbagai macam buku atau tulisan, serta bahan untuk
kegiatan mendengarkan atau mendengarkan bahasa dan menulis. Ruang
baca memiliki buku dan bahan bacaan. Di ruang baca, perlengkapan
permainan antara lain buku perpustakaan, buku catatan, pensil warna,
pensil 2B, flashcard, kartu kata, kartu bergambar, dan lain-lain.
8. Area drama atau bermain peran
Area drama merupakan tempat yang memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pengalaman bermain
peran. Area drama memiliki pakaian atau benda lain yang mendorong
anak-anak untuk memerankan apa yang mereka lihat dalam hidup
mereka, membantu mereka memahami dunia mereka dan memainkan
peran yang berbeda. Pemilihan mata pelajaran tergantung pada minat
anak dan topik saat ini. Perlengkapan bermain di area drama antara lain
tempat tidur anak (boneka), lemari kecil, pakaian, kompor, piring,
sendok, garpu, sayur mayur, pakaian TNI dan Polri, dokter dan lain
sebagainya.
9. Area pasir
Jika di beberapa ruang kelas terdapat permainan pasir dan air, kita dapat
memanfaatkan pasir dan air sebagai kegiatan yang menarik bersama
anak. Perlengkapan bermain di area pasir yaitu, bak pasir atau bak air,
akuarium kecil, ember kecil, ember, garu, botol, wadah plastik, pipa air,
gelas plastik, liter air, corong, sekop kecil, saringan pasir, ember, cetakan
untuk pasir, menyiram tanaman dll.
10. Area seni dan motorik halus
Area Seni dan Keterampilan Motorik merupakan tempat untuk
mengembangkan dan mengeksplorasi kreativitas serta bersenang-senang
dengan materi baru dan pengalaman fisik. Peralatan bermain seni dan
motorik halus tersebut antara lain papan gambar, meja dan kursi siswa,
pensil warna, pensil warna, pulpen 2B, kapur tulis, buku gambar, kertas
lipat, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, sampah. kertas, bahan
tambahan, dll. Sebuah ruangan besar telah diperuntukkan bagi area seni
dan motorik halus, sehingga anak dapat mempraktikkan aktivitas yang
mengembangkan keterampilan motorik halus secara leluasa. berasal dan
didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak tumbuh paling baik ketika
mereka berpartisipasi secara alami dalam pembelajaran dan mendorong
anak-anak untuk bereksplorasi, bereksperimen, berinovasi, dan
berkreasi.
B. Pengelolaan kelas dalam model area
Pengelolaan kelas model pendidikan kabupaten meliputi pengorganisasian
siswa, penetapan wilayah terprogram, dan peran pendidik. Untuk itu hal- hal
yang perlu di perhatikan untuk pengelolaan kelas adalah :
1. Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang
diprogramkan pada hari itu.
2. Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja, kursi, karpet atau
tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
3. Pengaturan area memungkinkan pendidik dapat melakukan pengamatan
sehingga dapat memeberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
4. Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat
mereka melakukan kegiatan di area.

Gambar Pengelolaan Kelas Model Area

C. Kelebihan Model Pembelajaran Area


Model pembelajaran daerah dianggap sebagai model pembelajaran yang baru
dan efektif, yaitu. model pembelajaran dimana anak diberi kesempatan untuk
memilih atau mengatur kegiatan berdasarkan minatnya di wilayah tersebut.
Berikut merupakan kelebihan dari model pembelajaran area5:
1. Memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk memilih atau
menyelesaikan kegiatan sesuai minatnya dan memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pengetahuan
dan keterampilannya melalui berbagai kegiatan serta meningkatkan
pemahaman anak secara komprehensif.
2. Pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus anak dan
menghormati keragaman budaya serta menekankan pengalaman belajar
individu pada bidang yang ditawarkan.

5
Anin, Model Pembelajaran Klasikal Area (Madura: Universitas Trunojoyo, 2016).
3. Pencegahan terjadinya perbedaan metode pembelajaran, motivasi,
kemampuan dan minat anak dengan model pembelajaran daerah. Agar
anak dapat mengambil kesimpulan sendiri tentang segala sesuatu yang
dipelajarinya.
4. Orang tua dapat memberikan perhatian karena melibatkan peran serta
keluarga atau orang tua.
5. Kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak
melakukan atau aktif belajar diarea yang telah dipilihnya.
6. Dengan model pembelajaran area ini pengalaman belajar anak lebih
banyak dan anak lebih kreatif.
7. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta
didik.
8. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan
persoalan yang dihadapi.
9. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama.
D. Kelemahan Model Pembelajaran Area
Selain kelebihan, model subpembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, seperti 6:
1. Jika digunakan terus-menerus dan terlalu banyak, akan membosankan.
 Guru harus memiliki visi yang luas dan kreatif untuk mengembangkan
model pembelajaran daerah menjadi lebih inovatif dan serbaguna.
 Guru harus memiliki kemampuan metodologis yang kuat. , rasa percaya diri
yang tinggi dan keberanian mengemas dan mengembangkan materi secara
akademis.
2. Perspektif peluang dan sumber belajar mengandaikan cukup banyak sumber
informasi berbeda yang mendukung dan memperkaya pengembangan model
pembelajaran daerah. Dan apabila peluang tersebut tidak terpenuhi maka
pelaksanaan pembelajaran terpadu juga akan semakin sulit.
3. Aspek penilaian pembelajaran memerlukan penilaian yang komprehensif
(holistik), yaitu untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dalam
berbagai bidang pada model pembelajaran daerah.

6
Anin, Model Pembelajaran Klasikal Area (Madura: Universitas Trunojoyo, 2016).
4. Siswa hanya memilih satu atau dua bidang permainan yang benar-benar
diminatinya. Sementara itu, dia tidak memilih area lain dalam permainan yang
bisa jadi sangat penting karena tidak diperlukan.7
5. Hal ini membuka kemungkinan bagi anak untuk memindahkan area bermain
beberapa kali sebelum anak siap memulai area bermain tersebut. Karena
subsistem memungkinkan Anda mempelajari setidaknya empat mata pelajaran
sekaligus.

7
Hijriati, Pengembangan Model Pembelajaran PAUD (Banda Aceh: UIN Ar – Raniry, 2017) .
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model pembelajaran daerah merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih atau melakukan
kegiatan sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berbasis minat dirancang
untuk memenuhi kebutuhan khusus anak. Keunggulan model pembelajaran
daerah adalah dapat mendukung perkembangan dan pembelajaran anak secara
holistik yang meliputi perkembangan fisik, motorik, sosial emosional,
kognitif, kreatif, keagamaan dan moral.
B. SARAN
Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dan
penulis berharap kedepannya kritik dan saran pembaca dapat menjadi
penyemangat untuk menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Penulis
mengambil bahan-bahan tersebut dari referensi di buku, artikel atau majalah.
DAFTAR PUSTAKA

Anin. 2016. Model Pembelajaran Klasikal Area. Madura: Universitas Trunojoyo.

Hijriati. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran PAUD. Banda Aceh: UIN Ar – Raniry.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.Hlm 121.

Rahaju, Ine. 2014. Analisis Penyelenggaraan PAUD Yang Menggunakan Model BBCT.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani. Hlm 242.

Anda mungkin juga menyukai