ABSTRAK
Hiperermi adalah peningkatan suhu tubuh yang dapat terjadi >37,5 C dan
merupakan suatu penyakit sebagai bentuk reaksi atau proses alami tubuh dalam
melawan infesi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur (Göktaş et al., 2019).
Kondisi ini sering dialami oleh anak-anak, penyebab ialah infesi dari penyakit
pneumonia, bonkitis, tuberculosis, demam tifoid, demam berdarah, gastroenteritis,
infesi saluran kemih, dll (Hasan, 2018). Proses infesi penyakit yang terjadi pada
tubuh mengakibatkan perubahan suhu tubuh yang meningkat sebagai bentuk
manifestasi, jika tidak mendapatkan penanganan demam yang tepat, infesi bakteri
yang serius dapat membahayakan anak hingga menybabkan kematian. (Afrah et al.,
2017) Apabila demam tidak segera diatasi maka dapat terjadi komplikasi antara lain
kemungkinan dehidrasi, kekurangan oksigen, demam diatas 42ºC dan kejang
demam bahkan kematian. Untuk itu agar tidak terjadi komplikasi yang fatal demam
harus segera ditangani dan dikelola dengan benar (Afrah et al., 2017).Tujuan dari
pelaksanaan penelitian ini adalah untuk Efektifitas Pemberian Kompres Water tepid
Sponge pada kasus Hipertermi pada anak untuk menurunkan tingkat kecemasan
pada orang tua di RS Permata Medika Semarang
. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan bentuk desain. satu
kelompok. Subjek penelitian ini berjumlah sepuluh responden dengan kriteria ibu
atau orang tua yang memiliki anak sakit demam kelas, ibu atau orang tua yang
bersedia menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10
responden,orang tuang yang memiliki cemas ringan sebanyak 5 responden dan 5
responden memiliki tingkat kecemasan ringan.
ABSTRACT
Hyperermia is an increase in body temperature that can occur > 37.5 C and is a disease
as a form of reaction or natural process of the body in fighting infections caused by
bacteria, viruses and fungi (Göktaş et al., 2019). This condition is often experienced
by children, the cause is infection from pneumonia, bronchitis, tuberculosis, typhoid
fever, dengue fever, gastroenteritis, urinary tract infections, etc. (Hasan, 2018). The
process of disease infection that occurs in the body results in increased body
temperature changes as a form of manifestation, if you don't get proper fever treatment,
serious bacterial infections can endanger children and cause death. (Afrah et al., 2017)
If fever is not treated immediately, complications can occur, including possible
dehydration, lack of oxygen, fever above 42ºC and febrile seizures and even death. For
this reason, so that fatal complications do not occur, fever must be handled and
managed properly (Afrah et al., 2017). The purpose of carrying out this study was to
evaluate the effectiveness of giving water tepid sponge compresses in cases of
hyperthermia in children to reduce anxiety levels in parents. at Permata Medika
Hospital in Semarang.This type of research is quantitative, using a design form. one
group. The subjects of this study were ten respondents with the criteria of mothers or
parents who have children with grade fever, mothers or parents who are willing to be
respondents. The results showed that out of 10 respondents, 5 respondents had mild
anxiety and 5 respondents had mild anxiety.
seka di beberapa area tubuh sehingga karena ketidaknyamanan atau rasa takut
perlakuan yang diterapkan terhadap yang disertai suatu respons (penyebab
klien pada teknik ini akan semakin tidak spesifik atau tidak ketahui oleh
komplek dan rumit disbanding dengan individu). Perasaan yang takut tidak
teknik yang lain. Namun dengan menentu sebagai sinyal yang
kompres blok langsung di berbagai menyadarkan bahwa peringatan tentang
tempat ini akan memfasilitasi bahaya akan datang dan memperkuat
penyampaian sinyal ke hipotalamus individu mengambil tindakan
dengan lebih gencar. Selain itu menghadapi ancaman. Kejadian dalam
pemberian seka akan mempercepat hidup yang menghadapi tuntunan,
pelebaran pembuluh darah perifer akan persaingan, serta bencana dapat
memfasilitasi perpindahan panas dari membawa dampak terhadap kesehatan
tubuh ke lingkungan sekitar yang akan fisik dan psikologis. Yang berdampak
semakin mempercepat penurunan suhu pada psikologis dan menimbulkan
tubuh (Hijriani, 2019) kecemasan (NNT Ariwangi, 2014).
Kerugian yang bisa terjadi pada Kecemasan merupakan
anak-anak yang mengalami demam penilaian dan respon emosional
dan hipertermia adalah dehidrasi, terhadap sesuatu yang berbahaya.
karena pada keadaan demam terjadi Kecemasan sangat berkaitan dengan
pula peningkatan pengeluaran cairan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
tubuh sehingga dapat menyebabkan Kondisi dialami secara subjektif dan
tubuh kekurangan cairan. Pada kejang dikomunikasikan dalam hubungan
demam, juga bisa terjadi tetapi interpersonal. Kecemasan merupakan
kemungkinannya sangat kecil (Ii, suatu perasaan yang berlebihan
2016) terhadap kondisi ketakutan,
(Göktaş et al., 2019) dalam kegelisahan, bencana yang akan datang,
patofisiologinya menjelaskan akibat kekhawatiran atau ketakutan terhadap
yang ditimbulkan oleh demam adalah ancaman nyata atau yang dirasakan
peningkatan frekuensi denyut jantung (Saputro et al., 2017). Menurut
dan metabolisme energi.Hal ini Khoirunnisa & Kurniati, (2022)
menimbulkan rasa lemah, nyeri sendi kecemasan adalah respons yang tidak
dan sakit kepala, gelombang tidur terfokus, membaur, yang meningkatkan
yang lambat (berperan dalam keaspadaan individu terhadap sebuah
perbaikan fungsi otak), dan pada ancaman.
keadaan tertentu dapat menimbulkan Tingkat kecemasan dapat
gangguan kesadaran dan persepsi diukur dengan pengukuran skor
(delirium karena demam) serta kejang. kecemasan menurut alat ukur
Keadaan yang lebih berbahaya kecemasan yang disebut HARS
lagi ketika suhu inti tubuh mencapai (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala
40oC karena pada suhu tersebut otak HARS merupakan pengukuran
sudah tidak dapat lagi mentoleransi. kecemasan yang didasarkan pada
Bila mengalami peningkatan suhu inti munculnya gejala pada individu yang
dalam waktu yang lama antara 40oC- mengalami kecemasan. Menurut skala
43oC, pusat pengatur suhu otak tengah HARS terdapat 14 gejala yang nampak
akan gagal dan pengeluaran keringat pada individu yang mengalami
akan berhenti. Akibatnya akan terjadi kecemasan. Setiap item yang
disorientasi, sikap apatis dan diobservasi diberi 5 tingkatan skor
kehilangan kesadaran (Ii, 2016) antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4
Kecemasan yaitu suatu (severe). Skala HARS pertama kali
perasaan tidak santai yang samar-samar digunakan pada tahun 1959, yang
57
diperkenalkan oleh Max Hamilton dan Kompres Water tepid Sponge pada
sekarang telah menjadi standar dalam kasus Hipertermi untuk menurunkan
pengukuran kecemasan terutama pada tingkat kecemasan pada orang tua di
penelitian clinical trial. Skala HARS RS Permata Medika Semarang. Alat
telah dibuktikan memiliki validitas dan pengumpulan data yang digunakan
reliabilitas cukup tinggi untuk dalam penelitian ini adalah kuesioner
melakukan pengukuran kecemasan DASS 21 SCORE,Depression
pada penelitian clinical trial yaitu 0,93 Anxiety Stres Scale dirancang untuk
dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan mengukur keadaan emosional dari
bahwa pengukuran kecemasan dengan depresi, kecemasan, dan stress dan
menggunakan skala HARS akan lembar SOP Water tepid sponge.
diperoleh hasil yang valid dan reliable. HASIL
Menurut Annisa & Fdil, (2016), Berdasarkan hasil penelitian
menjelaskan faktor-faktor yang menunjukkan bahwa dari 10 responden
menimbulkan kecemasan, seperti diketahui bahwa tingkat kecemasan
pengetahuan yang dimiliki seseorang orang tua yang anaknya mengalami
mengenai situasi yang sedang demam adalah 5 responden mengalami
dirasakannya, apakah situasi tersebut tingkat kecemasan ringan dan 5
mengancam atau tidak memberikan responden mengalami tingkat
ancaman, serta adanya pengetahuan kecemasan sedang karena orang tua
mengenai kemampuan diri untuk mengatakan sudah berada di rumah
mengendalikan dirinya (seperti keadaan sakit jadi rasa khawatir berkurang beda
emosi serta fokus kepermasalahannya). kalau masih dirumah, rasa khawatir
Pelaksanaan pembatasan sosial yang berat.
berskala besar berpotensi memicu
terjadinya gangguan kecemasan PEMBAHASAN
(anxiety), depresi dan stress di Berdasarkan hasil penelitian
masyarakat. Faktor lain yang dapat menunjukkan bahwa dari 10 responden
menyebabkan seseorang mengalami diketahui bahwa tingkat kecemasan
gangguan kecemasan adalah orang tua yang anaknya mengalami
lingkungan, emosional dan faktor fisik. demam adalah 5 responden mengalami
Selain itu penyebaran informasi yang tingkat kecemasan ringan dan 5
tidak benar juga dapat memperburuk responden mengalami tingkat
kondisi kesehatan mental masyarakat. kecemasan sedang karena orang tua
Seringnya pemberitaan di berbagai mengatakan sudah berada di rumah
media juga ikut meningkatkan stres dan sakit jadi rasa khawatir berkurang beda
depresi masyarakat selama masa kalau masih dirumah, rasa khawatir
pandemi. Tidak sedikit informasi yang yang berat
salah tentang Covid-19 tersebar luas di Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
media sosial, sehingga dapat tingkat kecemasan orang tua memiliki
mempengaruhi kesehatan mental beberapa factor dan tingkat kecemasan
masyarakat termasuk kecemasan dan masing-masing responden berbeda,
depresi (Rusman et al., 2021) dapat dilihat dari mana responden
menilai hal tersebut. Data distribusi
yang didapatkan selain tingkat
METODE PENELITIAN kecemasan yang sedang, ada juga
Jenis penelitian ini adalah kecemasan ringan karena merasa aman
menggunakan deskriptif, Pengukuran anak sudah di bawa di RS dan ditangani
dalam penelitian ini adalah oleh tenaga medis.
mengetahui Efektifitas Pemberian pemberian intervensi kompres
58
Water Tepid Sponge pada anak demam anatar suhu sebelum dan sesudah di
dapatkan hasil yaitu perbedaan pada lakukan kompres hangat, kompres
klien sebelum diberikan terapi kompres hangat efektif dalam menurunkan
Water Tepid Sponge dengan sesudah di suhu tubuh. Efektivitas pemberian
berikan teapi kompres Water Tepid kompres hangat dan kompres dingin
Sponge memiliki penurunan suhu tubuh dalam membantu menurunkan suhu
rata – rata 1 ℃ sampai 2 ℃. Water tubuh pasien anak dengan DHF
Tepid Sponge adalah sebuah teknik diruang rawar inap pulau subi kecil
kompres hangat yang menggabungkan rumkital Dr. Midiyatos Tanjung
teknik kompres blok pada pembuluh Pinang
darah besar superfisial dengan teknik KESIMPULAN
seka (Hijriani, 2019) Water Tepid Efektifitas Pemberian Kompres
Sponge bertujuan untuk membuat Water tepid Sponge pada kasus
pembuluh darah tepi melebar dan Hipertermi pada anak untuk
mengalami vasodilatasi sehingga pori- menurunkan tingkat kecemasan pada
pori akan membuka dan mempermudah orang tua di RS Permata Medika
pengeluaran panas (Dewi, A, 2016). Semarang ,didapat hasil orang tua
Hasil penelitian sejalan dengan (Astuti, mengalami kecemasan ringan dan
A. Adimayanti, E. Haryani, 2018) sedang karena anak sudah ada yang
menyebutkan bahwa terdapat menangani.
perbedaan suhu tubuh pasien sebelum
dan sesudah diberikan kompres tepid DAFTAR PUSTAKA
water sponge selama 15 - 20 menit
dalam 1 kali perlakuan pada pasien Afrah, R. A. N., Fahdi, F. K., & Fauzan, S.
yang mengalami hipertermi.Diketahui (2017). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap
hasil penelitian dengan dengan Perubahan Suhu Tubuh Anak Usia Pra
pemberian water tepid Sekolah Dan Sekolah Yang Mengalami
ssponge,mengalami penurunan,tetapi Demam Di Rsud Sultan Syarif Mohamad
dalam hal ini penurunan karena obat Alkadrie Kota Pontianak Rana.
atau karena water tepid sponge karena Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi
dilakukan bersamaan antara water tepid Dengan Caput Succedaneum Di Rsud
sponge dan minum obat. Syekh Yusuf Gowa Tahun, 4(January
Efektifitas kompres air hangat 2006), 9–15.
dengan kompres plester terhadap https://doi.org/10.1016/j.addr.2018.07.012
penurunan suhu tubuh anak demam usia %0Ahttp://www.capsulae.com/media/Mic
pra sekolah di ruang anak rs bethesda roencapsulation -
GMIM Tomohon"hasil yang didapat Capsulae.pdf%0Ahttps://doi.org/10.1016/j
dari penelitian “pemberian kompres air .jaerosci.2019.05.001
hangat lebih efektif dibandingkan Alhamid, T., & Anufia, B. (2019).
dengan mengunakan kompres plester Instrumen Pengumpulan Data. ﻪaaﻣﺠﻠ
Hasil penelitian adalah ﮑﺪﻩaaaaaaaﮏ ﺩﺍﻧﺸaaaaaﮕﺎﻩ یﭘﺰﺷaaaaaaaﻮﻡ ﺩﺍﻧﺸaaaﮏ ﻋﻠaaaaaیﭘﺰﺷ
analisis rata-rata suhu sebelum ﻬﺪaﻣﺸ, 59, 1–20.
dilakukan kompres hangat adalah Astuti, A. Adimayanti, E. Haryani, S.
38,7°C sedangkan setelah dilakukan (2018). Pengaruh Tepid Sponge Terhadap
kompres hangat adalah 36,6°C. Dari Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Pra
uji t data berpasangan di dapatkan p- Sekolah Yang Mengalami Demam.
value sebesar 0,000 yang lebih kecil Ayu, E. I., Irwanti, W., & M. (2015).
dari alpha sebesar 0,05 artinya bahwa Kompres air hangat pada daerah aksila dan
hipotesis null ditolak, interpretasinya dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada
yaitu ada perbedaan yang bermakna pasien demam di pku Muhammadiyah
59