Ahmad Basori
Moh. Azam Fikrillah Kh.
Muhammad Minanur Rohman
E. Definisi Operasional
Menghindari kesalah pahaman terhadap pemahaman judul diatas serta agar dapat
memahami gambaran yang jelas, maka disini penyusun perlu menjelaskan istilah
sebagai berikut.
1. Eksistensi
Eksistensi berarti keberadaan sesuatu baik seseorang, barang, ataupun tempat.
Proses yang dinamis serta memiliki aktualisasi yang menekankan bahwa sesuatu
itu ada baik berupa seseorang, barang, ataupun tepat.
2. Batik
Seni lukis khas pada kain yang dibuat secara khusus dengan menuliskan cairan
lilin malam dan diolah dengan cara tertentu sehingga memiliki kekhasan dan
motif yang menarik.
3. Batik seng
Batik khas dari Kampung Budaya, Sengguruh, Kepanjen yang memiliki motif
motif berbeda dari batik lain sebagai ciri khas dari batik tersebut.
4. Pemberdayaan
Proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif memulai proses kegiatan
sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri, serta memberikan
penguatan kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat
kelompok lemah serta mencapai perubahan sosial.
5. Ekonomi masyarakat
Kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan
oleh jenis aktifitas ekonomi serta pendapatan. Dimana kegiatan tersebut
diselenggarakan oleh masyarakat yang berakar pada potensi dan kekuatan
masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri dalam rangka
memenuhi kebutuhannya.
6. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
Usaha untuk menjadikan ekonomi lebih kuat, besar dan berdaya saing tinggi
dalam mekanisme pasar yang bertujuan untuk merubah kondisi ekonomi
masyarakat dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Eksistensi
Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada,
timbul, memiliki keberadaan aktual. Exixtere disusun dari ex yang artinya keluar
dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian
tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi empat pengertian. Pertama, eksistensi
adalah apa yang. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga,
eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu
ada. Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensi, diakses 6 Februari 2020 pkl 10.30).
Eksistensi diartikan sebagai keberadaan. Dimana keberadaan yang dimaksud
adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. Eksistensi ini perlu
“diberikan” orang lain kepada kita, karena adanya respon dari orang di sekeliling
kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau kita akui (Sjafirah dan Prasanti,
2016). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa eksistensi merupakan
keberadaan sesuatu hal yang berpengaruh dengan kondisi sosial, karena
membutuhkan respon antara satu dengan yang lainnya.
2. Batik
Batik merupakan salah satu hasil karya seni bangsa Indonesia yang harus
dilestarikan. Ditinjau dari morfologi bahasa, kata “batik” terdiri dari dua kata
yang bergabung menjadi satu yaitu kata “ba” dan “tik”. Batik berasal dari kata
“am” dan kata “tik”, sehingga kalau digabung menjadi “ambatik” yang
mempunyai arti membuat titik (Purwoto & Sukirno, 2012:219). Hal tersebut
dikarenakan batik terbentuk diawali dengan titik yang tersambung menjadi garis
hingga berkembang menjadi sebuah bentuk. Pendapat lain mengatakan bahwa
batik secara etimologi berasal dari bahasa Jawa kuno: titi yang berarti “dengan
teliti atau cermat”, atau kata titik yang berarti “diberi tanda titik”. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menjelaskan arti kata batik adalah “ kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam pada kain itu kemudian
pengolahannya diproses dengan cara tertentu”. Iwan Tirta (2009) mengemukakan
bahwa batik adalah sebuah teknik menghias permukaan tekstil dengan cara
menahan pewarna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa batik adalah
teknik atau proses menghias permukaan kain menggunakan teknik pemberian
titik dengan cara menahan warna.
Motif pada batik pada umumnya bersifat monumental yang terinspirasi dari
alam dan lingkungan sekitar. Sedangkan warna pada batik tradisional mempunyai
warna simbolik yang dihubungkan dengan makna simbolik motifnya. Jadi,
terdapat keterkaitan antara motif dan warna batik tradisional. Oleh karena itu,
batik sangat dikagumi bukan hanya karena prosesnya yang rumit tetapi juga
dalam motif dan warnanya yang unik dan indah, yang sarat akan makna simbolik
(Indarmaji, 1983: 123).
3. Batik Seng
Evi, warga RT/RW 002 Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten
Malang, menjelaskan warga di sekitar bendungan Sengguruh berkarya dan
memproduksi desain baru batik sejak 2014 atas binaan PT Pembangkitan Jawa
Bali (PJB) Unit Pembangkitan Brantas dan Universitas Merdeka Malang. Adapun
ikon “batik seng” konotasinya adalah batik Sengguruh, nama desa dan bendungan
di daerah setempat. Dilansir dari mediaindonesia.com Evi memberikan penjelasan
"Seng dalam bahasa Jawa juga menunjukkan aroma harum, harapannya
mengharumkan bangsa dan negara," tegasnya.
Batik lokal Malangan terus menunjukkan eksistensinya. Seperti batik lokal
asli kampung Desa Sengguruh Kepanjen yang kini berproses menjadi banyak
sentra pengrajin batik. Batik lokal ini terlahir sejak 2014 silam, dan lebih dikenal
dengan Batik Seng.
Awalnya, kerajinan membatik di tempat ini hanya keterampilan waktu luang
para ibu warga sekitar, sembari menunggu anaknya sekolah. UMKM yang
berlokasi di Jalan Gondomono, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen,
Kabupaten Malang ini akan berinovasi dalam produksi batik dengan pewarna
alam berbahan dasar limbah kopi.
Pengelola Griya Batik Seng, Evi Wahyu Astutik mengaku sudah punya relasi
dengan berbagai warung kopi di Kepanjen untuk pemasokan bahan baku usaha
batik. Cara mengolah menjadi tinta sama dengan bahan pewarna alam lainya,
yakni dengan cars ekstraksi selama beberapa hari hingga akhirnya warna alami
dari bahan baku tersebut tercipta. Dilansir dari merdeka.com
(https://www.merdeka.com/uang/menengok-batik-seng-dengan-pewarna-dari-limbah-
kopi.html)
Melalui pembinaan dari anak perusahaan PLN, Pembangkit Jawa Bali (PJB),
sumber daya manusia (SDM) yang ada di kawasan tersebut agar lebih produktif
dan memiliki keterampilan khususnya dalam membatik.
Batik Seng Sengguruh memang beda daripada batik pada umumnya. Di
tengah pesatnya modernisasi, Batik Seng masih mempertahankan cara produksi
dengan menggunakan pewarna alami. Dalam waktu dekat Batik Seng akan
berubah menjadi kampung budaya.
Pembina Batik Seng, Wahyudi Siswanto menerangkan, kini pihaknya sedang
menyiapkan masyarakat setempat guna mengangkat konsep kampung budaya.
Wahyudi dalam UKM Batik Sengguruh ini juga berperan dalam menciptakan
motif batik.
"Di kampung budaya ini nanti keinginan kami akan menjadi pusat konservasi
batik, didalamnya ada edukasi mulai dari proses, museum, hingga pusat oleh-oleh
dan cinderamata khas dari Sengguruh," tutur Wahyudi.
Guru Besar Universitas Negeri Malang itu menuturkan, ide melahirkan
kampung budaya tersebut sudah direncanakannya sejak lima tahun yang lalu. Dia
berharap batik pewarna alam bisa terus eksis untuk genarasi mendatang.
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
F. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah untuk
mendeskripsikan data sehingga dapat dipahami, serta untuk membuat kesimpulan atau
menarik kesimpulan berdasarkan data yang didapatkan dari sampel. Analisis data
dalam penelitian ini meggunakan teknik analisis data Model Miles dan Huberman
(dalam Sugiyono, 2014) yang terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi temuan.
Pertama, tahap reduksi data. Pada tahapan ini difokuskan untuk menghapus
data-data yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian.
1) Mengumpulkan data berupa observasi dan rekaman wawancara.
2) Rekaman wawancara berupa audio ditranskrip ke dalam tabel transkrip
wawancara.
3) Mengamati dan menghapus data responden hasil wawancara yang tidak sesuai
dengan tujuan penelitian.
4) Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian (kodifikasi data).
Kedua, tahap penyajian data. Pada tahapan ini difokuskan untuk menguraikan
data yang telah dikategorikan sebelumnya.
1) Selanjutnya, hasil transkrip wawancara diuraikan untuk menjawab tujuan
penelitian.
Ketiga, tahap penarikan kesimpulan. Pada tahap ini difokuskan untuk
melakukan pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan.
1) Data yang telah diuraikan kemudian diverifikasi.
2) Pengambilan kesimpulan mengenai kontribusi Batik Seng terhadap
pemberdayaan ekonmomi masyarakat Desa Sengguruh .
G. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian.
Tahap-tahap penelitian dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, tahap persiapan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan
ialah sebagai berikut.
1) Menyusun rancangan penelitian. Pada penelitian ini peneliti menyusun rancangan
penelitian yang berisi latar belakang, rumusan masalah, kajian pustaka, dan
metode penelitian yang digunakan.
2) Mengkaji rujukan yang relevan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
mencari rujukan yang sesuai dengan masalah penelitian.
3) Melakukan studi pustaka yang mendukung penelitian.
4) Menyusun instrumen penelitian berupa pedoman observasi, dan pedoman
wawancara.
Kedua, tahap pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan
adalah sebagai berikut.
1) Mengurus perizinan, melakukan observasi, dan melakukan wawancara.
2) Mengumpulkan data. Pada kegaiatan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan
data yang sudah diidentifikasi.
3) Mengolah data. Pada kegiatan ini setelah data dikumpulkan dan diuraikan
berdasarkan tujuan pemnelitian
4) Menyimpulkan data. Pada kegiatan ini merupakan kegiatan paling akhir dalam
proses penelitian ini. Setelah data diolah kemudian peneliti mengambil
kesimpulan terhadap hasil pengolah data tersebut.
Ketiga, tahap penyelesaian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
penyelesaian ialah sebagai berikut.
1) Menyusun laporan penelitian. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah
menyajikan laporan penelitian.
2) Merevisi laporan penelitian. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah melakukan
perbaikan-perbaikan dalam laporan penelitian.
3) Menggandakan laporan penelitian tentang Eksisten Batik Seng Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah
menggandakan laporan penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Aeni, Nur LY.2017. Kontribusi Kampung Warna Jodipan Kota Malang Dalam Meningkatkat
Pemberdayaan Ekonomi dan Pendidikan Sosial Masyarakat Menuju Smart City. Universitas
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Indarmaji, 1983, Seni Kerajinan Batik, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.Tirta,
Iwan. 2009. Batik Sebuah Lakon. Jakarta : Gaya Favorit Press
mediaindonesia.com (https://mediaindonesia.com/read/detail/260408-perajin-batik-seng-
malang-miliki-18-haki)
merdeka.com (https://www.merdeka.com/uang/menengok-batik-seng-dengan-pewarna-dari-
limbah-kopi.html)
Poerwanto & Sukirno, Zakaria. 2012. Inovasi produk dan Motif Seni Batik