Anda di halaman 1dari 2

Lubuk Pakam, 18 November 2021

Kepada Yth:
Kepala Badan Pengawas Mahkamah Agung Republik Indonesia
Di,-
Jl.Ahmad Yani Kav.58 ByPass Jakarta Pusat

Perihal : tanggapan terhadap surat No.2268/BP/Eks/10/2021 tertanggal 19 Oktober 2021

Dengan Hormat,
------ Saya yang bertandatangan di bawah ini;
MANTA SIAGIAN, Perempuan, Usia + 62 Tahun (06 Maret 1958), Pekerjaan Pensiunan Pegawai
Negeri Sipil, Bertempat tinggal dahulu di Jl. L Manis No.6 SP Kayu Besar, Kelurahan/Desa Limau
Manis, sekarang di Jl.Batang Kuis (Travel Garbarata) Pasar VIII, Kel.Buntu Bedimbar, Kecamatan
Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
-------Sehubungan dengan surat Badan Pengawas Mahkamah Agung No.2268/BP/Eks/10/2021
tertanggal 19 Oktober 2021, dengan ini Saya sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa maksud dan tujuan Surat Saya tertanggal 05 Mei 2021 perihal mohon
perlindungan hukum (terlampir) pada pokoknya adalah Saya meminta agar perkara Saya
yang sedang proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung dengan Nomor perkara
3010K/PDT/2021 dilakukan pengawasan dan pemantauan agar pihak-pihak yang
mencoba mempengaruhi Majelis Hakim Agung tidak mempunyai ruang ataupun akses;--
2. Bahwa adapun yang mendasari Saya membuat surat tersebut adalah karena perkara
Saya yang sebelumnya telah diputus dengan benar dan adil oleh Pengadilan Negeri
Lubuk pakam sebagaimana terdapat dalam putusan No. 190/Pdt.G/2019/PN.Lbp
tertanggal 15 April 2020, ternyata diputus NO oleh Pengadilan Tinggi tanpa dasar dan
alasan hukum yang tepat sebagaimana terdapat dalam putusan No.404/Pdt/2020/PT
MDN tertanggal 06 Oktober 2020, dan menurut Saya Pengadilan Tinggi Medan hanya
coba menilai formal semata dan menutup mata terhadap fakta yang sebenarnya;----------
3. Bahwa Saya menaruh harapan besar terhadap Badan Pengawas Mahkamah Agung,
untuk melakukan pengawasan terhadap proses penanganan perkara Saya di Mahkamah
Agung. Dimana Mahkamah Agung lah yang menjadi tempat terakhir mencari keadilan
bagi Saya;--------------------------------------------------------------------------------------------------------

halaman 1 dari 2
4. Bahwa dapat Saya tambahkan lagi akar terjadinya persoalan ini adalah karena adanya 2
(dua) surat jual beli yang tumpang tindih. Dimana Subari selaku penjual, dua kali ini
menjual tanah yang menjadi objek perkara a quo, yang pertama dari Subari ke Junun
selanjutnya ke Saya (terjadi lebih dahulu), selanjutnya Subari ke Noni Kartini
Panggabean selanjutnya Kassigi Ong (terjadi belakangan). ----------------------------------------
Demikian permohonan ini Saya sampaikan, Terima Kasih.

Hormat Saya,

MANTA SIAGIAN

Tembusan:
1. Yth.Presiden Republik Indonesia di Jakarta;
2. Yth.Ketua Komisi III DPR RI di Jakarta;
3. Yth.Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia di Jakarta;
4. Yth.Ketua Kamar Hukum Perdata Mahkamah Agung Republik Indonesia di Jakarta;
5. Yth.Majelis Hakim Agung Yang Memeriksa Dan Mengadili Perkara Dengan Nomor Register
.3010K/PDT/2021 di Jakarta;
6. Yth.Ketua Pengadilan Tinggi Medan di Medan;
7. Yth.Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Pakam di Lubuk Pakam;
8. Yth.Majelis Hakim yang mengadili perkara No: 190/Pdt.G/2019/PN.Lbp di Pengadilan Negeri Lubuk
Pakam;
9. Yth.Kepala Ombudsman RI di Jakarta;
10. Yth.Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara di Medan;
11. Yth.Gubernur Sumatera Utara di Medan;
12. Pertinggal.

halaman 2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai