Anda di halaman 1dari 1

Markus 1:1-11

Dont Judges a book by its cover, Jangan menilai buku dari sampulnya, Jangan menilai sesorang dari
penampilannya, sering kali kita gagal dalam menilai seseorang dikira baik eh dalamnya busuk, dikira
busuk eh dalamnya baik luar biasa, seandainya kita hidup di Jaman yohanes mungkin kita akan
menjadi orang2 yang demikian suka nyinyir dengan penampilan sesorang. Jelek nya sifat demikian
mendarah mendaging dalam diri manusia. Inilah itulah ada saja yang jadi bahan kejelekan seseorang
dimatanya karena melihat tampak luarnya tadi. Yohanes Pembaptis adalah seorang pemberita Injil
yang berpenampilan sangat sederhana tergolong nyentrik pada jamannya tapi berani. Bagaimana
tidak bajunya dari kulit binatang, makanya belalang dan madu hutan.

Dengan suara yang sangat lantang ia menyerukan pertobatan dan mengingatkan kepada semua
orang bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Yohanes Pembaptis disebut sebagai pembuka jalan bagi
Kristus. Meski demikian ia sama sekali tak merasa diri sebagai orang penting. Yohanes Pembaptis
sangat meninggikan Kristus dan meletakkan dirinya jauh di bawah Dia, dengan berkata bahwa "Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Bahkan ia mengakui bahwa untuk
membuka kasut Kristus saja ia tidaklah layak (ayat nas). Ini adalah pernyataan yang luar biasa!
Membuka kasut adalah tugas dari seorang hamba yang paling rendah dan terhina. Dalam hal ini
Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya lebih rendah dari seorang hamba yang terendah sekalipun
di hadapan Kristus. Pernyataan Yohanes Pembaptis ini menjadi suatu peringatan dan teguran keras
bagi orang percaya, terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan. Sesungguhnya tak ada
yang patut dibanggakan dari diri kita ini, selain Kristus.

Jika saat ini kita dipercaya untuk melayani Tuhan itu bukan karena kuat dan gagah kita, tapi
semata-mata karena anugerah-Nya. Kita semua ditantang untuk mempunyai kerendahan hati seperti
yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak menganggap
diri paling hebat, paling pintar, paling kaya dan sebagainya. Betapa banyak pelayan Tuhan atau
hamba Tuhan yang membusungkan dada karena merasa diri lebih rohani, lebih hebat, penuh talenta
dan karunia, makin dikenal, dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Akhirnya diri sendiri lah yang
dikedepankan.

Menjadi orang yang rendah hati tidak sulit asal memiliki kesadaran saja sadar bahwa di bawah kolong
langit ini adalah bersifat sementara, sementara hidup, sementara punya jabatan, sementara punya
harta, dan sementara sementara yang lainnya Ingat akan Firman Tuhan dalam pengkhotbah katakan
Untuk segala sesuatu ada waktunya sia sia kalau kita menyombongkan segala hal yang besifat
sementara itu. Baiklah Dalam memulai Tahun yang baru ini kita merubah kesombongan kita pola
pikir kita menyadari akan segala yg bersifat semntara dengan sikap rendah hati di hadapan Tuhan
Tuhan mengasihi orang yang rendah hati dan benci terhadap orang yang tinggi hati! Amin.

Anda mungkin juga menyukai