Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR ((POSBINDU PTM)


PUSKESMAS KALIBARU KULON BULAN NOVEMBER 2021

A. PENDAHULUAN
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada
Triple Burden, yaitu suatu keadaan dimana penyakit menular (communicable
diseases) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, dilain pihak angka
kesakitan dan kematian yang disebabkan PTM (Non comunicable diseases)
cenderung meningkat, dan sekaligus menghadapi tantangan penyakit-penyakit
yang muncul kembali (re-emerging infectious diseases) atau munculnya penyakit-
penyakit baru (new-emerging infectious diseases). Perubahan pola penyakit
tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku
masyarakat, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
Tingginya permasalahan PTM di indonesia memerlukan upaya pengendalian
yang memedai dan komprehensif . Upaya tersebut perlu didukung oleh penyediaan
data dan informasi yang tepat dan akurat secara sistematis dan terus menerus
melalui sistem surveilans yang baik. Hal ini sesuai amanat UU no 36 tahun 2009
pasal 158 tentang pengendalian penyakit tidak menular. Dengan surveilans PTM
yang baik maka program pencegahan dan pengendalian PTM berlangsung lebih
efektif baik dalam hal perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi
program serta sebagai ide awal penelitian.
Upaya pengendalian tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan,
maka diperlukan penyusunan kerangka acuan kegiatan posbindu PTM agar
kegiatan ini seiring dengan upaya pengendalian yang dimaksud. Kerangka acuan
kegiatan ini digunakan sebagai salah satu acuan atau pedoman dalam
melaksanakan setiap kegiatan posbindu PTM di Puskesmas Kalibaru Kulon.

B. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang
(WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang
diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang
waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku
manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara
berkembang.

KAK Posbindu PTM


Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium
lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari
kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.
Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan
berakibat kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian
akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit
Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal
0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya
untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor
risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau
mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi
yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah
komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup,.Salah
satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan
peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan
untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor
risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos pembinaan
terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan
juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan
suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi
para pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.

KAK Posbindu PTM


Capaian kinerja program PTM tentang kegiatan posbindu di tiap desa tercapai
100% dari target 100%. Sehingga dengan adanya kerangka acuan kegiatan ini
kegiatan program PTM tetap bisa dipertahankan.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.


1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, dan indeks massa tubuh (IMT)
3. Pengukuran Lingkar perut
4. Pemeriksaan Gula darah
5. Pemeriksaan mata dan pemeriksaan telinga
6. Kegiatan konseling, harus dilakukan setiap pelaksanaan posbindu PTM. Hal ini
penting dilakukan karena pemantauan factor resiko kurang bermanfaat bila
masyarakat tidak tahu cara pengendaliannya.

RINCIAN KEGIATAN
1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi
Badan dan Berat Badan.
3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Observasi
2. Wawancara
3. Penyuluhan / konseling
4. Pemeriksaan fisik (pengukuran TD, TB, BB, LP, pemeriksaan mata dan
telinga,cek gula darah,IMT)

F. SASARAN
100% Desa yang ada di Kecamatan Kalibaru Harus melakukan Posbindu PTM.
G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
KAK Posbindu PTM
NO KEGIATAN LINPROG PERANNYA LINSEK PERANNYA
TERKAIT TERKAIT
1 Skrining Program Sosialisasi Kepala Sosialisasi
kesehatan UKS pentingnya sekolah pelaksanaan
sesuai skrinning posbindu
standart kesehatan pada
usia >15 pertemuan kader
tahun kesehatan remaja
Pelaksanaan
posbindu bersama
kegiatan skrenning
di sekolah
Program Pelaksanaan Instansi Sosialisasi dan
KB posbindu bersama perhutani pengumpulan
kegiatan safari KB masyarakat
untuk
pemeriksaan
posbindu dan
safari kb
Program Melaksanakan kecamatan Sosialisasi
Perkesmas pemeriksaan kegiatan KS
posbindu pada bersama
pelaksanaan pemeriksaan
survey keluarga posbindu
sehat
Program Melakukan Kecamatan Sosialisasi
PPGD pemeriksaan kegiatan PPGD
posbindu bersama bersama
kegiatan-kegiatan pemeriksaan
yang dilakukan Posbindu
PPGD
Program Buka pelayanan Desa di Pelaksanaan
lansia posbindu bersama kecamatan posbindu di
posyandu lansia kalibaru kegiatan-
kegiatan yang
diselenggarakan
desa
Program Buka pelayanan

KAK Posbindu PTM


KIA posbindu bersama
posyandu balita
Program Buka pelayanan
UKK posbindu bersama
pertemuan UKK

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


NO Tanggal Desa

1 8 November 2021 Kalibaru manis

2 17 Nopember 2021 Kebonrejo

3 12 nopember 2021 Banyuanyar

4 06 nopember 2021 Kajarharjo

5 11 November 2021 Kalibaru Wetan

6 09 nopember 2021 Kalibaru Kulon

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Satu bulan dari jadwal di evaluasi untuk dilakukan perbaikan / jadwal
ulang jika diperlukan, oleh pemegang program dan diteruskan ke pelaksana
program/ kegiatan.
J. PENCATATAN PELAPORAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaksana program membuat laporan di akhir kegiatan dilaporkan tiap
bulan ke penanggung jawab program. Selanjutnya penanggungjawab program
membuat rekapan laporan bulanan dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas untuk
masuk ke SP2TP.

K. PEMBIAYAAN
Dana BOK.

KAK Posbindu PTM


KAK Posbindu PTM

Anda mungkin juga menyukai