Anda di halaman 1dari 6

Langkah Beternak Perkutut

Kepada teman-teman dan para pembaca terutama penggemar perkutut pemula yang
belum sempat membaca artikel ini dari Mingguan Agrobis, berikut ini disampaikan
ringkasan dengan sedikit modofikasi tentang cara beternak perkutut yang disarankan
yang dibagi dalam 10 langkah beternak Perkutut yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sekolah perkutut
Sesuatu yang baru yang ingin kita ketahui termasuk beternak, sebaiknya kita belajar
mulai yang paling gampang atau terrendah seperti murid sekolah yang belajar dari TK,
SD, SMP dan seterusnya sampai S1, dan selanjutnya.Dalam beternak langkah pertama
dan utama yang perlu dilakukan adalah mencari dan memilih Indukan untuk diternakkan.
Kalau kita tidak pintar-pintar bagaimana menghadapi trik untuk ini, salah-salah kita bisa
babak belur dan habis duit segudang.Caranya dengan membeli dahulu perkutut piyik
yang murah istilahnya “ cepekan “ dan memeliharanya, sambil kita belajar dan
memahami berbagai aspek suaranya, makanannya, perawatannya, dan lain-lain.
Setelah menjadi dewasa, diharapkan kita sudah paham betul perubahan kualitas dan
irama suaranya yang kita inginkan.Bila sudah merasa lebih tahu, belilah perkutut piyik
yang harganya lebih mahal, tujuannya sama untuk memantau perkembangan perkutut
piyik tersebut sampai dewasa. Demikian seterusnya kita berusaha untuk meningkatkan
kualitas perkutut dengan kemampuan dana yang tersedia. Dengan demikian kita akan
terhindar dari gorokan para peternak yang tidak bertanggung-jawab dan juga terhindar
dari seloroh, “ sekolah perkutut itu biayanya mahal “.

2. Darah atau blood line


Sebagian besar peternak sukses mengatakan bahwa unsur darah keturunan yang
mengalir pada seekor perkutut atau disebut “ Trah “ sangat menentukan kualitasnya.
Walalupun ada sebagian peternak yang percaya bahwa kualitas suara seekor perkutut
dapat diciptakan dengan melakukan “ crossing “. Penulis meyakini bahwa Trah darah
seekor perkutut semula juga hasil dari sebuah kerja lama dan panjang memalu sebuah
penelitian dengan berpedoman pada ilmu crossing dari hukum Mendel.Karenanya untuk
membeli perkutut piyik, selain mengamati suaranya, juga sebaiknya perkutut piyik
tersebut mempunyai aliran darah yang jelas dan bagus.

3. Lomba/konkurs atau Latber


Datang, melihat dan mendengarkan suara perkutut yang dilombakan atau konkurs, juga
pada waktu latihan bersama, sambil bertanya kepada peternak atau penggemar
perkutut yang lebih tahu ( senior ), merupakan tempat belajar yang terbaik. Dengan cara
ini kita akan semakin paham bagaimana suara perkutut yang baik dan benar. Ingat akan
pepatah : “ Malu bertanya, sesat dijalan “.Pada kesempatan itu, kita juga bisa
mengetahui secara langsung atau tidak langsung harga seekor perkutut berdasarkan
kualitas suaranya. Tujuannya agar kita tidak jadi korban dan disembelih oleh peternak
nakal ketika kita akan memilih dan membeli calon Indukan untuk diternakkan.

4. Peternak
Untuk membeli perkutut calon Indukan, mau tidak mau kita harus dating ke Peternak
tertentu untuk memilih dan membeli bibit perkutut. Di Tanah Air kita sekarang ini, sudah
banyak bahkan ribuan Peternak dari yang berskala kecil, sedang sampai besar dengan
beribu-ribu kandang.Sebelum menentukan pilihan untuk membeli, disarankan untuk
mendatangi beberapa Peternak sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan baik
kualiats dan harganya. Dan jangan punya pemikiran yang salah bahwa Peternak kecil
atau sedang tidak memiliki perkutut yang kualitasnya bagus dengan harga yang miring
dibandingkan Peternak besar yang sudah terkenal dan punya nama. Dan nongkronglah
beberapa jam untuk mendengarkan suara perkutut baik piyik hasil ternakan maupun
Indukannya juga trah darahnya. Pada Peternak yang sudah mapan biasanya memiliki
cirri khas piyik hasil ternaknya, misalnya rata-rata suaranya Cowong, atau ujungnya
ndelosor atau depannya menjerit, dan lain-lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kesukaan dari Peternaknya, bila si Peternak kesukaannya yang suaranya cowong, maka
hampir dipastikan perkutut hasil ternakannyapun rata-rata bersuara cowong, dan
sebagainya.Peternak yang sudah mapan rata-rata sudah beternak secara intensif
selama 2(dua) tahun lebih, sehingga beberapa Indukannya sudah memakai anakan
sendiri yang pilihan F2 atau F3 dan hanya sebagian berupa Indukan dari luar sebagai
kelengkapan atau untuk memenuhi permintaan yang sedang trend.Sedangkan Peternak
yang belum mapan antara lain ditandai dengan variatifnya Indukaannya dan sedang
mencari-cari bentuknya. Dan biasanya harga piyiknya relatif masih murah dibandingkan
dengan Peternak mapan dengan kualitas yang sama.

5. Calon Indukan
Agar lebih cepat menghasilkan anakan, yang paling tepat membali calon Indukan yang
sudah berumur sekitar 4(empat) bulan dimana waktunya tepat dan mudah untuk mulai
dijodohkan, sehingga pada umur 5-7 bulan sudah bisa mulai bertelor. Dan sebaiknya
dipilih yang Betina lebih tua kira-kira sebulan dari Jantannya. Berbeda dengan yang
sudah berumur biasanya susah dijodohkan atau yang Betina sering dikejar-kejar oleh si
Jantan yang biasanya lebih agresif/galak.Calon Indukan yang bagus sebaiknya dipilih
yang mempunyai suara sbb. :

Suara depan, tengah dan ujungnya bagus.


Irama suaranya dengan ketukan yang agak renggang dan lelah/senggang.
Latar atau air suaranya cowong dan tembus baik yang bervolume besar atau kecil,
jangan yang suaranya basah dan serak.
Juga jangan dilupakan aliran trah darahnya dengan silsilah yang jelas.
Perhatikan juga bentuk tubuhnya apakah serasi dan tidak ada yang cacat.

6. Crossing
Setelah mendapatkan beberapa calon Indukan Jantan dan Betina, langkah selanjutnya
adalah menyilangkan pasangan perkutut berdasarkan dasar suaranya masing-masing
untuk dapat menghasilkan perkutut yang kualitas suaranya lebih bagus. Disini kita
dituntut untuk mempelajari cara ilmu croosing yang benar dan baik dengan cara belajar
dari membaca buku-buku secara teori atau belajar langsung kepada sejumlah Peternak
sukses ynag pada umumnya sudah paham tehnik silang menyilang..Jalan pintas lain
yang lebih mudah, yaitu dengan meniru atau memfotocopy salah satu kandang yang
sudah jelas Indukannya dan hasil anakannya bagus dengan membeli adik atau
saudaranya dengan resiko yang jelas harganya pastilah mahal dan hasil anakannya
tidak dijamin akan sebagus seperti aslinya..

7. Kandang
Setelah kita mendapatkan beberapa pasang calon Indukan yang dinilai cocok dan pas
untuk diternakkan, maka persiapan selanjutnya adalah kandangnya.Tidak ada ketentuan
yang pasti berapa ukuran kandang yang baik, yang penting dan perlu diperhatikan
adalah seberapa luas lahan yang tersedia dan ukuran kandang disesuaikan dengan
lahan yang ada tersebut. Juga untuk effisiensi bahan yang biasanya dibuat dari bahan
kawat, maka biasanya tingginya bisa 45, 90, 135 atau 180 cm sesuai ukuran lebar
kawat, sedangkan lebar dan panjangnya disesuaikan, dan yang ideal yang disarankan
adalah ; lebar : 60 cm, panjang ; 100 – 180 cm. Bahkan dengan ukuran kandang : 50(L)
x 60(P) x 50(T) dapat digunakan untuk beternak dengan syarat tidak sering dipindah-
pindah dari tempatnya, terutama selama dalam masa mengerami telornya. Dan lantai
bisa dibuat dari tanah biasa atau yang berpasir, juga bisa berupa lantai bersemen.
Demikian pula atapnya dapat dari bahan genting, asbes atau apa saja. Yang sangat
perlu diperhatikan antara lain harus mendapat sinar matahari pagi, kelembaban cukup,
jarak atap ketempat sarangnya tidak terlalu dekat agar tidak terlalu panas. Dan
usahakan tikus, kucing dan binatang sejenisnya mbisa masuk kekandang, termasuk
semut dan cicak. Bahannya juga bisa kayu, besi ataupun aluminium tergantung
kemampuan anggaran yang tersedia.Letak kandang sebaiknya tidak dekat dengan
sumber suara yang berisik, tetapi sebaiknya juga jangan ditempat yang sepi yang jarang
dikunjungi manusia/orang, perkutut akan semakin terbiasa dan merasa nyaman jika
sering dikunjungi dan bertatap muka dengan manusia/orang.

8. Menjodohkan
Tehnik menjodohkan juga perlu diketahui dengan baik, sebab kedua calon Indukan tidak
begitu saja langsung jodoh, tetapi membutuhkan proses untuk saling kenal terlebih
dahulu dengan cara antara lain keduanya ditempatkan pada sangkar terpisah dan setiap
hari selalu disandingkan. Setelah satu atau dua minggu, setelah kelihatan keduanya
sudah saling kenal dengan tanda-tanda saling mengangguk-angguk dan kalau tidur
malam hari selalu ingin berdekatan. Maka keduanya disatukan tetap dalam sangkar
kecil dahulu untuk beberapa hari.Waktu yang tepat untuk memasukkan ke kandang
ternak adalah sore hari dengan sebelumnya kedua perkutut cvalon Indukan tersebut
dilolohi kacang hijau yang sudah direndam sampai lunak, vitamin-E, minyak ikan, B-
kompleks dan sedikit dibasahi badannya, diharapkan malam harinya akan tidur
berdekatan bersama.Beberapa minggu kemudian keduanya akan melakukan
perkawinan dan siap untuk bertelor, jangan lupa untuk disiapkan sarang dari anyaman
rotan yang diberi daun cemara atau rumput kering untuk meletakan telor-telornya.Bila
ternyata masih belum jodoh atau biasanya yang Jantan galak, maka si Jantan ditangkap
dan dimandikan atau kalau perlu digodi ( sayapnya diikat 5-6 lembar ) dan kemudian
dimasukkan kandang kembali.

9. Manajemen kandang
Setiap kandang sebaiknya diberikan tanda-tanda misalkan dengan Nomor atau Nama
terserah apa saja sesuai kemauan masing-masing. Juga ada baiknya dibuatkan catatan
pasangan Indukan dari BF dengan ring apa, tanggal lahir, dll/Perhatikan kapan setiap
pasangan pada kandang masing-masing sudah mulai melakukan perkawinan, untuk
keperluan disiapkan sarangnya. Buatkan catatan khusus ( kalau perlu dengan
komputerisasi ) kapan mulai bertelor, kapan diperkirakan menetas setelah 14-15 hari
mengeram, bagaimana hasilnya ( menetas semua atau tidak hanya satu atau bhakan
tidak menetas semua ), periksa keadaan telor yang tidak menetas untuk mengetahui
penyebabnya, dll.Pasanganlah Ring di salah satu/kedua kakinya pada umur piyik sekitar
7-9 hari dan selanjutnya terserah kita apakah piyik tersebut akan tetap dikembalikan
untuk diasuh oleh Induknya atau akan dititipkan Puter sebagai Induk asuh pengganti.
Yang perlu diperhatikan, kalau akan menggunakan jasa Puter haruslah yang sedang
mengeram paling tidak sudah 10 hari dimana Puter sudah menghasilkan susu
ditemboloknya. Jasa indukan pengganti juga bisa dilakukan oleh Diamond Dove yaitu
sejenis Perkutut berasal dari Australia yang tubuhnya lebih kecil.Pada edisi yang akan
datang dengan topik yang lain akan kita bahas bagaimana menetaskan telor perkutut
dengan menggunakan jasa Puter atau Diamond Dove yang tujuannya untuk membuat
Indukan favorit kita bertelor lebih produktif dan menghasilkan anakan piyik lebih banyak.

10. Pemeliharaan piyik


Piyik-piyik setelah berumur 1-1.5 bulan sebaiknya sudah mulai dipisahkan dari Induknya
baik Perkutut maupun Puter/Diamond Dove, sebab mereka sudah bisa mulai makan
sendiri dan biasanya Indukannya juga sudah enggan meloloh dan sudah mulai
melakukan perkawinan lagi.Piyik-piyik tersebut ditempatkan didalam sangkar kayu
ukuran 50(L) x 70(L) x 50(T) cm sebanyak 8-10 ekor bersama-sama, kalau perlu
diberikan lampu untuk pemanas terutama pada malam hari atau udara dingin pada
musim penghujan.Sebaiknya tiap-tiap piyik diberikan vitamin tambahan antara lain
berupa ; B-komplek, minyak ikan, kalsium dan obat cacing sebelum dimasukkan ke
sangkar kayu tersebut.Usahakan minimum setiap hari setidaknya dua hari sekali dijemur
dari jam 08.00 sampai jam.11.00, agar mendapat sinar matahari pagi dan ultra violet
yang cukup untuk kesehatan tubuhnya. Dan pada minumannya diberikan Vitamin
tambahan dua kali seminggu untuk menambah daya tahan tubuhnya.Menginjak umur
3(tiga) bulan, bila dikehendaki piyik-piyik tersebut sudah dapat dipisahkan dan masing-
masing dimasukkan ke sangkar soliter agar dapat lebih mudah untuk memantau
suaranya dan menentukan kualitas suaranya tersebut.Selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan penilaian apakah Indukan kandang tertentu sudah
benar atau kurang benar, sehingga perlu dilakukan perombakan pasangan Indukannya
dalam usahanya untuk selalu meningkatkan mutu kualitas suara.
Selamat mencoba dan mudah-mudah berhasil.

Menyiapkan Perkutut untuk Lomba


Perkutut untuk lomba perlu diberi perhatian ekstra karena dibutuhkan perawatan dan
persiapan khusus agar mau bersuara secara optimal pada saat lomba.
Bagi para pecinta perkutut, amat membanggakan memiliki burung yang menang di
berbagai arena kontes. Tapi, tidak mudah untuk memiliki burung perkutut kaliber lomba.
Ini membutuhkan usaha keras dan perhatian ekstra. Kecuali Anda bersedia
mengeluarkan rupiah dalam jumlah besar untuk membeli perkutut yang 'sudah jadi'.
J Andri dari Andri Bird Farm menyebutkan, harga perkutut kaliber lomba sendiri dapat
dipastikan bakal melambung kendati tidak ada patokan harga yang pasti. Untuk jawara
kelas piyik harganya mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 20 juta-an. Sedangkan dewasa
yunior sekitar Rp 25 juta hingga Rp 150 juta-an. Perkutut dewasa senior mulai dari Rp
50 juta sampai Rp 1 miliar tergantung kualitas suara dan prestasi burung yang
bersangkutan.
Mungkin karena harganya cukup menggiurkan, minat masyarakat pada perkutut
sekarang ini sangat tinggi. ''Selain sebagai sarana rileksasi melepaskan stres, ini juga
dapat sekaligus menjadi usaha sampingan dengan keuntungan sangat menggiurkan di
atas jenis hobi lainnya,'' tambah Andri.

Saat ini perkutut yang sedang ngetop adalah perkutut asal Thailand Selatan karena
memiliki tipe volume besar, suara tengah banyak, dan suara ujung panjang mengalun.
Perkutut yang juga mendominasi lomba adalah perkutut untuk kelas dewasa senior
seperti Meteor Selancar, Ummi Kalsum, dan Altis. Perkutut yang sering dilombakan
adalah keturunan perkutut Bangkok. Sebab, saat ini sulit menemukan perkutut lokal
yang bagus.

Tipe suara burung yang sering dilombakan saat ini adalah step suaranya jalan minimum
sari dobel. Sedangkan step yang sedang tren adalah jalan dobel-dobel plus, dengan
volume suara besar dan ujung panjang ndelosor.

Bagi yang berminat menyiapkan perkutut untuk lomba, Andri menyarankan agar
memberikan perhatian ekstra karena memang dibutuhkan perawatan dan persiapan
khusus agar perkutut mau bunyi secara optimal pada saat lomba berlangsung. Ia pun
membeberkan beberapa kiat sederhana.
Pertama, berikan perkutut makan minum secukupnya setiap hari dengan takaran
minum untuk satu hari habis atau satu kali pemberian minum. Untuk makanan,
kata Andri, yang diperlukan standar saja. Lebih baik lagi makanan yang telah
diberi jamu-jamuan seperti telor bebek, kencur, jahe, kunyit, lada, garam, bawang
putih, daun saga, dan daun katuk.

Bahan pakan yang baik untuk perkutut adalah gabah putih dengan sedikit millet.
Pemberian makanan tambahan seperti godem dan ketan hitam sebaiknya untuk
lomba pada cuaca dingin saja. Gabah putih dan millet putih merupakan makanan
rutin perkutut setiap hari dengan perbandingan komposisi 1:7, yaitu sebutir millet
putih dicampur dengan tujuh butir gabah putih.

Setelah itu dibiasakan untuk penjemuran atau latihan burung minimum empat kali dalam
seminggu. Waktunya dapat dilakukan di pagi hari dan sore hari atau pagi hari saja. Jenis
penjemuran disesuaikan dengan usia burung dan kelas pertandingan yang akan diikuti.
Perkutut piyik hingga usia lima bulan digantung dan di atas usia enam bulan dikerek
setengah tiang atau satu tiang penuh.

Satu hari menjelang lomba, perkutut dimandikan di pagi hari dengan air cucian beras
yang telah dicampur dengan sampo untuk burung atau remasan daun sirih. Tapi, Andri
mengingatkan, burung yang dimandikan sebaiknya telah berusia di atas 3,5 bulan.
Usai dimandikan perkutut langsung diberi jamu sesuai dosisnya. Namun, pemberian ini
pun hanya bila diperlukan dan burung telah berusia dua bulan ke atas.
Ritual pemandian dilanjutkan dengan membaluri perkutut dengan selembar daun katuk
dan satu baris daun saga yang telah dilumatkan dengan tangan. Dalam waktu yang
bersamaan, pakan perkutut diberi makanan tambahan berupa godem, ketan hitam,
jewawut Bali, dan biji kenari. Pakan ini bersifat hangat dan memancing burung untuk
bersuara. Untuk beberapa jenis burung pemberian makanan tambahan yang bersifat
panas sebaiknya dihindari.

Usai prosesi pemandian burung di angin-anginkan hingga kering, lalu dijemur di panas
matahari selama dua jam. Perlu diingat bahwa selama penjemuran burung tidak diberi
air minum. Setelah penjemuran, burung digantung di tempat teduh. Sekitar satu jam
sesudahnya, burung baru diberikan minum. Usai Magrib, burung diberi lima hingga
sembilan butir kacang hijau, vitamin C, B komplek, E dan minyak ikan.
Bila cuaca pada saat lomba diperkirakan akan mendung atau turun hujan, burung
sebaiknya diberikan hati bawang merah dan kencur yang dipotong sebesar ukuran
kacang hijau. Hindari pemberian kencur dan hati bawang merah pada saat lomba di
musim kemarau.

Untuk menghindari serangan udara dingin pada saat lomba pada musim hujan
sebaiknya paruh dan kaki burung dibaluri dengan getah bawang merah. Andri menilai,
setelah mengikuti lomba tidak perlu ada perawatan khusus bagi perkutut.
Untuk membiakkan perkutut dengan kualitas kontes, Andri menilai perlu ada indukan
yang memiliki kualitas suara prima. Suara perkutut jantan dan betina memiliki
keunggulan kualitas suara yang bisa saling melengkapi dan hal tersebut mutlak dimiliki
oleh indukan.

''Syukur-syukur indukan bakal tersebut bekas burung jawara lomba,'' kata Andri. Indukan
perkutut tersebut akan lebih baik lagi apabila didukung dengan trah darah atau
keturunan langsung dari burung-burung jawara meski tidak menjadi jaminan pasti hasil
anakannya bagus. Neh

Perlu Latihan Bersama


Latihan intensif bagi perkutut untuk lomba sudah dapat dimulai saat seekor perkutut
piyik berumur empat bulan. Pertama, dengan menggantangnya di tiang gantangan
setiap pagi selama dua hingga tiga jam bersama dengan perkutut-perkutut lainnya. Ini
dapat dilakukan di rumah. Tapi, sebaiknya di lapangan yang tersedia fasilitas gantangan
bersama perkutut lain yang disebut dengan latihan bersama rutin.
Dengan latihan bersama ini, kelebihan dan kekurangan yang sebenarnya dari perkutut
dapat dipantau. Selain itu, dapat juga dipantau sifat dan kebiasaannya. Ini penting
karena setiap burung memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya.
Tak hanya dapat menambah pengalaman dan jam terbang, latihan bersama ini melatih
perkutut untuk terbiasa dibawa keluar dengan kendaraan. Agar pengalamannya
semakin banyak dan jam terbangnya semakin tinggi, sesekali diikutkan ke arena lomba
piyik hanging (gantungan) agar terbiasa bercampur dengan puluhan bahkan ratusan
ekor perkutut lainnya.

Anda mungkin juga menyukai