1. Latar belakang.
Daerah pantai laut merupakan daerah yang dinamis. Daerah pantai, karena letaknya di perbatasan antara darat
dan laut, maka akan selalu terpengaruh oleh perubahan yang terjadi di darat dan laut. Hal ini menyebabkan pantai
menjadi tidak stabil dan akan selalu berubah dengan dinamika tertentu. Besaran perubahan ini tergantung dari besarnya
pengaruh dari daratan dan laut yang kekuatannya tergantung dari musim. Apabila kekuatan darat lebih berpengaruh,
maka pola perubahan yang terjadi akan sangat berbeda dengan apabila kekuatan laut yang lebih besar, demikian pula
apabila kekuatannya seimbang.
Kepekaan pantai untuk suatu perubahan baik fisik, ekologis maupun sosial-ekonomi akan tidak sama. Kepekaan
tersebut tergantung dari sifat atau kondisi awal (existing condition) pantai itu sendiri. Kondisi awal ini dapat berupa
kondisi sumberdaya alam, sifat alamiah dan kegiatan manusia. Dari dimensi sumberdaya alam, misalnya pantai yang
bertebing-tebing akan memiliki kepekaan yang berbeda dengan pantai yang tidak bertebing. Pantai yang berhutan
mangrove tentu akan memiliki tingkat kepekaan yang berbeda dibandingkan dengan pantai yang telah dikonversi menjadi
daerah budidaya perairan. Demikian juga suatu daerah pantai yang tidak ada kegiatan sosial-ekonomi akan memiliki
perbedaan tingkat kepekaannya dengan pantai yang telah ada kegiatan ekonomi.
Salah satu dampak potensial yang terjadi di pantai adalah adanya peningkatan permukaan laut akibat
pemanasan global. Seperti diketahui pada abad ini muka air laut telah naik secara rata-rata setinggi 18 cm (Douglas
1997), bahkan dengan pemodelan iklim ada kemungkinan akan naik menjadi 48 cm di tahun 2100 (IPCC, 2002). Kondisi
kepekaan dalam memperkirakan besar dan pola perubahan yang akan terjadi. Demikian pula dampak potensial dapat
diminimalkan dengan persiapan dini melalui perencanaan pengembangan wilaya pantai yang tepat.
2. Tujuan kegiatan.
Tujuan dari kegiatan lapangan ini adalah untuk menganalisis dan menentukan kepekaan lingkungan pantai dengan
menggunakan indeks kepekaan pantai (coastal vulnerability index). Dalam kegiatan ini indeks kepekaan dihitung dengan
perkiraan apabila terjadi kenaikan permukaan laut.
1. GPS
2. Alat pencatat
3. Peta wilayah yang diselidiki
4. Alat pengukur jarak (min. 100 m)
4. Cara kerja.
1. Buatlah sel-sel pengamatan pada wilayah pantai dengan ukuran grid 1 menit (+ 1,5 km2)
2. Lakukan pengukuran variabel-variabel berdasarkan Tabel A (kondisi fisik) dan B (untuk kondisi sosial
ekonomi) untuk menilai kepekaan pantai di dalam masing-masing sel.
3. Petakan nilai rangking untuk setiap hasil pengukuran masing-masing variabel untuk setiap sel, sehingga
mendapatkan bentuk yang memanjang sepanjang pantai. Berikan warna yang berbeda untuk setiap
rangking, sehingga dapat diketahui kepekaan untuk masing-masing daerah.
4. Lakukan analisis data keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus yang telah disediakan.
5. Lakukan pemetaan CVI untuk seluruh daerah yang diteliti seperti dalam carakerja nomor 3.
Dimana:
CVI = Coastal vulnerability index
(a, b, c dst) adalah nilai rangking dari masing-masing variabel
Aspek sosial-ekonomi yang penting dan dimaksukkan ke dalam kategori kerentanan “sangat tinggi” (> 29)
C. KAJIAN BIOTIK
Daftar Pustaka.
Douglas, B.C., 1997. Global sea rise; a redetermination. Surveys in Geophysics, 18: 279-292.
Hammar-Klose E.S., Pendleton, E.A., Thieler, E.R, Williams, SJ., 2003, Coastal Vulnerability Assessment of Cape
Cod National Seashore (CACO) to Sea-Level Rise, U.S. Geological Survey, Open file Report 02-233
http://pubs.usgs.gov/of/2002/of02-233/
IPCC, 2002. Climate Change 2001: The Scientific Basis; Contribution of Working Group I to the Third
Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, IPCC: Geneva, Switzerland.
Contoh Hasil: