Anda di halaman 1dari 19

E-ISSN : 2614-7297, Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167

PETRO: JURNAL ILMIAH TEKNIK PERMINYAKAN


https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro
Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019

STUDI OPTIMASI PRODUKSI PADA RESERVOIR GAS WATER


DRIVE
Marmora Titi Malinda1*, Sutopo Sutopo2, Muhammad Taufiq Fathaddin3,
Suryo Prakoso3, Sigit Rahmawan1

1Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,
Jakarta, Indonesia
2Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
3Magister Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta,

Indonesia
*Penulis Korespondensi: mamora@trisakti.ac.id

Abstrak Sejarah Artikel


Suatu reservoir gas water-drive mempunyai nilai recovery factor yang lebih rendah dibandingkan  Diterima
Februari 2022
dengan resevoir gas depletion-drive. Salah satu metode yang dikembangkan untuk meningkatkan
faktor perolehan pada reservoir gas water-drive adalah dengan metode co-production. Metode
 Revisi
Maret 2022
ini memproduksikan air secara terencana untuk mengurangi pengaruh water influx pada kolom
 Disetujui
gas. Pada penelitian ini dilakukan simulasi reservoir dengan membangun suatu konseptual
April 2022
single-well model reservoir gas depletion-drive serta water-drive dibangun, kemudian dilakukan
 Terbit Online
analisis terhadap kelakuan model tersebut. Teknik co-production kemudian dilakukan dengan Juni 2022
menambah satu tubing produksi air pada reservoir gas water-drive. Analisis dilakukan dengan
membuat skenario produksi terhadap model reservoir gas apabila diterapkan metode optimasi Kata Kunci:
co-production. Dari hasil penelitian paper ini, didapatkan bahwa penerapan teknik co-production  co-production
mampu meningkatkan recovery factor sebesar 28% pada reservoir gas water-drive.  enchanced gas
recovery
 reservoir
 reservoir gas

Sitasi artikel ini:


Malinda, M.T., Sutopo, S., Fathaddin, M.T., Prakoso, S., Rahmawan, S. 2022. Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive.
PETRO: Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan. 11(2): 149-167. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

149
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan tenaga dorongnya, reservoir gas dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
yaitu water-drive dan depletion-drive. Dari segi recovery factor disingkat menjadi RF, terdapat
perbedaan yang cukup signifikan. Dimana, pada depletion-drive RF gas berkisar antara 80-90%
sedangkan pada water-drive hanya sekitar 35-75%. Metode produksi konvensional pada reservoir
gas water-drive berakhir ketika sumur produksi dipenuhi oleh air, meninggalkan gas bertekanan
tinggi pada area keluarnya air serta pada zona gas diatas sumur yang telah mengalami water
breakthrough. Hal ini menjadi latar belakang dilakukannya berbagai penelitian untuk dapat
meningkatkan recovery factor pada reservoir gas water-drive, atau yang kemudian dikenal dengan
sebutan enhanced gas recovery.

Metode enhanced gas recovery yang sudah dikenal antara lain:


1. Teknik Blowdown yaitu dengan memproduksikan gas secara cepat.
2. Natural Gas Replacement yaitu menginjeksi dengan gas lain seperti CO2.
3. Planned Water Production yaitu dengan memproduksi air dari akuifer sehingga diharapkan
water influx akan berkurang dan reservoir gas water-drive ini kemudian akan memiliki perilaku
seperti depletion-drive atau disebut dengan teknik co-production.

1.1 Reservoir Gas Water-Drive

Energi utama dari reservoir gas ini berasal dari akuifer influx. Namun, sebagai tenaga dorong,
water influx tidak seefisien ekspansi gas. Sehingga, faktor perolehan reservoir gas ini biasanya jauh
lebih kecil daripada reservoir gas volumetrik. Faktor yang berpengaruh cukup besar pada recovery
factor reservoir gas water-drive adalah laju produksi dan kelakuan produksi, saturasi gas residual,
karakterstik akuifer, dan efisiensi pendesakan volumetrik (Agarwal dkk, 1965). Pada reservoir ini,
perolehan gas akan meningkat apabila permeabilitasnya kecil, saturasi gas yang terjebak kecil,
disertai dengan peningkatan laju produksi (Agarwal dkk, 1965). Sedangkan, perolehan gas akan
menurun dengan semakin besarnya luas akuifer (Al-Hashim, 1988).
Studi eksperimental oleh Geffen dkk. mengindikasikan bahwa saturasi gas residual dapat
bervariasi antara 16 hingga 50%, bergantung pada tipe batuan. Apabila akuifer cukup kuat, saturasi
gas residual dapat terjebak secara permanen pada tekanan yang tinggi. Artinya, sekitar 30% dari

150
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

volume pori yang terinvasi air mengandung gas immobile bertekanan tinggi. Saturasi gas abandon
pada reservoir gas water-drive biasanya jauh lebih besar daripada depletion-drive. Sehingga,
semakin tinggi tekanan abandon biasanya akan menyebabkan recovery lebih rendah pada reservoir
gas water-drive.

1.2 Persamaan Material Balance

Agarwal (1965) mendemonstrasikan efek dari water influx terhadap persamaan p/z vs Gp untuk
reservoir gas menggunakan persamaan material balance untuk reservoir dan persamaan water
influx untuk akuifer. Agarwal (1965) menghasilkan solusi grafis dari permasalahan water influx pada
performa reservoir gas. Apabila p/z vs Gp dapat diestimasi, maka intersection antara p/z vs Gp
adalah perkiraan ultimate gas recovery seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Recovery gas pada
kasus Agarwal bergantung pada praktik produksi. Laju produksi yang tinggi menurunkan tekanan
reservoir sebelum efek water influx sepenuhnya terasa pada reservoir.

Gambar 1. Grafik p/z vs Gp (Agarwal, 1965)

Efisensi recovery gas lebih rendah pada laju produksi yang diterapkan pada reservoir dengan
tekanan tinggi. Recovery gas kurang sensitif terhadap laju produksi apabila permeabilitas akuifer
meningkat. Water influx memberikan respon yang cepat terhadap perubahan tekanan pada
reservoir gas dengan permeabilitas yang tinggi, sehingga tidak ada keuntungan dari meningkatkan
laju produksi. Sebagai batasan, performa akuifer mendekati full water-drive apabila permeabilitas
meningkat pada akuifer yang cukup besar (Agarwal, 1965).

151
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

1.3 Planned Water Production atau Teknik Co-Production

Proses ini melibatkan produksi gas dan air secara bersamaan dari suatu sumur. Tujuannya
adalah untuk mengurangi tekanan reservoir menjadi seperti seakan tidak ada pengaruh dari
akuifer. Dengan tujuan untuk mengurangi kekuatan akuifer terhadap zona gas.
Teknik ini dapat meningkatkan RF dengan tiga cara, yaitu:
1. Menurunkan tekanan reservoir sehingga lebih banyak gas akan terproduksi akibat adanya
ekspansi.
2. Produksi air akan menurunkan front air.
3. Gas yang sebelumnya immobile di swept zone akan menjadi mobile karena pengurangan
tekanan.

II. METODOLOGI

Penelitian dimulai dengan studi terkait reservoir gas water-drive serta metode enhanced gas
recovery. Dari hasil studi literatur ditemukan bahwa metode planned water production atau
co-production menjadi suatu metode yang sudah pernah digunakan pada suatu lapangan gas
water drive. Sehingga, akan diteliti lebih lanjut keberhasilannya apabila diterapkan pada satu sumur
produksi yang sama dengan tubing yang berbeda. Selanjutnya, dilakukan analisis dan persiapan
data yang akan digunakan untuk membangun model reservoir. Proses penelitian dilakukan dengan
metode simulasi reservoir dijabarkan pada Gambar 2.
Penelitian dimulai dengan membangun single-well model reservoir gas depletion-drive dan
water-drive serta melakukan analisis kelakuan model. Analisis model dilakukan dengan simulasi
reservoir untuk reservoir gas, dengan batasan yang sama pada kedua jenis reservoir drive.
Kemudian diterapkan teknik co-production pada model reservoir gas water-drive. Penerapan
teknik ini dilakukan pada satu sumur produksi, dengan tubing produksi yang berbeda. Selanjutnya,
dilakukan analisis keberhasilan optimasi produksi gas dengan metode co-production dengan
membandingkan kumulatif produksi gas.

152
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

aplikasi
co-production analisis terhadap
mulai terhadap model hasil aplikasi
reservoir gas water co-production
drive

studi literatur analisis kelakukan


enhanced gas kedua model selesai
recovery reservoir gas

melakukan input data


membangun model
untuk membangun
depletion drive dan
model reservoir gas
water drive
single well

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

2.1 Deskripsi dan Data

Data penelitian untuk membangun model reservoir gas pada penelitian ini diambil dari disertasi oleh Miguel Armenta (2005).
Gambar 3 merupakan gambaran mengenai model reservoir gas.

Gambar 3. Ilustrasi Model Reservoir

Reservoir gas dengan bottom water-drive dimodelkan dengan menggunakan radial grid dan
mempunyai satu sumur yang terletak ditengah-tengah reservoir. Reservoir ini terdiri atas 2 fasa
yaitu fasa gas dan air. Datum berada pada kedalaman 5.000 ft dengan tekanan 1.500 psia. Model
reservoir ini terdiri dari 128 layer, dimana gas terletak pada layer 1 hingga 100 dengan ketebalan
tiap layer 0,5 ft dan air terletak pada layer 101 hingga 128; 27 layer dengan ketebalan 5 ft dan

153
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

1 layer dengan ketebalan 365 ft. Gas-water contact berada pada kedalaman 5.050 ft. Reservoir ini
mempunyai porositas sebesar 25% serta permeabilitas horizontal 10 mD, permeabilitas radial 100
mD, dan permeabilitas vertikal 5 mD. Berikut merupakan penjelasan lengkap dari model reservoir.
 Case Definiton
Case atau model dengan judul EGR dibagun dengan model grid radial dan mempunyai jumlah
grid dalam arah X sebanyak 26 grid block, dalam Y yang merupakan pembagian sudut
lingkaran adalah 1, serta jumlah layer dalam arah Z adalah 128 layer.
 Grid
Model ini memiliki porositas sebesar 25% dan permeabilitas dalam arah X sebesar 10 mD,
dalam arah Y sebesar sebesar 100 mD, serta dalam arah Z sebesar 5 mD.
 Geometry
Model ini memiliki kedalaman lapisan teratas pada 5000 ft dengan inner radius sebesar 0,333
ft. Lebar grid blok dalam arah radial adalah 5 ft dan dalam arah vertikal atau Z yaitu 100 layer
dengan ketebalan masing-masing 0,5 ft yang merupakan layer gas, 27 layer dengan ketebalan
masing-masing 5 ft, serta 1 layer dengan ketebalan 365 ft yang merupakan layer air. Sehingga,
total ketebalan untuk layer gas adalah 50 ft dan layer air 500 ft. Dan perbandingan antara
volume kolom gas dengan kolom air atau Vaq untuk model ini adalah 40,6.
 PVT
Pada keadaan permukaan, model ini mempunyai densitas gas sebesar 0,046 lb/ft3, densitas
minyak sebesar 45 lb/ft3, dan densitas air sebesar 64 lb/ft3.
 Dry Gas PVT Properties
Gas pada model ini memiliki temperatur sebesar 120 °F. Faktor kompresibilitas gas terhadap
tekanan ditunjukkan pada Gambar 4.
 Water PVT Properties
Untuk PVT air digunakan referensi tekanan 2.500 psia. Pada tekanan ini, air mempunyai faktor
volume formasi sebesar 1 rb/stb, kompresibilitas sebesar 2,6-6/psi,dan viskositas sebesar
0,68 cp.
 Rock Properties
Masih pada referensi tekanan yang sama yaitu 2.500 psia, kompresibilitas batuan adalah
sebesar 1-5/psi.

154
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

 SCAL
Special Core Analysis (SCAL) yang merupakan kurva fungsi permeabilitas relatif gas dan air
ditunjukkan pada Gambar 5.
Kurva fungsi permeabilitas relatif gas dan air diatas berasal dari dua region yang berbeda.
Dimana, kurva Krg berlaku pada region gas dan kurva Krw berlaku pada region air.

Z dan µ vs P

1 0.016
0.98 0.014
0.96 0.012

Viskositas, cp
0.94 0.01
0.92 0.008
Z

0.9 0.006
0.88 0.004
0.86 0.002
0.84 0
0 500 1000 1500 2000
Pressure, psia
Z Viskositas

Gambar 4. Faktor Kompresibilitas dan Viskositas Gas VS Tekanan

Krg dan Krw vs Sw


1 1

0.8 0.8

0.6 0.6
Krg

Krw

0.4 0.4

0.2 0.2

0 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sw

Krg Krw

Gambar 5. Kurva Permeabilitas Relatif Gas dan Air

155
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

 Initializtion
Equilibriation Data Specification.
Layer pertama model ini berada pada kedalam datum 5.000 ft dengan tekanan pada
kedalaman tersebut adalah sebesar 1.500 psia, dan gas-water contact berada pada kedalaman
5.050 ft.
 Regions
Pembagian region pada model ini yaitu terdiri atas 2 region number, dimana layer 1 hingga 100
mempunyai region number 1 yang merupakan layer gas, dan layer 101 hingga 128 mempunyai
region number 2 yang merupakan layer air.
 Schedule
- Well Specification

Model ini pada keadaan awal mempunyai satu sumur produksi yaitu Sumur P, yang terletak
pada titik I sama dengan 1 dan titik J sama dengan 1. Sumur P berada pada kedalaman
datum 5000 ft dengan radius pengurasan sebesar 200 ft. Preferred phase untuk sumur ini
tentunya adalah gas.
- Production Vertical Flow Performance dan Production Well Control

Untuk kontrol sumur produksi gas, digunakan batasan THP sebesar 100 psia. Sehingga
karena dilakukan kontrol THP, maka dilakukan input data tabel VFP.

- Well Completion Specification Data

Sumur P terletak pada titik I sama dengan 1, titik J sama dengan 1 dan dilakukan perforasi
100% dengan K atas sama dengan 1 dan K bawah sama dengan 100. Sumur ini mempunyai
wellbore ID sebesar 0,666 ft.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Model Reservoir Gas Depletion-drive

Depletion-drive merupakan tenaga pendorong utama yang terjadi akibat perubahan tekanan.
Hal ini disebabkan karena sifat gas yang lebih kompresible dibandingkan dengan fluida yang lain.

156
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

Pemodelan reservoir gas depletion-drive pada penelitian ini menggunakan radial grid dengan
total 100 layer gas yang mempunyai ketebalan 50 ft. Ilustrasi model reservoir gas depletion-drive
ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Ilustrasi Model Reservoir Gas Depletion-drive

Pada reservoir gas depletion-drive, nilai faktor perolehan berkisar antara 80 hingga 95%.
Sehingga, dalam penelitian ini diharapkan model reservoir gas mampu mencapai faktor perolehan
hingga angka tersebut.
Untuk melakukan analisis kelakuan model reservoir gas depletion-drive, maka reservoir
diproduksikan dengan dengan batasan THP minimum sebesar 100 psia hingga mencapai tekanan
abandon 200 psia.
Original Gas on Place atau OGIP yang didapatkan dari model reservoir gas ini adalah sebesar
18,04 BSCF. Dengan hanya menggunakan batasan THP dan tekanan abandon, reservoir ini mampu
berproduksi dengan laju alir rata-rata sebesar 1.500 MSCF/D selama kurang lebih 29 tahun.
Tekanan awal reservoir gas dengan kedalaman datum 5.000 ft ini adalah sebesar 1.500 psia
seperti yang terlihat pada Gambar 7 yang merupakan grafik penurunan tekanan reservoir gas
depletion-drive.

157
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

1600 Depletion-drive Tekanan vs Waktu


1400
1200
1000
P, psia

800
600
400
200
0
0 10 20 30

Waktu, tahun

Gambar 7. Grafik Penurunan Tekanan Reservoir Gas Depletion-drive

Penurunan tekanan rata-rata yang terjadi adalah sekitar 32,5 psia/tahun. Kemudian, untuk
menganalisis kelakuan produksi reservoir gas depletion-drive, dilakukan analisis grafik laju alir
produksi gas yang ditunjukkan pada Gambar 8.

Depletion-drive Laju Produksi VS Waktu


10000

8000
Qg, MSCF/D

6000

4000

2000

0
0 10 20 30
Waktu, tahun

Gambar 8. Grafik Laju Alir Produksi Reservoir Gas Depletion-drive

Dari grafik diatas, terlihat bahwa laju produksi gas langsung mengalami penurunan yang
sangat curam. Yaitu terjadi rata-rata penurunan sebesar 188,34 MSCF per tahun. Hal ini dapat
terjadi karena tidak ada batasan pada laju alir, dimana batasan hanya pada THP minimum 100 psia.
Sehingga, reservoir cenderung akan berproduksi besar ketika masa awal tekanan reservoir tersebut

158
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

masih tinggi. Akibatnya, akan terjadi penurunan tekanan dengan sangat cepat dan pada akhirnya
berdampak pada penurunan laju produksi yang sangat curam.
Selanjutnya, untuk memperoleh besarnya RF, dilakukan analisis grafik produksi kumulatif gas
yang ditunjukkan pada Gambar 9.

Depletion-drive Kumulatif Produksi VS Waktu


18
16
14
Gp, BSCF

12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, tahun

Gambar 9. Grafik Produksi Kumulatif Reservoir Gas Depletion-drive

Dari grafik tersebut, kumulatif produksi gas rata-rata tiap tahun adalah sekitar 0,38 BSCF. Pada
saat tekanan abandon, reservoir gas ini mencapai kumulatif produksi gas sebesar 15,9 BSCF.
Sehingga, faktor perolehan model reservoir gas depletion-drive adalah sebesar 88,39%.

3.2 Model Reservoir Gas Water-Drive

Pada reservoir gas water-drive, faktor perolehan gas berkisar dibawah faktor perolehan dari
reservoir gas depletion-drive, yaitu sebesar 35 hingga 75%. Hal ini dikarenakan gas tidak dapat
berekspansi terlalu besar akibat adanya tenaga dari air dibawah kolom gas.
Sama seperti pada model reservoir gas depletion-drive, pada model ini analisis kelakukan juga
dilakukan dengan batasan THP minimum sebesar 100 psia. Dengan batasan tersebut, reservoir ini
mampu berproduksi dengan laju alir rata-rata sebesar 1.907 MSCF/D selama 13 tahun.
Untuk mengetahui penurunan tekanan pada reservoir gas water-drive, dilakukan analsis pada
grafik penurunan tekanan reservoir gas water-drive yang ditunjukkan pada Gambar 10.

159
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

Dari Gambar 10 terlihat bahwa tekanan turun dengan sangat curam ketika reservoir mulai
berproduksi. Dalam waktu tidak sampai dua tahun, terlihat ada kenaikan tekanan akibat sumur
berhenti berproduksi. Kasus ini dapat terjadi karena hal-hal seperti besarnya laju alir produksi pada
masa awal dan terjadinya water influx ke sumur produksi sehingga mengakibatkan produksi air
berlebih. Untuk lebih memahami sebab terjadinya penurunan tekanan ini, maka akan dilihat juga
rate produksi gas dan air.

1510 Water-drive Tekanan vs Waktu


1500
1490
1480
1470
P, psia

1460
1450
1440
1430
1420
1410
0 5 10 15
Waktu, tahun

Gambar 10. Grafik Penurunan Tekanan Reservoir Gas Water-drive

Untuk melihat kelakuan produksi reservoir gas water-drive, dilakukan analisis terhadap grafik
laju alir produksi gas dan air yang ditunjukkan pada Gambar 11.
Dari Gambar 11 terlihat bahwa water breakthrough telah terjadi sejak awal mula reservoir ini
mulai berproduksi. Pada sekitar satu tahun awal, produksi gas terus mengalami penurunan yang
signifikan. Kebalikannya, produksi air terus meningkat. Setelah itu, produksi gas terus mengalami
penurunan, namun tidak terlalu signifikan, yaitu pada sekitar 1.500 MSCF/D. Sedangkan, produksi
air cenderung konstan pada sekitar 330 STB/D. Pada tahun ke tiga belas, reservoir ini berhenti
berproduksi, terlihat dari grafik laju alir kedua fluida yang menjadi nol.
Sama seperti yang terjadi dengan reservoir gas depletion-drive, karena batasan produksi gas
hanya THP maka laju alir gas menjadi sangat tinggi pada awal masa produksi yang mengakibatkan
penurunan tekanan serta penurunan laju produksi yang sangat signifikan dalam waktu yang relatif
singkat.

160
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

Water-drive Laju produksi vs Waktu


8000 400
7000 350
6000 300
Tekanan, psia

5000 250

Q, STB/D
4000 200
3000 150
2000 100
1000 50
0 0
0 5 10 15
waktu, tahun
Gas Air

Gambar 11. Grafik Laju Produksi Gas dan Air

Kemudian, untuk memperoleh besarnya RF, dilakukan analisis pada grafik kumulatif produksi
gas pada reservoir gas water-drive yang ditunjukkan pada Gambar 12.

Water-drive Kumulatif produksi vs Waktu


10

8
Gp, MSCF

0
0 5 10 15
Waktu, tahun

Gambar 12. Grafik Kumulatif Produksi Reservoir Gas Water-drive

Dari Gambar 12, kumulatif produksi gas pada reservoir gas water-drive adalah sebesar
9,5 BSCF. Atau dengan kata lain mempunyai faktor perolehan sebesar 52,76%.
Sebagai perbandingan dari kedua jenis reservoir tersebut, Gambar 13 adalah grafik Gp reservoir
gas depletion-drive dan water-drive. Serta, Gambar 14 adalah grafik P/z VS Gp reservoir gas
depletion-drive dan juga water-drive.

161
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

20 Perbandingan Kumulatif Produksi vs


15.9 BSCF
Waktu
15
9.5 BSCF
Gp, BSCF

10

0
0 10 20 30 40
Waktu, tahun
DD WD

Gambar 13. Kumulatif Produksi Gas Reservoir Gas Depletion-drive dan Water-drive

Kurva P/z vs Gp
2000 52,7%

DD
1500

WD
P/z

1000
88,4%

500

0
0 5 10 15 20
Gp (BSCF)

Gambar 14 Grafik P/z VS Gp Reservoir Gas Depletion-drive dan Water-drive

Dari kedua grafik tersebut terlihat separasi yang cukup besar antara kurva P/z vs Gp depletion-
drive dengan water-drive. Selain itu, terdapat perbedaan faktor perolehan sekitar 36% dari kedua
jenis reservoir. Apabila dilihat dari grafik produksi lapangan pada reservoir gas water-drive, maka
perbedaan yang cukup besar pada faktor perolehan dan kurva P/z vs Gp untuk kedua jenis
reservoir ini terjadi akibat water breakthrough yang sudah dimulai sejak awal reservoir tersebut
berproduksi. Water breakthrough ini mengakibatkan sumur produksi dipenuhi oleh air sehingga
meninggalkan gas dengan tekanan yang masih cukup besar pada reservoir.

162
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

3.3 Model Reservoir Gas Water-Drive dengan Teknik Co-Production

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab tinjauan pustaka, teknik ini akan dengan sengaja
memproduksikan air dari reservoir gas dengan tujuan untuk mengurangi water influx ke zona gas.
Sehingga, gas dapat berekspansi dan mempunyai tingkah laku produksi seperti pada reservoir gas
depletion-drive yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya faktor perolehan gas.
Pada penerapan teknik ini, hal-hal yang dapat diatur atau didesain antara lain adalah rate
produksi air, interval perforasi, THP sumur gas dan rate produksi gas. Namun tentunya, pengaturan
faktor-faktor permukaan tersebut juga harus memperhatikan karakterisktik dari reservoir sehingga
akan didapatkan kombinasi desain yang paling tepat untuk suatu keunikan reservoir dan pada
akhirnya didapatkan faktor perolehan gas yang maksimal.
Co-Production yang diterapkan pada reservoir gas water-drive dengan tujuan untuk
meningkatkan RF gas, dilakukan dengan memproduksikan air pada laju alir 2.000 STB/D dan
mengurangi interval perforasi pada sumur produksi gas menjadi 25%.
Air diproduksikan pada sumur yang sama, melalui tubing yang berbeda dengan tubing
produksi gas. Skema komplesi dual tubing untuk sumur produksi dengan penerapan teknik
co-production ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15. Skema Komplesi Sumur Co-Production

163
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

Perforasi untuk lapisan gas sebanyak 25% berada pada layer 1 hingga 25. Sedangkan, untuk
lapisan air perforasi berada pada layer Perforasi lapisan gas diletakkan sejauh mungkin dari gas-
water contact dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya water coning di sekitar
zona perforasi gas. Begitu juga dengan perforasi pada lapisan air yang hanya dilakukan pada layer
paling bawah yang mempunyai ketebalan 365 ft supaya tidak terjadi gas coning pada sekitar zona
perforasi air,
Selanjutnya, berikut adalah hasil setelah dilakukannya enhanced gas recovery atau EGR, dengan
teknik co-production pada reservoir gas water drive. Sebagai perbandingan, maka akan disajikan
grafik untuk ketiga case; depletion-drive, water-drive, dan enhanced gas recovery; secara bersamaan.
Yang pertama, ditunjukkan pada Gambar 16 adalah perbandingan laju alir produksi fluida dari
tubing produksi gas sebelum dan setelah dilakukannya co-production pada reservoir gas water-
drive.

Perbandingan Laju Produksi pada Tubing


8000 400
7000 350
6000 300
Qg, MSCF/D

Qw, STB/D
5000 250
4000 200
3000 150
2000 100
1000 50
0 0
0 5 10 15 20
Waktu, tahun
WD-Qg, MSCF/D EGR-Qg, MSCF/D
WD-Qw, STB/D EGR-Qw, STB/D

Gambar 16. Laju Alir Fluida Pada Tubing Produksi Gas

Dari gambar diatas terlihat bahwa, laju alir air yang sebelumnya berada di sekitar 300 STB/D
dan langsung tinggi pada masa awal produksi, setelah dilakukannya co-production laju alir air
menjadi jauh lebih rendah yaitu pada sekitar 20 STB/D. Selain itu, laju alir produksi gas juga
menjadi lebih stabil sehingga reservoir mempunyai masa produksi lebih lama. Yaitu bertambah
sekitar 3 tahun dari case sebelumnya.
Kemudian, perbandingan ketiga case tersebut ditunjukkan pada Gambar 17 hingga Gambar 19.
Laju alir produksi gas dari ketiga case tersebut ditunjukkan pada Gambar 17 sebagai berikut.

164
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

10000 Perbandingan Laju Produksi


Qg, MSCF/D 8000

6000

4000

2000

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu, tahun

DD-Qg, MSCF/D WD-Qg, MSCF/D

EGR-Qg, MSCF/D

Gambar 17. Laju Alir Produksi Gas Ketiga Case

Dari grafik diatas terlihat bahwa pada case IGR, reservoir cenderung berproduksi pada laju alir
yang lebih stabil dan tidak mengalami penurunan laju alir secara signifikan pada masa awal
produksi. Sehingga hal ini berdampak pada masa produksi reservoir tersebut yang kemudian
menjadi lebih panjang daripada case water-drive.
Kumulatif produksi gas setelah penerapanan co-production serta perbandingannya dengan
reservoir gas depletion-drive dan water-drive ditunjukkan pada Gambar 18.

Gambar 18. Hasil Enhanced Gas Recovery

Dari grafik diatas, terlihat bahwa dengan dilakukannya produksi air pada reservoir gas water-
drive, terbukti dapat meningkatkan kumulatif produksi gas pada reservoir tersebut. Dimana terlihat
bahwa terjadi penambahan kumulatif produksi gas sekitar 5,2 BSCF setelah air diproduksikan.

165
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

Dan hanya sekitar 1,4 BSCF lebih sedikit daripada apabila reservoir tersebut merupakan depletion-
drive.
Kemudian untuk melihat seberapa besar tekanan akibat water influx dapat diturunkan setelah
air diproduksikan, pada Gambar 19 ditunjukkan perbandingan kurva P/z vs Gp untuk ketiga case
tersebut.
Walaupun ternyata tekanan yang dapat dikurangi tidak terlalu banyak, namun peningkatan RF
setelah aplikasi teknik co-production adalah sebesar 28% setelah air diproduksikan pada reservoir
water-drive; atau selisih 8,3% dari depletion-drive.

Gambar 19. P/z VS Gp Enhanced Gas Recovery

IV. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode enhanced gas
recovery terhadap model reservoir gas water-drive pada penelitian ini dapat meningkatkan
kumulatif produksi gas sebesar 5.2 BSCF atau terjadi peningkatan RF sebesar 28%.

V. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Sutopo selaku pembimbing, dan keluarga saya
atas dukungan yang diberikan.

166
Studi Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Water Drive
Malinda, Sutopo, Fathaddin, Prakoso, Rahmawan

E-ISSN 2614-7297 Volume 11 Nomor 2, Juni 2022, Halaman 149-167


Terakreditasi Sinta 5 No: 14/E/KPT/2019. Doi: https://doi.org/10.25105/petro.v11i2.14989

VI. DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, Al-Hussainy, Ramey. 1965. The Importance of Water Influx in Gas Reservoirs, Texas A&M
University, Texas.

Ahmed, Tarek. 2006. Reservoir Engineering Handbook Third Edition, Gulf Professional Publishing.

Akindele, Femi. M and Tiab, Djebbar. 1982. Enhanced Gas Recovery from Water-Drive Reservoirs-
Methods and Economics, SPE Paper 11104, Oklahoma.

Arcaro, Doreen P. and Zaki Bassiouni. 1987. The Technical and Economic Feasibility of Enhanced Gas
Recovery in the Eugene Island Field by Use of the Coproduction Technique, SPE Louisiana State
U., Louisiana.

Armenta, Miguel. 2003. Mechanisms and Control of Water Inflow to Wells in Gas Reservoirs With
Bottom Water-Drive, The Craft & Hawkins Departments of Petroleum Engineering, Louisiana
State University and Agricultural and Mechanical College, Louisiana.

Ikoku, Chi U. Natural Gas Engineering, Petroleum Engineering Department, the University of Tulsa.,
Tulsa.

Itotoi, Ibiada Harrison, Akpoebi Ojeke, Dike Nnamdi, Jonathan Umurhohwo, Osaigbovo Benjamin,
Kanu AkaChidike. 2010. Managing Reservoir Uncertainty in Gas Field Development using
Experimental Design, SNEPCO and Sunlink Petroleum, SPE 140619, Nigeria.

Malinda, M. 2017. Optimasi Produksi pada Reservoir Gas Bertenaga Dorong Air dengan Teknik
Co-Production, Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung.

Naderi, Meysam, Behzad Rostami, Maryam Khossravi. 2014. Optimizing Production from Water
drive Gas Reservoir based on Deliverability Concept. Journal of Natural Gas Science and
Engineering. Iran.

Walker, Thomas. 2005. Enhanced Gas Recovery Using Pressure and Displacement Management, The
Craft & Hawkins Departments of Petroleum Engineering, Louisiana State University and
Agricultural and Mechanical College, Louisiana.

Yue, Jumpeng. 2002. Water-Drive Gas Reservoir: Sensitivity Analysis and Simplified Prediction, the
Craft & Hawkins Departments of Petroleum Engineering, Louisiana State University and
Agricultural and Mechanical College, Louisiana.

167

Anda mungkin juga menyukai