Anda di halaman 1dari 20

PENANGANAN TERCEMARNYA AIR PROSES OLEH AIR LAUT DIAKIBATKAN

KERENA KEBOCORAN KONDENSOR


GANGGUAN
LEVEL WATER BOX RENDAH UNTUK MENJAGA EFEKTIFITAS PENDINGINAN
KONDENSOR

Disusun:
SULISTYONO
Nomor Induk : 209536652K

TAHUN 2021
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : PENANGANAN TERCEMARNYA AIR PROSES OLEH AIR LAUT


DIAKIBATKAN KERENA KEBOCORAN KONDENSOR
Nama Penyusun : SULISTYONO
Nomor Induk : 209536652K
Jabatan : OPERATOR KIMIA

Semarang, 7 Desember 2021

Menyetujui, Mengetahui,
SPS SP

G G
NIP : NIP :

2
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

DAFTAR ISI

COVER 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3

I PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 PERMASALAHAN 4
1.3 TUJAN PEMBUATAN MAKALAH 4
1.4 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH 5

II LANDASAN TEORI 5
2.1 PENGERTIAN KONDENSOR 57
2.2 BAGIAN UTAMA KONDENSOR 5
6
2.3 PARAMETER TERCEMARNYA AIR PROSES

III PEMBAHASAN MASALAH 10


3.1. DAMPAK JIKA AIR PROSES TERCEMAR AIR LAUT
10
3.2. TROUBLESHOOTING 10
IV KESIMPULAN DAN SARAN 14
4.1 KESIMPULAN 14
4.2 SARAN 14

LAMPIRAN 15

BAB I
PENDAHULUAN

3
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

1.1 Latar Belakang

Pada PLTGU SEMARANG PGU selama produksi kadang terjadi kendala pada
Kondensor yang mengalami kebocoran sehingga air pendingin yaitu air laut masuk ke
dalam waterbox, hal ini tentu sangat berdampak pada kemurnian air proses karena kita
ketahui kemurnian dar air laut sangan rendah dan mengandung banyak sekali mineral
yang nantinya jika tercampur dengan air proses sangatlah berbahaya untuk peralatan-
peralatan yang berada disistem yang mengakibtakan kondisi air proses menjadi asam
sehingga akan menyebabkan laju reaksi korosi menjadi semakin cepat dan peralatan
akan mengalami kerusakan karena korosi tersebut.

penurunan level air laut pada Water Box, hal ini tentu sangat berdampak pada
kinerja Steam Turbine Generator (STG), dimana dampak dari masalah tersebut dapat
mempengaruhi pendinginan pada kondensor yang menyebabkan Vacuum kondensor
naiksehingga menurunkan beban produksi STG.

Untuk menghadapi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan secara cepat agar
kebocoran segera di tutup dan kemurnian air proses kembali normal.
pada peralatan tersebut sehingga beban produksi dari STG dapat maksimal Kembali.

1.2 Permasalahan

Tercemarnya air proses oleh air laut diakibatkan oleh kebocoran kondensor pada sisi
pipa tube, sehingga mengakibtkan air proses menjadi asam yang membuat laju rekasi
korosi pada perlatan semakin cepat.

Waterbox Kondensor mengalami kekosongan level, disebabkan oleh tidak


maksimalnya Vacuum Primming dalam menjaga pressure Vacuum.

1.3 Tujuan Pembuatan makalah

Untuk menjaga kemurnian air proses tetap terjaga sesuai parameter yang sudah di
tetapkan.

4
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

level Water Box penuh sehingga pendinginan pada kondensor dapat maksimal.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah

a. Untuk mengetahui penangan yang tepat sesuai dengan kondisi air proses
b. Untuk mengurangi dampak korosi perlatan karena kondisi air proses asam
c. Mencegah level Water Box kosong
d. Memaksimalkan Pendinginan Pada Kondensor

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kondensor

Kondensor merupakan alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang berfungsi


mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi titik-titik air (air kondensat) yang
ditampung pada Hotwell. Selanjutnya air tersebut disirkulasikan kembali ke boiler untuk
diproses kembali menjadi uap.

Kondensor ini parameter kerjanya dipantau berdasarkan memiliki nilai vakum atau
pressure yang dihasilkan. Nilai vakum kondensor ini akan mempengaruhi kinerja STG.
Dimana semakin tinggi nilai vakum kondensor maka pengkondensasian uap ekstraksi LP
turbine menjadi air akan berlangsung lebih cepat dan daya listrik (MW) yang dihasilkan
juga lebih besar. Hal ini juga berpengaruh terhadap kenaikan efisiensi steam turbin,
karena dengan energi masukan yang sama akan membangkitkan daya listrik (MW) yang
lebih besar.

Berikut fungsi utama Kondensor pada STG (Steam Turbine Generator) :

5
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

 Merubah uap bekas dari turbin menjadi air condensate.

 Dengan vakum kondensor yang bagus, maka efisiensi turbin bagus.

 Menampung dan mengontrol air kondensat.

 Mengeluarkan udara atau gas yang tidak terkondensasi.

2.2 Bagian Utama Kondensor


Dari gambar berikut dapat diketahui bagian utama kondensor, antara lain :

6
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

a. Selongsong (shell)
Merupakan ruang kondensasi, dimana uap keluaran turbin bersentuhan dengan pipa-pipa
condenser yang berisi air pendingin (air laut)
b. Ruang air (water box)
Ruang penampungan air laut yang akan masuk ke pipa-pipa kondensor dan yang keluar dari
pipa-pipa kondensor.
c. Pipa dan pemegang pipa (tube plats dan tubes)
Tempat mengalirnya air laut untuk mengkondensasi uap keluaran turbin, dengan spesifikasi :

Luas permukaan : 14.448 m²


Jumlah pipa : 13.956 buah
Ukuran pipa : 1” x 22 BWG (25.4 mm x 0.7 WALL)
Material pipa : TITANIUM SB-338.GR.2
Panjang efektif pipa : 42’ – 6 ¾” (12.973 mm)
Jumlah Plat penyangg : 2 x 16 28
d. Ruang kondensat (hotwell)

7
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Untuk menampung air hasil kondensasi uap keluaran turbin (air kondensate).

2.3 Alat Dan Komponen Bantu Kondensor

PARAMETER TERCEMARNYA AIR PROSES

A ph (potensial hydrogen)

Istilah “pH” berasal dari kata Jerman “potenz,” yang berarti “pangkat” ,


dikombinasikan dengan H, simbol unsur untuk hidrogen, jadi pH adalah
singkatan dari “pangkat hidrogen.”

Pengertian pada umumnya, pH (Power of Hydrogen) adalah skala yang digunakan


untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Skala dari pH terdiri dari angka 1 hingga 14.

Skala pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen [H +] dalam larutan. Nilai pH larutan


dihitung menggunakan nilai konsentrasi molar ion hidrogen yang larut dalam
larutan.

Pada pengukuran skala pH, terdapat tiga jenis parameter yaitu pH asam, netral, dan
basa.

 Suatu larutan dikatakan asam jika terdapat ion H+ yang lebih banyak daripada


ion OH–. Asam memiliki pH<7

 Bersifat netral jika jumlah ion H+ dan OH– sama dalam larutan. Larutan netral


memiliki pH 7

 Dan larutan basa jika terdapat jumlah ion OH– lebih banyak dibanding H+.


Basa memiliki pH>7

8
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Berkaitan dengan penjelasan di atas mengenai PH maka air proses atau air umpan
untuk boiler/HRSG standar aman di PLTGU tambak lorok ini pada rank 8.5-9.5
maka dari itu perlu monitoring secara berkala untuk manjaga keadaan Ph pada
rengknya karena apabila keadaan Ph bergeser pada Ph rendah tau di bawah 7
air akan menjadi asam dan menyebakan cepatnya laju korosi pada pipa dan
peralatan yang ada pada system.

Pada kondensor diperlukan alat-alat pendukung untuk pengoperasiannya , agar


kerja kondensor bisa maksimal dan menaikkan efesiensi STG. Adapun alat-alat
pendukung tersebut adalah :

a. Vacuum Pump

Pada kondensor PLTGU terdapat alat bantu vacuum berupa Liquid Ring Vacuum Pump
2 stage (Low Stage dan High Stage) atau yang lebih dikenal dengan Vaccum Pump yang
berfungsi mengekstrak atau membuang udara atau gas-gas lainnya di dalam kondensor dan
membuangnya ke atmosfer ( menjaga vakum ).

9
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Vaccum Pump juga berfungsi sebagai pembuat vakum saat start STG, setelah normal
operasi dan terdapat steam yang masuk ke turbin maka proses vakum kondensor diambil
alih oleh proses kondensasi steam menjadi air condensate. Sampai sekarang belum ada
design pompa vacuum ( pompa uap ) dan untuk membuat condenser menjadi vacuum
dengan bantuan pompa maka media yang membantu pada pompa sehinga dapat berfungsi
sebagai pompa vacuum ada air yang dibuat secara sirkulasi dan temperaturnya harus dijaga
agar didalam pompa 29 tidak terjadi kapitasi ( ledakan gelembung – gelembung air ) untuk
menjaga agar air tidak panas , maka air yang akan digunakan dilewatkam HE ( heat
exchanger ) dan uap panas yang tebawa / terhisap oleh pompa akan keluar melewati venting
separator , air yang masuk separator dilewatkan ke HE dan masuk lagi ke dalam pompa.

b. Vaccum Primming
konduktifity
Konduktivitas (Daya Hantar Listrik/ DHL) adalah gambaran numerik dari kemampuan air
untuk meneruskan aliran listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang
dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Konduktivitas dinyatakan dengan satuan
µm/cm, dapat dideteksi dengan menggunakan alat EC meter (Elektric Conductance).
Pengukuran daya hantar listrik bertujuan mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk
menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air. Konduktivitas air
dapat dinyatakan dalam satuan mhos/cm atau Siemens/cm. berkaitan dengan hal ini untuk
nilai konduktivitas air yang digunakan untuk umpan boiler/HRSG PLTGU tambak lorok
ditetapkan untuk air makeup tidak lebih dari 0.8 µm/cm dan untuk condensate tidak lebih
dari 15 µm/cm. oleh karena itu apa bila konduktifitas air proses melebihi dari batasan
tersebut maka air proses memiliki potensi tercemar salah satuya oleh air laut yang berasal
dari kebocoran kondensor.

10
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Alat bantu vaccum yang digunakan untuk menyedot dan membuang udara dari sistem
air pendingin utama agar air pendingin dapat mengisi seluruh permukaan kondensor
sehingga proses pendinginan efektif. Udara dari sistem pendingin dihisap melalui saluran sisi
air pendingin terletak pada bagian atas water box sisi inlet dan sisi outlet kondensor.

c. Debris Filter
cloride (cl-)
Berfungsi menyaring air laut sebagai air pendingin sebelum masuk ke dalam pipa-pipa
kondensor. Sehingga terbebas dari kotoran-kotoran baik kerang, serpihan kayu, ataupun
lumpur.

e. Ball Cleaning
f. Air laut
g. (Tapproge Ball System)

11
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa (tubes) pendingin kondensor dari kotoran


seperti lumpur dan kotoran
halus dengan cara menginjeksikan bola karet (Taprogge Ball) ke dalam pipa-pipa pendingin
kondensor.

e. Motor Block Valve (MBV) Inlet & Outlet Kondensor


Berfungsi untuk Mem-Blok dan Mengalirkan fluida (air laut) pada kondensor, berfungsi
juga sebagai pengaman ketika melakukan pembersihan dan perbaikan pada kondensor.

f. Start-Up Vent Water Box Kondensor


Berfungsi untuk mengeluarkan udara pada Water Box ke atmosfer, yang bertujuan
untuk membuat air laut pada Water Box terisi penuh karena tidak ada udara yang tertahan
pada Water Box.

12
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Dampak Jika kondensor bocor dan air laut masuk mencemari air proses
Pada saat kondensor bocor maka air laut akan masuk dan bercampur dengan air
proses,karena kemurnian air laur sangat rendah maka air proses yang memiliki kemurinian
air yang tinggi bergeser menjadi rendah karena tercampur mineral dari air laut. Hal ini
sangatlah berbahaya karena akan mengakibatkan kondisi air proses menjadi asam sebagai
indikasinya adalah:
a. PH air memiliki nilai dibawah 7
b. Konduktifitas menjadi tinggi
c. Kadar Cl- yang tinggi
pengisian Water Box Kondensor atau pada saat normal operasi terkadang mengalami
kendala pada level air laut pada Water Box yang rendah, hal ini disebabkan oleh terjebaknya
udara bertekanan positif di dalam Water Box, sehingga level Water Box tidak dapat
maksimal, hal ini terindikasi oleh beberapa parameter seperti :
a. Vacuum Kondensor naik
b. Level Water Box pada DCS (indikasi biru : penuh, hitam : belum penuh)

Yang mana dari kejadian tersebut, proses pendinginan pada shell (selongsong)
kondensor kurang maksimal karena fluida (air laut) pada Water Box tidak menyentuh shell
secara keseluruhan dan proses kondensasi pada shell tersebut otomatis akan kurang
maksimal juga sehingga mengakibatkan vacuum pada kondensor naik.

3.2 Troubleshooting
a. Cek Vacuum Primming (cek PH monitoring online)
Pertama cek pressure pada Vacuum Primming Tank, jika pressure Tank rendah
(<-60 kPa) maka start pompa dan pastikan pressure Tank (>-80 kPa) dan stabil.

Jika pressure tidak dapat naik atau pressure cenderung turun dengan cepat,
maka kemungkinan Tank kemasukan air dari kondensor, hal ini terjadi karena Trap
tidak bekerja dengan maksimal atau Leak Trough.

13
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan Drain pada Vacuum
Primming Tank tersebut.

Drain Vacuum Primming Tank :

1. Matikan Pompa jika running


2. Block semua BV suction Vacuum Primming Tank dari Kondensor (A & B) dan
CCCW (Close Cycle Cooling Water)
3. Open Vent dan Drain, dan tunggu hingga air pada Tank Habis

Penormalan Vacuum Primming Tank :


1. Close Vent dan Drain pada Tank
2. Running Vacuum Primming Pump
3. Open dan atur pembukaan BV suction Vacuum Primming Tank dari Kondensor
( A & B ) dan CCCW (Close Cycle Cooling Water)

Jika pressure Vacuum Primming Tank Sudah tinggi dan stabil, namun Vacuum
Kondensor tidak mengalami perubahan yang signifikan maka lanjut ke opsi kedua

b. Atur Flow Keluaran Air Laut Pada Outlet Kondensor (cek konduktifitas monitoring online
dan cation konduktifitas online)
Dalam pengaturan flow cooling water kondensor ini, pengaturan dilakukan dengan
mengatur pembukaan motor valve outlet kondensor. Pengaturan ini akan berdampak
pada perubahan pressure inlet dan outlet kondensor, kecepatan aliran cooling water
pada tube kondensor, dan cooling water flow rate ke kondensor.

Dengan menggunakan metode pengaturan MBV outlet kondensor seperti cara diatas
kita dapat memanipulasi flow rate pengeluaran air laut pada sisi outlet kondensor dan akan

14
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

membuat level Water Box naik karena flow masukan kondensor lebih besar dibandingkan
dengan pengeluarannya.

Karena flow masukan air laut pada inlet kondensor lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran di sisi outlet maka akan berdampak pada kenaikan preassure pada inlet
kondensor dan juga pada preassure Circulating Water Pump (CWP), maka sebelumnya
diharuskan persiapan Operator pada Water Intake untuk memonitoring CWP guna
mengantisipasi terjadinya vibrasi pada CWP.

Selain dengan pengaturan flow, pada metode ini Venting Water Box akan dibuka
dengan maksud mengeluarkan udara bertekanan positif pada WaterBox sehingga laju aliran
air laut tidak terhambat dan mampu mengisi permukaan Water Box hingga yang paling atas.

Langkah – Langkah Pengoperasian


1. Persiapkan APD : Wearpack, Safety Helmet, Safety Shoes, Earplug, dll.
2. Operator Intake standby pada area CWP untuk monitoring.
3. Operator standby pada area Kondensor dan Breaker.
4. Pastikan Breaker MBV Outlet Kondensor dalam posisi “ON”
5. Open ABV Venting Inlet dan Outlet Water Box.
6. Throttle MBV Outlet Kondensor secara berkala serta pantau Vibrasi pada CWP
(pastikan aman).
7. Close ABV Vent Water Box jika sudah keluar air (menandakan level Water Box
penuh).
8. Pantau Vacuum Kondensor, pastikan Vacuum turun dan stabil.
9. Start Vacuum Primming Pump untuk mempertahankan level Water Box.
10. Normalkan Kembali MBV Outlet Kondensor.

15
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berikut kesimpulan dari pembahasan masalah :
a. Vacuum Kondensor naik diakibatkan oleh level Water Box rendah dengan indikasi
dari DCS Hitam
b. Pendinginan pada Kondensor tidak maksimal karena fluida air laut tidak menyentuh
Shell Kondensor bagian atas
4.2 Saran
Saran yang dapat dilakukan oleh operator lokal adalah :
a. Cek parameter dari Vacuum Primming apabila parameter di bawah batas normal
operasi, cek Vacuum Primiming Tank apabila ada air didrain sampai air habis.
b. Apabila Vacuum Primming sudah running normal namun level Water Box belum
juga penuh, lakukan Throttle bagian outlet Kondensor yang Water Boxnya rendah

16
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

17
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

LAMPIRAN :

18
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Gambar Schematic Diagram Kondensor PLTGU

19
PT INDONESIA POWER
SEMARANG PGU

Gambar Schematic Diagram Kondensor PLTGU dari DCS

Gambar Schematic Diagram Vacuum Primming PLTGU dari DCS

20

Anda mungkin juga menyukai