Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWABAN

TUGAS HUKUM PERDATA


FAKULTAS HUKUM SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ADHYAKSA

Nama Mahasiswa : Neyla Julieta


Nomor Pokok : 2230123075
Nomor Urut : urut 4
Kelas : AB
Mata Ujian : HUKUM PERDATA
Nama Dosen : Guruh Marda, S.H., M.H.
Semester : Semester 2

1. Dapat saudara jelaskan, apa yang dimaksud subjek hukum, berdasarkan pendapat
beberapa ahli (minimal 3 ahli)?

Subyek hukum memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam bidang hukum,
karena subyek hukum tersebut yang dapat mempunyai wewenang hukum. Istilah subyek hukum
berasal dari terjemahan Bahasa belanda yaitu rechtsubject atau law of subject (Inggris). Secara
umum rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban, yaitu manusia dan badan
hukum.
Menurut Abdulkadir Muhammad, subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban.
Pendukung hak dan kewajiban ini disebut orang. Orang dalam pengertian hukum terdiri dari
orang pribadi dan badan hukum. Individu manusia adalah subjek hukum dalam arti biologis,
sebagai fenomena alam, sebagai makhluk budaya yang memiliki akal, perasaan, dan kehendak.
Badan hukum adalah subjek hukum dalam arti yuridis sebagai gejala dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia yang berdasarkan hukum, mempunyai hak dan
kewajiban seperti manusia individu (Abdulkadir Muhammad, 2000: 27).
Sedangkan menurut Sudikno Mertokusumo, subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Kemudian pendapat senada dikemukakan oleh
Subekti yang menyatakan menyatakan bahwa subjek hukum adalah pembawa hak atau subjek
dalam hukum, yaitu orang.
2. Dapat saudara jelaskan, dan uraikan penggolongan subjek hukum menurut hukum
perdata? Berikan dasar hukumnya!

- Orang (Natural Born)


Manusia sebagai subjek hukum diakui sejak ketika masih berada dalam kandungan
ibunya, asalkan manusia itu dilahirkan hidup. Bahkan menurut KUH Perdata, "tidak ada suatu
hukuman mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan hak kewargaan".
Mengenai hal ini H. Ishaq berpendapat jika seseorang dijatuhkan pidana oleh hakim, tidak akan
menghilangkan manusia tersebut sebagai pendukung hak dan kewajiban perdata. Pada intinya
subjek hukum adalah adalah orang mempunyai hak dan cakap untuk bertindak di dalam hukum
atau dengan kata lain siapa yang cakap menurut hukum untuk mempunyai hak.
Pada intinya subjek hukum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban atau segala sesuatu
yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum. Yang mana, hukum itu berfungsi
untuk mengatur hubungan antara subjek hukum melalui hak dan kewajiban yang dipegang
masing- masing. Unsur hak adalah kekuasaan atau wewenang kekuasaan atau wewenang yang
diberikan oleh hukum kepada sesesorang yang dapat melakukan sesuatu dan yang menjadi
tantangannya yakni unsur kewajiban dari orang lain untuk mengakui kekuasaan itu.
Badan Hukum (Legal Entity Subject)
Pemikiran Soedjono Dirdjosisoworo, dalam bukunya "Pengantar Ilmu Hukum" badan hukum
adalah perkumpulan atau organisasi yang didirikan dan dapat bertindak sebagai subjek hukum,
misalnya dapat memiliki kekayaan, mengadakan perjanjian, dan sebagainya. Merujuk pada
pembahasan tentang teori-teori badan hukum yang ditulis oleh P.N.H. Simanjuntak dalam
bukunya "Hukum Perdata Indonesia" menguraikan beberapa teori mengenai badan hukum dan
dasar pembenar bahwa badan hukum sebagai subjek hukum yang mempunyai hak dan
kewajiban.
3. Dapat saudara jelaskan, perbedaan kecakapan bertindak dengan kewenangan
bertindak?

Kecakapan bertindak dan kewenangan bertindak ini ialah dua konsep penting dalam hukum
perdata yang sering disalahartikan sebagai hal yang sama.
Kecakapan bertindak merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan hukum
atau mengikatkan diri dalam suatu perjanjian. Sebagai contoh, seseorang yang belum dewasa
atau memiliki gangguan kejiwaan mungkin tidak memiliki kecakapan bertindak penuh untuk
melakukan tindakan hukum tertentu. Sedangkan kewenangan bertindak, ini berkaitan dengan
keberadaan otoritas atau wewenang yang diberikan oleh hukum atau peraturan kepada
seseorang tertentu. Sebagai contoh, seorang direktur perusahaan memiliki kewenangan
bertindak atas nama perusahaan sesuai dengan wewenang yang diberikan kepadanya oleh
undang-undang perusahaan dan oleh otoritas yang sesuai.
Perbedaan utama antara kecakapan bertindak dan kewenangan bertindak ini menunjukkan
bahwa kecakapan bertindak berkaitan dengan kemampuan seseorang / individu untuk
melakukan tindakan hukum, sedangkan kewenangan bertindak berkaitan dengan hak atau
wewenang yang diberikan kepada seseorang / individu ataupun entitas untuk bertindak atas
nama diri sendiri atau atas nama pihak lain.
4. Dapat saudara jelaskan, apa yang menentukan seseorang itu telah dewasa atau belum
dewasa dalam hukum perdata?

Dalam BW, "kedewasaan" dikaitkan dengan sejumlah tahun tertentu. Orang yang telah
mencapai umur genap 21 tahun atau telah menikah sebelum mencapai usia itu (Pasal 330 BW)
dianggap sudah dewasa. Karena kedewasaan dikaitkan dengan kecakapan melakukan tindakan
hukum maka pembuat undang-undang (BW) berangkat dari anggapan bahwa mereka yang telah
mencapai usia genap 21 tahun (atau telah menikah) sudah dapat merumuskan kehendaknya
dengan benar dan sudah dapat menyadari akibat hukum dari perbuatannya, dan karenanya sejak
itu mereka cakap untuk bertindak dalam hukum (handelings-bekwaam).
Pengadilan tidak konsisten dengan patokan umur dewasa. Kemudian upaya untuk mengatasi
keberagaman tersebut dengan penerbitan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012.
Ada perbedaan ketentuan yang dinyatakan dalam Pasal 330 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata ( selanjutnya disingkkat KUH Perdata) dan Pasal 47 ayat (1) UU Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Ketentuan dalam Pasal 330 Kitab UUH Perdata menyatakan:
“Seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah.”
Pasal tersebut mengharuskan bahwa seseorang dinyatakan cakap dalam melakukan perbuatan
hukum harus terlebih dahulu berusia 21 tahun atau sudah menikah sebelum berusia 21 tahun.
5. Dapat saudara jelaskan, apa yang dimaksud dengan perwalian dan apa saja asas-asas
yang ada di dalam perwalian?

Secara umum dalam KUHPedata terdapat beberapa asas mengenai perwalian, yaitu :
1. Asas tak dapat dibagi-bagi
pada tiap-tiap perwalian hanya ada satu wali (pasal 331 KUH Perdata). Asas ini
mempunyai pengecualian dalam 2 hal yaitu :
1. Jika perwalian itu dilakukan oleh ibu sebagai orang tua yang hidup paling lama maka
kalau ia kawin lagi suaminya menjadi medevoogd ( wali serta/wali peserta)
berdasarkan pasal 351 KUH Perdata.
2. Jika sampai ditunjuk pelaksana pengurusan yang mengurus barang- barang di luar
Indonesia berdasarkan pasal 361 KUH Perdata.
2. Asas persetujuan dari keluarga
Keluarga harus dimintai persetujuan perwalian.Dalam hal keluarga tidak ada maka tidak
ada persetujuan pihak keluarga itu. Sedang pihak keluarga, kalau tidak datang sesudah
diadakan panggilan, dituntut berdasarkan pasal 524 KUHP.
Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata ada 3 jenis perwalian, yaitu:
1. Perwalian menurut Undang-undang, yaitu yang disebut dalam pasal 345. Jika salah satu orang
tua meninggal maka perwalian demi hukum dilakukan oleh orang tua yang masih hidup
terhadap anak kawin yang belum dewasa.
2. Perwalian dengan wasiat, yaitu menurut pasal 355 ditentukan bahwa tiap orang tua yang
melakukan kekuasaan orang tua, atau perwalian, berhak mengangkat seorang wali bagi anaknya,
jika perwalian itu berakhir pada waktu meninggal dunia atau dengan penetapan hakim.
Perwalian seperti ini dapat dilakukan dengan surat wasiat atau dengan akta notaries.
3. Perwalian Datif, yaitu apabila tidak ada wali menurut Undang-Undang atau wali dengan
wasiat, oleh hakim ditetapkan seorang wali (pasal 359)
Asas-asas ini ada bertujuan untuk memastikan bahwa perwalian dilakukan dengan
memperhatikan kepentingan terbaik seseorang yang dilindungi, sambil menghormati hak-hak
dan kebutuhan mereka.
6. Dapat saudara jelaskan, apa yang dimaksud dengan pengampuan dan apa saja syarat
pengampuan?

Pengampuan merupakan suatu tindakan dimana seseorang yang dianggap tidak cakap, diampu
oleh pihak yang memiliki hak untuk mengampu. Syarat seseorang yang dapat diampu diatur
dalam Pasal 433 KUHPerdata yang menyatakan, “Setiap orang dewasa, yang selalu berada
dalam keadaan dungu, gila atau mata gelap, harus ditempatkan di bawah nya, sekalipun ia
kadang-kadang cakap menggunakan pikirannya. Seorang dewasa boleh juga ditempatkan di
bawah nya karena keborosan.”
Pengampuan diberikan kepada orang-orang yang diatur pada pasal 433 dan pasal 434 yang
berbunyi :
Pasal 433
"Setiap orang dewasa, yang selalu berada dalam keadaan dungu, gila atau mata gelap, harus
ditempatkan di bawah pengampuan, sekalipun ia kadang-kadang cakap menggunakan
pikirannya. Seorang dewasa boleh juga ditempatkan di bawah pengampuan karena keborosan"
Dari pasal ini yang dapat diajukan Pengampuan adalah
• Setiap orang dewasa yang dalam keadaan dungu, gila atau mata gelap (Terganggu
kondisi jiwanya)
Pasal 434
“Setiap keluarga sedarah berhak minta pengampuan keluarga sedarahnya berdasarkan keadaan
dungu, gila atau mata gelap. Disebabkan karena pemborosan, pengampuan hanya dapat diminta
oleh para keluarga sedarah dalam garis lurus, dan oleh mereka dalam garis samping sampai
derajat keempat. Barang siapa karena lemah akal pikirannya, merasa tidak cakap mengurus
kepentingan sendiri dengan baik, dapat minta pengampuan bagi dirinya sendiri.”
• Keluarga yang keadaan dungu, gila atau mata gelap
• Keluarga yang karena pemborosan
• Seseorang lemah akal pikirannya
• Seseorang merasa tidak cakap mengurus kepentingan sendiri dengan baik
7. Dapat saudara jelaskan, golongan domisili dilihat dari segi terjadinya peristiwa
hukum?

Dalam hukum perdata, golongan domisili dapat dilihat dari segi terjadinya peristiwa hukum,
yang merujuk pada tempat di mana peristiwa hukum tersebut terjadi. Terdapat dua golongan
domisili yang umum dikenal, yaitu:
1. Domisili Pribadi (Domisili Situs), Golongan domisili ini terkait dengan tempat di mana
peristiwa hukum itu sendiri terjadi. Contohnya, jika suatu peristiwa hukum, seperti
penandatanganan kontrak atau perjanjian, terjadi di suatu tempat, maka tempat tersebut
akan menjadi domisili pribadi dari peristiwa hukum tersebut. Pemilihan domisili pribadi
ini biasanya didasarkan pada kepentingan praktis atau hukum tertentu yang berlaku di
wilayah tempat peristiwa hukum tersebut terjadi.
2. Domisili Hukum (Domisili Yuridis), Golongan domisili ini berkaitan dengan hukum
yang berlaku atas peristiwa hukum tersebut. Domisili hukum menentukan yurisdiksi
hukum yang akan mengatur peristiwa hukum tertentu, terlepas dari tempat di mana
peristiwa itu terjadi. Misalnya, dalam kasus kontrak internasional, pihak-pihak yang
terlibat dapat memilih domisili hukum tertentu sebagai dasar penyelesaian sengketa,
bahkan jika peristiwa hukum terjadi di tempat lain.
8. Dapat saudara jelaskan, akibat hukum dari keadaan tidak hadir (Afwezigheid)?

Keadaan tidak hadir (Afwezigheid), yaitu keadaan dimana seseorang tidak berada di tempat
tinggalnya dalam kurun waktu tertentu. Seseorang yang dinyatakan Afwezigheid
mengakibatkan kedudukannya menurut Hukum Perdata dianggap meninggal secara yuridis, hal
tersebut menyebabkan hak dan kewajibannya berpotensi hapus.
Afwezigheid sendiri merupakan istilah yang dikenal di dalam hukum perdata, yaitu suatu
keadaan dimana seseorang tidak berada atau meninggalkan tempat tinggalnya serta
keberadaannya tidak diketahui. Afwezigheid diatur di dalam Bab XVIII KUH Perdata, dan hal
tersebut tentu saja menjadi masalah besar dan akan berimplikasi pada hak dan kewajiban
seseorang yang dianggap tak hadir tersebut.
Beberapa akibat hukum yang akan timbul dari keadaan tidak hadir antara lain:
1. Penanganan Harta Benda: Salah satu akibat hukum dari ketidakhadiran adalah
pengaturan tentang bagaimana harta benda individu yang tidak hadir akan ditangani. Ini
meliputi pengaturan terkait pengelolaan, pembagian, atau pengalihan harta benda
tersebut.
2. Perlindungan kepentingan: Undang-undang mungkin memberikan mekanisme
perlindungan bagi individu yang tidak hadir untuk mencegah eksploitasi atau
penyalahgunaan kepentingannya oleh pihak lain.
3. Pembatasan Hak: Ketidakhadiran bisa mengakibatkan pembatasan hak tertentu, seperti
hak untuk mengelola harta benda, hak perwalian anak, atau hak untuk mewakili diri
sendiri dalam proses hukum.
4. Pengaturan Kewajiban Finansial: Undang-undang mungkin mengatur kewajiban
finansial tertentu yang harus dipenuhi oleh individu yang tidak hadir, seperti kewajiban
membayar utang atau memberikan dukungan finansial kepada keluarga.
5. Pengaturan Pewarisan: Ketidakhadiran juga dapat memengaruhi pengaturan pewarisan
harta benda individu yang meninggal dalam keadaan tidak hadir. Undang-undang
biasanya mengatur mekanisme khusus untuk menangani situasi ini.
6. Penetapan Status Hukum: Dalam beberapa kasus, keadaan tidak hadir dapat
memunculkan pertanyaan tentang status hukum individu tersebut, seperti apakah
seseorang masih hidup atau telah meninggal dunia, yang kemudian dapat berdampak
pada berbagai aspek kehidupan hukumnya.
7. Pelaksanaan Perjanjian: Ketidakhadiran dapat mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
yang melibatkan individu tersebut. Undang-undang mungkin memberikan ketentuan
khusus tentang bagaimana perjanjian tersebut harus dilaksanakan atau bagaimana sanksi
diterapkan dalam kasus ketidakhadiran.
9. Dapat saudara jelaskan, fungsi dan manfaat dari Catatan Sipil secara umum?

Dalam menentukan status seseorang ada beberapa peristiwa atau kejadian yaitu; kelahiran,
pengakuan (terhadap kelahiran), perkawinan, perceraian, dan kematian. Hal ini merupakan hal
yang penting dan perlu untuk diketahui dan memperoleh kepastian akan kejadian tersebut.
Untuk itulah diadakan lembaga catatan sipil. Jadi Catatan Sipil adalah suatu lembaga yang
bertujuan mengadakan pendaftaran, pencatatan serta pembukuan yang selengkap-lengkapnya
dan sejelas-jelasnya serta memberi kepastian hukum yang sebesar-besarnya atas peristiwa
kelahiran, pengakuan, perkawinan, perceraian dan kematian.
E. Subekti dan R. Tjitrosoedibio berpendapat, bahwa “ Catatan Sipil mempunyai pengertian
sebagai suatu lembaga yang ditugaskan untuk memelihara daftar /catatan guna pembuktian
status atau peristiwa penting bagi warganegara seperti : “kelahiran, kematian, perkawinan”.
Manfaat akta catatan sipil secara umum adalah sebagai berikut :
1. Bagi diri pemilik
a. Merupakan alat bukti yang paling kuat dalam menentukan kedudukan hukum
seseorang.
b. Memberikan kepastian hukum yang sah tentang kejadian atau peristiwa yang dicatat.
c. Merupakan akta otentik yang mempunyai kekuatan hukum pembuktian sempurna di
depan hakim.
2. Bagi pihak lain mengikat pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Bagi pemerintah
a. Menunjang tertib administrasi kependudukan
b. Menunjang perencanaan Pembangunan
c. Pengawasan dan pengendalian penduduk.

Anda mungkin juga menyukai