Anda di halaman 1dari 2

Secara konseptual yang dimaksud dengan bangsa adalah sekelompok masyarakat yang

bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri,
seperti bangsa Indonesia, India, dan sebagainya.8 Namun demikian, pembentukan suatu
bangsa tidaklah sesederhana itu. Suatu bangsa terbentuk melalui suatu proses perjalanan
sejarah yang berbeda satu sama lain. Keberadaannya pun seringkali dipengaruhi oleh
interaksinya dengan bangsa- bangsa lain.

Menurut kamus istilah antropologi, yang dimaksud dengan bangsa adalah kumpulan manusia
yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum dan biasanya
menempati wilayah tertentu di muka bumi. Pengertian bangsa ini tidak jauh berbeda dengan
yang dikemukakan oleh Haviland, yaitu suatu komunitas orang-orang yang memandang
dirinya sebagai “kesatuan manusia” yang didasari oleh nenek moyang, sejarah, masyarakat,
institusi, ideologi, bahasa, wilayah, dan sering kali kepercayaan yang sama (Haviland, 2000:
664).

Sebagai suatu bangsa, Indonesia mempunyai ciri atau corak yang khas. Ciri khas itu muncul
karena latar belakang sejarah pembentukannya yang berbeda dengan bangsa lain. Salah satu
ciri khas bangsa Indonesia yang menonjol adalah bahwa bangsa Indonesia dibentuk oleh
kesatuan dari berbagai suku bangsa sehingga disebut bangsa yang majemuk.

Mengenai pengertian konsep suku bangsa, Koentjaraningrat memberikan penjelasan sebagai


berikut. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai
komunitas desa, kota, kelompok kekerabatan, atau kelompok adat lainnya, menampilkan
corak khas tertentu yang terutama dilihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat
bersangkutan. Corak khas tersebut dapat dilihat pada unsur-unsur kebudayaan yang ada pada
komunitas itu, misalnya hasil kebudayaan fisik dan pranata-pranata yang ada pada pola sosial
khusus. Kekhasan corak kebudayaan pada suatu masyarakat itulah yang membedakannya
dengan
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke III. Jakarta:
Balai Pustaka. Hal. 102.

184

masyarakat lainnya. Dalam etnografi (deskripsi atau tulisan tentang bangsa-bangsa), suatu
kebudayaan dengan corak khas itu dinamakan suku bangsa atau kelompok etnik (ethnic
group).

Di antara kedua istilah di atas, istilah yang lebih tepat bagi kelompok masyarakat dengan
corak yang khas tersebut adalah suku bangsa, bukan kelompok etnik, karena suku bangsa
merupakan golongan sosial bukan kelompok sosial. Golongan sosial dan kelompok sosial
merupakan dua konsep mengenai kesatuan-kesatuan sosial atau unsur-unsur masyarakat.
Kedua konsep itu mempunyai pengertian yang berbeda. Golongan sosial merupakan suatu
kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, yang mempunyai ikatan identitas
sosial. Kelompok sosial merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya,
yaitu adanya sistem interaksi antara para anggota, adat-istiadat, serta sistem norma yang
mengatur interaksi itu, kontinuitas, serta adanya rasa identitas yang mempersatukan semua
anggota tadi. Di samping ketiga ciri tadi, suatu kesatuan manusia yang disebut kelompok juga
mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sistem kepemimpinan dan selalu tampak
sebagai kesatuan-kesatuan dari individu-individu yang pada masa-masa tertentu, secara
berulang, berkumpul dan kemudian bubar lagi.
Suku bangsa sebagai golongan sosial adalah golongan manusia yang terikat oleh identitas dan
kesadaran akan “kesatuan kebudayaan”. Kesadaran dan identitas itu sering kali dikuatkan
pula oleh kesatuan bahasa. “Kesatuan kebudayaan” tersebut bukan ditentukan oleh pihak
luar, misalnya ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau ahli lainnya, dengan metode-metode
analisis ilmiah, melainkan oleh warga kebudayaan itu sendiri.

Suku Sunda misalnya. Kebudayaan mereka merupakan suatu kesatuan kebudayaan yang
berbeda dengan kebudayaan Jawa atau Batak. Kesatuan kebudayaan mereka bukan
ditentukan pihak luar, melainkan karena orang-orang Sunda sadar bahwa di antara mereka
ada keseragaman budaya, berkepribadian khas, dan identitas khusus yang berbeda dengan
kebudayaan lain. Bahasa Sunda yang mereka miliki menyebabkan semakin tingginya
kesadaran akan kepribadian khusus tadi. (Koentjaraningrat, 2002: 263—266.)

Menurut Suparlan, suku bangsa merupakan kategori atau golongan sosial yang askriptif, yaitu
keanggotaannya diperoleh bersama dengan kelahiran yang mengacu pada asal orang tua yang
melahirkan serta asal daerah tempat seseorang dilahirkan. Sebagai golongan sosial, suku
bangsa terwujud perorangan atau individu dan kelompok. Sebagai kelompok, suku bangsa

185

terwujud sebagai keluarga, komunitas, masyarakat, atau juga berupa perkumpulan suku
bangsa. Sebagai kelompok, suku bangsa mempunyai ciri-ciri berikut.

1. Merupakan satuan kehidupan yang secara biologi mampu berkembang biak dan lestari

dengan adanya keluarga yang dibentuk melalui perkawinan.

2. Mempunyai kebudayaan bersama sebagai pedoman hidup yang secara umum berbeda
dengan

kelompok suku bangsa lain.

3. Keanggotaan di dalam suku bangsa bercorak askriptif.

Keanggotaan seseorang di dalam sebuah suku bangsa berbeda dengan keanggotaan

seseorang di dalam sebuah kelas sosial atau kelompok profesi yang coraknya diperoleh
melalui prestasi kerja atau usaha. Keanggotaan seseorang di dalam suatu suku bangsa bersifat
terus- menerus atau selamanya, sedangkan keanggotaan di dalam kelas sosial atau kelompok
profesi akan hilang pada waktu yang bersangkutan tidak lagi mampu menunjukkan
kemampuan ekonomi yang menjadi ciri-ciri dari golongan kelas sosial itu atau pada waktu
seseorang tidak lagi mengerjakan profesi yang selama ini ditekuninya (Suparlan, 2005: 3—
6).

Sebagai makhluk sosial, setiap orang mempunyai lebih dari satu identitas diri. Sebagai bagian
dari bangsa Indonesia, jati diri seseorang merupakan jati diri bangsa Indonesia. Mengingat
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang didukung oleh kesatuan dari aneka suku bangsa,

Anda mungkin juga menyukai