Suatu Tinjauan Tentang Pemindahan Teknologi Dari P
Suatu Tinjauan Tentang Pemindahan Teknologi Dari P
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Oleh: Sucipto _ _ _ _ _ _ _ _ __
, ,
•
120 fi ukum dan Pembangunan
baga tunggal dan ditandai oleh adanya pe- "..... a cluster of corporation of deverse
mindahan secara intemasional atas berbagai nationality joined together by ties of com·
faktor dan pemasukan modal, pengetahuan man ownership and responsive to a com·
dan kepemirnpinan dalam perusahaan yang man management strategy".
masing-masing terpisah tetapi saling meleng-
kapi; Menurut pengertian terse but MNC
(b) pemindahan yang terjadi antara ke- merupakan salah satu bagian atau salah
dua negara yang bersangkutan bersifat ko- satu corporasi dari pada "cluster of
mersial, pemindahan-pemindahan ini hanya corp orations " yang bersama-sama me-
merupakan pemindahan dari satu titik ter- rupakan suatu MNE. Dengan kata lain
•
dapat dikatakan bahwa MNE dimak-
•
3) Dialog Utara - Selatan Program untuk sudkan sebagai pusat management
Kelangsungasn Hidup, Laporan The Inde- suatu perusahaan beserta semua ca-
pendent Commission o n INte rnational Deve·
lopment Issu e pimpinan Willy Brand, 1 979,
bang-cabangnya yang terbesar di selu-
Leppanas, 198 0, hal. 21 7. ruh dunia, sedang MNC dimaksudkan
Bandingkan dengan Sunaryati Harton o, Be· sebagai salah satu cabang atau bagian
berapa Masalah Transnasional dalam PMA dari MNE yang didirikan di salah satu
di Indonesia, Binacip ta, Bandung, ce t. I, hal.
negara di dunia.
131 - 134. (Sunaryati Ha,rtono I).
ini bila "the parent company opens a sasi dalam pengambilan keputusan de-
branch, a subsidiary or a joint-ven- ngan memberi kekuasaan kepada
ture in a foreign land which is allow- MNC-MNC. Sedang MNE dengan tek-
ed a limited degree of autonomy". 8) nologi tinggi umumnya mengadakan .
Pada umumnya MNE dapat dibagi sentralisasi dalam pengambilan kepu-
atas 3 jenis, yaitu: 9) tusan berhubung operasinya merupa-
(a) jenis MNE yang "cost orient- kan kesatuan di seluruh dunia. Ke~
mungkinan terjadinya perselisihan
,. atau "backward vertical";
ws"
(b) jenis MNE yang berorientasi , antara MNE yang memiliki teknologi
pada pemasaran atau "forward ver- tinggi dengan negara yang ditempati-
- ,
Maret 1984
•
122 . Hukum dan Pembangunan
rena implikasi dari operasi-operasi me- sidang VNCT AD selanju tnya. Baru
reka masih menjadi tanda tanya yang pada sidang yang ke V tahun 1979
besar, baik di negara-negara berkem- di Manila telah dijajaki tindakan-tin-
bang maupun di negara-negara indus- dakan secarainternasional untuk meng-
tri. Yang jelas MNE merupakan su- adakan kontrol terhadap MNE-MNE ,
. atu perusahaan yang dinamis, yang akan tetapi kontrol terse but masih le-
• 12
diperkirakan akan merajai sebagian be- mah. )
sar aktivitas perekonomian di dunia. Hal terse but disebabkan karena ter-
Karena ia tampil dengan kekuatan dapat suatu problema yang mendasar
teknologi, management dan sumber sifatnya yaitu mengenai peranan UNC-
kekayaan yang sukar ditandingi. TAD itu "overlap " dengan peranan
Di samping faktor-faktor terse but organ-organ PBB yang lain,13) misal-
di atas negara-negara b~rkembang nya dengan :
menghadapi problema terutama dalam (a) UNIDO (United Nations Industrial
bidang politik, hukum dan ekonomi Development Organization) yaitu me-
yang disebabkan oleh kehadiran MNC ngenai "transfer of technology ";
di negaranya masing-masing. Sehu- (b) ILO (International Labour Organi·
bungan dengan ini, maka dibentuklah zation) yaitu mengenai tenaga kerja
Badan Internasional yang bernama dan tenaga alili;
•
"United Nations Conference on Trade (c) UNESCO (United Nations Educatio-
nal, Scientific and Cultural Organi-
and Development" 10) (yang selanjut-
zation) yaitu mengenai "transfer "
nya disingkat UNCTAD) dengan ha- hasil-hasil kerja penelitian;
rapan untuk segera menangani mas a- (d) GATT (General Agreement on Tariffs
lah-masalah yang timbul dan dapat and Trade) yaitu mengenai pemba-
mempertahankan atau membela ke- tasan tariff dan non-tariff bariers.
pentingan negara-negara berkembang Untuk pembahasan selanjutnya
secara wajar. UNCT AD juga diharap- akan dibahas mengenai kontribusi per-
kan dapat menyelesaikan ketegangan usahaan-perusahaan multinasional bagi
yang terjadi pada MNE-MNE y ang negara-negara berkembang (bagian II),
khawatir akan nasionalisasi serta meng-
sedang bagian ke III ten tang pemin-
inginkan perlindungan terhadap inves-
dahan teknologi dari perusahaan-peru-
tasi mereka.
sahaan multinasional ke negara-negara
Dengan prakarsa negara-negara ber-
berkembang. Sebagai penutup dati tu-
kembang di dalam sidang ke II UNC-
lisan singkat ini akan dikemukakan
TAD yang diadakan di New Delhi
kesimpulan dari uraian terdahulu be-
(India) telah membuka perhatian ter-
serta beberapa pokok pikiran (bagian
hadap pengaturan MNE yaitu de-
IV).
ngan diterimanya ten tang "restrictive
Kiranya, dalam tulisan sesingkat ini
business practices and transfer - of
tidak mungkin kita membahas kondi-
technology " oleh para "private enter-
si, strategi, persyaratan dan faktor-
prise" dari negara-negara maju (De-
faktor yang harus dipunyai oleh suatu
veloped Countries). 11) Permasalahan
negara agar pemindahan teknologi itu
ini selalu dibicarakari dalam sidang-
• - dapat berhasil mencapai tujuan-tujuan
10)Fekade S. Haregewoin , op.cit. , hal. pembangunan.
13-1Z .
12)Ibid., hal. 34.
11 hbid. , hal. 20, 22 (dikutip dari 1968
UNYB p. 368). 13)Ibid., hal. 44 - 4 9.
•
Pemindahan Teknologi 123
Mare t 1984
124 Hukum dan Pembangunan
pengaruh di bidang sosial dan kebuda- aan sumber alam ("natural resources")
yaan. Konflik-konflik yang teIjadi serta problema yang dihadapi MNE
yang bertentangan dengan keadaan so- sendiri, baik sekarang maupun untuk
-
sial serta kebudayaan suatu negara, waktu-waktu yang akan datang, maka
akan menimbulkan suatu sentimen na- negara-negara berkembang harus sudah
sionalistis yang dapat merugikan stabi- mulai mempunyai keputusan untuk ti-
litas nasional. dak terlalu tergantung pada bantuan
Posisi MNE yang sangat berperan atau pertolongan dari negara-negara
di dalam dunia perekonomian itu telah maju. Kita, negara-negara berkembang
membuka dengan pesatnya cabang- harus mencari jalan ke luar sendiri dari
cabang di negara-negara lain (terutama problema-problema yang sedang mau-
di negara-negara berkembang), maki pun yang akan kita hadapi nantinya.
keadaan perekonomian yang dirasakan Langkah yang sangat bijaksana ada-
oleh negara-negara yang disebut bela- lah dengan mengintegrasikan organisa-
kangan ini sangat menggelisahkan ka- si-organisasi lokal ke dalam putaran
rena sepak teIjang yang sopistikasi pasar dunia, sehingga dengan adanya
dari perusahaan-perusahaan multinasi- kemajuan dari perusahaan lokal yang
onal tersebut. berfungsi sebagai pensupply sumber
Negara-negara berkembang yang bahan mentah yang sangat diperlukan
lagi berbenah diri mengenai sistem oleh negara-negara maju (MNE-MNE) ,
hukumnya, tidak sanggup untuk me- maka kepentingan kedua belah pihak
ngatur operasi MNC-MNC yang bersi- baik MNE-MNE • maupun negara-ne-
fat sang at kompleks, sehingga dengan gara Asia Tenggara dapat saling ber-
demikian banyak menghadapi proble- temu.3))
ma-problema baru yang tidak dapat Untuk menuju ke arah terse but di-
diatasi oleh peraturan-peraturan yang perlukan adanya suatu keIjasama yang
ada. Dengan adanya peraturan-per- erat untuk mempelajari semua ke-
aturan yang kurang efektif dalam me- mungkinan yang akan timbul dan al-
laksankan fungsinya itu dimanfaatkan ternatif-alternatif yang diperlukan di
oleh MNC-MNC terse but untuk men- antara negara-negara Asia Tenggara ka-
dapatkan keuntungan semaksimal rena mereka meskipun sama-sama
mungkin. menghadapi problema di dalilm pasar
dunia, akan tetapi di an tara negara-
. Menghadapi keadaan seperti terse-
. negara itu sendiri mempunyai pennas-
but di atas sangatiah penting bagi ne-
alahan yang berbeda atau bahkan ka-
gara-negara berkembang (terutama ne-
dang-kadang bertentangan. Langkah
gara-negara Asia Tenggara) untuk meng-
yang harus segera dimulai adalah de-
adakan studi yang mendalam baik
ngan mengadakan keIjasama dan saling
mengenai kekuatan maupun kelemah-
membantu di an tara mereka secara
an perusahaan-perusahaan multinasio-
aktif, misalnya dalam bentuk "train -
nal tennasuk juga mengenai sistem
• ing " dan riset dalam segala bidang,
management, organisasi dan struktur-
umpamanya bidang administrasi, tek-
nya. Dengan demikian negara-negara
nik, profesi, pendidikan dan lain se-
berkembang dapat mencari jalan ke
luar yang bennanfaat bagi dirinya. 20) Sunaryati Hartono II, op.cit., hal. 74
(dikutip dari J. Panglaykim , Domestication
Adalah tidak dapat dihindari lagi of Multinational Corporation of South Asia,
bahwa dl)ngan adanya krisis moneter The Indonesian Quarterly, Vol. 1, No. 2, Ja-
internasional dan terbatasnya persedi- nuary 19 73 , p. 36).
Maret 1984
"
Maret 1984
128 Hukum dan Pembangunan
an bidang industri terse but di pasar Canada dan Inggeris memperoleh suk-
internasional. Dengan demikian nega- ses karen a disebabkan beberapa hal
ra-negara pengeksport teknologi baik yaitu, pertama, karen a perusahaan
melalui "licensing" maupun "direct Amerika Serikat mengadakan investasi
foreign investment" menunjukkan ke- dalam jangka waktu yang lama di ke-
cenderungan pengurangan eksportnya dua negara terse but sehingga aktifi-
terhadap negara-negara industri yang tasnya disesuaikan dengan perkem-
sedang berkembang. Keadaan yang de- bangan produksi masa kini; kedua, ka-
mikian ini pernah dial ami oleh Ame- rena kedua negara terse but mengada-
rika Serikat 15 tahun yang lalu di kan komunikasi yang intensif dan
mana produksi teknologi tinggi yang terus-menerus dengan Amerika Seri-
semula dihasilkan oleh Amerika Seri- kat.
kat sendiri kemudian diproduksi oleh Dengan demikian jelaslah bahwa ak-
MNE-nya yang beroperasi di negara- tifitas MNE yang beroperasi transna-
riegara Eropa. Se bagai akibat lebih sional dan proses pemindahan tekno-
lanjut Amerika Serikat terpaksa harus logi mempunyai pengaruh yang sangat
mengimpor produksi tersebut. Sebab penting terhadap kapabilitas teknologi
ekspor dari negara-negara Eropa masuk nasional.
ke Amerika Serikat antara lain dise- . Dari pengalaman negara-negara yang
babkan karena perusahaan-perusahaan tergabung dalam OECD dapatlah dita-
di Eropa · mempunyai kapasitas kreasi rik kesimpulan bahwa MNE meski-
dan menerapkan teknologi yang diper- pun bukan merupakan peran tunggal
oleh dari Amerika Serikat di pasaran di dalam pemindahan teknologi, akan
sehingga mendapat kesuksesan di bi- tetapi ia mempunyai posisi yangcu-
dang perdagangan. Sebab yang kedua, kup penting di dalam bidang perkem-
karena perusahaan-perusahaan di Eropa bangan ekonomi dari negara-negara
memproduksi barang-barangnya lebih tersebut. Selain itu, perusahaan-perusa-
baik sehingga mendapat pasaran yang haan yang menerima teknologi itu di-
lebih baik. Sebab yang lain yaitu mas- tuntut adanya kecakapan dan kapasi-
aIah faktor biaya produksi yang me- tas kreasi yang tinggi sehingga dapat
megang peranan di dalam mengada- menerapkan teknologi yang diperoleh
kan kompetisi. Contoh lain yaitu hu- untuk kepentingan perekonomian ne-
bungan antara Amerika Serikat dan gara terse but. Suatu hal yang perlu
Jepang dalam bidang elektronika. Se- disadari yaitu bahwa mereka negara-
karang Amerika Serikat harus mengim- negara yang tergabung dalam OECD
por dari Jepang, sedang dulunya Je- itu rata-rata mempunyai kapasitas tek-
pang mengimpor teknologi tersebut nologi dan ilmu pengetahuan yang
dari Amerika Serikat. memadai dengan mudah me-
(c) "national technological capabili- nerima pemindahan teknologi baru
ties", yang dimaksud adalah kecakap- yang datang dari luar negaranya.
an untuk memecahkan problema ilmu Dengan kata lain, dapat dinyatakan
pengetahuan dan teknologi serta per- bahwa di antara negara-negara OECD
kembangannya. Kecakapan inilah yang proses pemindahan teknologi berlang-
merupakan dasar kekuatan yang essen- sung dalam dua arah. Berarti bahwa
sial di dalam negara-negara industri posisi tukar ("bargaining position")
baik dalam masalah kompetisi, perta- adalah hampir sarna kuat, pemindahan
hanan, komunikasi maupun dalam bi- berlangsung secara setaraf ("equitable ")
. dang prestasi. Beberapa perusahaan di dan didukung oleh kemampuan dan
Pemindahan Tekn%gi 129
kapasitas ilmiah dan teknologi yang dengan pihak asing yang memiliki mo-
hampir sarna kuat. dal dan tekno1ogi tersebut. Kurang-
Hal yang demikian itu bermanfaat nya pengetahuan dan pengalaman da-
untuk dibuat bahan pertimbangan un- lam berbagai bidang terIllasuk pemin-
tuk diterapkan bagi negara-rtegara ber- dahan teknologi merugikan negara-ne-
kern bang, walaupun harus selalu sadar gara berkembang (negara tuan rumah).
bahwa keadaan yang menyertainya Menurut laporan PBB , mengungkap-
adalah berbeda. Perlu mendapat perha- kan betapa besarnya "foreign exchan-
tian di dalam proses teknologi antara ge loss" dan "capital outf/ow" yang
. lain berupa mencari jalan ke luar dari diderita negara-negara berkem bang. 2~
problema-problema yang dihadapi, se- Syarat-syarat dan kondisi yang ketat
hingga hasilnya dapat menopang terca- . dan sangat merugikan sering dipaksa-
painya tujuan yang diharapkan. kan oleh MNE (licensor) kepada per-
Dalam pembahasan ini akaa dipa- usahaan-perusahaan dalam negeri. Sya-
parkan beberapa permasalahan yang rat dan kondisi demikian dikenal de-
kemudian akan dicoba memberi pe- ngan sebutan "restrictive business
nyelesaian yang mungkin dapat berfae- practises" disingkat (R.B .P.)29)
.
dah untuk direnungkan. Dari sudut Pemerintah, kurangnya pe-
Teknologi industri tenll asuk juga ngetahuan dan pengalaman menyebab-
paten dan lisensi sebagian besar dipu- kan tidak adanya suatu kebijaksanaan
nyai oleh MNE, sedang di pihak lain yang mantap di bidang pemindahan
perusahaan-perusahaan di negara-ne-
teknologi. 3~ Hal terse but yang sangat
gara berkembang mempunyai kapasitas
merugikan baik bagi "licensee" mau-
finansial yang sangat lemah untuk
pun kepentingan nasional pada umum-
membeli teknologi dan juga mempu-
nyai daya saing yang sangat terbatas 28) Report by UNCTAD Secretariat,
dalam kompetisi
•
di pasar internasio- Transfer of Technology, 13 April 1972.
nal. Begitu pula dengan kno w-how"
29) R estrictive business practices, meli-
dan keahlian di bidang teknis .
puti:
• Masalah yang paling dirasakan berat
(a) limitasi ekspor perusahaan afiliasi multi-
yaitu kuxangnya personil yang cakap
national ;
dan kualifaid di negara-negara berkem-
(b ) alokasi produksi dan pasaran;
bang sehingga personil MNE yang me-
ngerjakan pengelolaan dan pengawasan (c) penggunaan teknologi;
itu tentunya tidak lepas dari melin- (d) praktek-praktek yang anti impetitif se-
dungi kepentingannya sendiri. perti gejala oligopoli dan monopoli atau
merger-mer, amalgamasi-amalgamasi in-
Pemindahan teknologi yang sangat te masional ;
mahal itu akan menimbulkan pro-
(e) soal-soal paten internasional, pelbagai
belama di negara-negara berkembang "restricsi licensing".
di dalam pembayarannya dan juga
Dikutip dari Hilman Surawiguna, Beberapa
akan mengakibatkan harga barang-ba- Masalah Pokok Perusahaan-perusahaan Mul-
rang yang diproduksi naik. Hal terse- tinasional, Majalah Management dan Usaha-
but akan menimpa kepentingan konsu- wan Indonesia, edisi September-Oktober
mer dalam negeri dan pemerintah sen- 1982, hal. 42.
diri. 30) Dikutip dari Laporan Penelitian yang
Selain itu negara pengimpor modal dilaksanakan oleh Pusat Studi Hukum dan
dan teknologi, kedudukannya sering Ekonomi F.H. U.l. bekerjasama dengan
kurang menguntungkan dibandingkan BKPM, op.cit., hal. 5.
Mare t 1984
130 . Hukum dan Pembangunan
Maret 1984
132 Hukum dan Perhbangunan
•
•
Maret 1984
•
• •
•
I
134 Hukum dan Pembangunan
•
sifatnya. Dengan diketemukan ahli terkemuka dari berbagai di-
cara yang paling tepat untuk siplin yang mempunyai dedikasi
menghadapi MNE-MNE asingitu , dan kualifaid dalam bidangnya
maka akan tercapai suatu perte- untuk mengadakan pertemuan
muan yang serasi antara kepen- guna mencari jalan ke -luar dari
tingan kedua belah pihak. problema-problema sosial, eko-
5. Langkah yang perlu dia~bil un- nomi, keuangan dan lain-lain
tuk menghadapi MNE-MNE yang dari negara-negara berkem bang
mempunyai sifat transnasional (khususnya ASEAN).
itu, negara-negara berkem bang Hasil yang diperoleh dari para
sebaiknya mengadakan perim - ahli tersebut dapat dimanfaatkan
bangan ( "counter balance ") yang oleh setiap negara-negara ASEAN ,
berupa tindakan-tindakan "trans- yang penerapannya harus berda-
nasional" pula, -yaitu dengan sar pada kepentingan rakyatnya
mengadakan kerjasama yang erat dan juga harus disesuaikan de-
untuk mempelajari kemungkinan ngan keadaan di negaranya rna!
yang akan timbul dan alternatif- sing-masing.
alternatif yang diperlukan di an- 8. Mengenai hak paten yang telah
tara negara-negara berkem bang banyak dihasilkan dan dikem-
(dalam hal ini terutamaASEAN). bangkan oleh negara-negara in-
Kerjasama tersebut mencakup dustri maju, maka untuk meng-
bidang-bidang ekonomi, hukum, hindari penyalahgunaan dari pe-
penanaman modal asing dan se- laksanaan hak itu disarankan un-
gala aspek yang berkenaan de- tuk diadaka:n perbaikan sistem
ngan perdagangan internasional. terse but baik . nasional maupun
6. Mengingat keadaan negara-ne- internasional tennasuk juga me-
gara berkembang yang sudah ter- ngenai pelaksanaan lisensi paten
libat dalam putaran teknologi in- i tu sendiri.
ternasional, maka apa yang harus 9. Karena modal, teknologi dan
mereka kerjakan hendaknya ha- management MNE itu bukan tan-
rus maju yaitu dengan syarat dingan negara-negara berkem-
bahwa semua bentuk teknologi bang, perlu kiranya adanya peng-
sarna-sarna dikembangkan asal- aturan-pengaturan yang lebih sek-
kan kesemuanya itu mendapat sarna, yang berorientasi pada ke-
temp at yang wajar dan tidak me- pentingan negara-negara berkem-
rugikan aspek kehidupan lainnya bang.
di dalam masyarakat. Sedangkan Dalam hal ini, pemerintah harus
mengenai teknologi tepat guna mengambil kebijaksanaan yang
masih memerlukan pemikiran mantap dalam bidang pemindah-
lebih lanjut. an teknologi, teru tama dalam
Sehubungan dengan itu , diperlu- usaha menghilangkan praktek c
kan peranan Pusat Penelitian dan praktek RBP, atau paling tidak
Pengem bangan yang sangat be- memperkecil terse but, baik dari
sar, baik nasional maupun regio- segi kualitas maupun kuantitas-
nal. nya.
7. Untuk mewujudkan semua hal Langkah pelaksanaan usaha ini
terse but di atas adalah tugas para dapat dilakukan baik secara na-
Pemindahan Teknologi 135
Table I
Multinational corporations of selected developed market economies:
parent corporations and affiliate networks by home country, 1968-1969
Source: Centre for Development Planning, Projections and Policies of the Department of
Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat, Base on Yearbook
of In ternational Organisations, 13th ed. , 1970- 1971.
a) Countries are arranged in descending order of number of parent corporations.
b) "Minimum number of affiliates " refers t o the number of "links ' between parent corpora-
rations and bost countries. Two or more affiliates of a particular corporation in a given
foreign country are counted as one "link".
Lihat Fekade S. Haregewoin, op.cit., hal. 1 34.
Table II
United States multinational corporations, average size a)
of foreign affiliates by sector and area, 1966
(Thousands of dollars)
Maret 1984
•
Source: Centre for Development Planning, Projections and Policies of the Department of
Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat , base on United .-
Department of Commerce, Survey of Current Business, Octob e r 1968; and United
States Direct Investments Abroad, 1966, Part I: Balance of Payment Data, (Wa ·
shington D.C. 1970). .
a) Book value divided by number of affiliates.
b) Includes international shipping.
Lihat, Fekade S. Haregewoin, ibid., hal. 135.
Table III
a
Average size ) of United States and United Kingdom foreign
affiliates by area, in selected years
(Thousands of dollars)
•
Area United States United Kingdom
1950 1957 1966 1965 1968
•
Source: Centre for Development Planning, Projections and Policies of the Departm ent o f
Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat, based on United
States Department of Commerce, United States Direct Investments Abroad, 1966,
Part I; Balance of Paymehts Data, (Washington, D.C. 1970) and Survey of Current
Business, various issues; United Kingdom Department of Trade and Industry,
Trade and Industry, Various issues. -
• a) Book value of foreign direct investment divided by number of affiliates .
b) The developing countries comprise the countries and territories of Africa (other than
South Africa), Asia and the Pacific (other than Australia, China, the Democratic People 's
Republic of Korea , the Democratic Republic of Vietnam, Japan, Mongolia , New Zealand
and Turkey) and Central and South America and the Caribbean (other than Puerto Rico
and the United States Virgin Island).
Lihat, Fekade S. Haregewoin, ibid., hal. 136.
•
Table IV
United States multinational corporations: number of foreign
affiliates by area , 1950, 1957 and 1966
Area 1 950 1 957 Average an- 1 966
•Number Per- ., aU
nual
•
rate of •
Developed market
•
econ o mIes . .. • • • • • 4 ,657 62.8 6 , 105 59.4 15 , 128 65.0 3.9 10.6
Canada . . • • • • • • 1,961 26.4 2,765 26 . 9 4,360 18. 7 2.9 5.2
Western Europe. • • 2,236 30. 1 2,654 25.8 8,611 37.0 2.5 14.0
European
Economic
Community • • • 1,003:a ) 13.5 1,225 11.9 4 ,063 17.5 2.9 14. 3
United Kingdom 695 9 ,4 842 8.2 2,310 9.9 2.8 11.9
Israel . • • • • • • • • 44 0.6 44 0.4 103 0.4 - 9.9
Japan . . . • • • • • • 57 0.8 137 1.3 531 2 . 3 13.3 16.2
Southern hemi-
sphere • • • • • • 359 4.8 505 4 .9 1, 523 6.5 5.0 13.0
Developing countries . • 2,760 37.2 4,048 39.4 7,718 33.2 5.6 7.4
Africa . . • • • • • • • 175 2.4 270 2.6 683 2.9 6.4 10.9
Asia b ) • • • • • • • • 524 7.1 727 7.1 1 ,599 6.9 4.8 9.2
Western hemisphere 2,061 27.8 3,051 29.7 5,436 23.4 5.8 6.6
Unallo cated • • • • • • • • • • • • • 119 1.2 436 1.9 • • • 15.5
TOT AL. . . . 7,417 100.0 10 ,272 100 .0 23 ,282 100.0 4.8 9.5
Source: Centre for Development Planning, Projections and Policies of the Department of
Economic and Sosial Affairs o f the United Nations Secretariat, based on United
States Department of Commerce, United States Direct Investments Abroad 1966,
Part I ; Balance of Payments Data (Washington, D.C., 1970).
a) Excluding Luxembourg.
b) Including Turkey and Oceania (other than Australia and New Zealand).
Lihat Fekade S. Haregewoin , ibid., hal. 137.
Table V
Multinational corporations of selected developed market economies:
number of affiliates and distribu tion by area 1968 or 1969
, ,
Home c 6untries a ) Mini- Distribution of affiliates by area
mum
World Developing countries
number
(percentages)
of affl- . c)
liated b ) Develop- Develop- Africa Western As 13
•
ed mark- mg coun- hemi-
et econo- tries sphere
•
mles
Maret 1984
•
DAFTARBACAAN
1. Dunning, John E. The Multinational Enterprice, George Allen & Vnwin, London,
1971.
2. Haregewoin, Fekade H., HUNCTAD Regulations of Mu!tinationals Problems and Pro-
spects, 1 )80.
3. Ita Gambiro, Perlindungan Patent dan Transfer of Technology, PSHE, Fakultas Hu-
kum V.I ., 1978.
4. Moh. O. Masduki, Mencari suatu Peraturan yang mengatur Perlindungan dan Pemin-
dahan Teknologi, PSHE., Fakultas Hukum V.I. , 1978.
5. Sunaryati Hartono, Beberapa Masalah Transnasional dalam Penanaman Modal Asing
di Indonesia, (diss.), Binacipta Bandung, cet. I, 1972.
6. ------, In Search of New Legal Principles, Binacipta, Bandung, 1979.
7. Tindall, Robert E. , Multinational Enterprise, Oceane Publication, Dobbs Ferry , Sijt-
hoff Leiden, 1975.
8. Vegelaar, Multinational Corporations and International Law, Netherlands Interna-
tional Law Review , VoL XXVII , Issue 1, 1980, Sijthoff, The Netherlands.
9. International Legal Materials, Volume XIII, Number 4, July , 1974.
10. Dialog Utara - Selatan Program untuk Kelangsungan Hiaup, Laporan The Indepen-
dent Commission on International Development Issue pirnpinan Willy Brand , Lep-
penas, 1980.
11. Laporan Penelitian yang disusun oleh Pusat Studi Hukum dan Ekonomi (PSHE) F .H.
V .I. bekerjasama dengan BKPM tentang Pemindahan Teknologi dalam rangka Pe-
nanaman Modal Asing, Nopember 1979.
12. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan tentang
Segi-segi Hukum Pelimpahan Teknologi disusun oleh Team Kerja di bawah pirn-
Pemindahan Teknologi 139
pinan M. Daud Silalahi, Proyek Pusat Perencanaan Hukum dan Kodifikasi BPHN
Departemen Kehakiman 1981 - 1982, Jakarta, 1982.
13. Report by UNCTAD Secretariat, Transfer of Technology , 13 April 1972.
14. The UNCT AD Code of Conduct for The International Transfer of Technology: Pro-
blem and Prospects (Article).
15. Revised Text of Draft Outline of an International Code of Conduct on Transfer of
Technology, submitted on behalf on the Experts from the Group of 77, Geneva,
5- 16 May 1978.
16. Report by The UNCTAD Secretariat, An International Code of Conduct on Transfer
of Technology, U.N., New York, 1975.
17. UNCT AD: Major Issue Ariving from Transfer of Technology to Developing Countries,
TD/B/AC. 1I/10/Rev. 2 U.N., 1978.
18. Case Studies in the Transfer of Technology : Policies for Transfer and Development
of Technology in prewar Japan (1868 - 1973) Study by unctad Secretariat, U.N.
1978.
Maret 1984