Anda di halaman 1dari 5

CONTOH GUGATAN PERCERAIAN NON MUSLIM

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Negeri ...............
Jalan ...........................

Perihal : G U G A T A N P E R C E R A I A N

Dengan hormat,

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :
Alamat:

Dengan ini mengajukan GUGATAN PERCERAIAN di Pengadilan Negeri [*1]


terhadap isteri Penggugat, [ nama isteri/ suami ], berdasarkan KTP, beralamat di [
], selanjutnya disebut sebagai “TERGUGAT”.

Adapun yang menjadi dasar dan alasan Penggugat mengajukan gugatan perceraian ini adalah
sebagai berikut :

1. Bahwa pada tanggal { } telah dilangsungkan perkawinan antara Penggugat dan


Tergugat berdasarkan agama { } dan telah dicatatkan berdasarkan Kutipan Akta
Perkawinan No. { } tertanggal { } yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil { }.

2. Bahwa dalam masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat tidak/ memiliki { } anak.

3. Bahwa selama dalam perjalanan kehidupan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat dari
semula hingga sekarang sering timbul perselisihan yang diakibatkan adanya
ketidakcocokan diantara Penggugat dan Tergugat dalam kehidupan rumah tangga yang
disebabkan oleh sikap dan perilaku Tergugat yang kurang menghargai Penggugat sehingga
selalu berbeda pendapat dengan Penggugat {*2 }.

*1: Untuk menentukan Pengadilan Negeri mana Gugatan Perceraian diajukan maka lihat halaman 4 & 5.
*2: Sebutkan alasan-alasan ingin bercerai

Page 1 of 5
4. Bahwa Penggugat telah berusaha untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya
namun usaha ini selalu menemui jalan buntu. Oleh karena itu antara Penggugat dan
Tergugat sudah tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangganya, dan
Penggugat dan Tergugat telah berulangkali melakukan pembicaraan dalam upaya
mempertahankan rumah tangga Penggugat dan Tergugat namun upaya ini tidak berhasil
dan selalu menemui jalan buntu.

5. Bahwa oleh karena hubungan rumah tangga Penggugat – Tergugat tidak dapat
dipertahankan lagi maka Penggugat mengajukan Gugatan Cerai ini

6. Bahwa dengan demikian tujuan dari perkawinan untuk membentuk Rumah


Tangga yang bahagia dan kekal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tidaklah tercapai, dan bahkan tidak
mungkin dapat dipertahankan lagi, untuk itu cukup beralasan bagi Penggugat untuk
mengajukan gugatan perceraian berdasarkan ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun
1974 dan agar kiranya Pengadilan Negeri Bekasi menyatakan perkawinan antara Penggugat
dan Tergugat putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya.

7. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 35 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 9
Tahun 1975, mohon agar diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri { } untuk
mengirimkan salinan putusan perceraian yang telah berkekuatan hukum tetap kepada
Kantor Catatan Sipil {*3 } untuk dicatat dalam buku register yang disediakan untuk itu.

*3. Kantor Catatan Sipil tempat perkawinan dahulu dicatatkan

Berdasarkan uraian yang Penggugat telah sampaikan diatas, maka Penggugat mohon kiranya
Ketua Pengadilan Negeri { } c.q Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara
berkenan menerima permohonan Penggugat dan selanjutnya memberikan putusan yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menetapkan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilaksanakan pada tanggal
{ } sebagaimana telah dinyatakan sah berdasarkan Kutipan Akta Perkawinan
{ } yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil { }
putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri { } atau pejabat yang ditunjuk untuk


mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Page 2 of 5
{ } untuk didaftarkan dalam buku yang tersedia untuk itu;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Atau apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.

Hormat saya,
Penggugat

..............................................

Untuk tata cara bagaimana dan kemana harus mengajukan perceraian diatur dalam pasal 38 s.d 41 UU
nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 14 s.d 36 PP no 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan UU
nomor 1 tahun 1974.

Ke Pengadilan Negeri mana perceraian diajukan ? dapat dilihat pada pasal 19 s.d 22 PP no 9 tahun 1975,
antara lain:

Page 3 of 5
Pasal 19.
Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang
sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak
lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak
yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Pasal 20.
(1) Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
(2) Dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak mempunyai
tempat kediaman yang tetap, gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan di tempat
kediaman penggugat.
(3) Dalam hal tergugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian diajukan kepada
pengadilan di tempat kediaman penggugat. Ketua Pengadilan menyampaikan permohonan
tersebut kepada tergugat melalui Perwakilan Republik Indonesia setempat.

Pasal 21.
(1) Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam Pasal 19 huruf b, diajukan kepada pengadilan
di tempat kediaman penggugat.
(2) Gugatan tersebut dalam ayat (1) dapat diajukan setelah lampau 2 (dua) tahun terhitung sejak
tergugat meninggalkan rumah.
(3) Gugatan dapat diterima apabila tergugat menyatakan atau menunjukkan sikap tidak mau lagi
kembali ke rumah kediaman bersama.

Pasal 22.

Page 4 of 5
(1) Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam Pasal 19 huruf f, diajukan kepada Pengadilan
di tempat kediaman tergugat.
(2) Gugatan tersebut dalam ayat (1) dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan
mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah mendengar pihak keluarga
Serta orang-orang yang dekat dengan suami-isteri itu.

Jadi, tempat mengajukan percerian untuk non muslim adalah di Pengadilan Negeri yang wilayah
hukumnya meliputi tempat kediaman Penggugat atau Tergugat sesuai dengan sebab perceraiannya
sebagaimana bunyi pasal-pasal tersebut, bukan ditempat pernikahan dilangsungkan.

Page 5 of 5

Anda mungkin juga menyukai