Oleh, Nama : Robby Putra Nur Rachman Kelas :5B No. Absen: 26
SDN DEMANGAN 1 BANGKALAN
2023 Berikut hasil wawancara saya dengan salah satu pelaku usaha penjual nasi pecel tumpang
Robby : "Selamat malam bu, mohon maaf mengganggu."
Amelia : "Selamat malam mas." Robby : "Bagaimana hasil jualannya hari ini bu ?" Amelia : "Alhamdulillah lancar mas." Robby : "Begini bu, saya ada tugas untuk mewawancarai ibu. Apakah ibu berkenan?" Amelia : "Ooh, silahkan mas." Robby : "Bu, bisa anda ceritakan awal mulanya ibu jualan nasi pecel tumpang?" Amelia : "Ya. Jadi begini mas, sebelum saya jualan nasi pecel tumpang, saya jualan sayur. Kemudian suami menawari saya jualan nasi. Saya tanya, jualan dimana? Suami saya menjawab di depan rumah saja. Waktu itu saya berpikir sejenak. Menimbang-nimbang keputusan. Akhirnya, saya setuju untuk jualan ya disini ini tempatnya." Robby : "Itu tahun berapa, bu?" Amelia : "Saya masih ingat betul pertama kali jualan itu tanggal 17 Agustus 2018 bertepatan dengan upacara hari kemerdekaan yang di selenggarakan di daerah perumahan ini." Robby : "Waktu pertama kali jualan itu bagaimana bu?" Amelia : "Awalnya tidak seperti ini mas. Saya belum jualan banyak seperti ini. Hanya nasi pecel tumpang dan minuman saja. Pembeli belum begitu banyak. Yang namanya orang jualan ada saja halangannya. Dulu saya sering kali diusili orang. Sesekali ada yang tidak bayar sesuai pesanan. Tapi saya biarkan saja. Saya ikhlaskan. Mungkin ini cobaan orang mencari rejeki. Bahkan saya juga pernah mas, dikerjain orang yang iri. Tapi ya lagi-lagi saya biarkan. Saya tidak mau membalasnya. Biar Yang Kuasa yang membalas." Robby : "Benar bu, jika kita ikhlas, dan tetap berbuat baik, pasti Allah ganti dengan rejeki yang lebih banyak." Amelia : "Iya mas, saya percaya kalau Gusti Allah tidak tidur." Robby : "Ngomong-ngomong, nasi pecel tumpang bu amelia ini kan terkenal enak bahkan terkenal sampai luar daerah sini juga. Kalau boleh tahu, itu resepnya untuk bisa pertahankan ramai apa ya bu?" Amelia : "Sebenarnya tidak begitu sulit membuatnya mas, sebab bahan-bahannya sangat merakyat. Pecel berbahan dasar kacang tanah sedang tumpang lebih ke perpaduan tempe waras dan tempe bosok yang diracik dengan cabe rawit dan cabe besar dengan rempah-rempah lainnya. Namun, cita rasa yang dihasilkan akan berbeda antara satu tangan dengan tangan yang lain. Antara warung lesehan yang satu dengan yang lainnya. Begitulah. Masing-masing akan memiliki cita rasa yang khas itu yang menjadi alasan orang-orang tetap ramai." Robby : "Ooh begitu ya bu. Satu pincuk nasi pecel tumpang ini ibu jual berapa ?" Amelia : "Tidak mahal mas, hanya 5000 rupiah saja." Robby : "Bu, lesehan ini biasanya buka dari jam berapa sampai jam berapa?" Amelia : "Kalau persiapan itu jam lima sore, mas. Setelah magrib mulai jualan sampai malam jam dua belas." Robby : "Setiap hari berapa kilo nasi yang ditanak, bu?" Amelia : "Tidak pasti. Tapi kalau dirata-rata kurang lebih 10 Kg setiap harinya. Seperti kemarin itu, saya sampai menanak dua kali saking ramainya." Robby : "Pernah tidak bu sampai tidak habis jualannya?" Amelia : "Ya pernah, mas." Robby : "Kalau tidak habis, nasinya itu dibuang atau dibagi-bagikan?" Amelia : “Biasanya dibagikan, namun kadang-kadang kalau sisa nasinya banyak itu dibuat krupuk puli, mas." Robby : "Kalau boleh tau pendapatan ibu rata-rata perhari berapa?" Amelia : "Kalau ramai bisa sampai 500 ribu perhari mas." Robby : "Cukup banyak ya bu, untuk biaya pengeluaran ibu sampai berapa perharinya?" Amelia : "Kalau modal perharinya rata-rata sampai 300 ribu mas” Robby : " Alhamdulillah keuntungannya masih banyak ya bu, karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, saya mohon pamit. Saya ucapkan trimakasih banyak atas waktu yang ibu luangkan. Semoga usaha ibu ini semakin sukses." Amelia : "Aamiin. Sama-sama mas."
Sekian hasil wawancara saya dengan pelaku usaha penjual nasi pecel tumpang , kurang lebihnya terima kasih. DOKUMENTASI