NIM : 2310522063
STUDI KASUS
Lebih dari 15.000 jemaah PT Solusi Balad Lumampah (SBL) yang gagal berangkat
umrah dan haji ke Tanah Suci, telah mendaftarkan tagihan kreditornya. Nilai tagihan
ribuan jemaah itu hampir Rp 500 miliar, dengan menjual 88 aset milik Aom Juang dan
harus dikembalikan kepada 2.051 jemaah.
Hal ini tentu sangat merugikan jemaah yang belum bisa berangkat ke Makkah, pada
jadwal yang telah ditentukan. Padahal mereka telah memberikan uang kepada Travel
Haji SBL untuk mereka bisa pergi ke tanah suci.
Kasus ini melanggar tiga pilar yang membangun etika bisnis itu sendiri, berikut
penjelasannya :
1. Honesty
PT Solusi Balad Lumampah melanggar salah satu pilar utama dalam bisnis, karena
jika seseorang atau sekumpulan orang telah maupun akan menjalankan sebuah
bisnis, mereka harus berpegang teguh pada kejujuran.
Hal ini dikarenakan jika sebuah perusahaan/bisnis bersikap jujur selama mereka
menjalankan bisnis tentunya akan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.
Kepercayaan itu dapat dibentuk dari pelaksanaannya kontrak atau komitmen yang
telah dibuat, lain halnya dengan PT Solusi Balad Lumampah yang melanggar etika
bisnis.
2. Fairness
Ketidakadilan yang dialami oleh para calon jemaah haji maupun umrah PT Solusi
Balad Lumampah, sebab mereka sangat dirugikan atas kehilangan atau tertundanya
kesempatan untuk pergi ke Makkah. Berdasarkan pemaparan dari tautan di atas, 88
aset dijual untuk menutupi biaya keberangkatan haji atau umrah yang terlambat
dikarenakan adanya penipuan dari kasus ini. Walaupun begitu, tetap saja adanya
ketidakadilan dalam kasus ini, seperti adanya jemaah yang telah menunggu selama
bertahun-tahun hingga dirinya gagal haji dikarenakan umurnya yang sudah tidak
memungkinkan untuk haji dan kasusnya belum tuntas dalam 2 tahun tersebut.
3. Integrity
PT Solusi Balad Lumampah, menunjukkan tidak bermutunya bisnis yang mereka
jalankan dengan kasus ini. Mereka telah mengambil keputusan yang sangat fatal
terhadap bisnis yang mereka jalankan. Ribuan jemaah haji yang maupun umroh
yang mendaftar telah membuktikan bahwa mereka memiliki daya saing yang bagus
dengan travel haji dan umroh lainnya. Namun mereka menyia-nyiakan kesempatan
yang ada dengan kasus penipuan maupun korupsi yang telah dilakukan oleh PT
Solusi Balad Lumampah. Seandainya, mereka tetap menjalankan bisnis dengan
baik dan sesuai dengan arah dan tujuan dari etika bisnis, mereka pastinya akan
mendapatkan yang namanya integrasi moral yang baik. Sehingga akan menjadi
cermin dari perusahaan atau bisnis yang mereka jalankan.
Pada Jumat, 28 Juni 2019 hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk tahun buku 2018 diumumkan. Dari hasil pemeriksaan,
ditemukan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan audit laporan keuangan PT Garuda
Indonesia. Hal tersebut menyebabkan PT Garuda Indonesia dikenakan sanksi oleh
Kemenkeu, OJK, dan BEI.
Skandal ini pertama kali terungkap ketika dua komisaris PT Garuda Indonesia yaitu
Chairul Tanjung dan Dony Oskaria menolak untuk menandatangani laporan keuangan
tahun 2018 pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), karena mereka
menganggap terdapat kejanggalan serta penyusunan laporan keuangan tersebut tidak
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Berdasarkan prinsip atau pilar dari etika bisnis, PT Garuda Indonesia TBK, melakukan
pelanggaran terhadap 2 poin yaitu :
1. Honesty
PT Garuda Indonesia Tbk telah melakukan pelanggaran terhadap etika bisnis,
mereka telah membuat pencatatan pendapatan yang berupa laporan keuangan
dengan memanipulasi laba yang didapatkan padahal tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Sehubungan dengan hal ini terlihat jelas adanya penyusupan
kepentingan oleh Garuda Indonesia untuk meningkatkan labanya. Pasalnya,
jika kontrak tersebut tidak dicatat dalam akun pendapatan, maka maskapai
tersebut harus mencatatkan rugi sebesar USD244 juta.
2. Integrity
Tentunya PT Garuda Indonesia terbuka telah melanggar etika bisnis, sehingga
dapat merusak integrasi moral dari perusahaan. Penurunan mutu dari
perusahaan akibat kinerja karyawan maupun staf keuangan tersebut berdampak
cukup signifikan. Pemalsuan laba yang dilakukan oleh karyawan tersebut akan
berdampak pada menurunnya investasi yang dilakukan oleh para investor
sehingga dapat menurunkan tingkat pendapatan. Dikarenakan pemalsuan laba
ini sangat merugikan bagi para calon investor dikarenakan keuntungan yang
ditampilkan tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Hal yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari kasus ini yaitu :
Dengan tetap memegang teguh kejujuran dan kepercayaan yang telah diberikan
oleh perusahaan, selain itu perusahaan harus menegaskan kepada para
karyawan untuk tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik bisnis
karena jika dilanggar hal tersebut sangat merugikan perusahaan maupun
karyawan.