Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TAFSIR PENDIDIKAN

Tujuan Pendidikan:Ali Imron, Al-fath, al-haj, al-zairat

Dosen Pengampu :
Darma,M.Pd.I.

Di Susun Oleh :
Fauzhia(2311212)
Adinda apriliyandi(2311215)

Kelas : PAI G

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA
BELITUNG 2024/2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt.Berkat Rahmat dan
hidayahnya kita dapat menyelesaikan makalah ini sehingga tersusun rapi dan tepat waktu dalam
pengumpulannya,sholawat dan salam dapat kita tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw
mudah-mudahan kita selalu diberi syafaat dan nikmat yang tak terhingga dan sahabat-sahabatnya
dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang
menderang.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Darma,M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Tafsir Pendidikan. Dimana telah memberikan kesempatan kepada kami,dimana akan
menjelaskan materi tentang Tujuan Pendidikan:Ali Imron, al-fath, al-haj,al-Zairat.

Bahkan kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu,saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini. Penulis berharap
pada makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang . semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai pegangan dalam belajarnya kita dalam mata kuliah Tafsir Pendidikan.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Tujuan Pendidikan ......................................................................................................... 3
2.2 Tujuan Pendidikan QS. Ali Imran Ayat 138-139:................................................................................ 4
2.3 Tujuan Pendidikan al-fath 29: ........................................................................................................... 5
2.4 Tujuan Pendidikan al-haj 41: ............................................................................................................. 7
2.5 Tujuan Pendidikan al-zariat 57: ....................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan
alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia. sebagaimana sudah diketahui
manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada
artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang dialam ini. Namun
manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dilihat, kecuali belajar
dengan mengarahkan segala tenaga yang dimiliki untuk dapat memahami tanda- tanda yang ada
dalam kehidupan ini. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, Islam telah memberikan
perhatian yang amat besar terhadap tujuan pendidikan.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Al-Qur'an adalah Firman Allah (kalamullah) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril secara berangsur-angsur yang
merupakan mukjizat, dan berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas atas petunjuk
tersebut serta sebagai pembeda antara yang haq dan bathil agar bisa membebaskan manusia dari
kesesatan menuju jalan yang lurus. Atas dasar tersebut, kami akan mencoba menjelaskan Tafsir
(Ali-imron: 138-139,al-fath:29,al-haj:41,al-zariat:56 yang menjelaskan tentang tujuan
pendidikan. Agama Islam sangat menjunjung pendidikan, secara tidak membeda-bedakan
pendidikan kepada laki- laki maupun pendidikan kepada wanita.

Pendidikan merupakan upaya memperlakukan manusia untuk mencapai suatu tujuan,


Perlakuan itu akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas dan potensi-potensi yang
ada pada manusia. Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Ibarat seseorang yang bepergian tak tentu arah maka hasilnya pun tak lebih. dari pengalaman
selama perjalanan.Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki
tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan pijakan. Dalam
perkembangannya teori-teori tentang tujuan pendidikan islam menjadi perhatian yang cukup
besar dari para pakar pendidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.Apa penafsiran Q.S. Ali Imran ayat 138-139 itu?

2.Apa penafsiran Q. S. al-fath ayat 29 itu?

3.Apa penafsiran Q. S. al-haj ayat 41 itu?

4.Apa penafsiran Q. S. Zariat ayat 56 itu?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan secara umum adalah mewujudkan perubahan positif yang diharapkan
ada pada peserta didik setelah menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku
individu dan kehidupan pribadinya maupun pada kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di
mana subjek didik menjalani kehidupan. Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam
pendididikan dan saripati dari seluruh renungan pedagogik.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik
setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan
pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini,
tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan
dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan
pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan.
pendidikan yang telah ditentukan.1

Tujuan Pendidikan Dalam Al-Qur'an, Quraish Shihab dengan analisis tafsirnya, menyatakan
bahwa tujuan pendidikan menurut al-Qur'an adalah membina manusia secara pribadi dan
kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau dengan kata yang lebih
singkat dan sering digunakan al-Quran, "untuk bertaqwa kepada Allah SWT". Begitu juga Mursi,
ia berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah peningkatan manusia yang menyembah
dan mengabdi kepada Allah dan takut kepadaNya. Tujuan hidup manusia itu menurut al-Qur'an
adalah beribadah kepada Allah SWT.2

1
Hardiyati. M. & Bororohil. (2019) Pendidikan Perpectif Al-Quran (Studi Tafsir Tarbawi karya Alamad Munir).
Jurnal Penelitian, 3(1),hal 97-122.
2
Muhajir A (2024) tu Jaan Pendidikan dalam perspektif Al-Qur'an Al-Tahrir: Jurnal pemikiran Islam. 11 (2)
https://doi.org/10.21152//al-tahrir V1-112.34

3
2.2 Tujuan Pendidikan QS. Ali Imran Ayat 138-139:
(١٣٨) ‫ا‬

(١٣٩) ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا‬

Artinya:"(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula)
kamu bersedih hati, padahal kamalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. (Ali Imran 138- 139)

Dalam ayat ini mengintruksikan kepada umat manusia bahwasanya Al-Qur'an apabila dikaji
dengan benar (tentunya melalui proses pendidikan), merupakan sebuah lentera yang nantinya
menjadi petunjuk bagi umat manusia untuk menuju jalan yang diridlai oleh Allah SWT. Apabila
nantinya dikaitkan pada permasalahan yang penulis paparkan yakni tentang pendidikan, sangat
jelas bahwasanya tujuan pendidikan dalam QS. Ali Imran ayat 138-139 ini meliputi tiga hal
yakni:

1) Penerang (penjelas), ketika manusia tidak mengerti apa yang ia harus lakukan tentunya
perlu ada seseorang menjelaskan kepadanya tentang hal tersebut, dengan adanya proses
pendidikan manusia bisa menemukan apa yang ia tidak ketahui.

2) Petunjuk, dengan bekal pendidikan yang ada pada diri manusia, bisa dijadikan sebagai
petunjuk atau pedoman dalam hudupnya baik sebagai mahluk individual maupun sosial
masyarakat.

3) Pelajaran, proses pendidikan merupakan peiajaran berharga yang membawa manusia pada
ilmu pengetahuan serta menghantarnya pada derajat yang telah dijanjikan Allah SWT.

Dari ketiga item di atas orientasinya mengarah pada satu tujuan yakni dengan pendidikan
adanya perubahan dalam hidup manusia yang membawa pada kemaslahatan umat. Pendidikan
bukan hanya sekedar kebanggaan belaka, bekal pendidikan merupakan sebuah tanggung jawab
bagi dirinya, masyarakat dan juga Tuhannya.

4
Seperti tujuan pendidikan yang disampaikan oleh Ali Khalil Aynayni, yang menempatkan pada
tujuan umum pendidikan Islam adalah membentuk manusia beribadah kepada Allah SWT. 3

Kesipulannya: Dari surah Ali-Imran ayat 137 dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan yang
terdapat dalam ayat tersebut adalah agar manusia bisa mengambil pelajaran dari sejarah masa
lalu, dari sunnah-sunnah Allah yang berlaku pada manusia sebelumnya, agar manusia bisa
menghadapi masa depan dengan selamat sesuai dengan aturan Allah.

2.3 Tujuan Pendidikan al-fath 29:


‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬

‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬

‫ا‬ ‫ا‬

(۲٩) ‫ا‬ ‫ت‬ ‫اا ص‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬

Artinya:"Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama. dengan dia
adalah bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
melihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan)
dalam taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam injil, yaitu seperti benih/tanaman
yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak
lurus diatas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan (amal yang saleh) di
antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath/48: 29).

3
Maryam Siti" pendidikan Agama Islam dalam perseperitif Al-Qur'an "A--Talim: Jurnal pendidikan 5.1(2009):
hal,79-96.

5
Berdasarkan penafsiran para mufassir terhadap surat al-Fath ayat 29 bahwa nilai-nilai
pendidikan islam yang terkandung di dalamnya dapat di jelaskan sebagai berikut: Setiap
pemimpin atau pendidik hendaklah memiliki sikap yang tegas, berwibawa dan keras dalam
mempertahankan prinsip-prinsip ajaran Agama Islam, khusus yang berkaitan dengan masalah
akidah (keyakinan) atau prinsip dasar agama islam. Setiap pendidik hendaknya memiliki
kompetensi spiritual, salah satunya adalah menjadikan ibadah khususnya Ibadah Mahdhoh
sebagai landasan dan juga jalan dalam mendekatkan diri kepada Allah agar senantiasa mendapat
hidayah dan taufik-Nya dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Setiap
pendidik dan para pelajar hendaknya menjadikan amal saleh sebagai upaya mendekatkan diri
kepada Allah dan hanya mengharap ridha-Nya dengan mengikhlaskan seluruh amalnya.

Kecerdasan dan kekuatan intelektual harus dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah
dengan memanfaatkan di jalan yang di kehendaki Allah SWT dan selamanya dijadikan sebagai
bekal untuk mengabdi kepada agama dan kepentingan umat islam. Ilmu pengetahuan hendaknya
dijadikan sebagai sasaran berdakwah yaitu amar-ma'ruf dengan cara yang bijaksana yaitu dengan
hikmah akhlakul karimah sebagimana di contohkan oleh Rasulullah SAW. Ilmu pengetahuan dan
keterampilan merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan pemanfaatannya terhadap
Allah SWT dan manusia, karena pengetahuan pada hakikatnya adalah anugerah dari Allah SWT.
Sesungguhnya tugas seorang pendidik bukan sekedar mengisi otak peserta didiknya dengan
berbagai ilmu. pengetahuan, kemudian selesai. Akan tetapi ia harus melanjutkan kepada
pendidikan yang lebih sempurna yang berdiri diatas kejernihan aqidah dan akhlak. Pendidik
muslim yang sukses haruslah menjadian perkataan dan tingkah laku peserta didiknya di dalam
kelas bersandar kepada petunjuk Nabi yang benar. Profesionalisme guru yang terkandung di
dalam Surat Al-Fath ayat 29 menunjukkan adanya kesesuaian antara kompetensi guru yang
ditetapkan dalam standar Pendidikan nasional agar tujuan pendidikan tercapai, yang di mulai
dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif maka guru harus melengkapi dan
meningkatkan kompetensinya. Diantara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki,
yaitu menghendaki guru yang memiliki kompetensi dan ranah.

Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual. Kompetensi


afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap menghargai pekerjaan dan sikap dalam

6
menghargai hal-hal yang berkenaan dengan tugas. profesionalisme. Kompetensi psikomotorik,
yaitu kompetensi kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku.Petunjuk al-
Qur'an tentang profesionalisme guru dalam surat al-fath ayat 29, tercermin dalam beberapa
kalimat yang menunjukkan adanya keharusan guru, pemimpin atau pendidik untuk menjaga
sikap dan perilaku yang mencerminkan keteladanan, kesesungguhan dan pribadi pemimpin yang
berwibawa, tegas dan penuh dengan pengabdian. 4

Kesimpulan:

Mewujudkan manusia yang selalu bertawaqqal pada Allah. Pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

2.4 Tujuan Pendidikan al-haj 41:

‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫اا‬ ‫ااص‬ ‫ا‬ ‫ا‬

(٤١) ‫ا‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Q.S Al-
Hajj: 41)

Menurut abu al-aliyah orang yang disebutkan dalam ayat ini ialah paral sahabata nabi
muhammad SAW. Ibnu abi hatim meriwayatkan dari utsman bin affan, dia berkata "mengenai
kamilah ayat, "orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi" ini
diturunkan. Kami diusir dari kampung halaman kami sendiri tanpa alasan yang benar, kecuali
karena kami mengatakan bahwa tuhan kami adalah Allah. Kemudian kami teguhkan dibumi, lalu
kami mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang munkar. Kepunyaan Allah-lah kesudahan segala perkara. Jadi ayat ini diturunkan
berkenaan dengan aku dan para sahabatku".

4
- Haris Abdul konsep pendidikan Islam Menurut Al-Qur'an Surat Al Fath Ayat 29 dan Implementasinya terhadap
profesionalisme Guru pai Integratif Jurnal magister pendidikan Agama islam, 2023, 31:110-120 io lamu

7
Ash-shabah bin suwadah al-kindi berkata, "aku mendengar umar bin abdul aziz
berkhutbah, dia membaca ayat "orang-orang yang kami teguhkan kedudukan mereka dimuka
bumi kemudian berkata "ketahuilah ayat ini bukan hanya ditunjukan kepada pemimpin semesta,
namun ditunjukkan kepada pemimpin dan rakyatnya. Ketahuilah aku akan memberitahukan
kepadamu kewajiban pemimpin kepada rakyatnya dan kewajiban rakyat kepada pemimpinnya.
Sesungguhnya yang menjadi hak kamu dan kewajiban pemimpin adalah memperlakukan kamu
dengan ketentuan Allah yang telah diwajibkan atasmu, memperlakukan sebagian kamu karena
sebagian yang lain dengan ketentuan Allah, dan menunjukkan kamu kepada jalan yang lurus
sesuai dengan kemampuan pemimpin. Adapun kewajiban kamu ialah menaati pemimpin tanpa
terpaksa dan tidak bertentangan antara ketaatan perkataan dan perbuatan dengan ketaatan
hati."Zaid bin aslam berkata, "Dan kepada Allahlah kembali segala urusan" berarti pada sisi
Allahlah pahala atas yang telah mereka lakukan.Orang-orang yang jika kami anugerahkan
kepada kemenangan dan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yakni kami berikan
mereka kekuasaan mengelola satu wilayah dalam keadaan mereka merdeka dan berdaulat
niscatya mereka yakni masyarakat itu mendirikan sembahyang secara sempurna rukun, syarat
dan sunnah-sunnahnya dan mereka juga menunaikan zakat sesuai kadar waktu, sasaran dan cara
penyaluran yang ditetapkan Allah, serta mereka menyuruh anggota- anggota masyarakatnya agar
berbuat yang ma'ruf, lagi tidak bertentangan dengan nilai-nilai ilahiah dan mereka mencegah dari
yang mungkar, yakni yang dinilai buruk lagi diingkari oleh akal sehat masyarakat, dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan. Dialah yang memenangkan siapa yang berhak dimenangkan
Nya dan Dia pula yang menjatuhkan kekalahan bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia juga
yang menentukan masa kemenangan dan kekalahan itu.

Ayat di atas mencerminkan sekelumit dari ciri-ciri masyarakat yang diidamkan islam,
kapan dandimanapun dan yang telah terbukti dalam sejarah melalui masyarakat Nabi
Muhammad Saw dan para sahabat beliau.Masyarakat itu adalah yang pemimpin-pemimpin dan
anggota-anggotanya secara kolektif dinilai bertakwa, sehingga hubungan mereka dengan Allah
SWT baik, jauh dari kekejian dan kemungkaran, sebagaimana dicerminkan oleh sikap mereka
yang selalu melaksanakan shalat dan harmonis pula hubungan anggota masyarakat, termasuk
antar kamu berpunya dan kaum lemah yang dicerminkanoleh ayat diatas dengan menunaikan
zakat. Di samping itu mereka juga menegakkan nilai-nilai yang dianut masyarakatnya, yaitu
nilai-nilai ma'ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. Pelaksanakan kedua hal tersebut

8
menjadikan masyarakat melaksanakan kontrol sosial, sehingga mereka saling ingat
mengingatkan dalam hal kebajikan, dan saling mencegah terjadinya pelanggaran.Adapun al-
ma'ruf yang merupakan kesepakatan umum masyarakat ini sewajarnya diperintahkan demikian
juga al-munkar seharusnya dicegar, baik yang memerintahkan dan mencegahnya adalah
penguasa maupun bukan siapapun diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah dia
mengubahnya dengan tangan/ kekuasaan, kalau tidak mampu (tidak memiliki kekuasaan) maka
dengan lidah/ ucapannya, kalau dia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-
lemah iman (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah melalui abu said al-khudhri)"

Jadi, janji Allah yang ditegaskan dan dikuatkan dengan realisasi yang tidak akan meleset
adalah bahwa Dia pasti menolong orang-orang yang menolong-Nya. Maka siapapun yang
menolong Allah pasti berhak akan pertolongan dari Allah Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa
dimana orang-orang yang ditolong-Nya tidak mungkinterkalahkan. Jadi siapa mereka? Mereka
adalah: "Mereka mendirikan sembahyang dan memberikan zakat"" dengan susunan

ayat seperti ini bukanlah berarti mereka baru mendirikan sembahyang dan kokoh di muka
bumi, atau setelah mereka menang menghadapi musuh-musuhnya, bahkan sejak semula
perjuangan keyakinan dan keimanan kepada tuhan itulah pegangan teguh mereka. Dalam
pengalamn kita dimasa perjuangan melawan penjajahan belanda, pada umumnya orang shalih
dan taat sembahyang lima waktu mereka kerjakan dengan tekun. Zakat mereka berikan, tetapi
setelah kedudukan kokoh di muka bumi orang mulai melalaikan zakat.

Mereka menunaikan kewajiban harta yang dibebankan kepada mereka. Mereka dapat
menguasai sifat bakhil mereka. Mereka menyucikan diri dari sifat tamak Mereka berhasil
menghalau godaan dan bisikan setan. Mereka menambal kelemahan-kelemahan jamaah, dan
mereka menjamin kehidupan para dluafa dan orang-orang yang membutuhkan. Sesungguhnya
mereka benar-benar mewujudkan tubuh jamaah yang hidup, sebagaimana sabda Rasulullah:
"Berkata Amir: Aku mendengar Nu'man bin Basyir berkata: Bersabda Nabi Saw: Kamu melihat
orang- orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang, dan kelembutan mereka adalah laksana

9
sebuah tubuh yang bila salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuhnya tidak
dapat tidur dan merasakan demam." (H.R Bukhari)5

Kesimpulan:

Nilai pendidikan ibadah yang terkandung dalam surat al-Hajj ayat 41 meliputi: Nilai pendidikan
ibadah salat dapat meningkatnya kualitas hubungan dengan Allah swt, menjadikan jiwa seorang
muslim sebagai jiwa yang kokoh, dan sebagai sarana pengendalian diri bagi seorang muslim.

2.5 Tujuan Pendidikan al-zariat 57:


(٥٦)

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku".

Tafsir Ibnu Katsir:

Yakni sesungguhnya yang dapat menerima manfaat peringatan itu hanyalah orang-orang
yang hatinya beriman. Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka. menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56)
Sesungguhnya Aku menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-
Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari
Ibnu Abbas melainkan supaya mereka. menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni agar mereka
mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa. Demikianlah
menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Menurut Ibnu Juraij:


5
Eano to EP Faradis, K.F. Tafsir. Es Tarbowl #ah QS Al-hajl Ayat 39-41: penguatan sistem pertahanan dan
keamanan

10
makna yang dimaksud ialah melainkan supaya mereka. mengenal-Ku. Ar-Rabi' ibnu
Anas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni kecuali untuk beribadah. As-Suddi mengatakan
bahwa sebagian dari pengertian ibadah ada yang bermanfaat dan sebagian lainnya ada yang tidak
bermanfaat, Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi? Niscaya mereka akan menjawab, "Allah. (Az-Zumar: 38; Luqman: 25) Ini
jawaban dari mereka termasuk ibadah. Akan tetapi, hal ini tidak memberi manfaat bagi mereka
karena kemusyrikan mereka. Adh-Dhahhak mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini
(Adz-Dzariyat: 56) adalah orang-orang mukmin.

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan hal yang sangat menunjang bagi
tercapainya tujuan dari pendidikan. Proses belajar mengajar akan semakin sukses bila sarana dan
prasarana pendidikan memadai. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal
yang sangat menunjang bagi tercapainya tujuan dari pendidikan. Untuk itu. sarana dan prasarana
pendidikan sangat diharapkan tersedia dengan baik sesuai yang dibutuhkan untuk PBM
(Pemahaman bacaan dan menulis). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi
kepustakaan. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah. segala sesuatu yang secara langsung
membantu dan memfasilitasi pelaksanaan proses belajar mengajar dan keberadaannya dapat
mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Dengan sarana dan prasarana yang memadai maka
akan memperlancar dan mempermudah proses belajar mengajar di dalam kelas.

Hasil penelitian ini bahwa Administrasi Sarana dan Prasarana pendidikan adalah
keseluruhan prosedur yang disengaja, direncanakan, dan diupayakan dengan sungguh- sungguh,
serta pengembangan objek pendidikan yang berkelanjutan., agar senantiasa siap pakai (ready for
use) dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran semakin efektif dan efisien guna
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dan. perlunya pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh sekolah.

Dalam pengadaan dan menggunakan sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu
proses, yaitu mulai dari perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan.
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian,

11
penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau
pembuatan peralatan dan pelengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.6

kesimpulan: Mewujudkan manusia yang selalu bertawaqqal pada Allah. Pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

6
Harahap. MR (2021). Tujuan Pendidikan perspektif Hadis Al-Kaffah: Jurnal kajian nilai-nilai keislaman, gli). 87-
112

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah membentuk pribadi muslim yang
sadar akan tujuan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid (hamba). Sehingga dalam
melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik atau anak didik, harus didasari sebagai
pengabdian kepada Allah SWT semata, selain itu dalam setiap gerak langkahnya selalu bertujuan
memperoleh ridho dari Yang Maha Kuasa. Pendidikan Islam mempunyai misi membentuk
kader-kader khalifah fil ardl yang mempunyai sifat-sifat terpuji seperti amanah, jujur, kuat
jasmani dan mempunyai
pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang. Diharapkan akan terbentuk muslim yang
mampu mengemban tugas sebagai pembawa kemakmuran di bumi dan "Rahmatan Lil Alamin".
Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan
rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Eano to EP Faradis, K.F. Tafsir. Es Tarbowl #ah QS Al-hajl Ayat 39-41: penguatan sistem
pertahanan dan keamanan
Hardiyati. M. & Bororohil. (2019) Pendidikan Perpectif Al-Quran (Studi Tafsir Tarbawi karya
Alamad Munir). Jurnal Penelitian, (3(1), 97-122.

Haris Abdul konsep pendidikan Islam Menurut Al-Qur'an Surat Al Fath Ayat 29 dan
Implementasinya terhadap profesionalisme Guru pai Integratif Jurnal magister pendidikan
Agama islam, 2023, 31:110-120 io lamu

Harahap. MR (2021). Tujuan Pendidikan perspektif Hadis Al-Kaffah: Jurnal kajian nilai-nilai
keislaman, gli). 87-112

Muhajir A (2024) tu Jaan Pendidikan dalam perspektif Al-Qur'an Al-Tahrir: Jurnal pemikiran
Islam. 11 (2) https://doi.org/10.21152//al-tahrir V1-112.34

Maryam Siti" pendidikan Agama Islam dalam perseperitif Al-Qur'an "A--Talim: Jurnal
pendidikan 5.1(2009): 79-96.

14

Anda mungkin juga menyukai