Laporan Implementasi Aksi Perubahan - M. Gempa
Laporan Implementasi Aksi Perubahan - M. Gempa
COVER …………………………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN AKTUALISASI …………………………. iv
KATA PENGANTAR......………………………………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1
1.2 Struktur Organisasi dan Tupoksi ………………………………… 3
1.3 Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan ………….…………… 8
1.4 Masalah dan Penyebab Masalah……...…………………………... 8
1.5 Gagasan Inovasi………………………………………………….. 11
1.6 Tujuan Aksi Perubahan ………………………………………….. 11
1.7 Manfaat Aksi Perubahan ………………………………………… 12
1.8 Ruang Lingkup Aksi Perubahan …………………………………. 13
1.9 Output Kunci Keberhasilan ……………………………………… 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 45
4.2 Rekomendasi ………………………………………………… 45
4.3 pengalaman Belajar Selama Memimpin Perubahan ………… 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
10. Sarolangun Pengadilan Negeri Sarolangun 23.105
4
GAMBAR II.1
5
2. Kedudukan dan Tugas Jabatan Peserta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi pada Sekretariat Daerah Kota Jambi,
Project Leader menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum yang
mempuyai tugas membantu sekretaris daerah melalui asisten pemerintahan dan
kesejahteraan rakyat dalam melaksanakan urusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya, menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
2) Penyiapan bahan pengoordinasian perumusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
3) Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah
dibidang perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan
informasi;
4) Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang perundang-
undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Jumlah pegawai yang ada di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi
terhitung September 2023 adalah sebanyak 6 (enam) Aparatur Sipil Negara dan 7
(tujuh) Pegawai Tidak Tetap, yang terdiri dari :
ASN Bagian Hukum Setda Kota Jambi :
No Nama Pendidikan Pangkat/ Jabatan
Gol
1. MUHAMAD GEMPA S2 Jaksa Kepala Bagian
AWALJON PUTRA, S.H., Madya Hukum
M.H (IV/a)
2. AFRIADY, S.H S1 Penata Perancang
Tk.I Peraturan
(III/d) Perundang-
Undangan Ahli
Muda
6
3. HARIYANI, S.H S1 Penata Penyusun
(III/c) Rencana
Hukum
4. SANDRIANA S2 Penata Analis Berkas
DWITYANANDA, S.H., (III/c) Sengketa
M.H.
7
1.3 KONDISI SAAT INI (EKSISTING) DAN KONDISI YANG DI HARAPKAN
1. Kondisi saat ini
1) Belum tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Belum adanya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Belum adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
2. Kondisi yang diharapkan
1) Tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Tersedianya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
9
Tabel III.1 Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak)
Analisis Bersama Mentor dan Tim Efektif
12 3 4
Kepala Priorita
No Sekretaris Sub Total
Masalah Bagian JFT s
. Daerah Koordinator
Hukum
A P K L A P K L A P K L A P K L
1. Belum terselenggaranya pelayanan bantuan 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 73 I
hukum bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2. Belum optimalnya penyusunan produk hukum 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 68 II
daerah di lingkungan Pemerintah Kota Jambi.
3. Belum optimalnya penyampaian produk hukum 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 57 III
daerah dalam jaringan dokumentasi dan
informasi hukum Kota Jambi.
10
Berdasarkan analisis APKL diatas, dapat dilihat bahwa isu “Belum
terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Kota
Jambi” adalah isu prioritas untuk diselesaikan.
2. Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka diambil 5M penyebab masalah yaitu:
1) Manusia (Man)
Belum adanya kesadaran hukum untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2) Metode (Methode)
Belum adanya alur pelayanan bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3) Mesin (Machine)
Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan
bantuan hukum gratis.
4) Sumber Daya (Material)
Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis.
5) Pembiayaan (Money)
Belum prioritasnya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
11
1. Tersedianya bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin pada gerai mal
pelayanan publik Kota Jambi;
2. Adanya dukungan Instansi Aparat Penegak Hukum seperti Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;
3. Tersedianya alur pelayanan bantuan hukum;
4. Terlaksananya sosialisasi pelayanan bantuan hukum gratis bagi
masyarakat miskin.
2) Tujuan Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis
website;
2. Tersedianya pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2. Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.
13
2. Jangka Menengah
1) Membuat sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis website;
2) Menyediakan pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3. Jangka Panjang
1) Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2) Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.
Nama Deskripsi
14
pelayanan tanpa harus dating langsung ke Mall
Pelayanan Publik.
15
BAB II
RENCANA PENTAHAPAN KEGIATAN, STAKEHOLDER DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI
16
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
Negeri Jambi; Foto
- Ketua Pengadilan
Negeri Jambi;
- Ketua Perhimpunan
Advokat Indonesia
Cabang Jambi;
- Kepala Kanwil
Kemenkumham Jambi;
- Kepala Dinas PMPTSP
Kota Jambi.
17
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
JANGKA MENENGAH >2 – 6 bulan
Milestone 7 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum Bulan November
Milestone 8 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 3 Kecamatan 2023 s.d. Februari
2024
19
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
4) Peresmian.
MS.10 Subkoor
Penyusunan DKI
Draft
Peraturan Bulan Maret 2024 dan seterusnya
Daerah tentang
Bantuan
Hukum
2.2 ANGGARAN
20
Gambar III.1 Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan:
Mentor
Drs. H. A. Ridwan M.Si
M. Husni, SE
21
d. Tim Efektif :
Para pegawai yang telah dihimpun dalam satu tim yang
dimasukan dalam tim oleh Sponsor dan Project Leader yang bertugas:
1. Mengumpulkan data;
2. Menganalisa data;
3. Membantu merencanakan;
4. Melaksanakan dan mengevaluasi aksi perubahan;
5. Bertugas melakukan identifikasi Stakeholder internal;
6. Mengoptimalkan Kerjasama antar Stakeholder; dan
7. Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi.
2) Kuadran Stakeholder
Pemangku kepentingan atas aksi perubahan di bagi menjadi 2
(dua) kelompok Stakeholder dengan mengidentifikasikan kekuatan dan
kepentingan masing-masing yang dirumuskan sebagaimana tabel berikut:
Tabel III.5 Stakeholder Internal
Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Internal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Sekretaris Daerah √ √ Promoters
9. Programmer √ √ Apathetics
23
Gambar III.2 Diagram Identifikasi Stakeholder
LATENS
1. Kepala Kepolisian Resor PROMOTERS
2. Kepala Kejaksaan Negeri 1. Walikota;
3. Ketua Pengadilan Negeri 2. Sekretaris Daerah;
4. Kepala DPMPTSP
DEFENDERS
1. Kepala Dinas Kominfo
APATHETICS
2. Kepala Kanwil
1. Programmer
Kemenkumham
3. Kabid Diskominfo
4. Para JFT Setda
5. Tim Efektif
Keterangan:
- Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau
menggagalkannya);
- Defenders, memiliki/menyuarakan dukungannya dalam komunitas,
tetap kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program;
- Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi
program; dan
- Apathetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan.
24
a. Stakeholder Internal
Stakeholder Internal adalah para pemangku kepentingan yang
berasal dari dalam organisasi, yang memiliki keterkaitan langsung
terhadap penyusunan Aksi Perubahan ini, adapun Stakeholder Internal
dimaksud
adalah:
1. Sekretaris Daerah
Berperan memberi dukungan dan arahan terhadap pelaksanaan aksi
perubahan yang memiliki kekuatan besar dan kepentingan besar
(Promoters).
2. Para JFT Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan
aksi perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar
(Defender).
3. Tim Efektif
Berperan membantu pelaksanaan aksi perubahan Memiliki kekuatan
kecil dan kepentingan besar (Defender).
b. Stakeholder Eksternal
Stakeholder Eksternal merupakan para pemangku kepentingan
yang berasal dari luar institusi Sekretariat Daerah Kota Jambi, yaitu para
pemimpin atau pejabat pengambil kebijakan dari OPD Pemerintah Kota
Jambi, yang memiliki keterkaitan dan kewenangan dalam menyusun
Aksi perubahan ini. Adapun stakeholder eksternal tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Walikota
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan besar (Promoters).
2. Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
25
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
5. Kepala DPMPTSP
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
6. Kepala Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
7. Kepala Bidang Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
8. Kepala Kanwil Kemenkumham
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
9. Programmer
Berperan mendukung kegiatan pelaksanaan aksi perubahan
dan mendukung yang melakukan kegiatan Pembuatan Aplikasi.
Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan kecil (Apathetics).
26
2.5 MAPPING KETERKAITAN STAKEHOLDER
Walikota
Project
Leader
Kepala Dinas
PMPTSP
Kabid Kominfo
Tim Efektif
Programmer
Keterangan:
Garis petunjuk -perintah
Garis Koordinasi-bimbingan
Deskripsi/ penjelasan peran:
Jejaring Kerja Aksi Perubahan adalah sebuah program yang
dibentuk NET MAP Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan proses aksi perubahan melalui kolaborasi antara pemerintah, dan
masyarakat serta memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan
27
mengkoordinasikan kerjasama antara para pemangku kepentingan dengan
rincian peran sebagai berikut:
1. Memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat dalam
meningkatkan pelayanan publik;
2. Membantu aksi perubahan dalam mengidentifikasi masalah dan mencari
solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kinerja;
3. Mengkoordinasikan kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan oleh
project leader bersama para pemangku kepentingan;
4. Menyediakan sumber daya dan dukungan teknis pelaksanaan aksi
perubahan; dan
5. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan aksi perubahan yang ada
hubungannya kepada para pemangku kepentingan.
Cara Pengembangan
Perubahan Kompetensi
Pihak Terdampak Kompetensi (Klasikal/Non
Yang Dibutuhkan
Klasikal)
Afriady, SH (Sub Penyusunan Prosedur Klasikal
28
Koordinator PUU)
Hariyani S.H (Sub Pengolahan Informasi Klasikal
Koordinator DKI)
Sandriana Dwityananda, Analisa Yuridis Klasikal
S.H., M.H (Sub
Koordinator BHK)
29
2.8 PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN
30
REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA
Nilai Komponen
Rata-Rata
Sub Komponen Kualifikasi
Total
Mengelola Total Sub
Sub Komponen Sub Komponen Sub Komponen
Perubahan
Integritas Kerjasama Komponen
Peserta 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Mentor 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Nilai Rata-Rata
Per Sub 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Komponen
Kualifikasi Per Baik Baik Baik Baik
Sub Komponen
Akhir Sikap
Keterangan Kualifikasi Perilaku
9.00-10 Istimewa 8.43
7-8.99 Baik
5-6.99 Cukup Kualifikasi:
3-4.99 Kurang Baik
1-2.99 Sangat Kurang
31
Dari ketiga komponen penilaian sikap perilaku kepemimpinan diatas, diperoleh
kisaran nilai angka 8,3 - 8,6 dengan uraian sebagai berikut untuk komponen Integritas 8,3
komponen Kerjasama 8,6 dan Komponen Mengelola Perubahan 8,4 dengan rata – rata total
sub kompenen yaitu 8,43 berarti masuk dalam kualifikasi BAIK. Dengan kualifikasi baik
maka rekomendasi pengembangan potensi diri yaitu memperhatikan nilai pada sub
komponen pada formulir peserta atau mentor dan rekap nilai gabungan peserta perlu
diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan
yang terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan administrator.
Dari hasil assement pengembangan potensi diri dan atasan dapat di peroleh
beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Integritas.
Integritas artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan
dan hasil. Integritas dianggap sebuah nilai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan
tindakan pada diri seseorang dalam meningkatkan komitmen dan tanggung jawab
terhadap penyelesaian tugas yang diemban. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
meningkatkan integritas selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:
a. Peserta berusaha meningkatkan komitmen terhadap pelaksanaan Aksi Perubahan yang
sudah dirancang.
b. Peserta akan meningkatkan kepercayaan diri dalam melaksanakan Aksi Perubahan.
2. Kerjasama.
Kerjasama adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan individu lain
secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam mencapai kepentingan
bersama. Unsur yang terkandung dalam kerja sama yaitu orang yang melakukan kerja
sama, adanya interaksi, adanya tujuan yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam meningkatkan kerjasama selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:
a. Aktif menjalin komunikasi dengan Tim Aksi Perubahan.
b. Melakukan koordinasi yang efektif dengan Tim Aksi Perubahan untuk kelancaran
pelaksanaan Aksi Perubahan
c. Lebih responsif terhadap dinamika perkembangan Tim.
3. Mengelola perubahan.
Mengelola perubahan merupakan manajemen perubahan sebagai suatu upaya, usaha,
atau pendekatan yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur dan diaplikasikan
32
untuk membantu individu maupun tim. Manajemen perubahan juga sebagai kerangka
kerja dan seperangkat alat yang digunakan untuk mengelola sisi perubahan manusia
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Termasuk di antaranya mempersiapkan,
mendukung, dan melengkapi individu untuk mendorong keberhasilan perubahan.
Langkah-langkah yang dilakukan peserta dalam kegiatan mengelola perubahan adalah
sebagai berikut :
a. Aktif mendorong kerja Tim Aksi Perubahan;
b. Aktif mendukung Tim Aksi Perubahan untuk penguasaan Teknologi Informasi di Aksi
Perubahan;
c. Selalu berusaha meningkatkan inovasi dalam pelayanan publik berbasis Teknologi
Informasi.
33
BAB III
DESKRIPSI IMPLEMENTASI PERUBAHAN
34
Sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab harus dipikul dan
menjadi ukuran dalam kesuksesannya menjalankan dan menghasilkan output
kinerja organisasi yang berkualitas, termasuk dalam pelaksanaan aksi
perubahan ini. Dengan bertanggung jawab, maka seorang pemimpin pasti
akan selalu berfikir bagaimana cara terbaik, yang dapat dijalankan oleh
semua pihak untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya objektifitas juga
menjadi poin penting berikutnya, ketika adanya kolaborasi dan membentuk
jejaring yang merupakan sebuah upaya untuk memberikan penilaian atas
kinerja yang dilakukan oleh pihak lain, dimana penilaian yang objektif juga
dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat dengan adanya Gerai “BANG GEMPA KOJA” yang menjadi
out put utama dalam aksi perubahan ini, maka integritas dan akuntabilitas
serta objektifitas sangat diperlukan karena dengan adanya sistem informasi
yang baik maka ini integritas Pemerintah Kota Jambi sebagai sebuah layanan
publik agar dapat terjaga dengan baik. Selain itu dengan berjalannya aksi
perubahan ini dengan baik maka tercapai juga masyarakat yang percaya akan
program Pemerintah dengan baik, maka akuntanbilitas serta objektifitas
Kota Jambi dapat tergambar dengan baik pula.
Selama kurang lebih hampir 9 (sembilan) bulan hingga saat ini
menjadi Kepala Bagian Hukum Setda Kota Jambi. Pilar-pilar ini harus
dibangun, ditegakkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, konsisten
dan disertai dengan komitmen yang kuat dari seluruh lini dalam organisasi
untuk terwujudnya perubahan yang berkelanjutan. Dalam hal tersebut
project leader harus dapat menunjukkan terlebih dahulu integritas dan
akuntabiltasnya sebagai pemimpin.
35
mewujudkan kegiatan Pelayanan Bantuan Hukum Gratis. Untuk mencapai
upaya dan hasil dalam rangka peningkatan bagi masyarakat Kota Jambi.
36
dibangun sebagai tempat konsultasi dan pengaduan permasalahan hukum. Capaian
dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini tidak terlepas dari keterlibatan stakeholder
yang terlibat di dalam Tim Efektif baik yang berasal dari Tim Internal organisasi
yang berpengaruh maupun terpengaruhi secara langsung dan tidak langsung oleh
tujuan dan tindakan-tindakan dari project leader dan tim kerja dalam mencapai
tujuan Aksi Perubahan.
Untuk dapat melihat penyelesaian Implementasi Aksi Perubahan bisa dilihat
dari capaian Kuadran Stakeholders Implementasi Aksi Perubahan berdasarkan
Pengaruh dan kepentingan, selanjutnya untuk melihat capaian Aksi Perubahan bisa
dilihat dari setiap milestone sebagaimana terlampir.
Aksi perubahan ini diimplementasikan kedalam 7 capaian tahapan yang
terbagi dari beberapa kegiatan disetiap tahapannya, secara umum semua kegiatan
telah dilaksanakan dalam setiap tahapan, ketercapaian pelaksanaan pada setiap
tahapan sesuai dengan output kunci yang telah ditetapkan dan direncanakan
sebelumnya.
Keberhasilan dalam Implementasi Aksi perubahan tidak terlepas dari proses
pemberdayaan Stakeholders dan strategi komunikasi efektif yang dilakukan, hal ini
diawali dari pendekatan dan diskusi serta komunikasi yang aktif yang dilakukan
secara intens dengan Sekretaris Daerah Kota Jambi selaku Atasan Langsung dan
Mentor, dan tidak terlepas dari dukungan Tim Efektif yang terlibat langsung dalam
menyelesaikan Aksi Perubahan ini.
Dukungan dari StakesHolders ini dapat dilihat dari dukungan yang diberikan
melalui lembar pernyataan oleh masing-masing stakeholders yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Aksi Perubahan ini,
sebagaimana dokumen terlampir.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap jangka pendek
antara lain sebagai berikut:
37
Tabel 2.1
Milestone 1 : Konsultasi dengan Mentor
Kendala
dan
Program/ Indikator Bukti
No Tanggal Capaian % Upaya
Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 25 September 2023 Penyiapan Terlaksananya Terlaksana 100% - Rancangan
bahan penyiapan bahan Aksi
konsultasi konsul Perubahan
Pada Milestone 1 ini, diawali dengan persiapan yakni dengan berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan mentor tentang hal-hal apa saja yang akan dilaksanakan pada aksi
perubahan dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi
Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal
Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.
Tabel 2.2
Milestone 2 : Persiapan Aksi Perubahan
Kendala
dan
N Program/ Indikator Bukti
Tanggal Capaian % Upaya
o Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 3 Oktober 2023 Rapat Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Pembentukan Rapat - Daftar Hadir
Tim Efektif pembentukan Tim - Notulen
efektif - Foto
38
2. 3 Oktober 2023 Penyusunan SK Terlaksananya Terlaksana 100% - Draft SK
Tim Efektif Penyusunan SK
Tim Efektif
39
Tabel 2.3
Milestone 3 : Rapat Koordinasi dengan stakholder
Kendala
dan
Program/ Indikator Bukti
No Tanggal Capaian % Upaya
Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyelesa
iannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 02 Oktober 2023 Persiapan Tersedianya Terlaksana 100% - Bahan
bahan rapat bahan rapat Koordinasi
Tabel 2.4
Milestone 4 : Menyusun Alur Pelayanan Bantuan Hukum
Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasil Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
an Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
40
1. 10 Oktober 2023 Rapat Adanya Data Terlaksana 100% - - Undangan
Persiapan Pendukung - Daftar
dan SDM Hadir
untuk Gerai - Notulen
- Foto
“BANG
GEMPA
KOJA”.
Tabel 2.5
Milestone 5 : Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi
Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasil Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
an Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 10 Oktober 2023 Rapat Tim Perencanaan Terlaksana 100% - - Undangan
Gerai Gerai di MPP - Daftar
Hadir
Kota Jambi - Notulen
- Foto
41
Penyediaan Terlaksananya Terlaksana 100% - -Foto
12 Oktober 2023 Sarana dan Penunjukan
3
Prasarana Gerai
“BANG
GEMPA
KOJA”.
4 25 Oktober 2023 Peresmian Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Peresmian - Daftar
Hadir
Gerai - Notulen
“BANG - Foto
GEMPA
KOJA”.
Tabel 2.6
Milestone 6: Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasila Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
n Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1 16 Oktober 2023 Rapat Tim Penentuan Terlaksana 100% - - Undangan
Pelaksana peserta dan - Daftar
Sosialisasi narasumber Hadir
- Notulen
- Foto
42
3 25 Oktober 2023 Pelaksanaan Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Sosialisasi sosialisasi - Daftar
Bantuan Hukum Hadir
Gratis - Notulen
- Foto
Tabel 2.7
Milestone 7 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kendala
Indikator Prosenta dan
Program/
No Tanggal Keberhasil Capaian se Upaya Bukti Fisik
Kegiatan
an Capaian Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 6-20 November 2023 Kegiatan Tersedianya Terlaksana 100% - >2-6 bulan
Lanjutan Website November
Jangka BANG 2023 s.d
Menengah GEMPA Februari
KOJA 2024
43
1. Meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat Kota Jambi khususnya
yang mempunyai permasalahan hukum.
2. Terwujudnya pelayanan publik dibidang hukum sehingga akan
berdampak kepada semakin meningkatnya kepuasan masyarakat dengan
program Pemerintah Kota Jambi
3.2.3 Keberlanjutan Aksi Perubahan
Aksi perubahan ini tidak akan terhenti pada implementasi di milestone
jangka pendek dan jangka menengah ini saja, akan tetapi akan dilakukan
implementasi jangka panjang untuk menyediakan Posko Bantuan Hukum
Gratis di Kantor Kecamatan yang ada di Kota Jambi serta akan disusun draft
Peraturan Daerah Kota Jambi tentang Bantuan Hukum.
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan implementasi milestone Aksi Perubahan
dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat
Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan
Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)” dari milestone 1 sampai dengan
milestones 6 jangka pendek, serta milestone 7 jangka menengah dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Seluruh milestone jangka pendek telah tercapai sesuai target dan waktu yang
telah ditetapkan di awali dengan Konsultasi dengan Mentor, terbentuknya Tim
Efektif dalam membantu pembuatan aksi perubahan ini, adanya kerjasama
dengan Perhimpunan Advokat Indonesia Cabang Jambi yang menjadi mitra
dalam konsultasi dan bantuan hukum serta Organisasi Bantuan Hukum yang
terlibat.
2. Dengan terlaksananya tujuan jangka pendek dan menarik satu kegiatan jangka
menengah dari aksi perubahan ini, maka tujuan jangka menengah yang lain akan
terus dilanjutkan dan dikembangkan sampai dengan tercapainya tujuan jangka
Panjang dari aksi perubahan ini, yaitu tersedianya POSKO Bantuan Hukum di
Kantor Kecamatan yang ada di Kota Jambi serta menyusun draft Peraturan
Daerah tentang Bantuan Hukum.
3. Keberhasilan dari aksi perubahan ini tentunya karena dukungan dan kontribusi
dari semua pihak / stakeholders baik stakeholders internal maupun eksternal
yang ikut terlibat dan berkontribusi dalam aksi perubahan ini, yang
menginginkan terwujudnya perubahan dan perbaikan dalam kinerja organisasi
dan pencapaian tujuan yang lebih baik dalam memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat. Hasil ini tentu saja tidak akan berhenti disini saja, namun
masih diperlukan upaya-upaya dan pemikiran yang briliant untuk perbaikan dan
pengembangan yang berkelanjutan.
4.2 Rekomendasi
“Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin
di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik
45
Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)” ini masih dapat dikembangkan lagi dengan
menambah pos-pos bantuan hukum di kelurahan yang dapat dijangkau dekat dengan
masyarakat yang membutuhkan.
4.3 Pengalaman Belajar selama memimpin aksi Perubahan
Gaya kepemimpinan visioner atau visionary leadership harus melekat pada
seorang pemimpin sebuah organisasi pada era 4.0 saat ini. Project leader aksi
perubahan ini merupakan Kepala Bagian Hukum Setda Kota Jambi yang telah
menjabat selama kurang lebih 9 (sembilan) bulan sejak Februari 2023 sampai dengan
saat ini, telah merasakan dampak positif yang sangat luar biasa dari proses - proses
yang dilalui selama menjalankan aksi perubahan dalam rangkaian diklat PKA Kota
Jambi angkatan I tahun 2023 ini, diantaranya :
1. Menambah wawasan akan pelayanan publik di masa depan yang selaras dengan
perkembangan zaman khususnya selaras dengan perkembangan teknologi,
informasi dan komunikasi yang menjadi “trend” pada saat ini.
2. Menambah wawasan tentang integritas, komitmen yang kuat, etos kerja, etika
dalam berkomunikasi, akuntabilitas, dan transparansi, serta proses dan ouput
kinerja organisasi yang lebih baik.
3. Menambah rasa percaya diri, kedewasaan, kematangan dalam proses berfikir,
kecermatan, ketelitian, strategi, dan keberanian dalam mengambil sebuah
keputusan serta solusi dalam mengatasi sebuah permasalahan.
4. Menambah pengalaman dan kemampuan dalam membangun serta menggerakkan
kerjasama tim yang lebih mumpuni, baik kerjasama tim internal maupun dalam
membangun komunikasi dan relasi yang efektif dengan stakeholders eksternal.
5. Menambah penguatan baik dari sisi kepemimpinan, rasa kebangsaan, spiritual,
serta nasionalisme dan rasa bangga sebagai ASN yang turut serta berkontribusi
dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
6. Setelah melalui proses yang cukup panjang dengan berbagai tantangannya,
akhirnya project leader dengan dibantu oleh tim efektif serta didukung dari para
stakeholders terkait, mampu menciptakan dan mewujudkan sebuah inovasi
kreatif berupa “GERAI BANG GEMPA KOJA” yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi Seluruh Masyarakat di Kota Jambi
Demikianlah sekelumit pengalaman belajar selama memimpin aksi perubahan
yang dapat project leader bagikan pada kesempatan ini. Semoga dapat bermanfaat.
46
PEMERINTAH KOTA JAMBI
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Jend. Basuk Rachmat No. 1 Telp. (0741) 40463 – 40827 Fax. (0741) 40032
JAMBI–36128
Bersama ini kami sampaikan data website yang dikelola oleh Bagian
Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi, dalam rangka implementasi aksi
perubahan pelatihan kepemimpinan administrator sebagai berikut:
Alamat IP Publik :-
No HP Administrator : 0852-2802-9831
e-mail Administrator : -
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon hosting dan aktivasi link
sub Domain pada server yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Jambi sebagai pengelola Sub Domai dan Website Pemerintah Kota Jambi.
Demikian disampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 'Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atauhasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.'
Surat ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan cara scan qrcode pada surat
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN AKTUALISASI…………………………………… ii
KATA PENGANTAR......……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………... 1
1. Kondisi Saat Ini ……………………………….…………………………… 3
3. Kondisi yang Diharapkan……...…………………………………………… 3
3. Gagasan Inovasi……………………………………………………………. 3
B. Tujuan dan Manfaat Aksi Perubahan………………………………………….. 4
1. Tujuan……………………………………………………………………… 4
2. Manfaat Aksi Perubahan…………………………………………………… 4
C. Ruang Lingkup Aksi Perubahan………………………………………………. 5
A. Latar Belakang
Pemerintah Kota Jambi yang dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota
Jambi merupakan pemerintah daerah yang bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi.
Kota Jambi dalam satu dasawarsa terakhir telah bertransformasi dalam berbagai ragam
kemajuan. Tidak hanya rona fisik pembangunan yang tampak begitu nyata pesatnya
hadir di Kota Jambi, kesejahteraan masyarakat juga turut menanjak dalam trend positif.
Tingkat kemajuan sosial ekonomi dan diikuti pula dengan indeks kebahagiaan
masyarakat yang terus bertumbuh, mewarnai masa keemasan perjalanan sejarah Kota
Jambi terkini.
Namun seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Jambi juga
meningkatnya perkara hukum yang diselesaikan melalui jalur pengadilan. Dikutip dari
halaman resmi Sistem Informasi Penelurusan Perkara Pengadilan Negeri Jambi dengan
pembaharuan data pada Hari Rabu 20 September 2023 total data seluruh perkara
sebanyak 100.264 perkara yang terdiri dari perkara pidana maupun perkara perdata.
Hal ini menduduki peringkat pertama dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Jambi. Berikut data yang dikutip dari Sistem Informasi Penelurusan Perkara
Pengadilan Negeri yang ada di Provinsi Jambi:
No Kabupaten/Kota Pengadilan Jumlah Perkara
1. Kota Jambi Pengadilan Negeri Jambi 100.264
2. Merangin Pengadilan Negeri Bangko 42.754
3. Muaro Bungo Pengadilan Negeri Muaro Bungo 50.297
4. Sungai Penuh Pengadilan Negeri Sungai Penuh 15.434
Kerinci
5. Tanjung Jabung Barat Pengadilan Negeri Kuala Tungkal 22.226
6. Batanghari Pengadilan Negeri Muara Bulian 27.596
7. Muaro Jambi Pengadilan Negeri Sengeti 23.425
8. Tebo Pengadilan Negeri Tebo 23.952
9. Tanjung Jabung Timur Pengadilan Negeri Tanjung 22.243
Jabung Timur
Hal. 1
10. Sarolangun Pengadilan Negeri Sarolangun 23.105
Banyaknya perkara yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jambi, khususnya
dalam perkara pidana menjadi penyebab overkapasitas hunian di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi. Dikutip dari
https://jambi.tribunnews.com/2023/03/30/lapas-kelas-ii-a-jambi-masuk-10-lapas-
overkapasitas-dihuni-1423-orang pada tanggal 30 Maret 2023, Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi masuk 10 Lapas Overkapasitas yang dihuni 1.423
orang. Seharusnya kapasitas Lapas hanya mampu menanmpung sebanyak 417 orang,
sehingga jumlah hunian Lapas melebihi 1.006 orang.
Masyarakat miskin merupakan masyarakat yang rentan menjadi pelaku tindak
pidana. Saat ini di Kota Jambi terdapat sebanyak 8.671 KK masuk dalam kategori
miskin ekstrem. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 10 Tahun 2023 dan
Peraturan Gubernur Jambi Nomor 12 Tahun 2023, kriteria masyarakat miskin ekstrem
adalah sebagai berikut :
1. Pekerja yang pengeluaran per kapitanya dibawah GKE (Garis Kemiskinan
Ekstrem) dengan pendapatan per hari Rp. 11.941 (sebelas ribu sembilan ratus
empat puluh satu rupiah);
2. Pekerja dengan status pendidikannya tidak pernah bersekolah atau tidak lulus SD;
3. Pekerja yang status kepala keluarga perempuan;
4. Pekerja dengan minimnya kelayakan tempat tinggal;
5. Pekerja yang memiliki anggota rumah tangga penyandang disabilitas;
6. Pekerja yang hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam dalam satu kali seminggu;
7. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;
8. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik;
9. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000
seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya;
10. Pekerja yang tidak mendapat akses terhadap sanisatasi layak/air bersih:
Masyarakat miskin ini mempunyai keterbatasan akses untuk mendapatkan
bantuan hukum dan kurangnya kesadaran hukum mereka untuk mendapatkan bantuan
hukum. Hak atas bantuan hukum telah diterima secara universal yang dijamin dalam
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on
Civil and Political Rights (ICCPR). Pasal 16 dan Pasal 26 ICCPR menjamin semua
orang berhak memperoleh perlindungan hukum serta harus dihindarkan dari segala
Hal. 2
bentuk diskriminasi. Sedangkan Pasal 14 ayat (3) ICCPR, memberikan syarat terkait
bantuan hukum yaitu:
1) Kepentingan-kepentingan keadilan;
2) Tidak mampu membayar advokat.
Meskipun bantuan hukum tidak secara tegas dinyatakan sebagai
tanggungjawab negara namun ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Dalam negara hukum, negara mengakui dan melindungi hak asasi
manusia bagi setiap individu termasuk hak atas bantuan hukum. Penyelenggaraan
pemberian bantuan hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi
dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi
serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan
(access to justice) dan kesamaan dihadapan hukum (equality before the law). Jaminan
atas hak konstitusional tersebut belum mendapatkan perhatian secara memadai,
meskipun negara kita sudah memiliki Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum. Dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang tersebut ditegaskan bahwa
“Pemerintah wajib mengalokasikan dana penyelenggaraan bantuan hukum dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara”. Kemudian selanjutnya dalam Pasal 19 ayat
(1) ditegaskan “Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan bantuan
hukum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah”. Sedangkan dalam ayat (2)
ditegaskan “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan bantuan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah”.
Permasalahan belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin di Kota Jambi disebabkan oleh beberapa kondisi yang terjadi pada
Pemerintah Kota Jambi, sebagai berikut:
1. Kondisi saat ini (Eksisting)
1) Belum tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis;
3) Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Belum adanya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
Hal. 3
5) Belum adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
2. Kondisi yang diharapkan
1) Tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Tersedianya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3. Gagasan Inovasi
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi pada saat ini,
maka terobosan Inovasi Aksi Perubahan yang akan laksanakan adalah
“Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di
Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik
Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.
Hal. 4
Tujuan jangka menengah dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis
website;
2. Tersedianya pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2. Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.
2. Manfaat
Secara khusus pemanfaatan Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal
Pelayanan Publik Kota Jambi untuk meningkatkan kinerja Sekretariat Daerah
Kota Jambi dan peningkatan pelayanan publik Pemerintah Kota Jambi yang dapat
memberikan berbagai manfaat, antara lain:
1) Manfaat Bagi Organisasi Internal
Adapun manfaat yang diperoleh dari Inovasi ini bagi Sekretariat
Daerah Kota Jambi sebagai berikut:
a. Memudahkan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah terkait
bantuan hukum;
b. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah terkait bantuan hukum;
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja Sekretariat Daerah Kota
Jambi dalam menyelesaikan permasalahan hukum bagi masyarakat
miskin;
d. Meningkatkan kapasitas dalam mengelola masalah hukum di masa depan.
2) Manfaat Bagi Perangkat Daerah
Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh Perangkat
Daerah dan Stakeholder terkait dari inovasi ini, sebagai berikut:
a. Mengurangi pelanggaran hukum dan konflik didalam masyarakat;
b. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan rasa saling percaya;
c. Menghindari potensi krisis sosial;
Hal. 5
d. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas
perangkat daerah terkait bantuan hukum.
3) Manfaat Bagi Pemerintah Kota Jambi
Dengan melaksanaan aksi perubahan tersebut, dapat memberikan
manfaat signifikan bagi Pemerintah Kota Jambi meliputi:
a. Meningkatkan akses keadilan bagi masyarakat miskin sehingga
mendorong prinsip keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat;
b. Mengurangi beban pengadilan karena bisa mengurangi jumlah perkara
yang harus ditangani oleh pengadilan;
c. Meningkatkan penyelesaian permasalahan hukum secara damai dan
menghindari konfrontasi yang biaya mahal dan merugikan;
d. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat;
e. Penghargaan Kota Peduli HAM dapat dipertahankan.
Hal. 6
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI
A. Sejarah Singkat
Visi pembangunan Kota Jambi, sebagaimana dirumuskan dalam Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018 s.d. 2023 adalah
“Menjadikan Kota Jambi sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis
Masyarakat Berakhlak dan Berbudaya dengan Mengedepankan Pelayanan
Prima”. Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan, yaitu:
1) Penguatan Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Masyarakat Berbasis Teknologi
Informasi;
2) Penguatan Penegakan Hukum, Trantibmas dan Kenyamanan Masyarakat;
3) Penguatan Pengelolaan Infrastruktur dan Utilitas Perkotaan serta Penataan
Lingkungan;
4) Penguatan Kapasitas Ekonomi Perkotaan; dan
5) Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Perkotaan.
Program-program pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mendukung
tercapainya visi dan misi jangka menengah yang telah ditetapkan untuk kurun waktu
2018 s.d. 2023, diklasifikasikan berdasarkan prioritas dalam pembangunan Daerah Kota
Jambi yaitu:
1) Percepatan Peningkatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur;
2) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia;
3) Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi dan Investasi;
4) Tata Kelola Pemerintahan yang Baik;
5) Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; dan
6) Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan Sosial.
Hal. 7
Nomor 40 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Sekretariat Daerah, berkedudukan sebagai pelaksana urusan pemerintah
sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu mempunyai tugas membantu Walikota dalam
penyusunan kebijakan dan pengoordinasian adminsitratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah serta pelayanan administratif yang menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
1) Pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah;
2) Pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah;
4) Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada Instansi Daerah;
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Hal. 8
c. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, membawahi Sub Bagian
Protokol;
d. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional.
Hal. 9
GAMBAR II.1
Hal. 10
2. Kedudukan dan Tugas Jabatan Peserta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi pada Sekretariat Daerah Kota Jambi,
Project Leader menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum yang mempuyai
tugas membantu sekretaris daerah melalui asisten pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat dalam melaksanakan urusan dibidang perundang-undangan, bantuan hukum
serta dokumentasi dan informasi serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
2) Penyiapan bahan pengoordinasian perumusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
3) Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah dibidang
perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
4) Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang perundang-
undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
C. Jumlah Pegawai
Jumlah pegawai yang ada di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi
terhitung September 2023 adalah sebanyak 6 (enam) Aparatur Sipil Negara dan 7 (tujuh)
Pegawai Tidak Tetap, yang terdiri dari :
ASN Bagian Hukum Setda Kota Jambi :
Hal. 11
3. HARIYANI, S.H S1 Penata Penyusun
(III/c) Rencana
Hukum
4. SANDRIANA S2 Penata Analis Berkas
DWITYANANDA, S.H., M.H. (III/c) Sengketa
Hal. 12
7. SHIDDIQI NIHAN, S.H S1 - Pengadministrasi
Data Peraturan
Per-UU
Hal. 13
BAB III
ANALISA DAN STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
Hal. 14
Tabel III.1 Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak)
Analisis Bersama Mentor dan Tim Efektif
1 2 3 4
Kepala
Sekretaris Sub Total Prioritas
No. Masalah Bagian JFT
Daerah Koordinator
Hukum
A P K L A P K L A P K L A P K L
1. Belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 73 I
bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2. Belum optimalnya penyusunan produk hukum 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 68 II
daerah di lingkungan Pemerintah Kota Jambi.
3. Belum optimalnya penyampaian produk hukum 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 57 III
daerah dalam jaringan dokumentasi dan informasi
hukum Kota Jambi.
Hal. 15
Berdasarkan analisis APKL diatas, dapat dilihat bahwa isu “Belum
terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Kota
Jambi” adalah isu prioritas untuk diselesaikan.
2. Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka diambil 5M penyebab masalah yaitu:
1) Manusia (Man)
Belum adanya kesadaran hukum untuk memberikan pelayanan bantuan hukum
gratis bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2) Metode (Methode)
Belum adanya alur pelayanan bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3) Mesin (Machine)
Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis.
4) Sumber Daya (Material)
Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis.
5) Pembiayaan (Money)
Belum prioritasnya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
Hal. 17
Tabel III.3 Penatahapan Utama (Milestone)
Hal. 18
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
Milestone 4: Menyusun Alur Pelayanan Bantuan Hukum
Kegiatan:
1) Rapat Persiapan; - Advokat pada Undangan
2) Membuat alur pelayanan bantuan Perhimpunan Advokat Daftar Hadir
hukum. Indonesia Cabang Notulen
Jambi. Foto
- Kanwil Kementerian Brosur
Hukum dan HAM Standing Banner
Jambi.
Milestone 5: Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi
Kegiatan: - Advokat pada Undangan
1) Rapat tim gerai; Perhimpunan Advokat Daftar Hadir
2) Survey lokasi; Indonesia Cabang Notulen Rapat
3) Penyediaan sarana prasarana; Jambi; Foto
4) Peresmian. - Kepala DPMPTSP
Kota Jambi beserta
Kabid terkait;
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi.
Milestone 6 : Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kegiatan: - Advokat pada Undangan
1) Rapat tim pelaksana sosialisasi; Perhimpunan Advokat Daftar Hadir
2) Persiapan Sosialisasi; Indonesia Cabang Notulen Rapat
3) Pelaksanaan Sosialisasi. Jambi; Foto
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi
JANGKA MENENGAH >2 – 6 bulan
Milestone 7 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 3 Kecamatan Bulan November
Milestone 8 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum 2023 s.d. Februari
2024
Hal. 19
2) Rencana Jadwal Pelaksanaan Implementasi AP
Hal. 20
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
Pelayanan 3) Penyediaan
Publik Kota sarana
Jambi prasarana;
4) Peresmian
MS. 6 1) Rapat tim Subkoor DKI
Sosialisasi pelaksana
Pelayanan sosialisasi;
Bantuan 2) Persiapan
Hukum Sosialisasi;
3) Pelaksanaan
Sosialisasi.
Hal. 21
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
Penyusunan Leader
Draft
Peraturan
Daerah
tentang
Bantuan
Hukum
3) Penganggaran
Segala biaya yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Aksi
Perubahan dalam Jangka Pendek adalah sebagai berikut:
1. Biaya ATK : Rp. 500.000,-
2. Rapat : Rp. 1.000.000,-
3. Pembuatan Website : Rp. 500.000,-
4. Biaya operasional lapangan : Rp. 1.000.000,-
5. Biaya Bimbingan Teknis/Sosialisasi : Rp. 5.000.000,-
JUMLAH : Rp. 8.000.000,-
Hal. 22
Gambar III.1 Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan:
Mentor
Drs. H. A. Ridwan M.Si
Hal. 23
d. Tim Efektif :
Para pegawai yang telah dihimpun dalam satu tim yang
dimasukan dalam tim oleh Sponsor dan Project Leader yang bertugas:
1. Mengumpulkan data;
2. Menganalisa data;
3. Membantu merencanakan;
4. Melaksanakan dan mengevaluasi aksi perubahan;
5. Bertugas melakukan identifikasi Stakeholder internal;
6. Mengoptimalkan Kerjasama antar Stakeholder; dan
7. Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi.
Hal. 24
Potensi
Posisi Hubungan Keterangan/ Strategi
No Stakeholder Dukungan
Komunikasi
In Ekst Form Inform + - +/-
8.
Kepala Informasi dan
DPMPTSP Koordinasi
9. Kepala Kanwil Informasi dan
Kemenkumham Koordinasi
10. Kepala Dinas Informasi dan
Kominfo Koordinasi
11 Kabid/
Kasubbid/JFT
Diskominfo
12. Programmer Informasi dan
Koordinasi
3) Kuadran Stakeholder
Pemangku kepentingan atas aksi perubahan di bagi menjadi 2 (dua)
kelompok Stakeholder dengan mengidentifikasikan kekuatan dan kepentingan
masing-masing yang dirumuskan sebagaimana tabel berikut:
Tabel III.6 Stakeholder Internal
Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Internal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Sekretaris Daerah √ √ Promoters
2. Para Kabag Setda √ √ Defenders
Hal. 25
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi √ √ Latens
LATENS
1. Kepala Kepolisian Resor PROMOTERS
2. Kepala Kejaksaan Negeri 1. Walikota;
3. Ketua Pengadilan Negeri 2. Sekretaris Daerah;
4. Kepala DPMPTSP
APATHETICS DEFENDERS
1. Programmer 1. Kepala Dinas Kominfo
2. Kepala Kanwil
Kemenkumham
3. Kabid Diskominfo
4. Para Kabag Setda
5. Para JFT Setda
6. Tim Efektif
Keterangan:
- Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggagalkannya);
- Defenders, memiliki/menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetap
kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program;
- Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program;
dan
Hal. 26
- Apathetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan.
a. Stakeholder Internal
Stakeholder Internal adalah para pemangku kepentingan yang
berasal dari dalam organisasi, yang memiliki keterkaitan langsung terhadap
penyusunan Aksi Perubahan ini, adapun Stakeholder Internal dimaksud
adalah:
1. Sekretaris Daerah
Berperan memberi dukungan dan arahan terhadap pelaksanaan aksi
perubahan yang memiliki kekuatan besar dan kepentingan besar
(Promoters).
2. Para Kabag Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan aksi
perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defender).
3. Para JFT Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan aksi
perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defender).
4. Tim Efektif
Berperan membantu pelaksanaan aksi perubahan Memiliki kekuatan
kecil dan kepentingan besar (Defender).
b. Stakeholder Eksternal
Stakeholder Eksternal merupakan para pemangku kepentingan
yang berasal dari luar institusi Sekretariat Daerah Kota Jambi, yaitu para
pemimpin atau pejabat pengambil kebijakan dari OPD Pemerintah Kota
Hal. 27
Jambi, yang memiliki keterkaitan dan kewenangan dalam menyusun Aksi
perubahan ini. Adapun stakeholder eksternal tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Walikota
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan besar (Promoters).
2. Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
5. Kepala DPMPTSP
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
6. Kepala Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
7. Kepala Bidang Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
Hal. 28
8. Kepala Kanwil Kemenkumham
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
9. Programmer
Berperan mendukung kegiatan pelaksanaan aksi perubahan dan
mendukung yang melakukan kegiatan Pembuatan Aplikasi. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan kecil (Apathetics).
Hal. 29
4) Jejaring Kerja Aksi Perubahan (Net Map)
Walikota
Kepala
DPMPTSP
Kabid Kominfo
Tim Efektif
Programmer
Keterangan:
Garis petunjuk -perintah
Garis Koordinasi-bimbingan
Deskripsi/ penjelasan peran:
Jejaring Kerja Aksi Perubahan adalah sebuah program yang dibentuk
NET MAP Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan proses
aksi perubahan melalui kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat serta
Hal. 30
memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan mengkoordinasikan kerjasama
antara para pemangku kepentingan dalam bidang Keuangan dengan rincian
peran sebagai berikut:
1. Memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat dalam
meningkatkan pelayanan publik;
2. Membantu aksi perubahan dalam mengidentifikasi masalah dan mencari
solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kinerja;
3. Mengkoordinasikan kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan oleh project
leader bersama para pemangku kepentingan;
4. Menyediakan sumber daya dan dukungan teknis pelaksanaan aksi
perubahan; dan
5. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan aksi perubahan yang ada
hubungannya kepada para pemangku kepentingan.
4. Manajemen Resiko
Tabel III.8 Manajemen Resiko
Hal. 31
No. Potensi Hambatan Potensi Resiko Rencana Mitigasi
diusulkan manfaat, dan proses
perubahan kepada pihak
terkait
Tabel III.9
Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi
Cara Pengembangan
Perubahan Kompetensi
Pihak Terdampak Kompetensi (Klasikal/Non
Yang Dibutuhkan
Klasikal)
Afriady, SH (Sub Penyusunan Prosedur Klasikal
Koordinator PUU)
Hariyani S.H (Sub Pengolahan Informasi Klasikal
Koordinator DKI)
Sandriana Dwityananda, Analisa Yuridis Klasikal
S.H., M.H (Sub
Koordinator BHK)
Hal. 32
BAB IV
PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN
Nilai Komponen
Rata-Rata
Sub Komponen Kualifikasi
Sub Total
Mengelola Total Sub
Sub Komponen Komponen Sub Komponen
Perubahan
Integritas Kerjasama Komponen
Peserta 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Mentor 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Nilai Rata-
Rata Per
8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Sub
Komponen
Hal. 33
Kualifikasi Per Baik Baik Baik Baik
Sub Komponen
Akhir Sikap
Keterangan Kualifikasi Perilaku
9.00-10 Istimewa 8.43
7-8.99 Baik
5-6.99 Cukup Kualifikasi:
3-4.99 Kurang Baik
1-2.99 Sangat Kurang
Hal. 34
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai
bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan administrator.
Dari hasil assement pengembangan potensi diri dan atasan dapat di peroleh beberapa
kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :
1. Integritas.
Integritas artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan dan
hasil. Integritas dianggap sebuah nilai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan tindakan pada
diri seseorang dalam meningkatkan komitmen dan tanggung jawab terhadap penyelesaian
tugas yang diemban. Langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan integritas
selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:
Hal. 35
individu untuk mendorong keberhasilan perubahan. Langkah-langkah yang dilakukan
peserta dalam kegiatan mengelola perubahan adalah sebagai berikut :
Hal. 36
Tabel 4.7 Rencana Pengembangan Potensi Diri
Hal. 37
FORMULIR PESERTA
Hal. 38
10 Mendayagunakan atau mengolah keberagaman pendapat 9
atau karakter di unit/tim kerjanya sehingga kinerja tim
lebih kuat dan efektif.
11 Mengajak anak buah atau rekan kerja se timnya dalam 8
rangka berkontribusi secara aktif sesuai peran masing-
masing guna mencapai tujuan yang disepakati.
JUMLAH 8.6
12 Mengevaluasi dan menganalisa hasil evaluasi terhadap 8
pemberian pelayanan yang diberikan oleh unit kerja
sebagai pertimbangan untuk memperbaiki standar
pelayanan yang berlaku.
13 Mengantisipasi kebutuhan perubahan dan menyiapkan 8
alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh unit kerjanya
untuk menghadapi perubahan
14 Memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada 9
bawahan melalui penugasan yang lebih menantang yang
MENGELOLA
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
PERUBAHAN
bawahan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
pengalaman kerja bawahan
15 Memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas 8
hasil kerja unit dengan mengembangkan cara kerja
ataupun metode kerja yang lebih efektif
16 Proaktif mencari peluang perbaikan dan menyampaikan 9
alternatif solusi untuk menghadapi perubahan di
lingkungan unit kerja
JUMLAH 8.4
Hal. 39
FORMULIR MENTOR
Hal. 40
12 Mengevaluasi dan menganalisa hasil evaluasi terhadap pemberian
pelayanan yang diberikan oleh unit kerja sebagai pertimbangan untuk 8
memperbaiki standar pelayanan yang berlaku.
13 Mengantisipasi kebutuhan perubahan dan menyiapkan alternatif
solusi yang dapat dilakukan oleh unit kerjanya untuk menghadapi 8
perubahan
14 Memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada bawahan melalui
penugasan yang lebih menantang yang disesuaikan dengan
MENGELOLA kemampuan dan karakteristik bawahan dalam rangka meningkatkan 9
PERUBAHAN kompetensi dan pengalaman kerja bawahan
15 Memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas hasil kerja unit
dengan mengembangkan cara kerja ataupun metode kerja yang lebih 8
efekti
16 Proaktif mencari peluang perbaikan dan menyampaikan alternatif
solusi untuk menghadapi perubahan di lingkungan unit kerja 9
JUMLAH 8.4
Hal. 41
LAPORAN KELOMPOK STULA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
PEMERINTAH KOTA JAMBI ANGKATAN I TAHUN 2023
LOKASI :
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI
Disusun Oleh :
KELOMPOK II
1. MISMAN, S.KM M.KM NDH:08
2. PRIMA IRYANTI, S.Pi NDH:09
3. YULYANIZA, S.E NDH:13
4. ARDIANSYAH, S.STP NDH:14
5. M.GEMPA AWALJON PUTRA, S.H M.H NDH:16
6. ERWIN, S.T NDH:18
7. SURYADI, S.H NDH:23
8. A.SYUKRI AHKAM, S.HI M.E NDH:24
9. MIKE NOFRITA, S.E M.S.Ak NDH:25
10. FERNADA TAWAFFAL FS S.Ikom M.E NDH:27
NAMA : KELOMPOK II
LOKASI STULA : DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP) KABUPATEN
BADUNG PROVINSI BALI
I. Deskripsi Lokus
Kabupaten Badung merupakan salah satu dari 8 (delapan) Kabupaten
di Provinsi Bali, secara fisik mempunyai bentuk unik menyerupai sebilah
"keris", yang merupakan senjata khas masyarakat Bali. Keunikan ini kemudian
diangkat menjadi lambang daerah yang merupakan simbol semangat dan jiwa
ksatria yang sangat erat hubungannya dengan perjalanan historis wilayah ini,
yaitu peristiwa "Puputan Badung". Semangat ini pula yang kemudian
melandasi motto Kabupaten Badung yaitu "Cura Dharma Raksaka" yang
artinya Kewajiban Pemerintah adalah untuk melindungi kebenaran dan
rakyatnya.
Kabupaten Badung Terletak pada posisi 08 014'17" – 08050'57" Lintang
Selatan dan 115005'02" – 115015' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-
tengah Pulau Bali. Mempunyai wilayah seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau
Bali), bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara
sejuk, berbatasan dengan kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian selatan
merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih dan berbatasan
langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah
persawahan dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar dan kota Denpasar disebelah Timur, sedangkan di
sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tabanan. Kabupaten Badung
merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim
kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (Nopember - Maret), dengan
curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 –
300C dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%.
Secara administratif Kabupaten Badung terbagi menjadi 6 ( enam )
wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu
1
Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan.
Disamping itu di wilayah ini juga terdapat 16 Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar
Dinas, 164 Lingkungan, 8 Banjar Dinas Persiapan dan 8 Lingkungan
Persiapan. Selain lembaga pemerintahan seperti tersebut di atas, di
Kabupaten Badung juga terdapat Lembaga Adat yang terdiri dari 120 Desa
Adat, 523 Banjar dan 523 Sekaa Teruna. Di Kabupaten Badung juga terdapat
1 BPLA Kabupaten dan 6 BPLA Kecamatan serta 1 Widyasabha Kabupaten
dan 6 Widyasabha Kecamatan.
Visi
Misi
2
2. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan berdasarkan prinsip good
governance dan clean government yang berbasis teknologiinformasi dan
komunikasi;
3. Mewujudkan tatanan masyarakat yang tertib, taat azas serta menjunjung
tinggi penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM);
4. Memantapkan kreativitas seni dan budaya masyarakat yang berorientasi
pada pelestarian kearifan local;
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan pada
penguatan pendidikan, kesehatan dan perekonomian Masyarakat;
6. Pemberdayaan ekonomi kreatif dan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) berdasarkan potensi wilayah dan Masyarakat;
7. Meningkatkan kebahagiaan masyarakat melalui sistem jaminan sosial
yang komprehensif;
8. Memperkuat sinergi pariwisata dengan pertanian yang berorientasikepada
agroindustri dan pelestarian sumber daya alam;
9. Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis kreativitas dan inovasi.
3
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung tertuang dalam Peraturan Bupati
Badung Nomor 84 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung:
Pasal 52:
(1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai
tugas:
a. menetapkan program/rencana kerja Dinas berdasarkan kebutuhan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. mengkoordinasikan antar Instansi/Lembaga terkait sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. memimpin penyusunan dan perumusan langkahlangkah strategis dan
operasional Dinas bersama Sekretaris dan para Kepala Bidang di
lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai
peraturan dan perundang-undangan;
d. merumuskan kebijakan operasional dalam bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4
e. merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal, perizinan
dan non perizinan serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;
f. menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan;
g. menyelenggarakan pengendalian terhadap pelaksanaan penanaman
modal, perizinan dan nonperizinan;
h. menyusun peta potensi investasi kabupaten;
i. mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;
j. memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang
tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan rencana kerja dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan sebagai bahan
pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;
m. melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di
bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
n. melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan
lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan;dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
5
d. Menyelenggarakan pengendalian terhadap pelaksanaan penanaman
modal,perizinan dan non perizinan;
e. Menyusun peta potensi inventasi Kabupaten Badung;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;
(3) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Pasal 53 DPM - PTSP
terdiri dari 1 Sekretariat dan 7 Bidang
(1) Sekretariat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;dan
c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
(2) Bidang Program dan Informasi
a. Seksi Pendataan dan Perencanaan;
b. Seksi Pelaporan dan Evaluasi;dan
c. Seksi Sistem Informasi Manajemen.
(3) Bidang Pengembangan Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Analisa Potensi;
b. Seksi Deregulasi;dan
c. Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah.
(4) Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Promosi;
b. Seksi Analisa Dampak Promosi;dan
c. Seksi Pengembangan Kerjasama.
(5) Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Pemantauan dan Pengawasan;
b. Seksi Pembinaan;dan
c. Seksi Analisa Dampak Penanaman Modal.
(6) Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan terdiri
dari :
a. Seksi Verifikasi Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan;
6
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Pemerintahan dan
Pembangunan.
(7) Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi terdiri dari :
a. Seksi Verifikasi Perizinan Ekonomi;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Ekonomi;dan
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Ekonomi.
(8) Bidang Pelayanan Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non Perizinan
terdiri dari:
a. Seksi Verifikasi Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non
Perizinan;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non
Perizinan;
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Kesejahteraan Rakyat
dan Non Perizinan
(9) Bidang Pengaduan dan Pelaporan terdiri dari :
a. Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan;
b. Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan;dan
c. Seksi Peningkatan dan Pelaporan Layanan.
7
Komitmen Pemerintah Kabupaten Badung, mendukung kebijakan
Pemerintah Pusat dalam mendorong investasi dan kemudahan
berusaha melalui berbagai kebijakan strategis antara lain membentuk tim
percepatan penyusunan produk hukum daerah, membentuk tim
pengawasan penanaman modal, kerjasama dengan Forkopimda untuk
pengawalan dan pengamanan investasi, mempercepat penyusunan produk
hukum daerah, serta mengembangkan berbagai inovasi dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan berusaha. Dan yang paling penting
dalam penilaian ini bukanlah mengejar juara, tetapi bagaimana dengan
momentum penilaian ini akan terjadi perubahan, perbaikan kualitas
pelayanan, dan serta pertukaran. Kedepan setiap tahun akan dilakukan
evaluasi terhadap kinerja ini. “DPMPTSP mendorong investasi melalui
pelayanan yang prima dan melalui perubahan regulasi terhadap beberapa
regulasi yang kelihatannya menghambat daripada percepatan pelayanan,
menghambat daripada percepatan investasi di Kabupaten Badung”.
8
berkualitas” serta bentuk dukungan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
Modal) dalam pencapaian Visi Presiden dan Wakil Presiden yaitu “BKPM
yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas dalam pelayanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, serta didukung
oleh Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Penanaman Modal dan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2022; Tentang Penyelengaraan Perizinan Berusaha.
9
mempermudah pengurusan izin bagi masyarakat, pelaku usaha,
maupun pihak swasta untuk dalam mendaftarkan atau mengajukan
perizinan yaitu, aplikasi atau website LAPERON (Layanan Perizinan
Online).
Pengembangan Layanan Perizinan Online atau LAPERON
ini terus digalakkan oleh DPMPTSP Kabupaten Badung dengan
melengkapi sistem LAPERON dengan fitur-fitur yang memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakannya, seperti fitur
tracking permohonan yang dapat memberitahukan sudah sejauh
mana pengajuan yang telah kita lakukan di proses. Kemudian
terdapat pula total 122 jenis perizinan dan non-perizinan yang dapat
diakses secara daring atau online yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Kabupaten Badung, dengan 69 (enam puluh sembilan)
jenis layanan berada dibawah kewenangan Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Selain itu, LAPERON juga
dilengkapi dengan informasi perihal index kepuasan masyarakat
untuk mengukur kepuasan masyarakat pengguna LAPERON dimana
masyarakat dapat berpatisipasi langsung dalam mengisi survei
kepuasan masyarakat dan DPMPTSP juga melaksanakan Pakta
Integritas secara online bagi pengguna layanan yang berisi bahwa
pengguna pelayanan setuju untuk tidak melakukan KKN, Gratifikasi
dan perbuatan yang melanggar hukum, membuka Gerai Pelayanan
Perizinan Publik di Kecamatan dan Kios Pelayanan Publik di Desa
dan Kelurahan.
10
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
6 Tanda Daftar Usaha Perorangan 5 Hari Kerja Gratis
(TDUP)
7 Izin Penempatan Jaringan Utilitas 5 Hari Kerja Gratis
Terpadu
8 Izin Penempatan Base Tranceiver 5 Hari Kerja Gratis
Station (BTS)
9 Izin Operasional Pengelolaan 5 Hari Kerja Gratis
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
10 Izin Pembuangan Air Limbah 5 Hari Kerja Gratis
11 Izin Penyelenggaraan Angkutan 5 Hari Kerja Gratis
Orang
12 Izin Usaha Perfilman, 5 Hari Kerja Gratis
Penyelenggaraan Telekomunikasi
Pedesaan, Warung
Telekomunikasi, Warung Seluler/
Alat Perangkat Telekomunikasi dan
Warung Internet
13 Izin Penelenggaraan Reklame 5 Hari Kerja Gratis
14 Izin Mendirikan Rumah Sakit 5 Hari Kerja Gratis
15 Izin Operaional Rumah Sakit 5 Hari Kerja Gratis
16 Izin Puskesmas 5 Hari Kerja Gratis
17 Izin Operasional Klinik 5 Hari Kerja Gratis
18 Izin Penyelenggaraan 5 Hari Kerja Gratis
Laboratorium Klinik Umum
Pratama
19 Izin Penyelenggaraan Unit 5 Hari Kerja Gratis
Transfusi Darah PMI Kabupaten
20 Izin Penyelenggaraan Optikal 5 Hari Kerja Gratis
21 Izin Penyelenggaraan 5 Hari Kerja Gratis
Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit
22 Izin Praktek Tenaga Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis
23 Izin Kerja Tenaga Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis
24 Surat Izin Praktik Akupuntur Terafis 5 Hari Kerja Gratis
(SIPAT)
25 Surat Izin Praktik Tenaga 5 Hari Kerja Gratis
Kesehatan Tradisional (SIPTKT)
26 Izin Apotek 5 Hari Kerja Gratis
27 Izin Griya Sehat 5 Hari Kerja Gratis
28 Izin Panti Sehat 5 Hari Kerja Gratis
29 Izin Perusahaan Rumah Tangga 5 Hari Kerja Gratis
(PRT) Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
30 Izin Toko Alat Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis
11
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
31 Izin Toko Obat 5 Hari Kerja Gratis
32 Izin Usaha Mikro Obat Tradisional 5 Hari Kerja Gratis
(UMOT)
33 Surat Terdaftar Penyehat 5 Hari Kerja Gratis
Tradisional (STPT)
34 Surat Izin Usaha Perdagangan 1 Hari Kerja Gratis
(SIUP)
35 Surat Izin KapatPengangkut Ikan 5 Hari Kerja Gratis
(SIKPI)
36 Surat Izin Usaha Perdagangan 5 Hari Kerja Gratis
Minuman Beralkohol (SIUP-MB)
37 Izin Usaha Pengelolaan Pasar 5 Hari Kerja Gratis
Rakyat (IUP2R)
38 Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS) 5 Hari Kerja Gratis
39 Izin Usaha Pusat Perbelanjaan 5 Hari Kerja Gratis
(IUPP)
40 Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) 5 Hari Kerja Gratis
41 Izin Usaha Industri (IUPP) 5 Hari Kerja Gratis
42 Izin Usaha Simpan Pinjam 5 Hari Kerja Gratis
Koperasi
43 Izin Pembukaan Cabang Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Simpan Pinjam Koperasi
44 Izin Pembukaan Kantor Cabang 5 Hari Kerja Gratis
Usaha Simpan Pinjam Koperasi
45 Izin Pembukaan Kantor Kas Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Simpan Pinjam Koperasi
46 Izin Penyelenggaraan Fasilitas 5 Hari Kerja Gratis
Parkir
47 Izin Lembaga Pelatihan Kerja 5 Hari Kerja Gratis
(LPK)
48 Surat Izin Usaha Lembaga 5 Hari Kerja Gratis
Penempatan Tenaga Kerja Swasta
(SIU-LPTKS)
49 Izin Usaha Pemotongan Hewan 5 Hari Kerja Gratis
dan/atau Penanganan Daging
50 Surat Izin Praktik Dokter Hewan 5 Hari Kerja Gratis
(SIP DRH)
51 Surat Izin Paramedik Veteriner 5 Hari Kerja Gratis
Pelayanan (SIPP)
52 Izin Usaha Obat Hewan 5 Hari Kerja Gratis
53 Surat Izin Usaha Perikanan di 5 Hari Kerja Gratis
Bidang Pembudidayaan
54 Informasi Tata Ruang (ITR) 5 Hari Kerja Gratis
55 Persetujuan Prinsip Membangun 5 Hari Kerja Gratis
Heliport
12
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
56 Persetujuan Penggunaan 5 Hari Kerja Gratis
Bangunan (PBB)/ Sertifikat Laik
Fungsi (SLF)
57 Rekomendasi tukar menukar 5 Hari Kerja Gratis
Tanah Laba Pura
58 Notifikasi Rencana Penggunaan 5 Hari Kerja Gratis
Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
59 Surat Keterangan Penelitian 5 Hari Kerja Gratis
60 Surat Keterangan Pemberian Izin 5 Hari Kerja Gratis
Sementara Pemanfaatan
Bangunan Gedung bukan Rumah
Ibadat
61 Berita Acara Penelitian Lapangan 5 Hari Kerja Gratis
untuk mendapatkan Rekomendasi
SIUP-MB Distributor
62 Sertifikat Laik Sehat 5 Hari Kerja Gratis
63 Sertifikat Produksi Pangan Rumah 5 Hari Kerja Gratis
Tangga (SPPRT)
64 Tanda Daftar Gudang (TDG) 5 Hari Kerja Gratis
65 Surat Tanda Pendaftaran 5 Hari Kerja Gratis
Waralaba (STPW)
66 Persetujuan Tanda Daftar Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Pariwisata (TDUP)
67 Tanda Pencatatan Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Pembudidayaan Ikan (TPU-PI)
68 Tanda Pencatatan Kapat 5 Hari Kerja Gratis
Pengangkuta Ikan (TPKPI)
69 Tanda Daftar Usaha Pengelohan 5 Hari Kerja Gratis
Hasil Perikanan (TDU-PHP)
13
standar kompetensi serta kinerja sehingga pada akhirnya terbentuk
profesionalitas untuk mewujudkan manajemen kinerja terbaik.
Melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu mendapatkan berbagai penghargaan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Badung kembali meraih penghargaan pelayanan Prima (A) dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (MenPANRB). Penghargaan Pelayanan Prima (A) tersebut
untuk keempat kalinya diterima DPMPTSP Kabupaten Badung yang
disampaikan langsung oleh Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas,
pada acara Pengahargaan bersama Pelayanan Publik dan Reformasi
Birokrasi Tahun 2022 bertempat di Hotel Bidakara, oleh karena itu
kemudian dianugrahi Adicita Sewaka Pertiwi yang merupakan
penghargaan tertinggi atas perolehan penghargaan pelayanan prima
dengan nilai A selama 2 tahun berturut-turut. KemenPANRB juga
menganugerahkan Kinerja PTSP dengan Kategori sangat BAIK.
Selain itu juga mendapatkan WBK pada zona integritas.
14
efisien dan transparan. Pelayanan terpadu satu pintu dirancang untuk
menyediakan satu loket pelayanan untuk mempercepat proses
perizinan, sehingga meminimalisir birokrasi yang berbelit dan
memberikan kepastian bagi para pelaku usaha.
15
Strategi Membangun Jejaring Kerja dan Kolaborasi
Dalam upaya membangun jejaring kerja dan kolaborasi
dengan pemangku kepentingan, DPMPTSP Kabupaten Badung
dapat menerapkan beberapa strategi berikut:
1. Forum Konsultasi dan Koordinasi
DPMPTSP dapat menyelenggarakan forum rutin dengan
pemangku kepentingan, seperti perwakilan dari industri,
organisasi profesi, dan lembaga terkait lainnya, untuk berdiskusi
tentang isu-isu terkini dalam investasi dan perizinan.
2. Perjanjian Kerjasama
DPMPTSP dapat menandatangani perjanjian kerjasama dengan
instansi terkait untuk meningkatkan koordinasi dan saling
mendukung dalam pelayanan perizinan dan penanaman modal.
3. Penggunaan Teknologi Informasi
Memanfaatkan teknologi informasi dan sistem informasi
manajemen perizinan dapat mempermudah pertukaran
informasi dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
proses pelayanan.
4. Promosi dan Sosialisasi
DPMPTSP dapat melakukan promosi dan sosialisasi mengenai
kebijakan dan potensi investasi di Kabupaten Badung kepada
pemangku kepentingan, baik melalui media sosial, website,
maupun kegiatan-kegiatan khusus.
5. Monitoring dan Evaluasi
Penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kolaborasi yang sudah terjalin untuk mengevaluasi
efektivitasnya dan menemukan cara-cara untuk meningkatkan
hasil kerja sama.
16
diharapkan investasi di Kabupaten Badung dapat tumbuh pesat dan
masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan.
17
dapat dialokasikan dengan efisien untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
18
1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan
peningkatan kinerja;
2. Mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif;
3. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan;
4. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan
sumber daya organisasi;
5. Meningkatkan kepatuhan kepada regulasi;
6. Meningkatkan kepentingan dan kepercayaan para pemangku
kepentingan;
7. Meningkatkan ketahanan organisasi;
8. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman
mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.
19
/ melakukan penyesuaian dengan aplikasi / pengembangan
aplikasi baru tersebut.
4. Tidak optimalnya pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana
yang ada oleh petugas, sehingga berpengaruh terhadap
pencapaian target pelayanan daerah yang telah ditetapkan.
5. Seringnya terjadi perubahan aturan mengharuskan organisasi
untuk beradaptasi dengan aturan baru demikian pula dengan
sosialisasi ke para pengguna layanan tersebut.
20
1. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif di
Kabupaten Badung.
2. Memberikan pelayanan terpadu yang prima kepada
investor dan masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam mendukung investasi dan pelayanan.
b. Analisis SWOT:
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
terkait DPMPTSP Kabupaten Badung. Misalnya, kekuatan
dalam SDM yang kompeten, kelemahan dalam infrastruktur
pendukung, peluang pertumbuhan sektor pariwisata, dan
ancaman perubahan regulasi pemerintah.
21
• Program:
1. Kampanye investasi "Invest in Badung" untuk
meningkatkan ketertarikan investor.
2. Peningkatan pelatihan SDM dalam hal pelayanan dan
kompetensi teknis.
3. Implementasi teknologi informasi dan aplikasi untuk
mempercepat proses perizinan.
2. Anggaran (Budgeting):
a. Penerimaan:
• Pendapatan dari layanan perizinan investasi.
• Pendapatan dari retribusi dan pungutan terkait layanan
DPMPTSP.
• Pendapatan dari kerjasama dengan pihak swasta dan
lembaga terkait.
b. Pengeluaran:
• Gaji dan tunjangan pegawai.
• Pengembangan SDM melalui pelatihan dan pendidikan.
• Pengembangan infrastruktur pelayanan.
• Promosi dan pemasaran untuk kampanye "Invest in
Badung."
• Pengembangan dan pemeliharaan sistem teknologi
informasi.
c. Investasi:
• Pengadaan peralatan dan fasilitas untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan.
• Pengembangan infrastruktur pendukung investasi seperti
ruang pamer dan ruang pertemuan.
d. Pendanaan:
DPMPTSP dapat mengajukan anggaran kepada pemerintah
Kabupaten Badung dan mencari sumber pendanaan lain
seperti hibah, dana CSR, dan kerjasama dengan pihak
22
swasta. Perencanaan dan anggaran ini harus selalu
dievaluasi dan diperbarui secara berkala untuk memastikan
pencapaian tujuan dan sasaran serta penggunaan dana
yang efisien dan transparan.
VI. Penutup
Dari pelaksanaan studi lapangan Kelompok 2 (dua) Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan I Pemerintah Kota Jambi Tahun 2023
ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Badung Provinsi Bali, dapat disimpulkan sebagai berikut :
23
• Ditemukan inovasi Layanan Perizinan Online (LAPERON) sebagai upaya
mempermudah pengurusan izin bagi masyarakat, pelaku usaha maupun
pihak swasta dalam mendaftarkan atau mengajukan perizinan di
Kabupaten Badung Provinsi Bali.
• Beberapa inovasi yang dilakukan tersebut semoga bisa menjadi inspirasi
bagi peserta PKA untuk menerapkannya dalam Aksi Perubahan.
Lampiran
Foto, dokumen, video, dll (saat di lokus)
24
LAMPIRAN
Link video :
1. https://bit.ly/videoSTULA1
Foto-foto saat di lokus :
25
26