Anda di halaman 1dari 215

ABSTRAK

Masyarakat miskin mempunyai keterbatasan akses untuk mendapatkan bantuan


hukum. Ha katas bantuan hukum telah diterima secara universal yang dijamin
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant
Civil and Political Rights/ICCPR). Jaminan atas hak konstitusional tersebut belum
mendapatkan perhatian secara memadai meskipun negara kita sudah memiliki
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Pemerintah Kota
Jambi melalui Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi menyelenggarakan
pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Kota Jambi melalui bantuan
hukum gratis gerai mal pelayanan publik Kota Jambi.
Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin Di Kota
Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi
(BANG GEMPA KOJA) di Kota Jambi merupakan upaya untuk memenuhi dan
sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi serta
menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan (access to
justice) dan kesamaan dihadapan hukum (equality before the law).
Aksi Perubahan ini merupakan hasil kolaborasi dan konsultasi secara
menyeluruh dengan berbagai pihak yang terlibat yakni Instansi penegak hukum
dimulai dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Kementerian Hukum dan HAM.
Timbulnya rancangan ini tidak lepas dari peran serta dan kontribusi luar biasa semua
pihak yang terlibat. Aksi Perubahan ini sebagai sebuah strategi percepatan untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam permasalahan penegakan hukum
sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintahan.
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN AKTUALISASI …………………………. iv
KATA PENGANTAR......………………………………………………………. v
ABSTRAK………………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1
1.2 Struktur Organisasi dan Tupoksi ………………………………… 3
1.3 Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan ………….…………… 8
1.4 Masalah dan Penyebab Masalah……...…………………………... 8
1.5 Gagasan Inovasi………………………………………………….. 11
1.6 Tujuan Aksi Perubahan ………………………………………….. 11
1.7 Manfaat Aksi Perubahan ………………………………………… 12
1.8 Ruang Lingkup Aksi Perubahan …………………………………. 13
1.9 Output Kunci Keberhasilan ……………………………………… 14

BAB II. RENCANA PENTAHAPAN KEGIATAN, STAKE HOLDER DAN


STRATEGI PEGEMBANGAN KOMPETENSI
2.1 Tahapan Kegiatan (Milestone)…………………………………… 16
2.2 Anggaran ………………………………………………………… 20
2.3 Tim Efektif ……………………………………………………… 20
2.4 Identifikasi Stakeholder dan Strategi Komunikasi ………………. 22
2.5 Mapping Keterkaitan Stakeholder ………………………………. 27
2.6 Analisa dan Strategi Pegembangan Kompetensi ………………… 28
2.7 Strategi Pengembangan Kompetensi ……………………………. 28
2.8 Pemetaan Sikap Perilaku Kepemimpinan ………………………. 30
BAB III DESKRIPSI IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN
3.1 DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
3.1.1 Membangun Integritas ……………………………. 34
3.1.2 Membangun Jaringan dan Kolaborasi ……………. 35
3.2 DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
3.2.1 Capaian Perbaikan Organisasi …………………… 36
3.2.2 Manfaat Aksi Perubahan Hasil Implementasi …… 43
3.2.3 Keberlanjutan Aksi Perubahan …………………… 44

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 45
4.2 Rekomendasi ………………………………………………… 45
4.3 pengalaman Belajar Selama Memimpin Perubahan ………… 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemerintah Kota Jambi yang dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota
Jambi merupakan pemerintah daerah yang bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi.
Kota Jambi dalam satu dasawarsa terakhir telah bertransformasi dalam berbagai ragam
kemajuan. Tidak hanya rona fisik pembangunan yang tampak begitu nyata pesatnya
hadir di Kota Jambi, kesejahteraan masyarakat juga turut menanjak dalam trend positif.
Tingkat kemajuan sosial ekonomi dan diikuti pula dengan indeks kebahagiaan
masyarakat yang terus bertumbuh, mewarnai masa keemasan perjalanan sejarah Kota
Jambi terkini.
Namun seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Jambi juga
meningkatnya perkara hukum yang diselesaikan melalui jalur pengadilan. Dikutip dari
halaman resmi Sistem Informasi Penelurusan Perkara Pengadilan Negeri Jambi dengan
pembaharuan data pada Hari Rabu 20 September 2023 total data seluruh perkara
sebanyak 100.264 perkara yang terdiri dari perkara pidana maupun perkara perdata.
Hal ini menduduki peringkat pertama dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Jambi. Berikut data yang dikutip dari Sistem Informasi Penelurusan Perkara
Pengadilan Negeri yang ada di Provinsi Jambi:
No Kabupaten/Kota Pengadilan Jumlah Perkara
1. Kota Jambi Pengadilan Negeri Jambi 100.264
2. Merangin Pengadilan Negeri Bangko 42.754
3. Muaro Bungo Pengadilan Negeri Muaro Bungo 50.297
4. Sungai Penuh Pengadilan Negeri Sungai Penuh 15.434
Kerinci
5. Tanjung Jabung Barat Pengadilan Negeri Kuala Tungkal 22.226
6. Batanghari Pengadilan Negeri Muara Bulian 27.596
7. Muaro Jambi Pengadilan Negeri Sengeti 23.425
8. Tebo Pengadilan Negeri Tebo 23.952
9. Tanjung Jabung Timur Pengadilan Negeri Tanjung 22.243
Jabung Timur

1
10. Sarolangun Pengadilan Negeri Sarolangun 23.105

Banyaknya perkara yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jambi, khususnya


dalam perkara pidana menjadi penyebab overkapasitas hunian di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi. Dikutip dari
https://jambi.tribunnews.com/2023/03/30/lapas-kelas-ii-a-jambi-masuk-10-lapas-
overkapasitas-dihuni-1423-orang pada tanggal 30 Maret 2023, Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi masuk 10 Lapas Overkapasitas yang dihuni 1.423
orang. Seharusnya kapasitas Lapas hanya mampu menanmpung sebanyak 417 orang,
sehingga jumlah hunian Lapas melebihi 1.006 orang.
Masyarakat miskin merupakan masyarakat yang rentan menjadi pelaku tindak
pidana. Saat ini di Kota Jambi terdapat sebanyak 8.671 KK masuk dalam kategori
miskin ekstrem. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 10 Tahun 2023 dan
Peraturan Gubernur Jambi Nomor 12 Tahun 2023, kriteria masyarakat miskin ekstrem
adalah sebagai berikut:
1. Pekerja yang pengeluaran per kapitanya dibawah GKE (Garis Kemiskinan
Ekstrem) dengan pendapatan per hari Rp. 11.941 (sebelas ribu sembilan ratus
empat puluh satu rupiah);
2. Pekerja dengan status pendidikannya tidak pernah bersekolah atau tidak lulus SD;
3. Pekerja yang status kepala keluarga perempuan;
4. Pekerja dengan minimnya kelayakan tempat tinggal;
5. Pekerja yang memiliki anggota rumah tangga penyandang disabilitas;
6. Pekerja yang hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam dalam satu kali seminggu;
7. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;
8. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik;
9. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000
seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya;
10. Pekerja yang tidak mendapat akses terhadap sanisatasi layak/air bersih:
Masyarakat miskin ini mempunyai keterbatasan akses untuk mendapatkan
bantuan hukum dan kurangnya kesadaran hukum mereka untuk mendapatkan bantuan
hukum. Hak atas bantuan hukum telah diterima secara universal yang dijamin dalam
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on
Civil and Political Rights (ICCPR). Pasal 16 dan Pasal 26 ICCPR menjamin semua
2
orang berhak memperoleh perlindungan hukum serta harus dihindarkan dari segala
bentuk diskriminasi. Sedangkan Pasal 14 ayat (3) ICCPR, memberikan syarat terkait
bantuan hukum yaitu:
1) Kepentingan-kepentingan keadilan;
2) Tidak mampu membayar advokat.
Meskipun bantuan hukum tidak secara tegas dinyatakan sebagai
tanggungjawab negara namun ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Dalam negara hukum, negara mengakui dan melindungi hak asasi
manusia bagi setiap individu termasuk hak atas bantuan hukum. Penyelenggaraan
pemberian bantuan hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi
dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi
serta menjamin hak asasi warga Negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan
(access to justice) dan kesamaan dihadapan hukum (equality before the law). Jaminan
atas hak konstitusional tersebut belum mendapatkan perhatian secara memadai,
meskipun negara kita sudah memiliki Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum. Dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang tersebut ditegaskan bahwa
“Pemerintah wajib mengalokasikan dana penyelenggaraan bantuan hukum dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara”. Kemudian selanjutnya dalam Pasal 19 ayat
(1) ditegaskan “Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan bantuan
hukum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah”. Sedangkan dalam ayat (2)
ditegaskan “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan bantuan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah”.

1.2 STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI


1. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, struktur organisasi Sekretariat
Daerah, terdiri dari:
1) Sekretaris Daerah
2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi :
a. Bagian Tata Pemerintahan, membawahi Sub Bagian Administrasi
Kewilayahan;
b. Bagian Kesejahteraan;
c. Bagian Hukum;dan
3
d. Bagian Kerjasama.
3) Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahi :
a. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
b. Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administratif Pembangunan.
4) Asisten Administrasi Umum, membawahi
a. Bagian umum, membawahi Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli
dan Kepegawaian;
b. Bagian Organisasi;
c. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, membawahi Sub Bagian
Protokol;
d. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional.

4
GAMBAR II.1

5
2. Kedudukan dan Tugas Jabatan Peserta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi pada Sekretariat Daerah Kota Jambi,
Project Leader menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum yang
mempuyai tugas membantu sekretaris daerah melalui asisten pemerintahan dan
kesejahteraan rakyat dalam melaksanakan urusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi serta melaksanakan tugas lain
yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya, menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
2) Penyiapan bahan pengoordinasian perumusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
3) Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah
dibidang perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan
informasi;
4) Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang perundang-
undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Jumlah pegawai yang ada di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi
terhitung September 2023 adalah sebanyak 6 (enam) Aparatur Sipil Negara dan 7
(tujuh) Pegawai Tidak Tetap, yang terdiri dari :
ASN Bagian Hukum Setda Kota Jambi :
No Nama Pendidikan Pangkat/ Jabatan
Gol
1. MUHAMAD GEMPA S2 Jaksa Kepala Bagian
AWALJON PUTRA, S.H., Madya Hukum
M.H (IV/a)
2. AFRIADY, S.H S1 Penata Perancang
Tk.I Peraturan
(III/d) Perundang-
Undangan Ahli
Muda

6
3. HARIYANI, S.H S1 Penata Penyusun
(III/c) Rencana
Hukum
4. SANDRIANA S2 Penata Analis Berkas
DWITYANANDA, S.H., (III/c) Sengketa
M.H.

5. NURIANA, S.H S1 Penata Analis


Muda Permasalahan
(III/a) Hukum

6. KEVIN FERNANDO, S.H S1 Penata Analis


Muda Peraturan Per-
(III/a) UU Dan
Rancangan
Peraturan Per-
UU

Pegawai Tidak Tetap Bagian Hukum Setda Kota Jambi


No Nama Pendidikan Pangkat/ Jabatan
Gol
1. ANWAR FUAD, SH. S1 - Analis Legislasi

2. DARA PURNAMA S2 - Analis Produk


LESTARI, S.H., M.Kn Hukum

3. RENGI, S.H S1 - Pengelola


Bantuan Hukum
4. HARIYANTO, S.Kom S1 - Pengelola Data
Informasi Dan
Hukum
5. HARI PURNOMO, SH., S2 - Penyusun Bahan
MH. Penyuluhan
Hukum

6. ANDRE YUNIZAL S1 - Pengolah Data


UTAMA, SH., MH. Berkas Sengketa

7. SHIDDIQI NIHAN, S.H S1 - Pengadministrasi


Data Peraturan
Per-UU

7
1.3 KONDISI SAAT INI (EKSISTING) DAN KONDISI YANG DI HARAPKAN
1. Kondisi saat ini
1) Belum tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Belum adanya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Belum adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
2. Kondisi yang diharapkan
1) Tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Tersedianya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.

1.4 MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH


1. Analisa Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, serta hasil evaluasi dan
pengamatan yang dilakukan dalam menjalankan tugas dan fungsi
di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi, terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sebagai berikut:
1) Belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di
Kota Jambi;
2) Belum optimalnya penyusunan produk hukum daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Jambi;
3) Belum optimalnya penyampaian produk hukum daerah dalam jaringan
dokumentasi dan informasi hukum Kota Jambi.
8
Selanjutnya, untuk merumuskan dan menetapkan isu yang akan dibahas
dalam rancangan aksi perubahan ini, penulis menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Layak). Dengan teknik APKL ini, permasalahan
yang ada ditentukan tingkat prioritas dari perkembangan isu dengan menentukan
skala 1-5, dimana isu yang mempunyai total skor tertinggi merupakan
permasalahan prioritas sebagai berikut:

9
Tabel III.1 Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak)
Analisis Bersama Mentor dan Tim Efektif

12 3 4
Kepala Priorita
No Sekretaris Sub Total
Masalah Bagian JFT s
. Daerah Koordinator
Hukum
A P K L A P K L A P K L A P K L
1. Belum terselenggaranya pelayanan bantuan 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 73 I
hukum bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2. Belum optimalnya penyusunan produk hukum 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 68 II
daerah di lingkungan Pemerintah Kota Jambi.
3. Belum optimalnya penyampaian produk hukum 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 57 III
daerah dalam jaringan dokumentasi dan
informasi hukum Kota Jambi.

Tabel III.2 Keterangan Nilai Analisis APKL

Aktual Problematik Kekhayalan Layak


5 = Sangat penting 5 = Sangat gawat 5 = Sangat cepat 5 = Sangat Layak
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat 4 = Layak
3 = Cukup penting 3 = Cukup gawat 3 = Cukup cepat 3 = Cukup Layak
2 = Kurang penting 2 = Kurang gawat 2 = Kurang cepat 2 = Kurang Layak
1 = Tidak penting 1 = Tidak gawat 1 = Tidak cepat 1 = Tidak Layak

10
Berdasarkan analisis APKL diatas, dapat dilihat bahwa isu “Belum
terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Kota
Jambi” adalah isu prioritas untuk diselesaikan.

2. Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka diambil 5M penyebab masalah yaitu:
1) Manusia (Man)
Belum adanya kesadaran hukum untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2) Metode (Methode)
Belum adanya alur pelayanan bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3) Mesin (Machine)
Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan
bantuan hukum gratis.
4) Sumber Daya (Material)
Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis.
5) Pembiayaan (Money)
Belum prioritasnya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.

1.5 GAGASAN INOVASI


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi pada saat ini, maka terobosan
Inovasi Aksi Perubahan yang akan laksanakan adalah “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan
Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai
Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.

1.6 TUJUAN AKSI PERUBAHAN


Dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini, berikut tujuan jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang pada dalam pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum
sebagai berikut:
1) Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek dari inovasi ini adalah:

11
1. Tersedianya bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin pada gerai mal
pelayanan publik Kota Jambi;
2. Adanya dukungan Instansi Aparat Penegak Hukum seperti Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;
3. Tersedianya alur pelayanan bantuan hukum;
4. Terlaksananya sosialisasi pelayanan bantuan hukum gratis bagi
masyarakat miskin.
2) Tujuan Jangka Menengah
Tujuan jangka menengah dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis
website;
2. Tersedianya pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2. Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.

1.7 MANFAAT AKSI PERUBAHAN


Secara khusus pemanfaatan Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik
Kota Jambi untuk meningkatkan kinerja Sekretariat Daerah Kota Jambi dan peningkatan
pelayanan publik Pemerintah Kota Jambi yang dapat memberikan berbagai manfaat, antara
lain:
1) Manfaat Bagi Organisasi Internal
Adapun manfaat yang diperoleh dari Inovasi ini bagi Sekretariat
Daerah Kota Jambi sebagai berikut:
a. Memudahkan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah terkait
bantuan hukum;
b. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah terkait bantuan hukum;
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja Sekretariat Daerah Kota
Jambi dalam menyelesaikan permasalahan hukum bagi masyarakat
miskin;
12
d. Meningkatkan kapasitas dalam mengelola masalah hukum di masa depan.
2) Manfaat Bagi Perangkat Daerah
Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh Perangkat
Daerah dan Stakeholder terkait dari inovasi ini, sebagai berikut:
a. Mengurangi pelanggaran hukum dan konflik didalam masyarakat;
b. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan rasa saling percaya;
c. Menghindari potensi krisis sosial;
d. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas
perangkat daerah terkait bantuan hukum.
3) Manfaat Bagi Pemerintah Kota Jambi
Dengan melaksanaan aksi perubahan tersebut, dapat memberikan
manfaat signifikan bagi Pemerintah Kota Jambi meliputi:
a. Meningkatkan akses keadilan bagi masyarakat miskin sehingga
mendorong prinsip keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat;
b. Mengurangi beban pengadilan karena bisa mengurangi jumlah perkara
yang harus ditangani oleh pengadilan;
c. Meningkatkan penyelesaian permasalahan hukum secara damai dan
menghindari konfrontasi yang biaya mahal dan merugikan;
d. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat;
e. Penghargaan Kota Peduli HAM dapat dipertahankan.

1.8 RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN

Dalam melaksanakan aksi perubahan dimaksud, ruang lingkup kegiatan yang


diakukan mencakup beberapa aspek, antara lain:
1. Jangka Pendek
1) Melakukan konsultasi dengan mentor;
2) Melaksanakan pembentukan Tim Efektif;
3) Melakukan koordinasi dengan stakeholder;
4) Menyusun alur pelayanan bantuan hukum;
5) Menyediakan bantuan hukum gratis pada gerai mal pelayanan publik Kota
Jambi;
6) Melaksanakan sosialisasi pelayanan bantuan hukum gratis.

13
2. Jangka Menengah
1) Membuat sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis website;
2) Menyediakan pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3. Jangka Panjang
1) Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2) Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.

1.9 OUTPUT KUNCI KEBERHASILAN


Beberapa faktor dan kriteria keberhasilan Aksi Perubahan ini dapat dideskripsikan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Output Kunci Keberhasilan

Nama Deskripsi

Tersedianya Gerai Tersedianya Gerai “BANG GEMPA KOJA” yang


“BANG GEMPA KOJA” merupakan sebuah Aksi Perubahan bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat miskin
berupa bantuan hukum gratis, di Lantai II Mal Pelayanan
Publik Kota Jambi yang akan diresmikan.

Tersedianya Sistem Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum “BANG


Informasi Pelayanan GEMPA KOJA” dapat membantu masyarakat untuk
Bantuan Hukum “BANG mengakses layanan ini melalui website
GEMPA KOJA” https://banggempa.jambikota.go.id sehingga masyarakat
yang memiliki keterbatasan akses karena jarak dapat
memperoleh pelayanan tanpa harus datang ke Mall
Pelayanan Publik Kota Jambi.

Tersedianya Pos Bantuan Tersedianya Pos Bantuan Hukum “BANG GEMPA


Hukum “BANG GEMPA KOJA” di setiap Kantor Kecamatan yang ada di Kota
KOJA” di setiap Kantor Jambi memberikan kesempatan bagi warga memperoleh
Kecamatan

14
pelayanan tanpa harus dating langsung ke Mall
Pelayanan Publik.

15
BAB II
RENCANA PENTAHAPAN KEGIATAN, STAKEHOLDER DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI

2.1 TAHAPAN KEGIATAN (MILESTONE)

1. Milestone dan Kegiatan


Dalam pelaksanaan aksi perubahan ini ada beberapa tahapan
(Milestone) yang akan dilaksanakan:
1) Pentahapan Utama (Milestone)

Tabel III.2 Penatahapan Utama (Milestone)

TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE


JANGKA PENDEK
Milestone 1 : Konsultasi dan Koordinasi dengan Mentor
Kegiatan:
1) Persiapan Bahan Konsultasi; dan -  Rancangan Aksi
2) Konsultasi. Perubahan
 Foto
 Catatan Mentor
Milestone 2 : Persiapan Aksi Perubahan
Kegiatan:
1) Penjelasanan Aksi Perubahan; -  Undangan
2) Pelaksanaan Rapat Pembentukan  Daftar Hadir
Tim Efektif;  Notulen
3) Penyusunan Draft SK Tim Efektif;  Foto
dan  Draft SK
4) Pengesahan SK Tim Efektif.  SK yang telah
ditandatangani
Milestone 3 : Koordinasi Dengan Stakeholder
Kegiatan:
1) Persiapan Koordinasi; dan - Kepala Kepolisian  Bahan
2) Pelaksanaan Koordinasi. Resor Kota Jambi; Koordinasi
- Kepala Kejaksaan  Surat Dukungan

16
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
Negeri Jambi;  Foto
- Ketua Pengadilan
Negeri Jambi;
- Ketua Perhimpunan
Advokat Indonesia
Cabang Jambi;
- Kepala Kanwil
Kemenkumham Jambi;
- Kepala Dinas PMPTSP
Kota Jambi.

Milestone 4: Menyusun Alur Pelayanan Bantuan Hukum


Kegiatan:
1) Rapat Persiapan; - Advokat pada  Undangan
2) Membuat alur pelayanan bantuan Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
hukum. Indonesia Cabang  Notulen
Jambi.  Foto
- Kanwil Kementerian  Brosur
Hukum dan HAM  Standing Banner
Jambi.
Milestone 5: Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi
Kegiatan: - Advokat pada  Undangan
1) Rapat tim gerai; Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
2) Survey lokasi; Indonesia Cabang  Notulen Rapat
3) Penyediaan sarana prasarana; Jambi;  Foto
4) Peresmian. - Kepala DPMPTSP
Kota Jambi beserta
Kabid terkait;
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi.
Milestone 6 : Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kegiatan: - Advokat pada  Undangan
1) Rapat tim pelaksana sosialisasi; Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
2) Persiapan Sosialisasi; Indonesia Cabang  Notulen Rapat
3) Pelaksanaan Sosialisasi. Jambi;  Foto
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi

17
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
JANGKA MENENGAH >2 – 6 bulan
Milestone 7 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum Bulan November
Milestone 8 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 3 Kecamatan 2023 s.d. Februari
2024

JANGKA PANJANG >6 – 12 bulan


Milestone 9 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 8 Kecamatan Bulan Maret 2024
Milestone 10 : Penyusunan Draft Peraturan Daerah tentang Bantuan dan seterusnya
Hukum.

2) Rencana Jadwal Pelaksanaan Implementasi AP


Tabel III.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Implementasi AP
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
JANGKA PENDEK (s.d 2 bulan)
MS.1 1) Persiapan Bahan Project
Konsultasi dan Konsultasi; dan Leader
Koordinasi 2) Konsultasi.
dengan Mentor
MS.2 1) Penjelasanan Mentor,
Persiapan Aksi Aksi Perubahan; Project
Perubahan 2) Pelaksanaan Leader, dan
dan Rapat JFT pada
Pembentukan Pembentukkan Bagian
Tim Efektif Tim Efektif; Hukum
3) Penyusunan
Draft SK Tim;
dan
4) Pengesahan SK
Tim.
MS.3 1) Persiapan Bahan Mentor,
Koordinasi Koordinasi; dan Project
dengan 2) Pelaksanaan Leader, dan
Stakeholder Koordinasi. JFT pada
Bagian
Hukum
MS.4 1) Rapat Persiapan; Subkoor
Menyusun 2) Membuat alur PUU
Alur pelayanan
18
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
Pelayanan bantuan hukum
Bantuan
Hukum
Aplikasi
MS.5 1) Rapat tim gerai; Subkoor
Penyediaan 2) Survey lokasi; BHK
Gerai Mal 3) Penyediaan
Pelayanan sarana
Publik Kota prasarana;
Jambi 4) Peresmian
MS. 6 1) Rapat tim Subkoor
Sosialisasi pelaksana DKI
Pelayanan sosialisasi;
Bantuan 2) Persiapan
Hukum Sosialisasi;
3) Pelaksanaan
Sosialisasi.

JANGKA MENENGAH (3 bulan s.d 6 bulan)


MS.7 1) Pertemuan Subkoor
Penyediaan dengan DKI
Sistem Programmer
Informasi 2) Pembuatan Bulan November 2023 s.d. Februari 2024
Pelayanan webiste
Bantuan
Hukum
MS.8 1) Rapat tim pos; Subkoor
Penyediaan 2) Survey lokasi: BHK
Pos Bantuan 3) Penyediaan
Bulan November 2023 s.d. Februari 2024
Hukum di 3 sarana
Kecamatan prasarana
4) Peresmian;

JANGKA PANJANG (6 bulan dan seterusnya)


MS.9 1) Rapat tim pos; Subkoor
Penyediaan 2) Survey lokasi; BHK
Pos Bantuan 3) Penyediaan Bulan Maret 2024 dan seterusnya
Hukum di 8 sarana
Kecamatan prasarana;

19
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
4) Peresmian.
MS.10 Subkoor
Penyusunan DKI
Draft
Peraturan Bulan Maret 2024 dan seterusnya
Daerah tentang
Bantuan
Hukum

2.2 ANGGARAN

Segala biaya yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan


dalam Jangka Pendek adalah sebagai berikut:
1. Biaya ATK : Rp. 500.000,-
2. Rapat : Rp. 1.000.000,-
3. Pembuatan Website : Rp. 500.000,-
4. Biaya operasional lapangan : Rp. 1.000.000,-
5. Biaya Bimbingan Teknis/Sosialisasi : Rp. 5.000.000,-
JUMLAH : Rp. 8.000.000,-

2.3 TIM EFEKTIF


1) Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan
Berikut adalah struktur tim/orang yang terlibat dalam
menyelesaikan aksi perubahan yaitu:

20
Gambar III.1 Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan:

Mentor
Drs. H. A. Ridwan M.Si
M. Husni, SE

Coach Project Leader


Sutoro, SP. MM M. Gempa Awaljon P, SH,
M.H.

Tim Efektif Tim Efektif Tim Efektif


Penyusun Alur Pembentukan Gerai Sosialisasi
Pelayanan Mal Pelayanan
Bantuan Hukum Publik

Deskripsi/ penjelasan peran:


a. Sponsor/Mentor :
Selaku mentor bertindak sebagai mentor dan memberikan
dukungan serta arahan tentang keseluruhan program.
b. Project Leader :
Melakukan eksekusi keseluruhan tahapan yang telah
dirancang dalam project dengan memberdayakan seluruh sumber daya
yang dimiliki.
c. Coach :
1. Melakukan arahan dan bimbingan terhadap penyusunan aksi
perubahan;
2. Melakukan monitoring dan perkembangan terhadap kegiatan
Project Leader;
3. Melakukan intervensi apabila terdapat permasalahan; dan
4. Melakukan komunikasi dengan mentor/sponsor.

21
d. Tim Efektif :
Para pegawai yang telah dihimpun dalam satu tim yang
dimasukan dalam tim oleh Sponsor dan Project Leader yang bertugas:
1. Mengumpulkan data;
2. Menganalisa data;
3. Membantu merencanakan;
4. Melaksanakan dan mengevaluasi aksi perubahan;
5. Bertugas melakukan identifikasi Stakeholder internal;
6. Mengoptimalkan Kerjasama antar Stakeholder; dan
7. Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi.

2.4 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DAN STRATEGI


KOMUNIKASI

3. Tabel III.4 Identifikasi Stakeholder dan strategi komunikasi


Potensi Keterangan/
Posisi Hubungan
No Stakeholder Dukungan Strategi
In Ekst Form Inform + - +/- Komunikasi
1. Walikota Konsultasi
2. Sekretaris Konsultasi
Daerah
3. Tim Efektif Membantu
Pelaksanaan
Aksi
Perubahan
4. Kepala Informasi dan
Kepolisian Koordinasi
Resor Kota
Jambi
5. Kepala Informasi dan
Kejaksaan Koordinasi
Negeri Jambi
6. Ketua Informasi dan
Pengadilan Koordinasi
Negeri Jambi
7. Kepala Informasi dan
DPMPTSP Koordinasi
8. Kepala Kanwil Informasi dan
Kemenkumham Koordinasi
22
Potensi Keterangan/
Posisi Hubungan
No Stakeholder Dukungan Strategi
In Ekst Form Inform + - +/- Komunikasi
9.
Kepala Dinas Informasi dan
Kominfo Koordinasi
10. Kabid/
Kasubbid/JFT
Diskominfo
11 Programmer Informasi dan
Koordinasi

2) Kuadran Stakeholder
Pemangku kepentingan atas aksi perubahan di bagi menjadi 2
(dua) kelompok Stakeholder dengan mengidentifikasikan kekuatan dan
kepentingan masing-masing yang dirumuskan sebagaimana tabel berikut:
Tabel III.5 Stakeholder Internal
Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Internal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Sekretaris Daerah √ √ Promoters

2. Para JFT Setda √ √ Defenders

3. Tim efektif √ √ Defenders

Tabel III.6 Stakeholder Eksternal


Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Eksternal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Walikota √ √ Promoters

2. Kepala Kepolisian Resor Kota √ √ Latens


Jambi
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi √ √ Latens

4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi √ √ Latens

5. Kepala DPMPTSP √ √ Latens


6. Kepala Kanwil Kemenkumham √ √ Defenders

7. Kepala Dinas Kominfo √ √ Defenders

8. Kabid Diskominfo √ √ Defenders

9. Programmer √ √ Apathetics

23
Gambar III.2 Diagram Identifikasi Stakeholder

LATENS
1. Kepala Kepolisian Resor PROMOTERS
2. Kepala Kejaksaan Negeri 1. Walikota;
3. Ketua Pengadilan Negeri 2. Sekretaris Daerah;
4. Kepala DPMPTSP

DEFENDERS
1. Kepala Dinas Kominfo
APATHETICS
2. Kepala Kanwil
1. Programmer
Kemenkumham
3. Kabid Diskominfo
4. Para JFT Setda
5. Tim Efektif

Keterangan:
- Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau
menggagalkannya);
- Defenders, memiliki/menyuarakan dukungannya dalam komunitas,
tetap kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program;
- Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi
program; dan
- Apathetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan.

Para pemangku kepentingan atau Stakeholder dalam Aksi


Perubahan “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat
Miskin melalui Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA
KOJA)” dibagi menjadi (dua) kelompok Stakeholder yaitu Stakeholder
Internal dan Stakeholder Eksternal sebagai berikut:

24
a. Stakeholder Internal
Stakeholder Internal adalah para pemangku kepentingan yang
berasal dari dalam organisasi, yang memiliki keterkaitan langsung
terhadap penyusunan Aksi Perubahan ini, adapun Stakeholder Internal
dimaksud
adalah:
1. Sekretaris Daerah
Berperan memberi dukungan dan arahan terhadap pelaksanaan aksi
perubahan yang memiliki kekuatan besar dan kepentingan besar
(Promoters).
2. Para JFT Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan
aksi perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar
(Defender).
3. Tim Efektif
Berperan membantu pelaksanaan aksi perubahan Memiliki kekuatan
kecil dan kepentingan besar (Defender).

b. Stakeholder Eksternal
Stakeholder Eksternal merupakan para pemangku kepentingan
yang berasal dari luar institusi Sekretariat Daerah Kota Jambi, yaitu para
pemimpin atau pejabat pengambil kebijakan dari OPD Pemerintah Kota
Jambi, yang memiliki keterkaitan dan kewenangan dalam menyusun
Aksi perubahan ini. Adapun stakeholder eksternal tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Walikota
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan besar (Promoters).
2. Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).

25
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
5. Kepala DPMPTSP
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan besar dan kepentingan kecil (Latens).
6. Kepala Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
7. Kepala Bidang Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
8. Kepala Kanwil Kemenkumham
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap
pelaksanaan aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defenders).
9. Programmer
Berperan mendukung kegiatan pelaksanaan aksi perubahan
dan mendukung yang melakukan kegiatan Pembuatan Aplikasi.
Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan kecil (Apathetics).

26
2.5 MAPPING KETERKAITAN STAKEHOLDER

Walikota

Sekretaris Para JFT Setda


Instansi Daerah
Aparat
Penegak
Hukum

Project
Leader

Kepala Dinas
PMPTSP
Kabid Kominfo
Tim Efektif

Programmer

Keterangan:
Garis petunjuk -perintah
Garis Koordinasi-bimbingan
Deskripsi/ penjelasan peran:
Jejaring Kerja Aksi Perubahan adalah sebuah program yang
dibentuk NET MAP Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan proses aksi perubahan melalui kolaborasi antara pemerintah, dan
masyarakat serta memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan

27
mengkoordinasikan kerjasama antara para pemangku kepentingan dengan
rincian peran sebagai berikut:
1. Memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat dalam
meningkatkan pelayanan publik;
2. Membantu aksi perubahan dalam mengidentifikasi masalah dan mencari
solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kinerja;
3. Mengkoordinasikan kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan oleh
project leader bersama para pemangku kepentingan;
4. Menyediakan sumber daya dan dukungan teknis pelaksanaan aksi
perubahan; dan
5. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan aksi perubahan yang ada
hubungannya kepada para pemangku kepentingan.

2.6 ANALISA DAN STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Analisis Akibat Jika Masalah tidak diselesaikan
Jika masalah terkait “Belum terselenggaranya pelayanan bantuan
hukum bagi masyarakat miskin di Kota Jambi” tidak diselesaikan, maka
dapat menimbulkan beberapa akibat yang berpotensi merugikan bagi
Pemerintah Kota Jambi sebagai berikut:
1) Meningkatnya pelanggaran hukum dan konflik didalam masyarakat yang
berpotensi memicu krisis sosial;
2) Tidak tercapainya keamanan dan ketertiban masyarakat;
3) Tidak dapat dipertahankannya penghargaan Kota Peduli HAM dari Menteri
Hukum dan HAM.

2.7 STRATEGI PENGEMBANGAN KOMPETENSI


Tabel III.7
Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi

Cara Pengembangan
Perubahan Kompetensi
Pihak Terdampak Kompetensi (Klasikal/Non
Yang Dibutuhkan
Klasikal)
Afriady, SH (Sub Penyusunan Prosedur Klasikal

28
Koordinator PUU)
Hariyani S.H (Sub Pengolahan Informasi Klasikal
Koordinator DKI)
Sandriana Dwityananda, Analisa Yuridis Klasikal
S.H., M.H (Sub
Koordinator BHK)

Tujuan pengembangan potensi diri adalah:


1. Agar mampu mengenali sikap perilaku kepemimpinan yang dimiliki dan kebutuhan
pengembangan yang dibutuhkan.
2. Agar mampu mengelola diri sendiri untuk selalu mengembangkan potensi yang
dimiliki.
Proses pembelajaran yang diberikan berupa Mentoring dan Coaching. Mentoring
dilakukan selama proses pelatihan untuk mendukung, memastikan, memantau dan
membantu pelaksanaan pengembangan potensi diri. Mentor bersama dengan peserta menilai
sikap perilaku kepemimpinan dan menetapkan strategi pengembangan potensi diri,
memonitor dan mendampingi pelaksanaan pengembangan potensi diri, serta melakukan
penilaian atas perubahan/ hasil pengembangan potensi diri. Sedangkan Coaching dilakukan
pada pembimbingan aktualisasi kepemimpinan. Coach memastikan proses pengembangan
potensi diri dilaksanakan dan melakukan pengecekan terhadap hasil pelaksanaan
pengembangan potensi diri.
Rencana pengembangan potensi diri dalam aksi perubahan ini tertera pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.7 Rencana Pengembangan Potensi Diri
Rencana Pengembangan Potensi Diri
No Komponen Jumlah Jumlah
Rekomendasi
Mentoring Coaching
1 Integritas Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 5 kali
2 Kerjasama Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 5 kali
3 Mengelola Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 1 kali
Perubahan

29
2.8 PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN

A. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN


Salah satu komponen penilaian serangkaian pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Administrator adalah dilakukan pemetaan sikap perilaku kepemimpinan kepada seluruh
peserta. Pemetaan sikap dan perilaku kepemimpinan ini meliputi komponen Integritas,
Kerjasama, Mengelola Perubahan dengan masing-masing memiliki Sub Komponen
Penilaian. Tahapan pengembangan potensi diri yang terdiri dari :
1. Peserta melakukan pemetaan sikap perilaku kepemimpinan secara mandiri;
2. Mentor melakukan penilaian sikap perilaku kepemimpinan peserta pelatihan;
3. Komunikasi peserta dan mentor untuk penilaian sikap perilaku;
4. Pengembangan strategi pengembangan potensi diri.
Proses pemetaan dilakukan oleh diri sendiri dalam hal ini adalah project leader dan
oleh mentor. Nilai akhir dari pemetaan ini akan dapat dilihat kualifikasi dari setiap project
leader mulai dari kategori Amat Kurang; Kurang; Cukup; Baik dan Istimewa.
Secara ringkas hasil rekap nilai akhir perilaku peserta dapat dilihat pada tabel
berikut:

30
REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA

MUHAMAD GEMPA AWALJON PUTRA,


Nama Peserta : S.H, M.H. Nama Mentor : Drs. H. RIDWAN., M.Si
NIP : 19860913 200812 1 001 NIP : 19661107 198512 1 001
Jabatan : Kepala Bagian Hukum Jabatan : Sekretaris Daerah
Instansi : Sekretariat Daerah Instansi : Sekretariat Daerah
Program : Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Nilai Komponen
Rata-Rata
Sub Komponen Kualifikasi
Total
Mengelola Total Sub
Sub Komponen Sub Komponen Sub Komponen
Perubahan
Integritas Kerjasama Komponen
Peserta 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Mentor 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Nilai Rata-Rata
Per Sub 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Komponen
Kualifikasi Per Baik Baik Baik Baik
Sub Komponen

Akhir Sikap
Keterangan Kualifikasi Perilaku
9.00-10 Istimewa 8.43
7-8.99 Baik
5-6.99 Cukup Kualifikasi:
3-4.99 Kurang Baik
1-2.99 Sangat Kurang

REKOMENDASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI:


Istimewa : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap
nilai gabungan, peserta perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya
dengan bimbingan dan pendampingan sebagai bekal pengayaan sikap perilaku untuk
menduduki jabatan pimpinan yang lebih tinggi
Baik : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap
nilai gabungan, peserta perlu diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya
dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap
perilaku dalam jabatan pimpinan administrator
Cukup : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap
nilai gabungan, peserta perlu diberikan program pengembangan potensi diri dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya
dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai bekal penguatan sikap
perilaku dalam menduduki jabatan administrator
Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor dan Rekap
Kurang :
nilai gabungan, peserta perlu diberikan program pengembangan potensi diri dalam
Sangat Kurang : bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya
dengan bimbingan, pendampingan yang sangat ketat dan sebaiknya agar melibatkan unit
pengelola kepegawaian instansi asal peserta sebagai bekal penguatan sikap perilaku
dalam menduduki jabatan administrator

31
Dari ketiga komponen penilaian sikap perilaku kepemimpinan diatas, diperoleh
kisaran nilai angka 8,3 - 8,6 dengan uraian sebagai berikut untuk komponen Integritas 8,3
komponen Kerjasama 8,6 dan Komponen Mengelola Perubahan 8,4 dengan rata – rata total
sub kompenen yaitu 8,43 berarti masuk dalam kualifikasi BAIK. Dengan kualifikasi baik
maka rekomendasi pengembangan potensi diri yaitu memperhatikan nilai pada sub
komponen pada formulir peserta atau mentor dan rekap nilai gabungan peserta perlu
diberikan pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
terukur pada saat melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan
yang terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan administrator.
Dari hasil assement pengembangan potensi diri dan atasan dapat di peroleh
beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Integritas.
Integritas artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan
dan hasil. Integritas dianggap sebuah nilai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan
tindakan pada diri seseorang dalam meningkatkan komitmen dan tanggung jawab
terhadap penyelesaian tugas yang diemban. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
meningkatkan integritas selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:
a. Peserta berusaha meningkatkan komitmen terhadap pelaksanaan Aksi Perubahan yang
sudah dirancang.
b. Peserta akan meningkatkan kepercayaan diri dalam melaksanakan Aksi Perubahan.
2. Kerjasama.
Kerjasama adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan individu lain
secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam mencapai kepentingan
bersama. Unsur yang terkandung dalam kerja sama yaitu orang yang melakukan kerja
sama, adanya interaksi, adanya tujuan yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam meningkatkan kerjasama selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:
a. Aktif menjalin komunikasi dengan Tim Aksi Perubahan.
b. Melakukan koordinasi yang efektif dengan Tim Aksi Perubahan untuk kelancaran
pelaksanaan Aksi Perubahan
c. Lebih responsif terhadap dinamika perkembangan Tim.
3. Mengelola perubahan.
Mengelola perubahan merupakan manajemen perubahan sebagai suatu upaya, usaha,
atau pendekatan yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur dan diaplikasikan

32
untuk membantu individu maupun tim. Manajemen perubahan juga sebagai kerangka
kerja dan seperangkat alat yang digunakan untuk mengelola sisi perubahan manusia
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Termasuk di antaranya mempersiapkan,
mendukung, dan melengkapi individu untuk mendorong keberhasilan perubahan.
Langkah-langkah yang dilakukan peserta dalam kegiatan mengelola perubahan adalah
sebagai berikut :
a. Aktif mendorong kerja Tim Aksi Perubahan;
b. Aktif mendukung Tim Aksi Perubahan untuk penguasaan Teknologi Informasi di Aksi
Perubahan;
c. Selalu berusaha meningkatkan inovasi dalam pelayanan publik berbasis Teknologi
Informasi.

33
BAB III
DESKRIPSI IMPLEMENTASI PERUBAHAN

3.1 DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN


3.1.1 Membangun Integritas

Integritas adalah suatu bentuk kejujuran yang diimplementasikan secara


nyata dalam tindakan sehari-hari. Nilai-nilai integritas sangatlah penting untuk
diterapkan dalam sebuah organisasi atau perusahaan, agar semua orang di
dalamnya bisa saling percaya dan pada akhirnya bisa lebih cepat untuk
mencapai tujuan bersama. Jika nilai-nilai integritas tidak dijalankan, maka
kerjasama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit akibat tidak
terbangunnya kepercayaan yang komprehensif di antara mereka. Integritas
merupakan gambaran suatu organisasi yang dapat terlihat dari perilaku dan
tindakan pemimpin serta sumber daya manusianya dalam menjalankan tugas.
Integritas yang ditunjukkan oleh project leader secara konsisten dalam
pelaksanaan proses aksi perubahan ini antara lain bersikap jujur, tulus, dan
dapat dipercaya, bertindak secara bertanggungjawab, akuntabel, transparan,
disertai komitmen yang kuat, menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal
tercela, bertanggung jawab atas hasil kerja serta bersikap objektif. Sikap jujur,
tulus dan dapat dipercaya. Integritas dari project leader dalam menjalan aksi
perubahan ini telah terbukti secara efektif dan berhasil dengan baik karena
antara pimpinan dan personel lainnya dapat bekerja dengan rasa saling
percaya.
Transparansi dan konsitensi juga menjadi dasar dalam membangun
organisasi dan kepemimpinan. Dalam zaman yang serba digital pada saat ini,
maka akan sangat mudah untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang
lain baik ditempat yang dekat, maupun ditempat yang jauh sekalipun.
Konsistensi dalam menjalankan amanah merupakan kunci dalam
pelaksanaan tugas, karena dengan demikian maka tidak ada upaya untuk
melakukan hal-hal atau tindakan yang tercela, yang dapat merusak citra yang
baik dari sebuah organisasi.

34
Sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab harus dipikul dan
menjadi ukuran dalam kesuksesannya menjalankan dan menghasilkan output
kinerja organisasi yang berkualitas, termasuk dalam pelaksanaan aksi
perubahan ini. Dengan bertanggung jawab, maka seorang pemimpin pasti
akan selalu berfikir bagaimana cara terbaik, yang dapat dijalankan oleh
semua pihak untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya objektifitas juga
menjadi poin penting berikutnya, ketika adanya kolaborasi dan membentuk
jejaring yang merupakan sebuah upaya untuk memberikan penilaian atas
kinerja yang dilakukan oleh pihak lain, dimana penilaian yang objektif juga
dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat dengan adanya Gerai “BANG GEMPA KOJA” yang menjadi
out put utama dalam aksi perubahan ini, maka integritas dan akuntabilitas
serta objektifitas sangat diperlukan karena dengan adanya sistem informasi
yang baik maka ini integritas Pemerintah Kota Jambi sebagai sebuah layanan
publik agar dapat terjaga dengan baik. Selain itu dengan berjalannya aksi
perubahan ini dengan baik maka tercapai juga masyarakat yang percaya akan
program Pemerintah dengan baik, maka akuntanbilitas serta objektifitas
Kota Jambi dapat tergambar dengan baik pula.
Selama kurang lebih hampir 9 (sembilan) bulan hingga saat ini
menjadi Kepala Bagian Hukum Setda Kota Jambi. Pilar-pilar ini harus
dibangun, ditegakkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, konsisten
dan disertai dengan komitmen yang kuat dari seluruh lini dalam organisasi
untuk terwujudnya perubahan yang berkelanjutan. Dalam hal tersebut
project leader harus dapat menunjukkan terlebih dahulu integritas dan
akuntabiltasnya sebagai pemimpin.

3.1.2 Membangun Jaringan Dan Kolaborasi


Dalam keterkaitan aksi perubahan ini, maka membangun jaringan
dan kolaborasi harus dilakukan baik pihak instansi internal maupun eksternal
Bagian Hukum Setda Kota Jambi. Kolaborasi secara internal Bagian Hukum
Kota Jambi dilakukan untuk menjalankan fungsi sinergitas dalam

35
mewujudkan kegiatan Pelayanan Bantuan Hukum Gratis. Untuk mencapai
upaya dan hasil dalam rangka peningkatan bagi masyarakat Kota Jambi.

1. Membangun jejaring dan Kolaborasi dengan Kepala Daerah, dengan


teknik komunikasi efektif diantara kesibukan dilevel pimpinan daerah
project leader berupaya mensosialisasikan akan adanya Gerai “BANG
GEMPA KOJA” di Pemerintah Kota Jambi yang akan meningkatkan
pelayanan dan konsultasi gratis bagi masyarakat miskin, meminta
dukungan dari Bapak Walikota Jambi sekaligus membuka Gerai “BANG
GEMPA KOJA” di Lantai II Mal Pelayanan Publik Kota Jambi. Hal ini
dilakukan oleh project leader dalam kurun rentang waktu tanggal 25
September 2023 – 25 November 2023, dan mendapat respon yang sangat
positif, karena dengan adanya Gerai “BANG GEMPA KOJA” ini akan
semakin melengkapi program-program terkait pelayanan publik yang ada
di kota Jambi sebagai Smart City.
Dalam proses membangun jejaring dan kolaborasi maka Pemerintah
Kota Jambi dalam mewujudkannya akan berkolaborasi dengan
Perhimpunan Advokat Indonesia. Didalam pelaksanaan Implementasi
Aksi Perubahan ini, telah terjadi hal-hal yang sangat signifikan terhadap
tanggapan para stakeholder terhadap Aksi Perubahan yang ingin
diwujudkan oleh project leaders, dimana para stakeholders yang
sebelumnya dikategorikan sebagai kelompok Promoters, Defenders,
Latens dan Apathetics namun didalam setelah pelaksanaan proses
Implementasi Aksi Perubahan ini, justru memberikan tanggapan / respon
yang sangat positif dengan memberikan dukungan penuh untuk
tercapainya tujuan dari aksi perubahan ini yakni terwujudnya Gerai
“BANG GEMPA KOJA”

3.2 DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN


3.2.1 Capaian Perbaikan Organisasi
Capaian dalam perbaikan kinerja organisasi dalam aksi perubahan ini
dituangkan dalam dua penjelasan, yaitu (1) capaian dari pelaksanaan penerapan
Gerai “BANG GEMPA KOJA”; dan (2) capaian secara subtansial dari Gerai yang

36
dibangun sebagai tempat konsultasi dan pengaduan permasalahan hukum. Capaian
dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini tidak terlepas dari keterlibatan stakeholder
yang terlibat di dalam Tim Efektif baik yang berasal dari Tim Internal organisasi
yang berpengaruh maupun terpengaruhi secara langsung dan tidak langsung oleh
tujuan dan tindakan-tindakan dari project leader dan tim kerja dalam mencapai
tujuan Aksi Perubahan.
Untuk dapat melihat penyelesaian Implementasi Aksi Perubahan bisa dilihat
dari capaian Kuadran Stakeholders Implementasi Aksi Perubahan berdasarkan
Pengaruh dan kepentingan, selanjutnya untuk melihat capaian Aksi Perubahan bisa
dilihat dari setiap milestone sebagaimana terlampir.
Aksi perubahan ini diimplementasikan kedalam 7 capaian tahapan yang
terbagi dari beberapa kegiatan disetiap tahapannya, secara umum semua kegiatan
telah dilaksanakan dalam setiap tahapan, ketercapaian pelaksanaan pada setiap
tahapan sesuai dengan output kunci yang telah ditetapkan dan direncanakan
sebelumnya.
Keberhasilan dalam Implementasi Aksi perubahan tidak terlepas dari proses
pemberdayaan Stakeholders dan strategi komunikasi efektif yang dilakukan, hal ini
diawali dari pendekatan dan diskusi serta komunikasi yang aktif yang dilakukan
secara intens dengan Sekretaris Daerah Kota Jambi selaku Atasan Langsung dan
Mentor, dan tidak terlepas dari dukungan Tim Efektif yang terlibat langsung dalam
menyelesaikan Aksi Perubahan ini.
Dukungan dari StakesHolders ini dapat dilihat dari dukungan yang diberikan
melalui lembar pernyataan oleh masing-masing stakeholders yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan Aksi Perubahan ini,
sebagaimana dokumen terlampir.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap jangka pendek
antara lain sebagai berikut:

37
Tabel 2.1
Milestone 1 : Konsultasi dengan Mentor
Kendala
dan
Program/ Indikator Bukti
No Tanggal Capaian % Upaya
Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 25 September 2023 Penyiapan Terlaksananya Terlaksana 100% - Rancangan
bahan penyiapan bahan Aksi
konsultasi konsul Perubahan

2. 26 September 2023 Konsultasi Terlaksananya Terlaksana 100% - - Foto


dengan konsultasi dengan - Lembar
Mentor mentor Konsultasi

Pada Milestone 1 ini, diawali dengan persiapan yakni dengan berkonsultasi dan
berkoordinasi dengan mentor tentang hal-hal apa saja yang akan dilaksanakan pada aksi
perubahan dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi
Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal
Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.

Tabel 2.2
Milestone 2 : Persiapan Aksi Perubahan
Kendala
dan
N Program/ Indikator Bukti
Tanggal Capaian % Upaya
o Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 3 Oktober 2023 Rapat Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Pembentukan Rapat - Daftar Hadir
Tim Efektif pembentukan Tim - Notulen
efektif - Foto

38
2. 3 Oktober 2023 Penyusunan SK Terlaksananya Terlaksana 100% - Draft SK
Tim Efektif Penyusunan SK
Tim Efektif

3. 13 Oktober 2023 Pengesahan SK Terlaksananya Terlaksana 100% - Draft SK yang


Tim Efektif Pengesehaan SK telah
Tim Efektif ditandatangani

Pembentukan tim Efektif “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum


Bagi Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai
Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”. dilakukan dalam
rangka mendukung pelaksanaan aksi perubahan agar sesuai dengan rancangan dan
rencana yang telah dibuat. Tim Efektif merupakan pelaksana dalam akselerasi Gerai
“BANG GEMPA KOJA”. Tim Aksi Perubahan telah dibentuk dengan susunan
Mentor, Coach, Project Leader dan Tim Pendukung Aksi Perubahan ini. Dengan
susunan ini maka diharapkan adanya pengarahan dari Mentor kepada Project Leader
dan dari Project Leader kepada tim efektif dalam menjalankan tahapan-tahapan
kegiatan pada setiap milestone dalam waktu atau jadwal yang telah ditentukan.
Coach melakukan fungsi untuk memberikan masukan kepada project leader dan tim
efektif dalam melaksanakan kegiatan dalam hal subtansi dan sasaran yang akan
dicapai, termasuk adanya peningkatan hasil yang akan dicapai. Project leader
bersama tim efektif merupakan pelaksana teknis untuk menjalankan setiap tahapan
kegiatan, melaporkan dan mengevaluasi setiap pencapaian implementasi setiap
milestone sebelum masuk ke tahapan - tahapan berikutnya.
Pada tahapan ini, kendala yang dihadapi bagaimana menyamakan persepsi
para peserta rapat dalam pembentukan tim efektif serta tupoksi dari masing-masing
anggota tim. namun pada akhirnya semua dapat berjalan dengan baik sesuai arahan
dari mentor serta masukan dari coach agar tujuan dari aksi perubahan ini dapat
tercapai sesuai dengan milestone-milestone yang telah dirancang dan direncanakan

39
Tabel 2.3
Milestone 3 : Rapat Koordinasi dengan stakholder
Kendala
dan
Program/ Indikator Bukti
No Tanggal Capaian % Upaya
Kegiatan Keberhasilan Fisik
Penyelesa
iannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 02 Oktober 2023 Persiapan Tersedianya Terlaksana 100% - Bahan
bahan rapat bahan rapat Koordinasi

2. 03 s.d 05 Oktober 2023 Pelaksanaan Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan


Rapat rapat koordinasi - Daftar
koordinasi dengan stakholder Hadir
- Notulen
- Foto

Selanjutnya di adakan pertemuan dengan stakeholders yang terkait, baik


stakeholders internal maupun eksternal untuk memberikan penjelasan tentang apa
maksud dan tujuan dari aksi perubahan ini. Pada tahap ini dilakukan identifikasi
masalah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan peserta diklat sebagai Kepala
Bagian Hukum Setda Kota Jambi serta menyepakati area perubahan yang akan
dilakukan dengan Sekretaris Daerah Kota Jambi selaku atasan sekaligus mentor,
Dari hasil identifikasi permasalahan yang ada, mentor menyetujui dan mendukung
aksi perubahan yang dilakukan dengan memberikan masukan dan saran, agar aksi
perubahan ini dapat berjalan sesuai rencana.

Tabel 2.4
Milestone 4 : Menyusun Alur Pelayanan Bantuan Hukum
Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasil Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
an Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8

40
1. 10 Oktober 2023 Rapat Adanya Data Terlaksana 100% - - Undangan
Persiapan Pendukung - Daftar
dan SDM Hadir
untuk Gerai - Notulen
- Foto
“BANG
GEMPA
KOJA”.

Membuat Tersusunnya Terlaksana 100% - - Brosur


11 Oktober 2023 Alur SPO dan
2 - Standing
Pelayanan Flowchart
Banner
Bantuan untuk Gerai
Hukum “BANG
GEMPA
KOJA”.

Tahap implementasi aksi perubahan berikutnya adalah Menyusun Alur


Pelayanan Bantuan Hukum. Tahapan ini diawali dengan rapat tim efektif yang
membahas tahapan-tahapan dalam aksi perubahan ini. Baik Persiapan tempat
maupun data masyakat miskin yang mempunyai permasalahan hukum. Tahapan
selanjutnya yaitu Menyusun Alur Pelayanan dan tata cara pengajuan pengaduan.

Tabel 2.5
Milestone 5 : Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi

Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasil Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
an Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 10 Oktober 2023 Rapat Tim Perencanaan Terlaksana 100% - - Undangan
Gerai Gerai di MPP - Daftar
Hadir
Kota Jambi - Notulen
- Foto

2 Survey Terlaksananya Terlaksana 100% - Surat


11 Oktober 2023 Lokasi pembuatan Fasilitasi
surat fasilitasi
tempat Gerai
“BANG
GEMPA
KOJA”.

41
Penyediaan Terlaksananya Terlaksana 100% - -Foto
12 Oktober 2023 Sarana dan Penunjukan
3
Prasarana Gerai
“BANG
GEMPA
KOJA”.
4 25 Oktober 2023 Peresmian Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Peresmian - Daftar
Hadir
Gerai - Notulen
“BANG - Foto
GEMPA
KOJA”.

Tahapan implementasi aksi perubahan selanjutnya adalah membuat


Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi. Tahap ini dimulai dengan
proses rapat tim untuk perencanaan Gerai yang ada di Mal Pelayanan Publik Kota
Jambi, dimana proses ini adalah proses penempatan Gerai bantuan hukum gratis
dengan berkoordinasi dengan pihak Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Jambi.

Tabel 2.6
Milestone 6: Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum

Kendala
Indikator dan
Program/ Prosentase Bukti
No Tanggal Keberhasila Capaian Upaya
Kegiatan Capaian Fisik
n Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1 16 Oktober 2023 Rapat Tim Penentuan Terlaksana 100% - - Undangan
Pelaksana peserta dan - Daftar
Sosialisasi narasumber Hadir
- Notulen
- Foto

2 18 Oktober 2023 Persiapan Sudah adanya Terlaksana 100% - - Undangan


Sosialsasi tempat dan - Daftar
gerai Hadir
- Notulen
- Foto

42
3 25 Oktober 2023 Pelaksanaan Terlaksananya Terlaksana 100% - - Undangan
Sosialisasi sosialisasi - Daftar
Bantuan Hukum Hadir
Gratis - Notulen
- Foto

Tahapan Implementasi Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum sebagai


bagian untuk mewujudkan kesampaian informasi kepada masyarakat dalam
program aksi perubahan ini, agar perangkat daerah yang menjadi peserta dapat
menyebarluaskan informasi berdasarkan hasil informasi dari sosialisasi yang
dilakukan.

Tabel 2.7
Milestone 7 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kendala
Indikator Prosenta dan
Program/
No Tanggal Keberhasil Capaian se Upaya Bukti Fisik
Kegiatan
an Capaian Penyeles
aiannya
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 6-20 November 2023 Kegiatan Tersedianya Terlaksana 100% - >2-6 bulan
Lanjutan Website November
Jangka BANG 2023 s.d
Menengah GEMPA Februari
KOJA 2024

Tahapan selanjutnya dari aksi perubahan ini adalah Penyediaan Sistem


Informasi Pelayanan Bantuan Hukum. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan
dalam jangka menengah.

3.2.2 Manfaat Aksi Perubahan Hasil Implementasi


Aksi Perubahan dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan
Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum
Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat miskin kota jambi.
Secara spesifik manfaat dari aksi perubahan yang dicapai adalah :

43
1. Meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat Kota Jambi khususnya
yang mempunyai permasalahan hukum.
2. Terwujudnya pelayanan publik dibidang hukum sehingga akan
berdampak kepada semakin meningkatnya kepuasan masyarakat dengan
program Pemerintah Kota Jambi
3.2.3 Keberlanjutan Aksi Perubahan
Aksi perubahan ini tidak akan terhenti pada implementasi di milestone
jangka pendek dan jangka menengah ini saja, akan tetapi akan dilakukan
implementasi jangka panjang untuk menyediakan Posko Bantuan Hukum
Gratis di Kantor Kecamatan yang ada di Kota Jambi serta akan disusun draft
Peraturan Daerah Kota Jambi tentang Bantuan Hukum.

44
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan implementasi milestone Aksi Perubahan
dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat
Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan
Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)” dari milestone 1 sampai dengan
milestones 6 jangka pendek, serta milestone 7 jangka menengah dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Seluruh milestone jangka pendek telah tercapai sesuai target dan waktu yang
telah ditetapkan di awali dengan Konsultasi dengan Mentor, terbentuknya Tim
Efektif dalam membantu pembuatan aksi perubahan ini, adanya kerjasama
dengan Perhimpunan Advokat Indonesia Cabang Jambi yang menjadi mitra
dalam konsultasi dan bantuan hukum serta Organisasi Bantuan Hukum yang
terlibat.
2. Dengan terlaksananya tujuan jangka pendek dan menarik satu kegiatan jangka
menengah dari aksi perubahan ini, maka tujuan jangka menengah yang lain akan
terus dilanjutkan dan dikembangkan sampai dengan tercapainya tujuan jangka
Panjang dari aksi perubahan ini, yaitu tersedianya POSKO Bantuan Hukum di
Kantor Kecamatan yang ada di Kota Jambi serta menyusun draft Peraturan
Daerah tentang Bantuan Hukum.
3. Keberhasilan dari aksi perubahan ini tentunya karena dukungan dan kontribusi
dari semua pihak / stakeholders baik stakeholders internal maupun eksternal
yang ikut terlibat dan berkontribusi dalam aksi perubahan ini, yang
menginginkan terwujudnya perubahan dan perbaikan dalam kinerja organisasi
dan pencapaian tujuan yang lebih baik dalam memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat. Hasil ini tentu saja tidak akan berhenti disini saja, namun
masih diperlukan upaya-upaya dan pemikiran yang briliant untuk perbaikan dan
pengembangan yang berkelanjutan.
4.2 Rekomendasi
“Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin
di Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik

45
Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)” ini masih dapat dikembangkan lagi dengan
menambah pos-pos bantuan hukum di kelurahan yang dapat dijangkau dekat dengan
masyarakat yang membutuhkan.
4.3 Pengalaman Belajar selama memimpin aksi Perubahan
Gaya kepemimpinan visioner atau visionary leadership harus melekat pada
seorang pemimpin sebuah organisasi pada era 4.0 saat ini. Project leader aksi
perubahan ini merupakan Kepala Bagian Hukum Setda Kota Jambi yang telah
menjabat selama kurang lebih 9 (sembilan) bulan sejak Februari 2023 sampai dengan
saat ini, telah merasakan dampak positif yang sangat luar biasa dari proses - proses
yang dilalui selama menjalankan aksi perubahan dalam rangkaian diklat PKA Kota
Jambi angkatan I tahun 2023 ini, diantaranya :
1. Menambah wawasan akan pelayanan publik di masa depan yang selaras dengan
perkembangan zaman khususnya selaras dengan perkembangan teknologi,
informasi dan komunikasi yang menjadi “trend” pada saat ini.
2. Menambah wawasan tentang integritas, komitmen yang kuat, etos kerja, etika
dalam berkomunikasi, akuntabilitas, dan transparansi, serta proses dan ouput
kinerja organisasi yang lebih baik.
3. Menambah rasa percaya diri, kedewasaan, kematangan dalam proses berfikir,
kecermatan, ketelitian, strategi, dan keberanian dalam mengambil sebuah
keputusan serta solusi dalam mengatasi sebuah permasalahan.
4. Menambah pengalaman dan kemampuan dalam membangun serta menggerakkan
kerjasama tim yang lebih mumpuni, baik kerjasama tim internal maupun dalam
membangun komunikasi dan relasi yang efektif dengan stakeholders eksternal.
5. Menambah penguatan baik dari sisi kepemimpinan, rasa kebangsaan, spiritual,
serta nasionalisme dan rasa bangga sebagai ASN yang turut serta berkontribusi
dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
6. Setelah melalui proses yang cukup panjang dengan berbagai tantangannya,
akhirnya project leader dengan dibantu oleh tim efektif serta didukung dari para
stakeholders terkait, mampu menciptakan dan mewujudkan sebuah inovasi
kreatif berupa “GERAI BANG GEMPA KOJA” yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi Seluruh Masyarakat di Kota Jambi
Demikianlah sekelumit pengalaman belajar selama memimpin aksi perubahan
yang dapat project leader bagikan pada kesempatan ini. Semoga dapat bermanfaat.

46
PEMERINTAH KOTA JAMBI
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Jend. Basuk Rachmat No. 1 Telp. (0741) 40463 – 40827 Fax. (0741) 40032
JAMBI–36128

Jambi, 17 November 2023

Nomor : TN.07/130.A/HKU/2023 Kepada


Sifat : Penting Yth. Kepala Dinas Komunikasi dan
Lampiran : - Informatika Kota Jambi
Hal : Permohonan Web Hosting dan Di -
Aktivasi Link Sub Domain JAMBI

Menindaklanjuti surat dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika


Kota Jambi Nomor : 489/287/Diskominfo Tanggal 27 Februari 2018 Perihal
Upgrade PHP Versi 7 Pada Server dan Perubahan Nama Domai / Sub Domain.

Bersama ini kami sampaikan data website yang dikelola oleh Bagian
Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi, dalam rangka implementasi aksi
perubahan pelatihan kepemimpinan administrator sebagai berikut:

Nama Subdomain : BANGGEMPA.jambikota.go.id

Alamat IP Publik :-

Versi PHP : PHP 7.4

Deskripsi Website : Bantuan Hukum Gratis

Nama Administrator : MUHAMAD GEMPA AWALJON PUTRA, S.H., M.H

No HP Administrator : 0852-2802-9831

e-mail Administrator : -

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon hosting dan aktivasi link
sub Domain pada server yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Jambi sebagai pengelola Sub Domai dan Website Pemerintah Kota Jambi.
Demikian disampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik oleh:

Kepala Bagian Hukum Sekretariat


Daerah Kota Jambi
#TTE MUHAMAD GEMPA AWALJON
PUTRA , S.H., M.H
Jaksa Madya
NIP. 198609132008121001

 UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 : 'Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dan/atauhasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.'
 Surat ini ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
 Surat ini dapat dibuktikan keasliannya dengan cara scan qrcode pada surat
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN AKTUALISASI…………………………………… ii
KATA PENGANTAR......……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI………..…………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………... 1
1. Kondisi Saat Ini ……………………………….…………………………… 3
3. Kondisi yang Diharapkan……...…………………………………………… 3
3. Gagasan Inovasi……………………………………………………………. 3
B. Tujuan dan Manfaat Aksi Perubahan………………………………………….. 4
1. Tujuan……………………………………………………………………… 4
2. Manfaat Aksi Perubahan…………………………………………………… 4
C. Ruang Lingkup Aksi Perubahan………………………………………………. 5

BAB II PROFIL KINERJA DAN ORGANISASI……………………………….. 7


A. Profil Kinerja Organisasi……………………………………………………... 7
B. Struktur Organisasi, Kedudukan dan Tujuan Jabatan Peserta…………………. 8
C. Jumlah Pegawai………………………………………………………………. 11
D. Indikator Kinerja Utama, Tujuan, Sasaran dan Program 13

BAB III ANALISA DAN STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH………… 14


A. Analisa Masalah Kinerja Organisasi………………………………………….. 14
1. Masalah…………………………………………………………………….. 14
2. Penyebab Masalah…………………………………………………………. 16
3. Analisis Akibat Jika Masalah Tidak Diselesaikan…………………………. 16
4. Analisis Kelayakan Inovasi………………………………………………… 17
B. Strategi Penyelesaian Masalah………………………………………………... 17
1. Terobosan Inovasi………………………………………………………….. 17
2. Milestone dan Kegiatan serta Penganggaran ………………………………. 17
3. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)………………………………………. 22
4. Stakeholder Aksi Perubahan……………………………………….............. 24
5. Tabel Peta Keterkaitan Stakeholder………………………………………... 24
6. Hubungan dan Strategi Komunikasi Dengan Stakeholder………………….. 29
C. Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi………………………………... 32

BAB IV PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN………………… 33


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 34
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah Kota Jambi yang dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota
Jambi merupakan pemerintah daerah yang bertanggungjawab untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi.
Kota Jambi dalam satu dasawarsa terakhir telah bertransformasi dalam berbagai ragam
kemajuan. Tidak hanya rona fisik pembangunan yang tampak begitu nyata pesatnya
hadir di Kota Jambi, kesejahteraan masyarakat juga turut menanjak dalam trend positif.
Tingkat kemajuan sosial ekonomi dan diikuti pula dengan indeks kebahagiaan
masyarakat yang terus bertumbuh, mewarnai masa keemasan perjalanan sejarah Kota
Jambi terkini.
Namun seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Jambi juga
meningkatnya perkara hukum yang diselesaikan melalui jalur pengadilan. Dikutip dari
halaman resmi Sistem Informasi Penelurusan Perkara Pengadilan Negeri Jambi dengan
pembaharuan data pada Hari Rabu 20 September 2023 total data seluruh perkara
sebanyak 100.264 perkara yang terdiri dari perkara pidana maupun perkara perdata.
Hal ini menduduki peringkat pertama dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Jambi. Berikut data yang dikutip dari Sistem Informasi Penelurusan Perkara
Pengadilan Negeri yang ada di Provinsi Jambi:
No Kabupaten/Kota Pengadilan Jumlah Perkara
1. Kota Jambi Pengadilan Negeri Jambi 100.264
2. Merangin Pengadilan Negeri Bangko 42.754
3. Muaro Bungo Pengadilan Negeri Muaro Bungo 50.297
4. Sungai Penuh Pengadilan Negeri Sungai Penuh 15.434
Kerinci
5. Tanjung Jabung Barat Pengadilan Negeri Kuala Tungkal 22.226
6. Batanghari Pengadilan Negeri Muara Bulian 27.596
7. Muaro Jambi Pengadilan Negeri Sengeti 23.425
8. Tebo Pengadilan Negeri Tebo 23.952
9. Tanjung Jabung Timur Pengadilan Negeri Tanjung 22.243
Jabung Timur

Hal. 1
10. Sarolangun Pengadilan Negeri Sarolangun 23.105
Banyaknya perkara yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jambi, khususnya
dalam perkara pidana menjadi penyebab overkapasitas hunian di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi. Dikutip dari
https://jambi.tribunnews.com/2023/03/30/lapas-kelas-ii-a-jambi-masuk-10-lapas-
overkapasitas-dihuni-1423-orang pada tanggal 30 Maret 2023, Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jambi masuk 10 Lapas Overkapasitas yang dihuni 1.423
orang. Seharusnya kapasitas Lapas hanya mampu menanmpung sebanyak 417 orang,
sehingga jumlah hunian Lapas melebihi 1.006 orang.
Masyarakat miskin merupakan masyarakat yang rentan menjadi pelaku tindak
pidana. Saat ini di Kota Jambi terdapat sebanyak 8.671 KK masuk dalam kategori
miskin ekstrem. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 10 Tahun 2023 dan
Peraturan Gubernur Jambi Nomor 12 Tahun 2023, kriteria masyarakat miskin ekstrem
adalah sebagai berikut :
1. Pekerja yang pengeluaran per kapitanya dibawah GKE (Garis Kemiskinan
Ekstrem) dengan pendapatan per hari Rp. 11.941 (sebelas ribu sembilan ratus
empat puluh satu rupiah);
2. Pekerja dengan status pendidikannya tidak pernah bersekolah atau tidak lulus SD;
3. Pekerja yang status kepala keluarga perempuan;
4. Pekerja dengan minimnya kelayakan tempat tinggal;
5. Pekerja yang memiliki anggota rumah tangga penyandang disabilitas;
6. Pekerja yang hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam dalam satu kali seminggu;
7. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun;
8. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik;
9. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000
seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya;
10. Pekerja yang tidak mendapat akses terhadap sanisatasi layak/air bersih:
Masyarakat miskin ini mempunyai keterbatasan akses untuk mendapatkan
bantuan hukum dan kurangnya kesadaran hukum mereka untuk mendapatkan bantuan
hukum. Hak atas bantuan hukum telah diterima secara universal yang dijamin dalam
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on
Civil and Political Rights (ICCPR). Pasal 16 dan Pasal 26 ICCPR menjamin semua
orang berhak memperoleh perlindungan hukum serta harus dihindarkan dari segala
Hal. 2
bentuk diskriminasi. Sedangkan Pasal 14 ayat (3) ICCPR, memberikan syarat terkait
bantuan hukum yaitu:
1) Kepentingan-kepentingan keadilan;
2) Tidak mampu membayar advokat.
Meskipun bantuan hukum tidak secara tegas dinyatakan sebagai
tanggungjawab negara namun ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah
negara hukum”. Dalam negara hukum, negara mengakui dan melindungi hak asasi
manusia bagi setiap individu termasuk hak atas bantuan hukum. Penyelenggaraan
pemberian bantuan hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi
dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi
serta menjamin hak asasi warga negara akan kebutuhan akses terhadap keadilan
(access to justice) dan kesamaan dihadapan hukum (equality before the law). Jaminan
atas hak konstitusional tersebut belum mendapatkan perhatian secara memadai,
meskipun negara kita sudah memiliki Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum. Dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang tersebut ditegaskan bahwa
“Pemerintah wajib mengalokasikan dana penyelenggaraan bantuan hukum dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara”. Kemudian selanjutnya dalam Pasal 19 ayat
(1) ditegaskan “Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan bantuan
hukum dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah”. Sedangkan dalam ayat (2)
ditegaskan “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan bantuan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah”.
Permasalahan belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin di Kota Jambi disebabkan oleh beberapa kondisi yang terjadi pada
Pemerintah Kota Jambi, sebagai berikut:
1. Kondisi saat ini (Eksisting)
1) Belum tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis;
3) Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Belum adanya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;

Hal. 3
5) Belum adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
2. Kondisi yang diharapkan
1) Tercapainya kepastian hukum yang adil dimasyarakat;
2) Tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum bagi
masyarakat miskin secara gratis;
3) Tersedianya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis;
4) Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat miskin untuk mendapatkan
pelayanan bantuan hukum gratis;
5) Adanya prioritas pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3. Gagasan Inovasi
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi pada saat ini,
maka terobosan Inovasi Aksi Perubahan yang akan laksanakan adalah
“Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di
Kota Jambi Melalui Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik
Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”.

B. Tujuan dan Manfaat Aksi Perubahan


1. Tujuan
Dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini, berikut tujuan jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang pada dalam pelaksanaan Penyelenggaraan
Pelayanan Bantuan Hukum sebagai berikut:
1) Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin pada gerai mal
pelayanan publik Kota Jambi;
2. Adanya dukungan Instansi Aparat Penegak Hukum seperti Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;
3. Tersedianya alur pelayanan bantuan hukum;
4. Terlaksananya sosialisasi pelayanan bantuan hukum gratis bagi
masyarakat miskin.
2) Tujuan Jangka Menengah

Hal. 4
Tujuan jangka menengah dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis
website;
2. Tersedianya pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang dari inovasi ini adalah:
1. Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2. Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.

2. Manfaat
Secara khusus pemanfaatan Bantuan Hukum Gratis Gerai Mal
Pelayanan Publik Kota Jambi untuk meningkatkan kinerja Sekretariat Daerah
Kota Jambi dan peningkatan pelayanan publik Pemerintah Kota Jambi yang dapat
memberikan berbagai manfaat, antara lain:
1) Manfaat Bagi Organisasi Internal
Adapun manfaat yang diperoleh dari Inovasi ini bagi Sekretariat
Daerah Kota Jambi sebagai berikut:
a. Memudahkan dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah terkait
bantuan hukum;
b. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah terkait bantuan hukum;
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja Sekretariat Daerah Kota
Jambi dalam menyelesaikan permasalahan hukum bagi masyarakat
miskin;
d. Meningkatkan kapasitas dalam mengelola masalah hukum di masa depan.
2) Manfaat Bagi Perangkat Daerah
Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh Perangkat
Daerah dan Stakeholder terkait dari inovasi ini, sebagai berikut:
a. Mengurangi pelanggaran hukum dan konflik didalam masyarakat;
b. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dan rasa saling percaya;
c. Menghindari potensi krisis sosial;

Hal. 5
d. Memudahkan dalam penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas
perangkat daerah terkait bantuan hukum.
3) Manfaat Bagi Pemerintah Kota Jambi
Dengan melaksanaan aksi perubahan tersebut, dapat memberikan
manfaat signifikan bagi Pemerintah Kota Jambi meliputi:
a. Meningkatkan akses keadilan bagi masyarakat miskin sehingga
mendorong prinsip keadilan dan kesetaraan di dalam masyarakat;
b. Mengurangi beban pengadilan karena bisa mengurangi jumlah perkara
yang harus ditangani oleh pengadilan;
c. Meningkatkan penyelesaian permasalahan hukum secara damai dan
menghindari konfrontasi yang biaya mahal dan merugikan;
d. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat;
e. Penghargaan Kota Peduli HAM dapat dipertahankan.

C. Ruang Lingkup Aksi Perubahan


Dalam melaksanakan aksi perubahan dimaksud, ruang lingkup kegiatan yang
diakukan mencakup beberapa aspek, antara lain:
1. Jangka Pendek
1) Melakukan konsultasi dengan mentor;
2) Melaksanakan pembentukan Tim Efektif;
3) Melakukan koordinasi dengan stakeholder;
4) Menyusun alur pelayanan bantuan hukum;
5) Menyediakan bantuan hukum gratis pada gerai mal pelayanan publik Kota
Jambi;
6) Melaksanakan sosialisasi pelayanan bantuan hukum gratis.
2. Jangka Menengah
1) Membuat sistem informasi pelayanan bantuan hukum gratis berbasis website;
2) Menyediakan pos bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin di 3 Kantor
Kecamatan.
3. Jangka Panjang
1) Tersedianya pos bantuan hukum gartis bagi masyarakat miskin di 8 Kantor
Kecamatan;
2) Terbentuknya draft Peraturan Daerah tentang Bantuan Hukum.

Hal. 6
BAB II
PROFIL KINERJA ORGANISASI

A. Sejarah Singkat
Visi pembangunan Kota Jambi, sebagaimana dirumuskan dalam Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018 s.d. 2023 adalah
“Menjadikan Kota Jambi sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis
Masyarakat Berakhlak dan Berbudaya dengan Mengedepankan Pelayanan
Prima”. Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan, yaitu:
1) Penguatan Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Masyarakat Berbasis Teknologi
Informasi;
2) Penguatan Penegakan Hukum, Trantibmas dan Kenyamanan Masyarakat;
3) Penguatan Pengelolaan Infrastruktur dan Utilitas Perkotaan serta Penataan
Lingkungan;
4) Penguatan Kapasitas Ekonomi Perkotaan; dan
5) Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Perkotaan.
Program-program pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mendukung
tercapainya visi dan misi jangka menengah yang telah ditetapkan untuk kurun waktu
2018 s.d. 2023, diklasifikasikan berdasarkan prioritas dalam pembangunan Daerah Kota
Jambi yaitu:
1) Percepatan Peningkatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur;
2) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia;
3) Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi dan Investasi;
4) Tata Kelola Pemerintahan yang Baik;
5) Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; dan
6) Peningkatan dan Pemerataan Kesejahteraan Sosial.

Sekretariat Daerah Kota Jambi merupakan salah satu Organisasi Perangkat


Daerah (OPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Pelaksanaan tugas
di Sekretariat Daerah Kota Jambi sangat erat kaitannya dengan Misi 2 (Kedua) Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Jambi 2018-2023 yaitu: ”Penguatan Penegakan Hukum,
Trantibmas dan Kenyamanan Masyarakat”. Berdasarkan Peraturan Walikota Jambi

Hal. 7
Nomor 40 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Sekretariat Daerah, berkedudukan sebagai pelaksana urusan pemerintah
sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu mempunyai tugas membantu Walikota dalam
penyusunan kebijakan dan pengoordinasian adminsitratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah serta pelayanan administratif yang menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut:
1) Pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah;
2) Pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah;
4) Pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada Instansi Daerah;
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.

B. Struktur Organisasi, Kedudukan dan Tugas Jabatan Peserta


1. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, struktur organisasi Sekretariat
Daerah, terdiri dari:
1) Sekretaris Daerah
2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi :
a. Bagian Tata Pemerintahan, membawahi Sub Bagian Administrasi
Kewilayahan;
b. Bagian Kesejahteraan;
c. Bagian Hukum;dan
d. Bagian Kerjasama.
3) Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahi :
a. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
b. Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administratif Pembangunan.
4) Asisten Administrasi Umum, membawahi
a. Bagian umum, membawahi Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli dan
Kepegawaian;
b. Bagian Organisasi;

Hal. 8
c. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, membawahi Sub Bagian
Protokol;
d. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional.

Hal. 9
GAMBAR II.1

Hal. 10
2. Kedudukan dan Tugas Jabatan Peserta
Dalam menjalankan tugas dan fungsi pada Sekretariat Daerah Kota Jambi,
Project Leader menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Hukum yang mempuyai
tugas membantu sekretaris daerah melalui asisten pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat dalam melaksanakan urusan dibidang perundang-undangan, bantuan hukum
serta dokumentasi dan informasi serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
2) Penyiapan bahan pengoordinasian perumusan dibidang perundang-undangan,
bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
3) Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah dibidang
perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
4) Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dibidang perundang-
undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
5) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

C. Jumlah Pegawai
Jumlah pegawai yang ada di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi
terhitung September 2023 adalah sebanyak 6 (enam) Aparatur Sipil Negara dan 7 (tujuh)
Pegawai Tidak Tetap, yang terdiri dari :
ASN Bagian Hukum Setda Kota Jambi :

No Nama Pendidikan Pangkat/ Jabatan


Gol
1. MUHAMAD GEMPA S2 Jaksa Kepala Bagian
AWALJON PUTRA, S.H., M.H Madya Hukum
(IV/a)
2. AFRIADY, S.H S1 Penata Perancang
Tk.I Peraturan
(III/d) Perundang-
Undangan Ahli
Muda

Hal. 11
3. HARIYANI, S.H S1 Penata Penyusun
(III/c) Rencana
Hukum
4. SANDRIANA S2 Penata Analis Berkas
DWITYANANDA, S.H., M.H. (III/c) Sengketa

5. NURIANA, S.H S1 Penata Analis


Muda Permasalahan
(III/a) Hukum

6. KEVIN FERNANDO, S.H S1 Penata Analis


Muda Peraturan Per-
(III/a) UU Dan
Rancangan
Peraturan Per-
UU

Pegawai Tidak Tetap Bagian Hukum Setda Kota Jambi

No Nama Pendidikan Pangkat/ Jabatan


Gol
1. ANWAR FUAD, SH. S1 - Analis Legislasi

2. DARA PURNAMA LESTARI, S2 - Analis Produk


S.H., M.Kn Hukum

3. RENGI, S.H S1 - Pengelola


Bantuan Hukum
4. HARIYANTO, S.Kom S1 - Pengelola Data
Informasi Dan
Hukum
5. HARI PURNOMO, SH., MH. S2 - Penyusun Bahan
Penyuluhan
Hukum

6. ANDRE YUNIZAL UTAMA, S1 - Pengolah Data


SH., MH. Berkas Sengketa

Hal. 12
7. SHIDDIQI NIHAN, S.H S1 - Pengadministrasi
Data Peraturan
Per-UU

D. Indikator Kinerja Utama (IKU) Tujuan, Sasaran dan Program


Dalam mencapai sasaran strategis meningkatkan efektifitas tata kelola
penyelenggaraan bagian hukum memiliki sasaran program yaitu persentase fasilitasi dan
koordinasi program pemerintahan dan kesejahteraan rakyat yang ditindaklanjuti dengan
indikator kinerja persentase rancangan produk hukum daerah yang diselesaikan dan
persentase penyelesaian perkara pemerintah daerah.

Hal. 13
BAB III
ANALISA DAN STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Analisa Masalah Kinerja Organisasi


1. Analisa Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan pada Bab I dan Bab II diatas, serta
hasil evaluasi dan pengamatan yang dilakukan dalam menjalankan tugas dan fungsi
di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Jambi, terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sebagai berikut:
1) Belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di
Kota Jambi;
2) Belum optimalnya penyusunan produk hukum daerah di lingkungan Pemerintah
Kota Jambi;
3) Belum optimalnya penyampaian produk hukum daerah dalam jaringan
dokumentasi dan informasi hukum Kota Jambi .
Selanjutnya, untuk merumuskan dan menetapkan isu yang akan dibahas
dalam rancangan aksi perubahan ini, penulis menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Layak). Dengan teknik APKL ini, permasalahan yang
ada ditentukan tingkat prioritas dari perkembangan isu dengan menentukan skala 1-5,
dimana isu yang mempunyai total skor tertinggi merupakan permasalahan prioritas
sebagai berikut:

Hal. 14
Tabel III.1 Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak)
Analisis Bersama Mentor dan Tim Efektif

1 2 3 4
Kepala
Sekretaris Sub Total Prioritas
No. Masalah Bagian JFT
Daerah Koordinator
Hukum
A P K L A P K L A P K L A P K L
1. Belum terselenggaranya pelayanan bantuan hukum 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 73 I
bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2. Belum optimalnya penyusunan produk hukum 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 68 II
daerah di lingkungan Pemerintah Kota Jambi.
3. Belum optimalnya penyampaian produk hukum 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 57 III
daerah dalam jaringan dokumentasi dan informasi
hukum Kota Jambi.

Tabel III.2 Keterangan Nilai Analisis APKL

Aktual Problematik Kekhayalan Layak


5 = Sangat penting 5 = Sangat gawat 5 = Sangat cepat 5 = Sangat Layak
4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat 4 = Layak
3 = Cukup penting 3 = Cukup gawat 3 = Cukup cepat 3 = Cukup Layak
2 = Kurang penting 2 = Kurang gawat 2 = Kurang cepat 2 = Kurang Layak
1 = Tidak penting 1 = Tidak gawat 1 = Tidak cepat 1 = Tidak Layak

Hal. 15
Berdasarkan analisis APKL diatas, dapat dilihat bahwa isu “Belum
terselenggaranya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin di Kota
Jambi” adalah isu prioritas untuk diselesaikan.

2. Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka diambil 5M penyebab masalah yaitu:
1) Manusia (Man)
Belum adanya kesadaran hukum untuk memberikan pelayanan bantuan hukum
gratis bagi masyarakat miskin di Kota Jambi.
2) Metode (Methode)
Belum adanya alur pelayanan bantuan hukum gratis bagi masyarakat miskin.
3) Mesin (Machine)
Belum adanya akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan bantuan
hukum gratis.
4) Sumber Daya (Material)
Belum tersedianya sumber daya manusia untuk memberikan bantuan hukum
bagi masyarakat miskin secara gratis.
5) Pembiayaan (Money)
Belum prioritasnya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan bantuan
hukum gratis bagi masyarakat miskin.

3. Analisis Akibat Jika Masalah tidak diselesaikan


Jika masalah terkait “Belum terselenggaranya pelayanan bantuan
hukum bagi masyarakat miskin di Kota Jambi” tidak diselesaikan, maka dapat
menimbulkan beberapa akibat yang berpotensi merugikan bagi Pemerintah Kota
Jambi sebagai berikut:
1) Meningkatnya pelanggaran hukum dan konflik didalam masyarakat yang
berpotensi memicu krisis sosial;
2) Tidak tercapainya keamanan dan ketertiban masyarakat;
3) Tidak dapat dipertahankannya penghargaan Kota Peduli HAM dari Menteri
Hukum dan HAM.
Hal. 16
4. Analisis Kelayakan Inovasi
Analisis Kelayakan Inovasi Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum
Bagi Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Gerai Bantuan Hukum dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor kunci. Berikut ini adalah
contoh analisis kelayakan untuk inovasi tersebut:
1) Faktor Teknis
Inovasi ini dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan dengan
mudah.
2) Faktor Fungsional
Inovasi ini akan memberikan manfaat yang signifikan seperti
kemudahan dalam penyusunan kebijakan daerah dalam bantuan hukum yang
relevan dan bermanfaat bagi.
3) Faktor Sosial
Inovasi ini dapat membantu pihak yang berkepentingan untuk
menentukan strategi yang tepat dalam penyelesaian masalah yang terjadi
didalam masyarakat tanpa harus berbiaya tinggi.

B. Strategi Penyelesaian Masalah


1. Terobosan Inovasi
Berdasarkan permasalahan dan analisis-analisis yang telah dilakukan maka
yang akan menjadi gagasan Aksi Perubahan adalah “Penyelenggaraan Pelayanan
Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin di Kota Jambi Melalui Bantuan
Hukum Gratis Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA
KOJA).

2. Milestone dan Kegiatan, serta Penganggaran


Dalam pelaksanaan aksi perubahan ini ada beberapa tahapan (Milestone)
yang akan dilaksanakan:
1) Pentahapan Utama (Milestone)

Hal. 17
Tabel III.3 Penatahapan Utama (Milestone)

TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE


JANGKA PENDEK
Milestone 1 : Konsultasi dan Koordinasi dengan Mentor
Kegiatan:
1) Persiapan Bahan Konsultasi; dan -  Rancangan Aksi
2) Konsultasi. Perubahan
 Foto
 Catatan Mentor
Milestone 2 : Persiapan Aksi Perubahan
Kegiatan:
1) Penjelasanan Aksi Perubahan; -  Undangan
2) Pelaksanaan Rapat Pembentukan  Daftar Hadir
Tim Efektif;  Notulen
3) Penyusunan Draft SK Tim Efektif;  Foto
dan  Draft SK
4) Pengesahan SK Tim Efektif.  SK yang telah
ditandatangani
Milestone 3 : Koordinasi Dengan Stakeholder
Kegiatan:
1) Persiapan Koordinasi; dan - Kepala Kepolisian  Bahan
2) Pelaksanaan Koordinasi. Resor Kota Jambi; Koordinasi
- Kepala Kejaksaan  Surat Dukungan
Negeri Jambi;  Foto
- Ketua Pengadilan
Negeri Jambi;
- Ketua Perhimpunan
Advokat Indonesia
Cabang Jambi;
- Kepala Kanwil
Kemenkumham Jambi;
- Kepala Dinas PMPTSP
Kota Jambi.

Hal. 18
TAHAPAN UTAMA STAKEHOLDER EVIDENCE
Milestone 4: Menyusun Alur Pelayanan Bantuan Hukum
Kegiatan:
1) Rapat Persiapan; - Advokat pada  Undangan
2) Membuat alur pelayanan bantuan Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
hukum. Indonesia Cabang  Notulen
Jambi.  Foto
- Kanwil Kementerian  Brosur
Hukum dan HAM  Standing Banner
Jambi.
Milestone 5: Penyediaan Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi
Kegiatan: - Advokat pada  Undangan
1) Rapat tim gerai; Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
2) Survey lokasi; Indonesia Cabang  Notulen Rapat
3) Penyediaan sarana prasarana; Jambi;  Foto
4) Peresmian. - Kepala DPMPTSP
Kota Jambi beserta
Kabid terkait;
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi.
Milestone 6 : Sosialisasi Pelayanan Bantuan Hukum
Kegiatan: - Advokat pada  Undangan
1) Rapat tim pelaksana sosialisasi; Perhimpunan Advokat  Daftar Hadir
2) Persiapan Sosialisasi; Indonesia Cabang  Notulen Rapat
3) Pelaksanaan Sosialisasi. Jambi;  Foto
- Kanwil Kementerian
Hukum dan HAM
Jambi
JANGKA MENENGAH >2 – 6 bulan
Milestone 7 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 3 Kecamatan Bulan November
Milestone 8 : Penyediaan Sistem Informasi Pelayanan Bantuan Hukum 2023 s.d. Februari
2024

JANGKA PANJANG >6 – 12 bulan


Milestone 9 : Penyediaan Pos Bantuan Hukum di 8 Kecamatan Bulan Maret 2024
Milestone 10 : Penyusunan Draft Peraturan Daerah tentang Bantuan dan seterusnya
Hukum.

Hal. 19
2) Rencana Jadwal Pelaksanaan Implementasi AP

Tabel III.4 Rencana Jadwal Pelaksanaan Implementasi AP


Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
JANGKA PENDEK (s.d 2 bulan)
MS.1 1) Persiapan Bahan Project
Konsultasi dan Konsultasi; dan Leader
Koordinasi 2) Konsultasi.
dengan
Mentor

MS.2 1) Penjelasanan Aksi Mentor,


Persiapan Perubahan; Project
Aksi 2) Pelaksanaan Rapat Leader, dan
Perubahan Pembentukkan JFT pada
dan Tim Efektif; Bagian
Pembentukan 3) Penyusunan Draft Hukum
Tim Efektif SK Tim; dan
4) Pengesahan SK
Tim.
MS.3 1) Persiapan Bahan Mentor,
Koordinasi Koordinasi; dan Project
dengan 2) Pelaksanaan Leader, dan
Stakeholder Koordinasi. JFT pada
Bagian
Hukum
MS.4 1) Rapat Persiapan; Subkoor PUU
Menyusun 2) Membuat alur
Alur pelayanan bantuan
Pelayanan hukum
Bantuan
Hukum
Aplikasi
MS.5 1) Rapat tim gerai; Subkoor BHK
Penyediaan 2) Survey lokasi;
Gerai Mal

Hal. 20
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
Pelayanan 3) Penyediaan
Publik Kota sarana
Jambi prasarana;
4) Peresmian
MS. 6 1) Rapat tim Subkoor DKI
Sosialisasi pelaksana
Pelayanan sosialisasi;
Bantuan 2) Persiapan
Hukum Sosialisasi;
3) Pelaksanaan
Sosialisasi.

JANGKA MENENGAH (3 bulan s.d 6 bulan)


MS.7 1) Rapat tim pos; Subkoor BHK
Penyediaan 2) Survey lokasi;
Pos Bantuan 3) Penyediaan
Bulan November 2023 s.d. Februari 2024
Hukum di 3 sarana
Kecamatan prasarana;
4) Peresmian.
MS.8 1) Pertemuan Subkoor DKI
Penyediaan dengan
Sistem Programmer;
Informasi 2) Pembuatan Bulan November 2023 s.d. Februari 2024
Pelayanan webiste;
Bantuan
Hukum

JANGKA PANJANG (6 bulan dan seterusnya)


MS.9 1) Rapat tim pos; Subkorbid.
Penyediaan 2) Survey lokasi; Akuntansi
Pos Bantuan 3) Penyediaan Aset dan
Bulan Maret 2024 dan seterusnya
Hukum di 8 sarana Kewajiban
Kecamatan prasarana;
Peresmian.
MS.10 Project Bulan Maret 2024 dan seterusnya

Hal. 21
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Nomor Penanggung
Tahapan Utama September Oktober November
Milestone Jawab
4 1 2 3 4 5 1 2 3
Penyusunan Leader
Draft
Peraturan
Daerah
tentang
Bantuan
Hukum

3) Penganggaran
Segala biaya yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Aksi
Perubahan dalam Jangka Pendek adalah sebagai berikut:
1. Biaya ATK : Rp. 500.000,-
2. Rapat : Rp. 1.000.000,-
3. Pembuatan Website : Rp. 500.000,-
4. Biaya operasional lapangan : Rp. 1.000.000,-
5. Biaya Bimbingan Teknis/Sosialisasi : Rp. 5.000.000,-
JUMLAH : Rp. 8.000.000,-

3. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)


1) Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan
Berikut adalah struktur tim/orang yang terlibat dalam menyelesaikan
aksi perubahan yaitu:

Hal. 22
Gambar III.1 Tim Efektif/Tata Kelola Aksi Perubahan:

Mentor
Drs. H. A. Ridwan M.Si

Coach Project Leader


Sutoro, SP. MM M. Gempa Awaljon P, SH, M.H.

Tim Efektif Tim Efektif Tim Efektif


Penyusun Alur Pembentukan Gerai Sosialisasi
Pelayanan Bantuan Mal Pelayanan Publik
Hukum

Deskripsi/ penjelasan peran:


a. Sponsor/Mentor :
Selaku mentor bertindak sebagai mentor dan memberikan
dukungan serta arahan tentang keseluruhan program.
b. Project Leader :
Melakukan eksekusi keseluruhan tahapan yang telah dirancang dalam
project dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki.
c. Coach :
1. Melakukan arahan dan bimbingan terhadap penyusunan aksi
perubahan;
2. Melakukan monitoring dan perkembangan terhadap kegiatan Project
Leader;
3. Melakukan intervensi apabila terdapat permasalahan; dan
4. Melakukan komunikasi dengan mentor/sponsor.

Hal. 23
d. Tim Efektif :
Para pegawai yang telah dihimpun dalam satu tim yang
dimasukan dalam tim oleh Sponsor dan Project Leader yang bertugas:
1. Mengumpulkan data;
2. Menganalisa data;
3. Membantu merencanakan;
4. Melaksanakan dan mengevaluasi aksi perubahan;
5. Bertugas melakukan identifikasi Stakeholder internal;
6. Mengoptimalkan Kerjasama antar Stakeholder; dan
7. Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi.

2) Identifikasi Stakeholder dan strategi komunikasi

Tabel III.5 Identifikasi Stakeholder dan strategi komunikasi


Potensi
Posisi Hubungan Keterangan/ Strategi
No Stakeholder Dukungan
Komunikasi
In Ekst Form Inform + - +/-
1. Walikota Konsultasi
2. Sekretaris Konsultasi
Daerah
3. Para Kabag Informasi dan
Setda Koordinasi
4. Tim Efektif Membantu Pelaksanaan
Aksi Perubahan
5. Kepala Informasi dan
Kepolisian Koordinasi
Resor Kota
Jambi
6. Kepala Informasi dan
Kejaksaan Koordinasi
Negeri Jambi
7. Ketua Informasi dan
Pengadilan Koordinasi
Negeri Jambi

Hal. 24
Potensi
Posisi Hubungan Keterangan/ Strategi
No Stakeholder Dukungan
Komunikasi
In Ekst Form Inform + - +/-
8.
Kepala Informasi dan
DPMPTSP Koordinasi
9. Kepala Kanwil Informasi dan
Kemenkumham Koordinasi
10. Kepala Dinas Informasi dan
Kominfo Koordinasi
11 Kabid/
Kasubbid/JFT
Diskominfo
12. Programmer Informasi dan
Koordinasi

3) Kuadran Stakeholder
Pemangku kepentingan atas aksi perubahan di bagi menjadi 2 (dua)
kelompok Stakeholder dengan mengidentifikasikan kekuatan dan kepentingan
masing-masing yang dirumuskan sebagaimana tabel berikut:
Tabel III.6 Stakeholder Internal
Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Internal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Sekretaris Daerah √ √ Promoters
2. Para Kabag Setda √ √ Defenders

3. Para JFT Setda √ √ Defenders

4. Tim efektif √ √ Defenders

Tabel III.7 Stakeholder Eksternal


Kekuatan Kepentingan
No. Stakeholder Eksternal Kategori
Besar Kecil Besar Kecil
1. Walikota √ √ Promoters

2. Kepala Kepolisian Resor Kota √ √ Latens


Jambi
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi √ √ Latens

Hal. 25
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi √ √ Latens

5. Kepala DPMPTSP √ √ Latens


6. Kepala Kanwil Kemenkumham √ √ Defenders

7. Kepala Dinas Kominfo √ √ Defenders

8. Kabid Diskominfo √ √ Defenders


9. Programmer √ √ Apathetics

Gambar III.2 Diagram Identifikasi Stakeholder

LATENS
1. Kepala Kepolisian Resor PROMOTERS
2. Kepala Kejaksaan Negeri 1. Walikota;
3. Ketua Pengadilan Negeri 2. Sekretaris Daerah;
4. Kepala DPMPTSP

APATHETICS DEFENDERS
1. Programmer 1. Kepala Dinas Kominfo
2. Kepala Kanwil
Kemenkumham
3. Kabid Diskominfo
4. Para Kabag Setda
5. Para JFT Setda
6. Tim Efektif

Keterangan:
- Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggagalkannya);
- Defenders, memiliki/menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetap
kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program;
- Latens, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam
program, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program;
dan

Hal. 26
- Apathetics, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan.

Para pemangku kepentingan atau Stakeholder dalam Aksi Perubahan


“Penyelenggaraan Pelayanan Bantuan Hukum Bagi Masyarakat Miskin
melalui Gerai Mal Pelayanan Publik Kota Jambi (BANG GEMPA KOJA)”
dibagi menjadi (dua) kelompok Stakeholder yaitu Stakeholder Internal dan
Stakeholder Eksternal sebagai berikut:

a. Stakeholder Internal
Stakeholder Internal adalah para pemangku kepentingan yang
berasal dari dalam organisasi, yang memiliki keterkaitan langsung terhadap
penyusunan Aksi Perubahan ini, adapun Stakeholder Internal dimaksud
adalah:
1. Sekretaris Daerah
Berperan memberi dukungan dan arahan terhadap pelaksanaan aksi
perubahan yang memiliki kekuatan besar dan kepentingan besar
(Promoters).
2. Para Kabag Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan aksi
perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defender).
3. Para JFT Setda
Berperan memberikan data Informasi dan membantu pelaksanaan aksi
perubahan Memiliki kekuatan kecil dan kepentingan besar (Defender).
4. Tim Efektif
Berperan membantu pelaksanaan aksi perubahan Memiliki kekuatan
kecil dan kepentingan besar (Defender).

b. Stakeholder Eksternal
Stakeholder Eksternal merupakan para pemangku kepentingan
yang berasal dari luar institusi Sekretariat Daerah Kota Jambi, yaitu para
pemimpin atau pejabat pengambil kebijakan dari OPD Pemerintah Kota

Hal. 27
Jambi, yang memiliki keterkaitan dan kewenangan dalam menyusun Aksi
perubahan ini. Adapun stakeholder eksternal tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Walikota
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan besar (Promoters).
2. Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
3. Kepala Kejaksaan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
4. Ketua Pengadilan Negeri Jambi
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
5. Kepala DPMPTSP
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan besar dan
kepentingan kecil (Latens).
6. Kepala Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
7. Kepala Bidang Dinas Kominfo
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
Hal. 28
8. Kepala Kanwil Kemenkumham
Berperan memberikan arahan dan bantuan terhadap pelaksanaan
aksi perubahan serta dukungan kegiatan. Memiliki kekuatan kecil dan
kepentingan besar (Defenders).
9. Programmer
Berperan mendukung kegiatan pelaksanaan aksi perubahan dan
mendukung yang melakukan kegiatan Pembuatan Aplikasi. Memiliki
kekuatan kecil dan kepentingan kecil (Apathetics).

Hal. 29
4) Jejaring Kerja Aksi Perubahan (Net Map)

Walikota

Para JFT Setda


Sekretaris
Instansi Daerah
Aparat
Penegak
Hukum
Para Kabag
Project
Setda
Leader

Kepala
DPMPTSP
Kabid Kominfo
Tim Efektif

Programmer

Keterangan:
Garis petunjuk -perintah
Garis Koordinasi-bimbingan
Deskripsi/ penjelasan peran:
Jejaring Kerja Aksi Perubahan adalah sebuah program yang dibentuk
NET MAP Program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan proses
aksi perubahan melalui kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat serta

Hal. 30
memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan mengkoordinasikan kerjasama
antara para pemangku kepentingan dalam bidang Keuangan dengan rincian
peran sebagai berikut:
1. Memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat dalam
meningkatkan pelayanan publik;
2. Membantu aksi perubahan dalam mengidentifikasi masalah dan mencari
solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kinerja;
3. Mengkoordinasikan kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan oleh project
leader bersama para pemangku kepentingan;
4. Menyediakan sumber daya dan dukungan teknis pelaksanaan aksi
perubahan; dan
5. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan aksi perubahan yang ada
hubungannya kepada para pemangku kepentingan.

4. Manajemen Resiko
Tabel III.8 Manajemen Resiko

No. Potensi Hambatan Potensi Resiko Rencana Mitigasi


1 Kesibukan Rutin sebagai
Terlambatnya Membuat perencanaan
Pejabat Pemerintah pelaksanaan aksi kegiatan dengan matang
perubahan pada target dan tertib
waktu yang ditentukan
2 Kurangnya Dukungan Tidak terjalinnya Melibatkan pihak terkait
dan Keterlibatan dari koordinasi dalam dalam perencanaan dan
Pihak Terkait pelaksanaan tugas pengambilan keputusan
bidang Keuangan terkait perubahan
3 Kurangnya Sumber Daya Tidak terpenuhinya Mengalokasikan sumber
kebutuhan aksi daya yang cukup dan
perubahan memastikan ketersediaan
sumber daya yang
diperlukan untuk
melaksanakan perubahan
4 Kurangnya Komunikasi Menyebabkan resistensi Memastikan komunikasi
dan Informasi yang dan penolakan terhadap yang efektif dan
Efektif aksi perubahan yang transparan tentang tujuan,

Hal. 31
No. Potensi Hambatan Potensi Resiko Rencana Mitigasi
diusulkan manfaat, dan proses
perubahan kepada pihak
terkait

C. Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi

Tabel III.9
Rencana Strategi Pengembangan Kompetensi

Cara Pengembangan
Perubahan Kompetensi
Pihak Terdampak Kompetensi (Klasikal/Non
Yang Dibutuhkan
Klasikal)
Afriady, SH (Sub Penyusunan Prosedur Klasikal
Koordinator PUU)
Hariyani S.H (Sub Pengolahan Informasi Klasikal
Koordinator DKI)
Sandriana Dwityananda, Analisa Yuridis Klasikal
S.H., M.H (Sub
Koordinator BHK)

Hal. 32
BAB IV
PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN

A. PEMETAAN SIKAP PERILAKU KEPEMIMPINAN


Salah satu komponen penilaian serangkaian pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan
Administrator adalah dilakukan pemetaan sikap perilaku kepemimpinan kepada seluruh peserta.
Pemetaan sikap dan perilaku kepemimpinan ini meliputi komponen Integritas, Kerjasama,
Mengelola Perubahan dengan masing-masing memiliki Sub Komponen Penilaian. Tahapan
pengembangan potensi diri yang terdiri dari :
1. Peserta melakukan pemetaan sikap perilaku kepemimpinan secara mandiri;
2. Mentor melakukan penilaian sikap perilaku kepemimpinan peserta pelatihan;
3. Komunikasi peserta dan mentor untuk penilaian sikap perilaku;
4. Pengembangan strategi pengembangan potensi diri.
Proses pemetaan dilakukan oleh diri sendiri dalam hal ini adalah project leader dan
oleh mentor. Nilai akhir dari pemetaan ini akan dapat dilihat kualifikasi dari setiap project leader
mulai dari kategori Amat Kurang; Kurang; Cukup; Baik dan Istimewa.
Secara ringkas hasil rekap nilai akhir perilaku peserta dapat dilihat pada tabel berikut.

REKAP NILAI AKHIR SIKAP PERILAKU PESERTA

MUHAMAD GEMPA AWALJON PUTRA,


Nama Peserta : S.H, M.H. Nama Mentor : Drs. H. RIDWAN., M.Si
NIP : 19860913 200812 1 001 NIP : 19661107 198512 1 001
Jabatan : Kepala Bagian Hukum Jabatan : Sekretaris Daerah
Instansi : Sekretariat Daerah Instansi : Sekretariat Daerah
Program Pemerintahan dan Kesejahteraan
Program : Rakyat

Nilai Komponen
Rata-Rata
Sub Komponen Kualifikasi
Sub Total
Mengelola Total Sub
Sub Komponen Komponen Sub Komponen
Perubahan
Integritas Kerjasama Komponen
Peserta 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Mentor 8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Nilai Rata-
Rata Per
8.3 8.6 8.4 8.43 Baik
Sub
Komponen

Hal. 33
Kualifikasi Per Baik Baik Baik Baik
Sub Komponen

Akhir Sikap
Keterangan Kualifikasi Perilaku
9.00-10 Istimewa 8.43
7-8.99 Baik
5-6.99 Cukup Kualifikasi:
3-4.99 Kurang Baik
1-2.99 Sangat Kurang

REKOMENDASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI:


Istimewa : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor
dan Rekap nilai gabungan, peserta perlu diberikan pengayaan pengembangan
potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan
sebagai bekal pengayaan sikap perilaku untuk menduduki jabatan pimpinan
yang lebih tinggi
Baik : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor
dan Rekap nilai gabungan, peserta perlu diberikan pengayaan pengembangan
potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang
terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan pimpinan
administrator
Cukup : Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor
dan Rekap nilai gabungan, peserta perlu diberikan program pengembangan
potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang
terjadwal sebagai bekal penguatan sikap perilaku dalam menduduki jabatan
administrator
Memperhatikan nilai pada sub komponen pada Formulir Peserta atau Mentor
Kurang :
dan Rekap nilai gabungan, peserta perlu diberikan program pengembangan
Sangat :
potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat
Kurang
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan, pendampingan yang
sangat ketat dan sebaiknya agar melibatkan unit pengelola kepegawaian
instansi asal peserta sebagai bekal penguatan sikap perilaku dalam menduduki
jabatan administrator

Dari ketiga komponen penilaian sikap perilaku kepemimpinan diatas, diperoleh


kisaran nilai angka 8,3 - 8,6 dengan uraian sebagai berikut untuk komponen Integritas 8,3
komponen Kerjasama 8,6 dan Komponen Mengelola Perubahan 8,4 dengan rata – rata total sub
kompenen yaitu 8,43 berarti masuk dalam kualifikasi BAIK. Dengan kualifikasi baik maka
rekomendasi pengembangan potensi diri yaitu memperhatikan nilai pada sub komponen pada
formulir peserta atau mentor dan rekap nilai gabungan peserta perlu diberikan pengayaan
pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur pada saat

Hal. 34
melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang terjadwal sebagai
bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan administrator.
Dari hasil assement pengembangan potensi diri dan atasan dapat di peroleh beberapa
kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut :

1. Integritas.
Integritas artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan dan
hasil. Integritas dianggap sebuah nilai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan tindakan pada
diri seseorang dalam meningkatkan komitmen dan tanggung jawab terhadap penyelesaian
tugas yang diemban. Langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan integritas
selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:

a. Peserta berusaha meningkatkan komitmen terhadap pelaksanaan Aksi Perubahan yang


sudah dirancang.
b. Peserta akan meningkatkan kepercayaan diri dalam melaksanakan Aksi Perubahan.
2. Kerjasama.
Kerjasama adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan individu lain secara
keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam mencapai kepentingan bersama.
Unsur yang terkandung dalam kerja sama yaitu orang yang melakukan kerja sama, adanya
interaksi, adanya tujuan yang sama. Langkah-langkah yang dilakukan dalam meningkatkan
kerjasama selama pelaksanaan Aksi Perubahan adalah:

a. Aktif menjalin komunikasi dengan Tim Aksi Perubahan.


kesib. Melakukan koordinasi yang efektif dengan Tim Aksi Perubahan untuk kelancaran
pelaksanaan Aksi Perubahan
c. Lebih responsif terhadap dinamika perkembangan Tim.
3. Mengelola perubahan.
Mengelola perubahan merupakan manajemen perubahan sebagai suatu upaya, usaha, atau
pendekatan yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur dan diaplikasikan untuk
membantu individu maupun tim. Manajemen perubahan juga sebagai kerangka kerja dan
seperangkat alat yang digunakan untuk mengelola sisi perubahan manusia untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Termasuk di antaranya mempersiapkan, mendukung, dan melengkapi

Hal. 35
individu untuk mendorong keberhasilan perubahan. Langkah-langkah yang dilakukan
peserta dalam kegiatan mengelola perubahan adalah sebagai berikut :

a. Aktif mendorong kerja Tim Aksi Perubahan;


b. Aktif mendukung Tim Aksi Perubahan untuk penguasaan Teknologi Informasi di Aksi
Perubahan;
c. Selalu berusaha meningkatkan inovasi dalam pelayanan publik berbasis Teknologi
Informasi.

B. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI DIRI


Tujuan pengembangan potensi diri adalah :
1. Agar mampu mengenali sikap perilaku kepemimpinan yang dimiliki dan kebutuhan
pengembangan yang dibutuhkan.
2. Agar mampu mengelola diri sendiri untuk selalu mengembangkan potensi yang dimiliki.
Proses pembelajaran yang diberikan berupa Mentoring dan Coaching. Mentoring
dilakukan selama proses pelatihan untuk mendukung, memastikan, memantau dan membantu
pelaksanaan pengembangan potensi diri. Mentor bersama dengan peserta menilai sikap perilaku
kepemimpinan dan menetapkan strategi pengembangan potensi diri, memonitor dan
mendampingi pelaksanaan pengembangan potensi diri, serta melakukan penilaian atas
perubahan/ hasil pengembangan potensi diri. Sedangkan Coaching dilakukan pada
pembimbingan aktualisasi kepemimpinan. Coach memastikan proses pengembangan potensi
diri dilaksanakan dan melakukan pengecekan terhadap hasil pelaksanaan pengembangan
potensi diri.
Rencana pengembangan potensi diri dalam aksi perubahan ini tertera pada tabel berikut
ini :

Hal. 36
Tabel 4.7 Rencana Pengembangan Potensi Diri

Rencana Pengembangan Potensi Diri

No Komponen Jumlah Jumlah


Rekomendasi
Mentoring Coaching

1 Integritas Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 5 kali

2 Kerjasama Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 5 kali

3 Mengelola Pengayaan/Pendalaman/Penguatan/Pembimbingan 7 kali 5 kali


Perubahan

Hal. 37
FORMULIR PESERTA

Nama : MUHAMAD GEMPA AWALJON PUTRA, S.H., M.H.


NIP : 19860913 200812 1 001
Jabatan : Kepala Bagian Hukum
Instansi : Sekretariat Daerah
Program : Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat

Komponen Sub Komponen SKOR 1 - 10


1 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin bertindak
sesuai dengan nilai, norma, dan aturan organisasi dalam 8
segala situasi dan kondisi.
2 Menunjukkan komitmen terhadap penyelesaian tugas di
9
lingkup unit kerja yang dipimpinnya.
3 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin memiliki
kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang 8
mereka emban sesuai tenggat waktu yang ada.
4 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin
INTEGRITAS memberikan informasi yang dapat dipercaya kepada orang 9
lain/ pihak lain sesuai etika organisasi.
5 Memberikan apresiasi dan teguran kepada anggota/ anak
buah yang dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai,
8
norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan
kondisi
6 Memberikan argumentasi dengan disertai pemahamannya
atas ketentuan yang berlaku di organisasi termasuk
8
konsekuensinya, dalam memastikan anggota/ anak buah
yang dipimpin menegakkan ketentuan yang ada.
JUMLAH 8.3
7 Menguraikan informasi yang sifatnya kompleks sehingga
rekan tim atau anak buah di lingkup unitnya mampu
9
dengan mudah memahami serta mengikuti arahan yang
terkandung didalamnya.
8 Aktif mencari peluang kolaborasi dengan pihak-pihak
KERJASAMA internal organisasi dalam rangka memberikan nilai-nilai
8
lebih bagi kualitas kinerja maupun layanan yang
diselenggarakan organisasi.
9 Memanfaatkan jejaring dengan pemangku kepentingan 9
eksternal organisasi dalam rangka menciptakan peluang
kerja sama yang sifatnya berkelanjutan

Hal. 38
10 Mendayagunakan atau mengolah keberagaman pendapat 9
atau karakter di unit/tim kerjanya sehingga kinerja tim
lebih kuat dan efektif.
11 Mengajak anak buah atau rekan kerja se timnya dalam 8
rangka berkontribusi secara aktif sesuai peran masing-
masing guna mencapai tujuan yang disepakati.
JUMLAH 8.6
12 Mengevaluasi dan menganalisa hasil evaluasi terhadap 8
pemberian pelayanan yang diberikan oleh unit kerja
sebagai pertimbangan untuk memperbaiki standar
pelayanan yang berlaku.
13 Mengantisipasi kebutuhan perubahan dan menyiapkan 8
alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh unit kerjanya
untuk menghadapi perubahan
14 Memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada 9
bawahan melalui penugasan yang lebih menantang yang
MENGELOLA
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
PERUBAHAN
bawahan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
pengalaman kerja bawahan
15 Memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas 8
hasil kerja unit dengan mengembangkan cara kerja
ataupun metode kerja yang lebih efektif
16 Proaktif mencari peluang perbaikan dan menyampaikan 9
alternatif solusi untuk menghadapi perubahan di
lingkungan unit kerja
JUMLAH 8.4

Hal. 39
FORMULIR MENTOR

MUHAMAD GEMPA AWALJON PUTRA, S.H,


Nama Peserta : M.H. Nama Mentor : Drs. RIDWAN, M.Si
19661107 198512 1
NIP : 198460913 200812 1 001 NIP : 001
Jabatan : Kepala Bagian Hukum Jabatan : Sekretaris Daerah

Instansi : Sekretariat Daerah Instansi : Sekretariat Daerah


Program : Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Komponen Sub Komponen SKOR 1 - 10


1 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin bertindak sesuai
dengan nilai, norma, dan aturan organisasi dalam segala situasi dan 8
kondisi.
2 Menunjukkan komitmen terhadap penyelesaian tugas di lingkup unit
kerja yang dipimpinnya. 9

3 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin memiliki kedisiplinan


dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang mereka emban sesuai 8
tenggat waktu yang ada.
4 Memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin memberikan
INTEGRITAS informasi yang dapat dipercaya kepada orang lain/ pihak lain sesuai 9
etika organisasi.
5 Memberikan apresiasi dan teguran kepada anggota/ anak buah yang
dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai, norma, dan etika 8
organisasi dalam segala situasi dan kondisi
6 Memberikan argumentasi dengan disertai pemahamannya atas
ketentuan yang berlaku di organisasi termasuk konsekuensinya,
8
dalam memastikan anggota/ anak buah yang dipimpin menegakkan
ketentuan yang ada.
JUMLAH 8.3
7 Menguraikan informasi yang sifatnya kompleks sehingga rekan tim
atau anak buah di lingkup unitnya mampu dengan mudah 9
memahami serta mengikuti arahan yang terkandung didalamnya.
8 Aktif mencari peluang kolaborasi dengan pihak-pihak internal
organisasi dalam rangka memberikan nilai-nilai lebih bagi kualitas 8
kinerja maupun layanan yang diselenggarakan organisasi.
9 Memanfaatkan jejaring dengan pemangku kepentingan eksternal
KERJASAMA organisasi dalam rangka menciptakan peluang kerja sama yang 9
sifatnya berkelanjutan
10 Mendayagunakan atau mengolah keberagaman pendapat atau
karakter di unit/tim kerjanya sehingga kinerja tim lebih kuat dan 9
efektif.
11 Mengajak anak buah atau rekan kerja se timnya dalam rangka
berkontribusi secara aktif sesuai peran masing-masing guna 8
mencapai tujuan yang disepakati.
JUMLAH 8.6

Hal. 40
12 Mengevaluasi dan menganalisa hasil evaluasi terhadap pemberian
pelayanan yang diberikan oleh unit kerja sebagai pertimbangan untuk 8
memperbaiki standar pelayanan yang berlaku.
13 Mengantisipasi kebutuhan perubahan dan menyiapkan alternatif
solusi yang dapat dilakukan oleh unit kerjanya untuk menghadapi 8
perubahan
14 Memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada bawahan melalui
penugasan yang lebih menantang yang disesuaikan dengan
MENGELOLA kemampuan dan karakteristik bawahan dalam rangka meningkatkan 9
PERUBAHAN kompetensi dan pengalaman kerja bawahan
15 Memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kualitas hasil kerja unit
dengan mengembangkan cara kerja ataupun metode kerja yang lebih 8
efekti
16 Proaktif mencari peluang perbaikan dan menyampaikan alternatif
solusi untuk menghadapi perubahan di lingkungan unit kerja 9

JUMLAH 8.4

Hal. 41
LAPORAN KELOMPOK STULA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
PEMERINTAH KOTA JAMBI ANGKATAN I TAHUN 2023

LOKASI :
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

Disusun Oleh :

KELOMPOK II
1. MISMAN, S.KM M.KM NDH:08
2. PRIMA IRYANTI, S.Pi NDH:09
3. YULYANIZA, S.E NDH:13
4. ARDIANSYAH, S.STP NDH:14
5. M.GEMPA AWALJON PUTRA, S.H M.H NDH:16
6. ERWIN, S.T NDH:18
7. SURYADI, S.H NDH:23
8. A.SYUKRI AHKAM, S.HI M.E NDH:24
9. MIKE NOFRITA, S.E M.S.Ak NDH:25
10. FERNADA TAWAFFAL FS S.Ikom M.E NDH:27

PEMBIMBING : Drs. H.HAMID MADJID., M.Pd.I

BADAN KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH KOTA JAMBI
TAHUN 2023
PELATIHAN
STUDI LAPANGAN (STULA) KEPEMIMPINAN
ADMINISTRATOR

NAMA : KELOMPOK II
LOKASI STULA : DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP) KABUPATEN
BADUNG PROVINSI BALI

I. Deskripsi Lokus
Kabupaten Badung merupakan salah satu dari 8 (delapan) Kabupaten
di Provinsi Bali, secara fisik mempunyai bentuk unik menyerupai sebilah
"keris", yang merupakan senjata khas masyarakat Bali. Keunikan ini kemudian
diangkat menjadi lambang daerah yang merupakan simbol semangat dan jiwa
ksatria yang sangat erat hubungannya dengan perjalanan historis wilayah ini,
yaitu peristiwa "Puputan Badung". Semangat ini pula yang kemudian
melandasi motto Kabupaten Badung yaitu "Cura Dharma Raksaka" yang
artinya Kewajiban Pemerintah adalah untuk melindungi kebenaran dan
rakyatnya.
Kabupaten Badung Terletak pada posisi 08 014'17" – 08050'57" Lintang
Selatan dan 115005'02" – 115015' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-
tengah Pulau Bali. Mempunyai wilayah seluas 418,52 km2 (7,43% luas Pulau
Bali), bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara
sejuk, berbatasan dengan kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian selatan
merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih dan berbatasan
langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah
persawahan dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar dan kota Denpasar disebelah Timur, sedangkan di
sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tabanan. Kabupaten Badung
merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim
kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (Nopember - Maret), dengan
curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 –
300C dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%.
Secara administratif Kabupaten Badung terbagi menjadi 6 ( enam )
wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu

1
Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan.
Disamping itu di wilayah ini juga terdapat 16 Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar
Dinas, 164 Lingkungan, 8 Banjar Dinas Persiapan dan 8 Lingkungan
Persiapan. Selain lembaga pemerintahan seperti tersebut di atas, di
Kabupaten Badung juga terdapat Lembaga Adat yang terdiri dari 120 Desa
Adat, 523 Banjar dan 523 Sekaa Teruna. Di Kabupaten Badung juga terdapat
1 BPLA Kabupaten dan 6 BPLA Kecamatan serta 1 Widyasabha Kabupaten
dan 6 Widyasabha Kecamatan.

II. Deskripsi Kinerja Organisasi Pelayanan Lokus


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kabupaten Badung merupakan lembaga yang memegang
peranan dan fungsi strategis di bidang penyelenggaraan perizinan dan
penanaman modal di Kabupaten Badung, yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 08 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Badung.

Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Badung Provinsi Bali

Visi

"Melanjutkan Kebahagiaan Masyarakat Badung Melalui Pembangunan


Yang Berlandaskan Tri Hita Karana"

Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran yang ditandai dengan


kecukupan hingga kesenangan, kepuasan terhadap 10 (sepuluh) aspek
kehidupan yang eksensial yang meliputi kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu
luang, hubungan sosial, kondisi rumah sehat, keadaan lingkungan, kondisi
keamanan.

Misi

1. Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam bingkai keragaman


adat, budaya dan agama;

2
2. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan berdasarkan prinsip good
governance dan clean government yang berbasis teknologiinformasi dan
komunikasi;
3. Mewujudkan tatanan masyarakat yang tertib, taat azas serta menjunjung
tinggi penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM);
4. Memantapkan kreativitas seni dan budaya masyarakat yang berorientasi
pada pelestarian kearifan local;
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan pada
penguatan pendidikan, kesehatan dan perekonomian Masyarakat;
6. Pemberdayaan ekonomi kreatif dan usaha mikro kecil dan menengah
(umkm) berdasarkan potensi wilayah dan Masyarakat;
7. Meningkatkan kebahagiaan masyarakat melalui sistem jaminan sosial
yang komprehensif;
8. Memperkuat sinergi pariwisata dengan pertanian yang berorientasikepada
agroindustri dan pelestarian sumber daya alam;
9. Meningkatkan daya saing daerah yang berbasis kreativitas dan inovasi.

Tujuan dan Sasaran Organisasi

1. Untuk mewujudkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan
sasaran strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Badung sehingga dapat digunakan untuk perbaikan
Kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja;

3
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung tertuang dalam Peraturan Bupati
Badung Nomor 84 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung:

Pasal 52:
(1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai
tugas:
a. menetapkan program/rencana kerja Dinas berdasarkan kebutuhan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. mengkoordinasikan antar Instansi/Lembaga terkait sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. memimpin penyusunan dan perumusan langkahlangkah strategis dan
operasional Dinas bersama Sekretaris dan para Kepala Bidang di
lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas sesuai
peraturan dan perundang-undangan;
d. merumuskan kebijakan operasional dalam bidang tugasnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4
e. merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal, perizinan
dan non perizinan serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;
f. menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan;
g. menyelenggarakan pengendalian terhadap pelaksanaan penanaman
modal, perizinan dan nonperizinan;
h. menyusun peta potensi investasi kabupaten;
i. mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;
j. memberikan bimbingan dan petunjuk kepada bawahan dibidang
tugasnya agar tercapai kesesuaian dan kebenaran pelaksanaan tugas
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas bawahan agar sesuai dengan rencana kerja dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan sesuai
ketentuan peraturan perundangundangan sebagai bahan
pertimbangan dalam peningkatan karier bawahan;
m. melaksanakan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan di
bidang tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
n. melaporkan pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya dan laporan
lainnya sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan;dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mempunyai fungsi:

a. Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang penanaman modal


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal, perizinan
dan non perizinan serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan
kewenangan;
c. Menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan;

5
d. Menyelenggarakan pengendalian terhadap pelaksanaan penanaman
modal,perizinan dan non perizinan;
e. Menyusun peta potensi inventasi Kabupaten Badung;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan;

(3) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Pasal 53 DPM - PTSP
terdiri dari 1 Sekretariat dan 7 Bidang
(1) Sekretariat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;dan
c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
(2) Bidang Program dan Informasi
a. Seksi Pendataan dan Perencanaan;
b. Seksi Pelaporan dan Evaluasi;dan
c. Seksi Sistem Informasi Manajemen.
(3) Bidang Pengembangan Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Analisa Potensi;
b. Seksi Deregulasi;dan
c. Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah.
(4) Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Promosi;
b. Seksi Analisa Dampak Promosi;dan
c. Seksi Pengembangan Kerjasama.
(5) Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal terdiri dari :
a. Seksi Pemantauan dan Pengawasan;
b. Seksi Pembinaan;dan
c. Seksi Analisa Dampak Penanaman Modal.
(6) Bidang Pelayanan Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan terdiri
dari :
a. Seksi Verifikasi Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Pemerintahan dan Pembangunan;

6
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Pemerintahan dan
Pembangunan.
(7) Bidang Pelayanan Perizinan Ekonomi terdiri dari :
a. Seksi Verifikasi Perizinan Ekonomi;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Ekonomi;dan
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Ekonomi.
(8) Bidang Pelayanan Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non Perizinan
terdiri dari:
a. Seksi Verifikasi Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non
Perizinan;
b. Seksi Penerbitan Perizinan Kesejahteraan Rakyat dan Non
Perizinan;
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Perizinan Kesejahteraan Rakyat
dan Non Perizinan
(9) Bidang Pengaduan dan Pelaporan terdiri dari :
a. Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan;
b. Seksi Kebijakan dan Advokasi Layanan;dan
c. Seksi Peningkatan dan Pelaporan Layanan.

III. Key Succes Factors (KSF) Kinerja Organisasi Pelayanan Publik


Beberapa faktor kunci sukses DPMPTSP Kabupaten Badung dalam
pelaksanaan tugasnya :

Pemerintah Kabupaten Badung berhasil masuk dalam 8 besar


sebagai Nomine Terbaik Penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) dan Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PPB) Tahun 2022 Tingkat
Nasional berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi dari Kementerian
Investasi/BKPM. Evaluasi yang sangat ketat meliputi 6 tahapan yaitu
penilaian mandiri, penilaian dari Pemerintah Provinsi Bali, penilaian dari
HIPMI Badung, Penilaian dari PT. Sucofindo, Pemaparan dan Uji Petik. Dari
seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia yang dievaluasi, Kabupaten Badung
berhasil masuk sebagai Nomine sehingga masuk pada tahapan pemaparan
di hadapan tim penilai, tim teknis penilai, dan tim tenaga ahli yang berasal
dari 14 kementerian/lembaga.

7
Komitmen Pemerintah Kabupaten Badung, mendukung kebijakan
Pemerintah Pusat dalam mendorong investasi dan kemudahan
berusaha melalui berbagai kebijakan strategis antara lain membentuk tim
percepatan penyusunan produk hukum daerah, membentuk tim
pengawasan penanaman modal, kerjasama dengan Forkopimda untuk
pengawalan dan pengamanan investasi, mempercepat penyusunan produk
hukum daerah, serta mengembangkan berbagai inovasi dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan berusaha. Dan yang paling penting
dalam penilaian ini bukanlah mengejar juara, tetapi bagaimana dengan
momentum penilaian ini akan terjadi perubahan, perbaikan kualitas
pelayanan, dan serta pertukaran. Kedepan setiap tahun akan dilakukan
evaluasi terhadap kinerja ini. “DPMPTSP mendorong investasi melalui
pelayanan yang prima dan melalui perubahan regulasi terhadap beberapa
regulasi yang kelihatannya menghambat daripada percepatan pelayanan,
menghambat daripada percepatan investasi di Kabupaten Badung”.

Penyelenggaraan PTSP dan PPB Kabupaten Badung sangat jelas


dan terukur sehingga berdasarkan penilaian dari Kementerian
Investasi/BKPM terpilih sebagai salah satu Nomine berkinerja Sangat Baik.
Indikator kinerja dimaksud yaitu realisasi investasi, realisasi retribusi,
penyerapan tenaga kerja, serta penyelenggaraan pelayanan perizinan
melalui Online Single Submission (OSS) dan layanan dengan sistem
pendukung melalui Laperon. “Kedepan DPMPTSP Kabupaten Badung
terus berinovasi dan memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku usaha
untuk mengurus perizinan melalui program jemput bola, mengoptimalkan
pelayanan perizinan pada gerai kecamatan dan desa” melalui layanan
Perizinan Bermobil Online Single Submision (LIMOSSIN).

IV. Keberlangsungan keunggulan strategi dan manajemen kinerja


pelayanan publik
Dinas penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu
pintu Kabupaten Badung dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
non-perizinan di Kabupaten Badung bersinergi dengan tujuan Menpan-RB
Republik Indonesia yaitu “terwujudnya pelayanan publik yang baik dan

8
berkualitas” serta bentuk dukungan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
Modal) dalam pencapaian Visi Presiden dan Wakil Presiden yaitu “BKPM
yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas dalam pelayanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, serta didukung
oleh Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Penyelenggaraan Penanaman Modal dan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2022; Tentang Penyelengaraan Perizinan Berusaha.

V. Lesson Learnt Lokus


5.1. Peranan Kepemimpinan
Kebijakan dan program strategis Kabupaten Badung dalam
mewujudkan kebahagian masyarakat berlandaskan TRI HITA
KARANA dengan cara salah satunya meningkatkan Kualitas tata
Kelola Pemerintahan Berdasarkan Prinsip Good Governance dan
Clean Government yang berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
5.2. Inovasi Pelayanan
Konsep digitalisasi atau yang dikenal sebagai E-government
tidak dapat dihindari lagi. Kemajuan teknlogi yang semakin maju
tentunya juga memajukan dan merubah standar atas layanan publik
yang diharapkan masyarakat dari pemerintah. Dengan kemajuan
teknologi masyarakat mengharapkan mendapatkan pelayanan publik
yang cepat, murah, dan mudah. Untuk menjawab kebutuhan
masyarakat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung sebagai salah satu dinas di
lingkungan daerah Kabupaten yang memberikan berbagai jenis
pelayanan publik, salah satunya pada bidang perizinan.
Pelayanan perizinan dahulu erat kaitannya dengan proses
yang panjang, lama, bertele-tele, mahal, hingga dipenuhi dengan
praktik pungli dalam pelaksanaanya. Kini, layanan perizinan
khususnya di Kabupaten Badung dikelola secara terpadu oleh DPM-
PTSP Kabupaten Badung. DPMPTSP Kabupaten Badung
mengeluarkan sebuah inovasi program yang bertujuan untuk

9
mempermudah pengurusan izin bagi masyarakat, pelaku usaha,
maupun pihak swasta untuk dalam mendaftarkan atau mengajukan
perizinan yaitu, aplikasi atau website LAPERON (Layanan Perizinan
Online).
Pengembangan Layanan Perizinan Online atau LAPERON
ini terus digalakkan oleh DPMPTSP Kabupaten Badung dengan
melengkapi sistem LAPERON dengan fitur-fitur yang memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakannya, seperti fitur
tracking permohonan yang dapat memberitahukan sudah sejauh
mana pengajuan yang telah kita lakukan di proses. Kemudian
terdapat pula total 122 jenis perizinan dan non-perizinan yang dapat
diakses secara daring atau online yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Kabupaten Badung, dengan 69 (enam puluh sembilan)
jenis layanan berada dibawah kewenangan Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Selain itu, LAPERON juga
dilengkapi dengan informasi perihal index kepuasan masyarakat
untuk mengukur kepuasan masyarakat pengguna LAPERON dimana
masyarakat dapat berpatisipasi langsung dalam mengisi survei
kepuasan masyarakat dan DPMPTSP juga melaksanakan Pakta
Integritas secara online bagi pengguna layanan yang berisi bahwa
pengguna pelayanan setuju untuk tidak melakukan KKN, Gratifikasi
dan perbuatan yang melanggar hukum, membuka Gerai Pelayanan
Perizinan Publik di Kecamatan dan Kios Pelayanan Publik di Desa
dan Kelurahan.

69 JENIS LAYANAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN


PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

No. Produk Layanan Waktu Biaya


Penyelesaian
1 Izin Lokasi 1 Hari Kerja Gratis
2 Izin Prinsip Membangun 5 Hari Kerja Gratis
Perumahan dan Kawasan
Pemukiman dan/atau
Pengavelingan Tanah
3 Izin Lingkungan 1 Hari Kerja Gratis
4 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 5 Hari Kerja Berbayar
5 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) 5 Hari Kerja Gratis

10
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
6 Tanda Daftar Usaha Perorangan 5 Hari Kerja Gratis
(TDUP)
7 Izin Penempatan Jaringan Utilitas 5 Hari Kerja Gratis
Terpadu
8 Izin Penempatan Base Tranceiver 5 Hari Kerja Gratis
Station (BTS)
9 Izin Operasional Pengelolaan 5 Hari Kerja Gratis
Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
10 Izin Pembuangan Air Limbah 5 Hari Kerja Gratis
11 Izin Penyelenggaraan Angkutan 5 Hari Kerja Gratis
Orang
12 Izin Usaha Perfilman, 5 Hari Kerja Gratis
Penyelenggaraan Telekomunikasi
Pedesaan, Warung
Telekomunikasi, Warung Seluler/
Alat Perangkat Telekomunikasi dan
Warung Internet
13 Izin Penelenggaraan Reklame 5 Hari Kerja Gratis
14 Izin Mendirikan Rumah Sakit 5 Hari Kerja Gratis
15 Izin Operaional Rumah Sakit 5 Hari Kerja Gratis
16 Izin Puskesmas 5 Hari Kerja Gratis
17 Izin Operasional Klinik 5 Hari Kerja Gratis
18 Izin Penyelenggaraan 5 Hari Kerja Gratis
Laboratorium Klinik Umum
Pratama
19 Izin Penyelenggaraan Unit 5 Hari Kerja Gratis
Transfusi Darah PMI Kabupaten
20 Izin Penyelenggaraan Optikal 5 Hari Kerja Gratis
21 Izin Penyelenggaraan 5 Hari Kerja Gratis
Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit
22 Izin Praktek Tenaga Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis
23 Izin Kerja Tenaga Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis
24 Surat Izin Praktik Akupuntur Terafis 5 Hari Kerja Gratis
(SIPAT)
25 Surat Izin Praktik Tenaga 5 Hari Kerja Gratis
Kesehatan Tradisional (SIPTKT)
26 Izin Apotek 5 Hari Kerja Gratis
27 Izin Griya Sehat 5 Hari Kerja Gratis
28 Izin Panti Sehat 5 Hari Kerja Gratis
29 Izin Perusahaan Rumah Tangga 5 Hari Kerja Gratis
(PRT) Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
30 Izin Toko Alat Kesehatan 5 Hari Kerja Gratis

11
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
31 Izin Toko Obat 5 Hari Kerja Gratis
32 Izin Usaha Mikro Obat Tradisional 5 Hari Kerja Gratis
(UMOT)
33 Surat Terdaftar Penyehat 5 Hari Kerja Gratis
Tradisional (STPT)
34 Surat Izin Usaha Perdagangan 1 Hari Kerja Gratis
(SIUP)
35 Surat Izin KapatPengangkut Ikan 5 Hari Kerja Gratis
(SIKPI)
36 Surat Izin Usaha Perdagangan 5 Hari Kerja Gratis
Minuman Beralkohol (SIUP-MB)
37 Izin Usaha Pengelolaan Pasar 5 Hari Kerja Gratis
Rakyat (IUP2R)
38 Izin Usaha Toko Swalayan (IUTS) 5 Hari Kerja Gratis
39 Izin Usaha Pusat Perbelanjaan 5 Hari Kerja Gratis
(IUPP)
40 Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) 5 Hari Kerja Gratis
41 Izin Usaha Industri (IUPP) 5 Hari Kerja Gratis
42 Izin Usaha Simpan Pinjam 5 Hari Kerja Gratis
Koperasi
43 Izin Pembukaan Cabang Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Simpan Pinjam Koperasi
44 Izin Pembukaan Kantor Cabang 5 Hari Kerja Gratis
Usaha Simpan Pinjam Koperasi
45 Izin Pembukaan Kantor Kas Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Simpan Pinjam Koperasi
46 Izin Penyelenggaraan Fasilitas 5 Hari Kerja Gratis
Parkir
47 Izin Lembaga Pelatihan Kerja 5 Hari Kerja Gratis
(LPK)
48 Surat Izin Usaha Lembaga 5 Hari Kerja Gratis
Penempatan Tenaga Kerja Swasta
(SIU-LPTKS)
49 Izin Usaha Pemotongan Hewan 5 Hari Kerja Gratis
dan/atau Penanganan Daging
50 Surat Izin Praktik Dokter Hewan 5 Hari Kerja Gratis
(SIP DRH)
51 Surat Izin Paramedik Veteriner 5 Hari Kerja Gratis
Pelayanan (SIPP)
52 Izin Usaha Obat Hewan 5 Hari Kerja Gratis
53 Surat Izin Usaha Perikanan di 5 Hari Kerja Gratis
Bidang Pembudidayaan
54 Informasi Tata Ruang (ITR) 5 Hari Kerja Gratis
55 Persetujuan Prinsip Membangun 5 Hari Kerja Gratis
Heliport

12
No. Produk Layanan Waktu Biaya
Penyelesaian
56 Persetujuan Penggunaan 5 Hari Kerja Gratis
Bangunan (PBB)/ Sertifikat Laik
Fungsi (SLF)
57 Rekomendasi tukar menukar 5 Hari Kerja Gratis
Tanah Laba Pura
58 Notifikasi Rencana Penggunaan 5 Hari Kerja Gratis
Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
59 Surat Keterangan Penelitian 5 Hari Kerja Gratis
60 Surat Keterangan Pemberian Izin 5 Hari Kerja Gratis
Sementara Pemanfaatan
Bangunan Gedung bukan Rumah
Ibadat
61 Berita Acara Penelitian Lapangan 5 Hari Kerja Gratis
untuk mendapatkan Rekomendasi
SIUP-MB Distributor
62 Sertifikat Laik Sehat 5 Hari Kerja Gratis
63 Sertifikat Produksi Pangan Rumah 5 Hari Kerja Gratis
Tangga (SPPRT)
64 Tanda Daftar Gudang (TDG) 5 Hari Kerja Gratis
65 Surat Tanda Pendaftaran 5 Hari Kerja Gratis
Waralaba (STPW)
66 Persetujuan Tanda Daftar Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Pariwisata (TDUP)
67 Tanda Pencatatan Usaha 5 Hari Kerja Gratis
Pembudidayaan Ikan (TPU-PI)
68 Tanda Pencatatan Kapat 5 Hari Kerja Gratis
Pengangkuta Ikan (TPKPI)
69 Tanda Daftar Usaha Pengelohan 5 Hari Kerja Gratis
Hasil Perikanan (TDU-PHP)

5.3. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM


Menindaklanjuti Peraturan Bupati Badung dimana DPMPTSP
juga telah melaksanakan sosialisasi kode etik pelayanan kepada
seluruh pegawai dan telah melakukan bimbingan teknis kepada
seluruh pegawai. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM
berkonsentrasi dalam pembangunan sumber daya manusia aparatur
dalam seluruh aspek kepegawaian. Mulai dari proses perencanaan,
pengadaan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi dan
evaluasi kepegawaian yang kebijakan, ketentuan dan langkah-
langkahnya harus memperhatikan ketentuan kualifikasi minimal,

13
standar kompetensi serta kinerja sehingga pada akhirnya terbentuk
profesionalitas untuk mewujudkan manajemen kinerja terbaik.
Melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu mendapatkan berbagai penghargaan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten
Badung kembali meraih penghargaan pelayanan Prima (A) dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (MenPANRB). Penghargaan Pelayanan Prima (A) tersebut
untuk keempat kalinya diterima DPMPTSP Kabupaten Badung yang
disampaikan langsung oleh Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas,
pada acara Pengahargaan bersama Pelayanan Publik dan Reformasi
Birokrasi Tahun 2022 bertempat di Hotel Bidakara, oleh karena itu
kemudian dianugrahi Adicita Sewaka Pertiwi yang merupakan
penghargaan tertinggi atas perolehan penghargaan pelayanan prima
dengan nilai A selama 2 tahun berturut-turut. KemenPANRB juga
menganugerahkan Kinerja PTSP dengan Kategori sangat BAIK.
Selain itu juga mendapatkan WBK pada zona integritas.

5.4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku


Kepentingan.
Kabupaten Badung merupakan salah satu daerah penting di
Indonesia dengan potensi ekonomi yang cukup besar. Dalam rangka
meningkatkan investasi dan pelayanan kepada para pengusaha,
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) memiliki peran strategis dalam memfasilitasi dan
mendorong investasi di wilayah tersebut. Penting bagi DPMPTSP
Kabupaten Badung untuk membangun jejaring kerja dan kolaborasi
dengan pemangku kepentingan terkait guna menciptakan lingkungan
usaha yang kondusif dan berdaya saing.

Peran DPMPTSP Kabupaten Badung


Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penanaman
modal dan pelayanan perizinan, DPMPTSP memiliki tugas pokok
untuk mengkoordinasikan dan memberikan pelayanan perizinan yang

14
efisien dan transparan. Pelayanan terpadu satu pintu dirancang untuk
menyediakan satu loket pelayanan untuk mempercepat proses
perizinan, sehingga meminimalisir birokrasi yang berbelit dan
memberikan kepastian bagi para pelaku usaha.

Pentingnya Jejaring Kerja dan Kolaborasi


Membangun jejaring kerja dan kolaborasi dengan pemangku
kepentingan terkait adalah langkah penting dalam meningkatkan
kinerja DPMPTSP Kabupaten Badung. Beberapa alasan mengapa
jejaring kerja dan kolaborasi ini penting adalah sebagai berikut:
1. Mempercepat Proses Perizinan
Melalui kolaborasi dengan instansi terkait, seperti Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Provinsi, DPMPTSP dapat
mempercepat proses perizinan dengan mengurangi hambatan dan
meminimalisir tumpang tindih regulasi.
2. Meningkatkan Akses Informasi
Dengan menjalin kerjasama yang baik, DPMPTSP dapat
memperoleh informasi terkini mengenai peraturan dan kebijakan
terkait investasi, sehingga pihaknya dapat memberikan informasi
yang akurat dan tepat kepada para pengusaha.
3. Mendukung Pembangunan Infrastruktur
Melalui kolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan instansi
terkait lainnya, DPMPTSP dapat berkontribusi dalam
pembangunan infrastruktur yang mendukung investasi di
Kabupaten Badung, seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi.
4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, DPMPTSP dapat
memperoleh masukan dan umpan balik dari pemangku
kepentingan, sehingga memungkinkan perbaikan dan peningkatan
kualitas pelayanan yang diberikan.

15
Strategi Membangun Jejaring Kerja dan Kolaborasi
Dalam upaya membangun jejaring kerja dan kolaborasi
dengan pemangku kepentingan, DPMPTSP Kabupaten Badung
dapat menerapkan beberapa strategi berikut:
1. Forum Konsultasi dan Koordinasi
DPMPTSP dapat menyelenggarakan forum rutin dengan
pemangku kepentingan, seperti perwakilan dari industri,
organisasi profesi, dan lembaga terkait lainnya, untuk berdiskusi
tentang isu-isu terkini dalam investasi dan perizinan.
2. Perjanjian Kerjasama
DPMPTSP dapat menandatangani perjanjian kerjasama dengan
instansi terkait untuk meningkatkan koordinasi dan saling
mendukung dalam pelayanan perizinan dan penanaman modal.
3. Penggunaan Teknologi Informasi
Memanfaatkan teknologi informasi dan sistem informasi
manajemen perizinan dapat mempermudah pertukaran
informasi dan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
proses pelayanan.
4. Promosi dan Sosialisasi
DPMPTSP dapat melakukan promosi dan sosialisasi mengenai
kebijakan dan potensi investasi di Kabupaten Badung kepada
pemangku kepentingan, baik melalui media sosial, website,
maupun kegiatan-kegiatan khusus.
5. Monitoring dan Evaluasi
Penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kolaborasi yang sudah terjalin untuk mengevaluasi
efektivitasnya dan menemukan cara-cara untuk meningkatkan
hasil kerja sama.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa membangun


jejaring kerja dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan
merupakan strategi penting bagi DPMPTSP Kabupaten Badung
dalam meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan terbaik bagi
para pelaku usaha. Dengan sinergi antar lembaga dan pihak terkait,

16
diharapkan investasi di Kabupaten Badung dapat tumbuh pesat dan
masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan.

5.5. Penerapan Manajemen Kinerja


Penerapan manajemen kinerja di DPMPTSP Kabupaten Badung.
1. Pengukuran Kinerja
Penerapan manajemen kinerja di DPMPTSP Kabupaten Badung
dimulai dengan penetapan indikator kinerja yang jelas dan
terukur. Indikator kinerja ini mencakup berbagai aspek, seperti
waktu pelayanan perizinan, tingkat kepuasan pelanggan, jumlah
investasi yang masuk, dan tingkat keberhasilan dalam mengatasi
hambatan-hambatan investasi. Pengukuran kinerja secara teratur
dilakukan untuk memantau pencapaian target dan
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

2. Sistem Pelaporan dan Transparansi


DPMPTSP Kabupaten Badung menerapkan sistem pelaporan
yang transparan dan terbuka. Setiap kegiatan, pencapaian, dan
kendala dalam pelayanan perizinan didokumentasikan dengan
baik. Laporan kinerja secara periodik disusun dan dipublikasikan
untuk memberikan informasi kepada publik dan para pemangku
kepentingan terkait kinerja DPMPTSP. Transparansi ini menjadi
dasar untuk membangun kepercayaan dan akuntabilitas di mata
masyarakat.

3. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran


Manajemen kinerja di DPMPTSP Kabupaten Badung melibatkan
penyusunan rencana kerja dan anggaran yang terarah dan
terukur. Rencana kerja tahunan dibuat berdasarkan visi, misi, dan
tujuan strategis organisasi. Selanjutnya, sasaran dan indikator
kinerja spesifik ditetapkan untuk masing-masing program dan
kegiatan. Dengan rencana yang jelas, sumber daya dan waktu

17
dapat dialokasikan dengan efisien untuk mencapai hasil yang
diharapkan.

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Manajemen kinerja di DPMPTSP Kabupaten Badung juga
melibatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Pegawai DPMPTSP dilengkapi dengan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
yang prima kepada para pelaku usaha. Pelatihan dan
pengembangan SDM secara rutin diadakan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme pegawai.

5. Inovasi dan Penggunaan Teknologi


DPMPTSP Kabupaten Badung berupaya mengadopsi inovasi
dan teknologi terkini dalam pelayanan perizinan. Penerapan
sistem informasi manajemen perizinan membantu mempercepat
proses, mengurangi birokrasi, dan meningkatkan akurasi data.
Selain itu, DPMPTSP juga mendorong pemanfaatan teknologi
dalam kampanye promosi investasi dan menyediakan informasi
secara daring kepada para pemangku kepentingan.

6. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan


Manajemen kinerja di DPMPTSP Kabupaten Badung juga
mengandalkan evaluasi secara berkala. Evaluasi dilakukan untuk
mengukur sejauh mana pencapaian target, mengidentifikasi
hambatan, dan mengevaluasi efektivitas dari kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan. Hasil evaluasi menjadi dasar
untuk mengambil tindakan perbaikan dan peningkatan agar
kinerja DPMPTSP semakin optimal.

5.6. Penerapan Manajemen Resiko


Secara teoritis manajemen risiko dalam suatu organisasi
bertujuan sebagai berikut :

18
1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan
peningkatan kinerja;
2. Mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif;
3. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan;
4. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan
sumber daya organisasi;
5. Meningkatkan kepatuhan kepada regulasi;
6. Meningkatkan kepentingan dan kepercayaan para pemangku
kepentingan;
7. Meningkatkan ketahanan organisasi;
8. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman
mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Kabupaten Badung, dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang
diembannya juga dapat memanage kemungkinan resiko-resiko yang
akan terjadi baik secara internal maupun ekstern. Kemungkinkan
resiko-risiko tersebut yang perlu diantisipasi dan dimanage dengan
baik yaitu :

Risiko internal yang dapat teridentifikasi oleh Dinas Penanaman


Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu seperti :

1. Pelaksanaan SOP 5 hari kerja, apabila berkas perizinan tidak


sesuai batasan waktu yang ditetapkan, akan berakibat berkas
perizinan yang melewati waktu akan terhambat untuk naik ke
proses berikutnya, berturut dari kasi ke kabid kemudian ke
Kepala Dinas.
2. Karena penggunaan aplikasi online dalam bertugas berkesan
bahwa DPMPTSP tidak bekerja, karena pekerjaan dapat
dilakukan sepanjang hari, tidak hanya pada jam kerja.
3. Resistensi atas aplikasi baru yang mengikuti perubahan aturan
yang berlaku, sehingga pengguna internal/operator harus belajar

19
/ melakukan penyesuaian dengan aplikasi / pengembangan
aplikasi baru tersebut.
4. Tidak optimalnya pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana
yang ada oleh petugas, sehingga berpengaruh terhadap
pencapaian target pelayanan daerah yang telah ditetapkan.
5. Seringnya terjadi perubahan aturan mengharuskan organisasi
untuk beradaptasi dengan aturan baru demikian pula dengan
sosialisasi ke para pengguna layanan tersebut.

Risiko eksternal yang perlu diantisipasi oleh Dinas Penanaman Modal


dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung sebagai
pelayanan publik sebagai berikut:

1. Kemungkinan regulasi yang berubah-ubah


2. Kebisaan pengurusan perizinan melalui pihak ketiga
3. Keterbatasan Sumber daya manusia sebagai front office
pelayanan di Gerai MPP

Resiko-risiko di atas kemungkinan akan terjadi dalam pelaksanaan


dilapangan, untuk itu perlu Upaya antisipatif sedini mungkin agar
tidak berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan organisasi
dalam hal ini pencapaian target PAD. Disinilah letaknya peran
pemimpin agar mampu menerapkan nilai-nilai manajemen risiko
dalam tugas-tugasnya.

5.7. Planning dan Budgeting


perencanaan (planning) dan anggaran (budgeting) untuk Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
di Kabupaten Badung. Perhatikan bahwa ini hanyalah contoh dan
dapat disesuaikan dengan kebijakan dan kebutuhan aktual dari dinas
tersebut:
1. Perencanaan (Planning):
a. Penetapan Visi dan Misi:
• Visi: "Mewujudkan Kabupaten Badung sebagai pusat
investasi dan pelayanan terpadu berkelas internasional."
• Misi:

20
1. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif di
Kabupaten Badung.
2. Memberikan pelayanan terpadu yang prima kepada
investor dan masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam mendukung investasi dan pelayanan.

b. Analisis SWOT:
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
terkait DPMPTSP Kabupaten Badung. Misalnya, kekuatan
dalam SDM yang kompeten, kelemahan dalam infrastruktur
pendukung, peluang pertumbuhan sektor pariwisata, dan
ancaman perubahan regulasi pemerintah.

c. Tujuan dan Sasaran:


• Tujuan: Meningkatkan jumlah investasi dan meningkatkan
kualitas pelayanan di DPMPTSP Kabupaten Badung.
• Sasaran:
1. Meningkatkan jumlah investasi dalam sektor-sektor
strategis sebesar 20% dalam satu tahun.
2. Meningkatkan indeks kepuasan layanan dari investor
dan masyarakat menjadi 85% dalam satu tahun.

d. Strategi dan Program:


• Strategi:
1. Meningkatkan promosi dan branding Kabupaten
Badung sebagai tujuan investasi unggulan.
2. Memperkuat kerjasama dengan pihak swasta,
pemerintah, dan lembaga terkait untuk memfasilitasi
investasi.
3. Mengembangkan sistem pelayanan terpadu satu pintu
yang efisien dan ramah investasi.

21
• Program:
1. Kampanye investasi "Invest in Badung" untuk
meningkatkan ketertarikan investor.
2. Peningkatan pelatihan SDM dalam hal pelayanan dan
kompetensi teknis.
3. Implementasi teknologi informasi dan aplikasi untuk
mempercepat proses perizinan.

2. Anggaran (Budgeting):
a. Penerimaan:
• Pendapatan dari layanan perizinan investasi.
• Pendapatan dari retribusi dan pungutan terkait layanan
DPMPTSP.
• Pendapatan dari kerjasama dengan pihak swasta dan
lembaga terkait.

b. Pengeluaran:
• Gaji dan tunjangan pegawai.
• Pengembangan SDM melalui pelatihan dan pendidikan.
• Pengembangan infrastruktur pelayanan.
• Promosi dan pemasaran untuk kampanye "Invest in
Badung."
• Pengembangan dan pemeliharaan sistem teknologi
informasi.

c. Investasi:
• Pengadaan peralatan dan fasilitas untuk meningkatkan
efisiensi pelayanan.
• Pengembangan infrastruktur pendukung investasi seperti
ruang pamer dan ruang pertemuan.

d. Pendanaan:
DPMPTSP dapat mengajukan anggaran kepada pemerintah
Kabupaten Badung dan mencari sumber pendanaan lain
seperti hibah, dana CSR, dan kerjasama dengan pihak

22
swasta. Perencanaan dan anggaran ini harus selalu
dievaluasi dan diperbarui secara berkala untuk memastikan
pencapaian tujuan dan sasaran serta penggunaan dana
yang efisien dan transparan.

5.8. Pemanfaatan Teknologi Informasi.


Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu telah berkomitmen untuk
memberikan pelayanan public secara optimal kepada masyarakat,
diantaranya adalah dengan melakukan digitalisasi proses
penetapan pajak daerah pada suatu system terintegrasi dengan
seluruh pelayanan publik yang ada di Kabupaten Badung
Adapun pemanfaatan teknologi yang ada pada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung
adalah sebagai berikut :
• Layanan Perizinan Online (LAPERON) non berusaha;
• Aplikasi Survei Kepuasan Masyarakat melalui Google Form;
• Website DPMPTSP;
• Antrian online;
• Pakta integritas Elektronik;
• Media Informasi Terkait Potensi dan Peluang Investasi (JELITA)
• Layanan Perizinan Bermobil online Single Submission Jemput
Bola UMKM (LIMOSSIN JEBOL UMKM).

VI. Penutup
Dari pelaksanaan studi lapangan Kelompok 2 (dua) Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan I Pemerintah Kota Jambi Tahun 2023
ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Badung Provinsi Bali, dapat disimpulkan sebagai berikut :

• Peran kepemimpinan dalam pelaksanaan tupoksi sangat terlihat sebagai


pemimpin transformasional yang inovatif dalam penerapan nilai-nilai
manajemen kinerja yang akuntabel dan berbasis digitalisasi.

23
• Ditemukan inovasi Layanan Perizinan Online (LAPERON) sebagai upaya
mempermudah pengurusan izin bagi masyarakat, pelaku usaha maupun
pihak swasta dalam mendaftarkan atau mengajukan perizinan di
Kabupaten Badung Provinsi Bali.
• Beberapa inovasi yang dilakukan tersebut semoga bisa menjadi inspirasi
bagi peserta PKA untuk menerapkannya dalam Aksi Perubahan.

Lampiran
Foto, dokumen, video, dll (saat di lokus)

24
LAMPIRAN
Link video :
1. https://bit.ly/videoSTULA1
Foto-foto saat di lokus :

25
26

Anda mungkin juga menyukai