satu cara untuk menjaga kesehatan adalah melalui aktivitas olahraga. Aktivitas
olahraga tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga dapat meningkatkan
dari tren tersebut. Remaja laki-laki sebagai kelompok yang rentan terhadap gaya
mereka untuk terlibat dalam aktivitas olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini
yang lebih efektif untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam kegiatan fisik.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
kebijakan atau program intervensi yang mendukung gaya hidup sehat di kalangan
1
2
dilakukan, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa dan orang usia lanjut.
atau di halaman parkir yang luas dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas
usia. Kegiatan olahraga sangat jauh dari nuansa diskriminatif, perbedaan budaya,
bersama, lari bersama-sama dan riang gembira. Ini kenyataan yang membuktikan
bahwa olahraga bisa menjadi suatu alat yang mampu membawa masyarakat,
bangsa dan negara menjadi lebih damai dan rukun. Olahraga yang kita lihat
sekarang atau yang kita praktikan bersama-sama bukan sekedar ajang untuk
memperoleh medali, bukan ajang untuk adu otot, dan juga bukan semata-mata
untuk meraih prestasi namun lebih dalam dari itu yakni sebagai sarana untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi,
kualitas hidup yang makin baik, seperti peningkatan kesehatan fisik, mental,
penyakit, dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres selain dari
manfaat yang telah disebutkan diatas, olahraga juga bisa membentuk otot-otot
yang ada didalam tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang
berotot juga bisa menjaga stamina tubuh agar selalu fit. Olahraga juga merupakan
3
barometer bagi kemajuan suatu bangsa, dengan prestasi olahraga yang baik
tentunya akan menjadi kebanggaan bagi suatu bangsa. Begitu pentingnya nilai-
nilai olahraga maka banyak pihak menaruh harapan kepada pendidikan jasmani
jujur.
olahraga rekreasi, olahraga beladiri, dan lainnya Dalam upaya menjaga kesehatan
dan kebugaran, masyarakat tidak bisa terlepas dari kegiatan olahraga. Banyak
Muko-Muko bathin VIII. Semenjak dua tahun belakangan ini, tidak ada kegiatan
karena tidak adanya penyelenggara dari pihak kecamatan dan tidak adanya
berpotensi untuk melakukan kegiatan yang berdampak negatif untuk mereka yang
masih pada masa pubertas. Sarana dan prasarana yang tidak terawat, dan
intinsik dan ekstrinsik, dari luar dan dari dalam. Agar mereka bisa kembali
prestasi.
Selain itu, kondisi kesehatan remaja memiliki implikasi besar pada masa
penyakit jantung, dan gangguan mental. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor
fisik, tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial individu. Di tengah
untuk terlibat aktif dalam aktivitas olahraga, terutama di lingkungan seperti Syiah
motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk berolahraga tidak hanya berkaitan
dan pembentukan identitas diri. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi relevan
peran keluarga, pengaruh teman sebaya, dan persepsi mereka terhadap manfaat
kalangan remaja laki-laki. Selain itu, pemahaman lebih lanjut mengenai pola
diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan
menuju gaya hidup kurang aktif, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut
terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh remaja laki-laki dapat
Faktor budaya lokal, misalnya, dapat memainkan peran kunci dalam membentuk
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci dampak elemen-elemen budaya
lokal terhadap motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk terlibat dalam
sebaya dapat menjadi faktor penentu dalam membentuk pola aktivitas fisik
6
olahraga, dan interaksi dengan teman sebaya dapat berkontribusi pada membentuk
norma positif terkait aktivitas fisik. Melalui pemahaman mendalam ini, penelitian
menuju gaya hidup kurang aktif, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut
terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh remaja laki-laki dapat
Faktor budaya lokal, misalnya, dapat memainkan peran kunci dalam membentuk
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci dampak elemen-elemen budaya
lokal terhadap motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk terlibat dalam
keluarga dan teman sebaya dapat menjadi faktor penentu dalam membentuk pola
aktivitas fisik remaja. Peran dukungan keluarga, pemahaman orang tua terhadap
7
manfaat olahraga, dan interaksi dengan teman sebaya dapat berkontribusi pada
intervensi yang bersifat kontekstual dan relevan dengan kebutuhan remaja laki-
laki-laki dalam aktivitas olahraga, membawa dampak positif pada kesehatan dan
bagian integral dari Kota Banda Aceh, memiliki kekhasan budaya dan lingkungan
yang dapat memengaruhi pola perilaku remaja. Faktor-faktor seperti norma sosial,
dalam membentuk motivasi remaja laki-laki dalam melibatkan diri dalam aktivitas
olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang konteks lokal yang dapat membentuk motivasi remaja laki-laki
di Kecamatan Syiah Kuala. Dengan merinci latar belakang masalah ini, penelitian
diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang tantangan dan
menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, temuan penelitian ini diharapkan dapat
efektif dan relevan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi remaja laki-laki
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Kuala.
9
D. Manfaat Penelitian
olahraga di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Berikut adalah beberapa
fisik mereka.
lebih tepat sasaran dan relevan dengan konteks budaya dan lingkungan di
lokal.
E. Pertanyaan Penelitian
latar belakang yang telah kemukakan adalah: “Sejauh mana konsep diri remaja
Syiah Kuala”.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi dalam judul skripsi ini ada beberapa
1. Motivasi
tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas,
2. Remaja Laki-laki
24 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak
dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari
psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi
peralihan dari ketergatungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
relatif mandiri.
Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa peralihan,
ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki
kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal yang penting menyebabkan remaja
melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat
eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan. Dan kedua, adalah hal yang
bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat remaja
aktivitas adalah kata baku dari aktifitas. Dengan demikian, kata yang baku
kegiatan; kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian
di perusahaan.
Istilah olahraga terdapat dalam bahasa Jawa yaitu olahroga. Olah artinya
melatih diri menjadi seorang yang terampil sedangkan rogo artinya badan. jadi
sistematis menuju suatu kualitas yang lebih tinggi. Menurut wikipedia, arti
olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
tahun 1997 pasal 1, yang di maksud dengan olahraga adalah semua kegiatan
jasmani yang dilandasi semangat untuk melelahkan diri sendiri maupun orang
menuju peningkatan kualitas dan ekspresi hidup yang lebih luhur bersama sesama
memastikan organ tubuh masih sehat. Olahraga penting, karena di dalam tubuh
yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Pendapat orang tentu berbeda, tapi secara
garis besar olahraga yang merupakan aktivitas fisik itu penting dilakukan dalam
G. Landasan Teori
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan”. Menurut Hidayat (2008: 57) “motivasi adalah proses aktualisasi energi
merupakan keterampilan mental yang bersifat mendasar yang perlu dimiliki oleh
atlet”. Sedangkan menurut Husdarta (2010: 31), ”motivasi adalah energi psikogis
yang bersifat abstrak”. Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan
sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam diri
arah dalam mencapai tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar
tidak dapat dipelajari. Orang yang mempunyai motivasi intrinsik akan mengikuti
bukan karena situasi buatan (dorongan dari luar), melainkan karena kepuasan dari
14
dalam diri.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang
pelatih, dosen, orang tua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau
uang. Motivasi ekstrinsik ini dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai
intrinsik maupun ekstrinsik tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama- sama
tingkah laku motivasi intrinsik itu didorong oleh kebutuhan kompetensi dan
keluarga, dimana gaya hidup, cara orang tua mendidik memberi pengaruh pada
timbulnya motivasi tersebut. Dalam hal ini aspirasi orang tua tentang
menyekolahkan anak tergantung pada aspirasi orang tua tentang pendidikan bagi
anak-anaknya.
2. Jenis-Jenis Motivasi
2000:22). Terlihat motivasi intrinsik merupakan keinginan yang timbul dari diri
individu itu sendiri tanpa adanya keinginan untuk mempengaruhi lingkungan luar.
disadari dengan kesenangan dan kepuasan, tetapi keterlibatan atlet dalam aktivitas
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu
motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain
Motivasi iktrinsik bersumber dari dalam diri individu itu sendiri untuk
stabil karena dorongan berasal dari dalam, kondisi kejiwaan orang tersebut, yang
akan menentukan kuat atau tidaknya motivasi dan berlangsung lama atau
usah dirangsang dari luar, memang dalam diri individu sendiri telah ada
dorongan itu.
3. Proses Motivasi
manusia memiliki keinginan dan tujuan dalam hidupnya. Oleh itu, untuk
mencapai keinginan dan tujuan itulah diperlukan adanya energy pendukung dan
seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam belajar, bekerja, berlatih dan masih
17
banyak lagi kegiatan dimana salah satu faktor pendukungnya adalah motivasi itu
sendiri.
Dalam dunia olahraga motivasi juga menjadi hal yang penting khususnya
bagi atlet. Atlet yang berlatih dengan giat dan teratur memiliki tujuan dan
keinginan menjadi juara atau pemenang dicabang yang mereka geluti. Untuk
mencapai tujuan tersebut bukan hanya teknik, fisik, taktik yang bagus, namun
seorang atlet harus memiliki motivasi yang dapat menjadikan dirinya antusias
atau kebosanan ketika berlatih. Motivasi ini bisa diberikan sesuai dengan
5 tingkat :
18
paticipation).
H. Metode Penelitian
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah Remaja laki-laki (Remaja
19
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi ini adalah
VII.
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random atau
daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan sampel yang diambil
2. Rancangan Penelitian
study” yaitu suatu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan
data pada suatu saat (Suharsimi Arikunto: 2002: 74). Rancangan penelitian
menggunakan metode korelasional ganda dimana terdapat lebih dari dua variabel.
3. Instrumen Penelitian
20
Instrumen Penelitian adalah alat atau cara yang digunakan untuk mengambil
diantaranya :
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui,
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket dari penelitian
penelitian ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Yudi Kuswanto (2011).
Hal ini mengacu pada pendapat Sutrisno Hadi (1991:6-7), jika akan melakukan
penelitian dan perlu menggunakan suatu instrumen, entah itu angket, tes, atau
rating scale, jangan tergesa-gesa menyusun sendiri instrumen yang anda perlukan,
Cari dulu disekitar anda alat yang anda maksudkan, dan pakailah saja alat yang
angket yang sudah ada jawabannya sehingga responden menjawab hanya satu
a. Motivasi
b. Remaja Laki-laki
11–24 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah
dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
4. Analisis Data
penelitian, karena anlisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah dalam penelitian . Dari data yang akan diperoleh
kemudian di analisis. Adapun teknik anlisis yan digunakan dalam penelitian ini
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan,
sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu (Sudjono, 2010). Dalam hal
laki- laki dalam melakukan aktifitas olahraga di Kecamatan Syiah Kuala Kota
Banda Aceh.
benar valid (sahih) dan reliabel (andal). Uji coba instrumen dilakukan
b. Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data
untuk mengetahui soal yang layak untuk diuji kepada siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Keterangan :
n = Banyaknya data
c. Uji Reliabilitas
karena menggunakan kuesioner dari peneliti lain yantu Rama Prama Putra
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Kontribusi Status Gizi Dan Motivasi Belajar Terhadap Kesehatan
Jasmani Mahasiswa Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas
Jambi. Di unduh Pada Tanggal 30 Nopember 2020.
Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Mutohir, T.C dan Maksum Ali. 2007, Sport Development Index. Jakarta :
PT. INDEKS.
Riduwan. (2012). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alpha Beta
Udin, Taufik. Pengertian Motivasi Belajar Siswa Menurut Para Ahli Definisi,
(Online),(
http:///taufikudin.wordpress.com/2024/01/10/pengertianmotivasi belajar-
siswa-menurut-para-ahli-definisi/, di unduh pada tanggal 5 Januari
2024).