Anda di halaman 1dari 26

MOTIVASI REMAJA LAKI-LAKI MELAKUKAN AKTIVITAS

OLAHRAGA DI KECAMATAN SYIAH KUALA


KOTA BANDA ACEH

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, dan salah

satu cara untuk menjaga kesehatan adalah melalui aktivitas olahraga. Aktivitas

olahraga tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga dapat meningkatkan

kesejahteraan mental, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup.

Namun, di tengah kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, semakin

banyak remaja yang cenderung menghabiskan waktu mereka dengan aktivitas-

aktivitas yang kurang bergerak, seperti menggunakan gadget atau menghabiskan

waktu di depan layar.

Kota Banda Aceh, khususnya Kecamatan Syiah Kuala, tidak terkecuali

dari tren tersebut. Remaja laki-laki sebagai kelompok yang rentan terhadap gaya

hidup kurang aktif memerlukan perhatian khusus dalam upaya mendorong

mereka untuk terlibat dalam aktivitas olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini

bertujuan untuk memahami faktor motivasi yang mempengaruhi remaja laki-laki

di Kecamatan Syiah Kuala untuk melibatkan diri dalam aktivitas olahraga.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang motivasi remaja laki-

laki dalam berolahraga, diharapkan dapat dikembangkan strategi atau program

yang lebih efektif untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam kegiatan fisik.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

literatur penelitian motivasi remaja dan menjadi dasar untuk pengembangan

kebijakan atau program intervensi yang mendukung gaya hidup sehat di kalangan

1
2

remaja di Kecamatan Syiah Kuala dan sekitarnya. Sering dijumpai di tengah-

tengah masyarakat setiap akhir pekan berbagai macam aktivitas olahraga

dilakukan, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa dan orang usia lanjut.

Semua gemar berolahraga, pagi hari beraktivitas di lapangan, di pinggir jalan,

atau di halaman parkir yang luas dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas

jasmani atau berolahraga.

Aktivitas olahraga dilakukan oleh semua orang tanpa melihat perbedaan

usia. Kegiatan olahraga sangat jauh dari nuansa diskriminatif, perbedaan budaya,

agama dan kemiskinan. Semua bisa berdiri tegak bersama-sama, bergerak

bersama, lari bersama-sama dan riang gembira. Ini kenyataan yang membuktikan

bahwa olahraga bisa menjadi suatu alat yang mampu membawa masyarakat,

bangsa dan negara menjadi lebih damai dan rukun. Olahraga yang kita lihat

sekarang atau yang kita praktikan bersama-sama bukan sekedar ajang untuk

memperoleh medali, bukan ajang untuk adu otot, dan juga bukan semata-mata

untuk meraih prestasi namun lebih dalam dari itu yakni sebagai sarana untuk

meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi,

kualitas hidup yang makin baik, seperti peningkatan kesehatan fisik, mental,

sosial, dan emosional.

Manfaat olahraga bagi tubuh manusia dapat membantu melindungi dari

penyakit, dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres selain dari

manfaat yang telah disebutkan diatas, olahraga juga bisa membentuk otot-otot

yang ada didalam tubuh manusia baik yang menginginkan bentuk tubuh yang

berotot juga bisa menjaga stamina tubuh agar selalu fit. Olahraga juga merupakan
3

barometer bagi kemajuan suatu bangsa, dengan prestasi olahraga yang baik

tentunya akan menjadi kebanggaan bagi suatu bangsa. Begitu pentingnya nilai-

nilai olahraga maka banyak pihak menaruh harapan kepada pendidikan jasmani

yang dapat menumbuhkan rasa sportivitas, fairplay, disiplin, kerjasama, dan

jujur.

Olahraga sendiri ada banyak macamnya. Ada olahraga permainan,

olahraga rekreasi, olahraga beladiri, dan lainnya Dalam upaya menjaga kesehatan

dan kebugaran, masyarakat tidak bisa terlepas dari kegiatan olahraga. Banyak

sekali jenis-jenis olahraga yang dapat dilakukan. Disebabkan kurangnya

motivasi sangat bertolak belakang dengan yang dijumpai pada kecamatan

Muko-Muko bathin VIII. Semenjak dua tahun belakangan ini, tidak ada kegiatan

olahraga yang diminati oleh remaja di Kecamatan Muko-muko Bathin VII,

karena tidak adanya penyelenggara dari pihak kecamatan dan tidak adanya

event-event terselenggara yang memotivasi remaja untuk melakukan olahraga,

Sebagian remaja lebih memilih untuk membatasi lingkungan dengan tidak

mengambil peran pada kegiatan-kegiatan yang bersifat lapangan. Akibat yang

ditimbulkan untuk lingkungan antara lain adanya kerumunan pemuda yang

berpotensi untuk melakukan kegiatan yang berdampak negatif untuk mereka yang

masih pada masa pubertas. Sarana dan prasarana yang tidak terawat, dan

minimnya generasi yang berprestasi dari daerah tersebut. Perlu adanya

suntikan motivasi pemahaman dan motivasi untuk mereka dimulai dari

intinsik dan ekstrinsik, dari luar dan dari dalam. Agar mereka bisa kembali

beraktivitas olahraga seperti kalangan remaja sebelumnya yang aktif


4

berolahraga baik untuk kebutuhan pendidikan, rekreasi hingga pencapaian

prestasi.

Selain itu, kondisi kesehatan remaja memiliki implikasi besar pada masa

depan masyarakat. Partisipasi rendah dalam aktivitas olahraga di kalangan remaja

laki-laki dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas,

penyakit jantung, dan gangguan mental. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor

yang memotivasi remaja laki-laki untuk berolahraga menjadi krusial untuk

mengembangkan intervensi yang tepat guna.

Aktivitas olahraga memiliki dampak positif tidak hanya pada kesehatan

fisik, tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial individu. Di tengah

perkembangan teknologi yang canggih dan gaya hidup modern, keterlibatan

remaja laki-laki dalam aktivitas olahraga menjadi semakin penting. Sayangnya,

terdapat tantangan dan hambatan yang mungkin mempengaruhi motivasi mereka

untuk terlibat aktif dalam aktivitas olahraga, terutama di lingkungan seperti Syiah

Kuala, Kota Banda Aceh. Pentingnya memahami faktor-faktor yang memengaruhi

motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk berolahraga tidak hanya berkaitan

dengan kesehatan fisik mereka, tetapi juga dengan aspek-aspek perkembangan

pribadi, seperti peningkatan kepercayaan diri, pengembangan keterampilan sosial,

dan pembentukan identitas diri. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi relevan

untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dinamika motivasi remaja laki-

laki di kawasan tersebut.

Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi motivasi remaja laki-laki di

Syiah Kuala untuk berolahraga melibatkan aspek-aspek seperti budaya lokal,


5

peran keluarga, pengaruh teman sebaya, dan persepsi mereka terhadap manfaat

olahraga. Pengidentifikasian faktor-faktor ini dapat membantu merancang strategi

yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi olahraga di

kalangan remaja laki-laki. Selain itu, pemahaman lebih lanjut mengenai pola

aktivitas olahraga remaja laki-laki dapat memberikan kontribusi positif terhadap

pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat dan program pendidikan di

daerah tersebut. Dengan memperkuat motivasi remaja laki-laki untuk berolahraga,

diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan

aktif di Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Di tengah pergeseran preferensi dan perilaku remaja yang cenderung

menuju gaya hidup kurang aktif, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut

faktor-faktor yang memengaruhi motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala, Kota

Banda Aceh, untuk terlibat dalam aktivitas olahraga. Pemahaman mendalam

terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh remaja laki-laki dapat

memberikan kontribusi positif dalam merancang intervensi yang tepat guna.

Faktor budaya lokal, misalnya, dapat memainkan peran kunci dalam membentuk

pandangan remaja terhadap olahraga. Tradisi, norma, dan nilai-nilai lokal

mungkin mempengaruhi persepsi mereka terhadap pentingnya aktivitas fisik. Oleh

karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci dampak elemen-elemen budaya

lokal terhadap motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk terlibat dalam

berbagai jenis olahraga.

Penting juga untuk memahami bagaimana lingkungan keluarga dan teman

sebaya dapat menjadi faktor penentu dalam membentuk pola aktivitas fisik
6

remaja. Peran dukungan keluarga, pemahaman orang tua terhadap manfaat

olahraga, dan interaksi dengan teman sebaya dapat berkontribusi pada membentuk

norma positif terkait aktivitas fisik. Melalui pemahaman mendalam ini, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan

program-program intervensi yang bersifat kontekstual dan relevan dengan

kebutuhan remaja laki-laki di Syiah Kuala. Dengan merinci faktor-faktor motivasi

tersebut, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung dan

mendorong keterlibatan remaja laki-laki dalam aktivitas olahraga, membawa

dampak positif pada kesehatan dan perkembangan mereka secara keseluruhan.

Di tengah pergeseran preferensi dan perilaku remaja yang cenderung

menuju gaya hidup kurang aktif, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut

faktor-faktor yang memengaruhi motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala, Kota

Banda Aceh, untuk terlibat dalam aktivitas olahraga. Pemahaman mendalam

terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh remaja laki-laki dapat

memberikan kontribusi positif dalam merancang intervensi yang tepat guna.

Faktor budaya lokal, misalnya, dapat memainkan peran kunci dalam membentuk

pandangan remaja terhadap olahraga. Tradisi, norma, dan nilai-nilai lokal

mungkin mempengaruhi persepsi mereka terhadap pentingnya aktivitas fisik. Oleh

karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci dampak elemen-elemen budaya

lokal terhadap motivasi remaja laki-laki di Syiah Kuala untuk terlibat dalam

berbagai jenis olahraga. Penting juga untuk memahami bagaimana lingkungan

keluarga dan teman sebaya dapat menjadi faktor penentu dalam membentuk pola

aktivitas fisik remaja. Peran dukungan keluarga, pemahaman orang tua terhadap
7

manfaat olahraga, dan interaksi dengan teman sebaya dapat berkontribusi pada

membentuk norma positif terkait aktivitas fisik.

Melalui pemahaman mendalam ini, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan program-program

intervensi yang bersifat kontekstual dan relevan dengan kebutuhan remaja laki-

laki di Syiah Kuala. Dengan merinci faktor-faktor motivasi tersebut, diharapkan

dapat diciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong keterlibatan remaja

laki-laki dalam aktivitas olahraga, membawa dampak positif pada kesehatan dan

perkembangan mereka secara keseluruhan. Kecamatan Syiah Kuala, sebagai

bagian integral dari Kota Banda Aceh, memiliki kekhasan budaya dan lingkungan

yang dapat memengaruhi pola perilaku remaja. Faktor-faktor seperti norma sosial,

lingkungan sekolah, dan dukungan keluarga dapat memiliki peran signifikan

dalam membentuk motivasi remaja laki-laki dalam melibatkan diri dalam aktivitas

olahraga. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih

mendalam tentang konteks lokal yang dapat membentuk motivasi remaja laki-laki

di Kecamatan Syiah Kuala. Dengan merinci latar belakang masalah ini, penelitian

diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang tantangan dan

peluang yang dihadapi remaja laki-laki di Kecamatan Syiah Kuala dalam

menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, temuan penelitian ini diharapkan dapat

menjadi landasan bagi pengembangan program-program intervensi yang lebih

efektif dan relevan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi remaja laki-laki

dalam aktivitas olahraga di wilayah ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Motivasi Remaja Laki-Laki Melakukan Aktivitas Olah


8

Raga Di Syiah Kuala Kota Banda Aceh”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Motivasi Remaja Laki-Laki Melakukan Aktivitas Olahraga Di

Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, antara lain :

1. Bagaimana tingkat motivasi remaja laki-laki di Kecamatan Syiah Kuala

dalam melibatkan diri dalam aktivitas olahraga?

2. Apa saja faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi remaja laki-laki di

Kecamatan Syiah Kuala untuk terlibat dalam aktivitas olahraga?

3. Bagaimana peran norma sosial, lingkungan sekolah, dan dukungan

keluarga dalam memotivasi remaja laki-laki untuk berolahraga di

Kecamatan Syiah Kuala?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Menilai tingkat motivasi remaja laki-laki di Kecamatan Syiah Kuala dalam

melibatkan diri dalam aktivitas olahraga.

2. Menganalisis faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi remaja laki-laki

di Kecamatan Syiah Kuala untuk terlibat dalam aktivitas olahraga.

3. Menilai peran norma sosial, lingkungan sekolah, dan dukungan keluarga

dalam memotivasi remaja laki-laki untuk berolahraga di Kecamatan Syiah

Kuala.
9

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan berbagai manfaat, baik secara

praktis maupun konseptual, yang dapat berdampak pada pemahaman dan

pengembangan di bidang motivasi remaja laki-laki dalam melakukan aktivitas

olahraga di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Berikut adalah beberapa

manfaat potensial dari penelitian ini:

1. Kontribusi terhadap Kesehatan Remaja: Penelitian ini dapat memberikan

wawasan lebih dalam tentang faktor-faktor motivasi yang memengaruhi

partisipasi remaja laki-laki dalam aktivitas olahraga. Temuan ini dapat

membantu merancang program-program kesehatan yang lebih efektif

untuk meningkatkan gaya hidup sehat di kalangan remaja, mengurangi

risiko masalah kesehatan seperti obesitas, dan meningkatkan kesejahteraan

fisik mereka.

2. Pengembangan Program Intervensi Lokal: Hasil penelitian dapat

membentuk dasar untuk merancang program-program intervensi yang

lebih tepat sasaran dan relevan dengan konteks budaya dan lingkungan di

Kecamatan Syiah Kuala. Ini dapat mencakup kampanye sosial, kegiatan

sekolah, atau inisiatif komunitas yang bertujuan meningkatkan motivasi

remaja laki-laki dalam berolahraga.

3. Pemahaman Lebih Mendalam tentang Faktor Budaya Lokal: Penelitian ini

dapat memberikan wawasan tentang pengaruh faktor budaya dan

lingkungan lokal terhadap motivasi remaja laki-laki. Informasi ini dapat


10

bermanfaat dalam konteks pengembangan kebijakan kesehatan masyarakat

dan pendidikan yang lebih sensitif terhadap kebutuhan dan nilai-nilai

lokal.

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang akan penulis kemukakan dan sesuai dengan

latar belakang yang telah kemukakan adalah: “Sejauh mana konsep diri remaja

laki-laki berkaitan dengan motivasi mereka untuk melakukan aktivitas olahraga di

Syiah Kuala”.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi dalam judul skripsi ini ada beberapa

istilah kata yang perlu dipertegas, yaitu :

1. Motivasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2002:1011) Motivasi adalah proses yang

menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu dalam mencapai

tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas,

arah, dan ketekunan

2. Remaja Laki-laki

Remaja menurut M. Soejoto (1995: 7) adalah kelompok usia berumur 11–

24 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak

dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari

anak-anak menuju dewasa.

Sarwono (2006) remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang


11

dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan

psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi

peralihan dari ketergatungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang

relatif mandiri.

Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa peralihan,

ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki

kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal yang penting menyebabkan remaja

melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah, pertama, hal yang bersifat

eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan. Dan kedua, adalah hal yang

bersifat internal, yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat remaja

relatif lebih bergejolak dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya (storm

and stress period).

3. Aktivitas Olah raga

Aktivitas adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

aktivitas adalah kata baku dari aktifitas. Dengan demikian, kata yang baku

menurut KBBI adalah aktivitas. Adapun pengertian aktivitas ialah keaktifan;

kegiatan; kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian

di perusahaan.

Istilah olahraga terdapat dalam bahasa Jawa yaitu olahroga. Olah artinya

melatih diri menjadi seorang yang terampil sedangkan rogo artinya badan. jadi

olahraga adalah suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang

mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan


12

sistematis menuju suatu kualitas yang lebih tinggi. Menurut wikipedia, arti

olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara

jasmani tetapi juga rohani (misalkan catur).

Berdasarkan arti kata dalam undangundang ketentuan pokok olahraga

tahun 1997 pasal 1, yang di maksud dengan olahraga adalah semua kegiatan

jasmani yang dilandasi semangat untuk melelahkan diri sendiri maupun orang

lain, yang dilaksanakan secara ksatria sehingga olahraga merupakan sarana

menuju peningkatan kualitas dan ekspresi hidup yang lebih luhur bersama sesama

manusia. Utamanya olahraga berfungsi untuk menyehatkan badan dan

memastikan organ tubuh masih sehat. Olahraga penting, karena di dalam tubuh

yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Pendapat orang tentu berbeda, tapi secara

garis besar olahraga yang merupakan aktivitas fisik itu penting dilakukan dalam

keseharian. Baik dengan gerakan-gerakan terarah (cabang olahraga) ataupun

gerakan lainnya yang penting bergerak

G. Landasan Teori

1. Pengertian Hakikat Motivasi

Banyak dijumpai seseorang yang memiliki intelegensi tinggi tetapi

motivasi untuk belajar rendah, akibatnya kemampuan intelektual yang

dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Manusia pada hakikatnya

mempunyai kebutuhan yang bermacammacam. Bentuk kebutuhan itu akan

merangsang manusia itu sendiri untuk melakukan kegiatankegiatan, baik

kegiatan yang bersifat material ataupun non-material.

Menurut Wahab (2016:127), “Motivasi (Motivation) adalah keseluruhan


13

dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya yang sejenis yang menggerakkan

perilaku seseorang. Djaali, (2012: 101), “Motivasi adalah proses membangkitkan,

mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan” .Hamalik

(2006: 158), “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan”. Menurut Hidayat (2008: 57) “motivasi adalah proses aktualisasi energi

psikologis yang dapat menggerakkan seseorang untuk beraktivitas, sekaligus

menjamin keberlangsungan aktivitas tersebut, dan juga dan menentukan arah

aktivitas terhadap pencapaian tujuan”. Komarudin (2016: 22), “Motivasi

merupakan keterampilan mental yang bersifat mendasar yang perlu dimiliki oleh

atlet”. Sedangkan menurut Husdarta (2010: 31), ”motivasi adalah energi psikogis

yang bersifat abstrak”. Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa secara motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan,

sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu, memberikan

arah dalam mencapai tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar

maupun dari dalam dirinya.

Ada dua motivasi, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik yaitu dorongan dari dalam yang menyebabkan individu

berprestasi. Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga

tidak dapat dipelajari. Orang yang mempunyai motivasi intrinsik akan mengikuti

latihan peningkatan kemampuan, keterampilan atau mengikuti pertandingan,

bukan karena situasi buatan (dorongan dari luar), melainkan karena kepuasan dari
14

dalam diri.

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang

menyebabkan individu berpartisipasi dalam olahraga. Dorongan ini berasal dari

pelatih, dosen, orang tua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau

uang. Motivasi ekstrinsik ini dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai

penguat itu dari waktu ke waktu.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa aktivitas dalam olahraga, motivasi

intrinsik maupun ekstrinsik tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama- sama

menuntun tingkah laku individu. Mereka mendasarkan pandangannya bahwa

tingkah laku motivasi intrinsik itu didorong oleh kebutuhan kompetensi dan

keputusan sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan. Timbulnya motivasi pada

diri mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajarnya adalah dari lingkungan

keluarga, dimana gaya hidup, cara orang tua mendidik memberi pengaruh pada

timbulnya motivasi tersebut. Dalam hal ini aspirasi orang tua tentang

pendidikan anak merupakan salah satu penentu. Penelitian yang dilakukan

Guritnaningsih (1990) mengungkapkan bahwa tindakan orang tua

menyekolahkan anak tergantung pada aspirasi orang tua tentang pendidikan bagi

anak-anaknya.

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan pendorong agar seseorang melakukan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Berdasarkan jenisnya dorongan motivasi dapat dibedakan

menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Mengenai motivasi intrinsik menurut Devi Edward dalam buku Herman


15

Subardjah menjelaskan perilaku motivasi secara intrinsik yang menentukan

sendiri dalam berurusan dengan lingkungannya (Herman Subardjah,

2000:22). Terlihat motivasi intrinsik merupakan keinginan yang timbul dari diri

individu itu sendiri tanpa adanya keinginan untuk mempengaruhi lingkungan luar.

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena adanya faktor

luar yang mempengaruhi dirinya. Atlet berpartisipasi dalam olahraga tidak

disadari dengan kesenangan dan kepuasan, tetapi keterlibatan atlet dalam aktivitas

itu disadari oleh keinginan untuk memperoleh sesuatu.

Menurut Syaiful Bahri (2008) Motivasi intrinsik yaitu motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu

atau muncul dari dalam diri sendiri.

Menurut A.M. Sadirman (2005) Motivasi ekstrinsik adalah motif-

motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar

individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain

sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu.

Motivasi iktrinsik bersumber dari dalam diri individu itu sendiri untuk

melakukan aktivitas olahraga. Motivasi iktrinsik sifatnya permanen, mandiri, dan

stabil karena dorongan berasal dari dalam, kondisi kejiwaan orang tersebut, yang

akan menentukan kuat atau tidaknya motivasi dan berlangsung lama atau

tidaknya motivasi tersebut.

Motivasi ekstrinsik bersumber dari luar individu untuk melakukan

aktifitas olahraga. Sifatnya sementara, tergantung, dan tidak stabil.


16

Menurut Sumardi Suryabarata jenis motivasi, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi tidak

usah dirangsang dari luar, memang dalam diri individu sendiri telah ada

dorongan itu.

b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsi karena

adanya pengaruh dari luar. Misalnya, orang yang belajar

karena akan menghadapi ujian.

Harsono mengemukakan tentang motivasi, yaitu :

a. Motivasi Ekstrinsik, berfungsi karena adanya dorongan dari luar

diri seseorang, misalnya seseorang terdorong untuk berusaha atau

berprestasi sebaik-baiknya disebabkan karena adanya (a)

menariknya hadiah-hadiah yang dijanjikan kepadanya apabila ia

menang, (b) karena pertandingan keluar negri.

b. Motivasi Intrinsik, berfungsi karena adanya dorongan yang berasal

dari dalam individu sendiri, misalnya seseorang selalu berusaha untuk

semakin meningkat kepintarannya, kemampuan dan kepintarannya,

karena hal tersebut memberikan kepuasan dalam dirinya.

3. Proses Motivasi

Motivasi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia karena setiap

manusia memiliki keinginan dan tujuan dalam hidupnya. Oleh itu, untuk

mencapai keinginan dan tujuan itulah diperlukan adanya energy pendukung dan

dorongan yang disebut dengan motivasi. Motivasi sangat berpeperan dalam

seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam belajar, bekerja, berlatih dan masih
17

banyak lagi kegiatan dimana salah satu faktor pendukungnya adalah motivasi itu

sendiri.

Dalam dunia olahraga motivasi juga menjadi hal yang penting khususnya

bagi atlet. Atlet yang berlatih dengan giat dan teratur memiliki tujuan dan

keinginan menjadi juara atau pemenang dicabang yang mereka geluti. Untuk

mencapai tujuan tersebut bukan hanya teknik, fisik, taktik yang bagus, namun

seorang atlet harus memiliki motivasi yang dapat menjadikan dirinya antusias

dalam meraih tujuannya tersebut.

Pada dasarnya motivasi tidak hanya diberikan ketika terjadi kejenuhan

atau kebosanan ketika berlatih. Motivasi ini bisa diberikan sesuai dengan

kebutuhan tanpa harus menunggu adanya permasalahan. Sama halnya dengan

atlet, pelatih ataupun orang-orang yang berkecimpung di dalam organisasi

olahraga juga memiliki tujuan-tujuan yang harus dicapai.

Adapun fungsi motivasi menurut Hamalik (2004: 161) itu meliputi:

a. Mendorong timbulnya kekuatan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin

bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menetukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan

Abraham Maslow dalam Singgih membagi kebutuhan manusia pada

5 tingkat :
18

a. Kebutuhan mempertahankan hidup (pshiological Needs).

b. Kebutuhan rasa aman (Safety Needs) manifestasi kebutuhan ini

nampak pada kebutuhan primer, makan, minum, seks, istirahat.

c. Kebutuhan rasa (belonging needs), kebutuhan untuk mencapai

sesuatu (sense of achievement), serta berpartisipasi (sense of

paticipation).

d. Kebutuhan akan penghargaan atau harga diri (estem needs)

kebutuhan ini antara lain kebutuhan prestasi, kebutuhan untuk berhasil,

kebutuhan untuk dihormati, manifestasi didalam dunia olahraga

semakin tinggi prestasi, makin giat berlatih, makin tinggi pula

persamaan untuk diperhatikan dan dihargai.

e. Kebutuhan aktualisasi (self actualization) manifestasi nampak pada

kemampuan untuk mengembangkan kapasitas fisik, kapasitas mental,

melalui latihan dan pendidikan.

H. Metode Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama

(Santoso, 2007). Sedangkan Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Mencermati kedua pendapat tersebut,

maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah Remaja laki-laki (Remaja
19

Awal 10-17 Tahun) di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Menurut Arikunto (2010) sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti. Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan

bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi ini adalah

Remaja laki-laki (Remaja Awal 10-17 Tahun) di Kecamatan Muko-muko Bathin

VII.

Teknik sampling yang akan digunakan adalah purposive sampling atau

sampel bertujuan. Arikunto (2010) menyatakan bahwa sampel bertujuan

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random atau

daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan sampel yang diambil

benar-benar memiliki ciri–ciri yang dituju. Riduwan (2012) menyatakan bahwa

purposive sampling adalah teknik sampling dengan mempertimbangkan sesuatu

dengan tujuan tertentu.

2. Rancangan Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian non eksperimen, dengann method

penelitiannya adalah surveytes desain yang digunakan adalah “one-shot case

study” yaitu suatu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan

data pada suatu saat (Suharsimi Arikunto: 2002: 74). Rancangan penelitian

menggunakan metode korelasional ganda dimana terdapat lebih dari dua variabel.

3. Instrumen Penelitian
20

Instrumen Penelitian adalah alat atau cara yang digunakan untuk mengambil

data penelitian. Instrument yang digunakan untukmengambil data penelitian

diantaranya :

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu

metode (Suharsimi, Arikunto 2002:126). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kuesioner (angket). Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui,

(Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket dari penelitian

tentang motivasi yang pernah dilakukan terdahulu, Kemudian dimodifikasi butir-

butir angket dipilih sesuai dengar karakteristik penelitian sekarang dengan

beberapa pembaharuan dan pengembangan. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Yudi Kuswanto (2011).

Hal ini mengacu pada pendapat Sutrisno Hadi (1991:6-7), jika akan melakukan

penelitian dan perlu menggunakan suatu instrumen, entah itu angket, tes, atau

rating scale, jangan tergesa-gesa menyusun sendiri instrumen yang anda perlukan,

Cari dulu disekitar anda alat yang anda maksudkan, dan pakailah saja alat yang

sudah ada itu, jika perlu dengan penyesuaian-penyesuaian seperlunya tetapi

jangan lupa minta ijin kepada pemiliknya).

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket yang sudah ada jawabannya sehingga responden menjawab hanya satu

alternatif jawaban nyang sudah tersedia sesuai dengan dirinya masing-masing.


21

a. Motivasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2002:1011) Motivasi adalah proses

yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu

dalam mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini

diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan

b. Remaja Laki-laki

Remaja menurut M. Soejoto (1995: 7) adalah kelompok usia berumur

11–24 tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah

dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah

masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

4. Analisis Data

Dalam menganalisis data y a n g merupakan bagian penting dalam

penelitian, karena anlisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah dalam penelitian . Dari data yang akan diperoleh

kemudian di analisis. Adapun teknik anlisis yan digunakan dalam penelitian ini

adalah secara diskriptif. Sedangkan perhitungan dalam angket menggunakan

deskriptip persentase (Sugiono, 2013: 149).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai

tugas mengorganisasi dan menganalisis data angka agar memberikan gambaran

secara teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan,

sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu (Sudjono, 2010). Dalam hal

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi remaja


22

laki- laki dalam melakukan aktifitas olahraga di Kecamatan Syiah Kuala Kota

Banda Aceh.

a. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen bermaksud untuk mengetahui apakah instrumen yang

disusun benar-benar instrumen yang baik (Suharsimi Arikunto,

1998:157), Uji coba dimaksudkan mendapatkan instrumen yang benar-

benar valid (sahih) dan reliabel (andal). Uji coba instrumen dilakukan

kepada sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan

kondisi sampel yang sesungguhnya.

b. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan

demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data

yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada objek penelitian. Sugiyono (2014: 363). Validitas ini digunakan

untuk mengetahui soal yang layak untuk diuji kepada siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

Untuk mengukur validitas item soal dapat digunakan rumus kolerasi

product moment yang dikemukakan oleh Sugiono (2014: 183).

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

x = Skor butir y = Skor total


23

n = Banyaknya data

c. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal

maupun internal. Secara eksternal dapat di lakukan dengan test-retest

(stability), equivalen, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas

instrumen dapat di uji dengan mengaalisis butir-butir yang ada pada

instrumen dengan teknik tertentu. (Sugiono, 2014: 132).

Kuesioner penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas

karena menggunakan kuesioner dari peneliti lain yantu Rama Prama Putra

(2021), Motivasi Siswa Kelas Olahraga Mengikuti Latihan di SMP Negeri

7 Banda Aceh Tahun 2021.


24

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Raja Grafindo Persada

Ali, M. (2011). Kontribusi Status Gizi Dan Motivasi Belajar Terhadap Kesehatan
Jasmani Mahasiswa Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Universitas
Jambi. Di unduh Pada Tanggal 30 Nopember 2020.

Aliumar. (2004). Dasar-dasar pendidikan jasmani. FIK UNP.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bungo. (2019). Kecamatan Muko-Muko


Bathin VII Dalam Angka 2019.(https://bungokab.bps.go.id)

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka


Cipta..

Erikson, (2003). Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Bunga Rampai


Penerjemah: Agus Cremers. Jakarta : PT. Gramedia.

Griwijoyo, Santosa Sidik, Zafar, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olahraga.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hasibuan, (2005). Organisasi Dan motivasi: Dasar peningkatan produktivitas.


Cetakan ke empat. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Herman Subardjah. (2000). Perilaku Motivasi. Solo: CV Seti Aji.

Hurlock, (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan dalam


Suatu Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Husdarta. (2010). Sejarah Dan Filsafat Olahraga.Bandung : Alfabet


25

Hutasuhut, Chairudin (1999). Metode Pembelajaran Pendidikan


Jasmani Olahraga. Padang, FIK UNP.

Kamiso. 1991. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang : Fakultas


Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP

Komarudin. (2016). Psikologi Olahraga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Maidarman, Anjas.(2014). Motivasi Belajar Siswa Dalam


Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.Di
unduh Pada Tanggal 25 Nopember 2020.

Mulyana, B. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset.

Mutohir, T.C dan Maksum Ali. 2007, Sport Development Index. Jakarta :
PT. INDEKS.

Mylsidayu, Apta. (2014). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT Bumi Aksara

Prama, R. (2017). Motivasi Siswa Kelas Olahraga Mengikuti Latihan Di


Smp Negeri 1 Kalasan Kabupaten Sleman. Diunduh pada
Tanggal 25 Nopember 2020.

Prayitno. Elida. (2006). Motivasi Belajar. Jakarta: P2LTK.

Riduwan. (2012). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alpha Beta

Santoso, Singgih. (2007). Statistik Deskriptif: Konsep dan Aplikasi


dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI

Santrock, (2007). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Septianingrum Sunaryo (2011). Minat Siswa Dalam Mengikuti


Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 2 Tempel Kabupaten
Sleman. Skripsi. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D) Bandung: Alfabeta.
26

Sukardi . (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Udin, Taufik. Pengertian Motivasi Belajar Siswa Menurut Para Ahli Definisi,
(Online),(
http:///taufikudin.wordpress.com/2024/01/10/pengertianmotivasi belajar-
siswa-menurut-para-ahli-definisi/, di unduh pada tanggal 5 Januari
2024).

Wahab, Rohmanila. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta:RajawaliPers.

Wiarto, Giri. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Yogyakarta: FIK UNY.

Anda mungkin juga menyukai