Anda di halaman 1dari 38

A.

Latar Belakang

Kemajuan global teknologi sekarang dalam kegiatan komunikasi

sangatlah penting, telihat berkembang pesatnya teknologi informasi

sekarang yang memudahkan kegiatan manusia mengakses segala bentuk

kegiatan dalam mencari informasi maupun kegiatan berkomunikasi.

Dalam hal ini tentunya berkaitan dengan strategi pemasaran dan

perkembangan sistem yang dimiliki pembisnis kuliner yang ada. Di negera

maju khususnya di Amerika Serikat pada tahun 2980an sudah menyadari

upaya integrasikan instrument promosi untuk meningkatkan penjualan.

Pendekatan dengan bantuan berbagai alat komunikasi pemasaran yang bisa

berjalan efektif dan intregasi adalah dengan melakukan komunikasi

pemasaran terpadu atau Integreted Marketing Communication (IMC).

Strategi pemasaran adalah kegiatan terarah dan terencana yang

dibidang pemasaran dalam memperoleh suatu hasil yang optimal. Dimana

startegi ini disusun dengan memperhatikan lingkungan pemasaran. Dengan

peluang industri kuliner makanan dan minum kekinian, banyak perusahaan

pada umumnya menyajikan menu dan rasa yang memberikan daya tarik

tersendiri untuk para pecinta kuliner. Seperti minuman kopi yang dicintai

kaum muda, maraknya jajanan yang berbau pedas, hingga sentra kuliner

baru yang menyuguhkan rasa yang terhangat untuk masnyarakat. Strategi

pemasaran terpadu memiliki unsur yaitu startegi acuan/bauran , pemasaran

yang merupakan startegi yang di gunakan perusahaan dalam menyajikan

penawaran produk pada segmen pasar yang dituju. Dimana kegiatan ini

berupaya memadukan antara periklanan dengan bantuan alat-alat

1
komunikasi pemasaran lainnya seperti humas, promosi, pemasaran

langsung dan penjualan bersama-sama Pemasaran disini merupakan

bentuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan penjualan eceran atau iklan,

yang mencangkup seperti kegiatan pembujukan , promosi dan publikasi.

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam mempertahankan

atau menghadapi persaingan kelangsungan usaha yang sedang mereka

jalankan untuk mendapatkan hasil sesuai apa yang mereka inginkan.

Dalam hal ini ketika mereka ingin mendapatkan sesuatu untuk perusahaan

atau instansi mereka harus melewati proses sosial dan menciptakan sebuah

branding ata penempatan sosial.

Promosi disini sangat mempengaruhi dan membujuk konsumen

dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan penjualan, baik

promosi dalam bentuk jasa atau barang. Promosi adalah sesuatu kegiatan

secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk mendorong

konsumen membeli produk yang di tawarkan. Promosi di dalam

perusahaan merupakan bagian pemasaran yang biasanya digunakan

perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen, yang mencakup

kegiatan dengan pemberian kupon, pemberian potongan harga, pemberian

sempel produk, undian berhadiah, dan sebagainnya. untuk dapat

menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta mengingatkan

konsumen.

Rujak House Pekanbaru adalah sebuah kuliner dengan sensasi

menikmati makanan sembari bemain ikan KOI. Restroran yang beralokasi

di Jalan Garuda Sakti Jalan Garuda Mas, Labuh Baru Timur, Payung

2
Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau. Menawarkan sensasi makan sambil

ditemani ikan KOI. Ikan KOI tidak diletakkan dalam wadah aquarium ,

melainkan kolam. Kolam ini diisi dengan kursi dan meja makan, di mana

pengunjung bias berinteraksi langsung dengan ikan KOI. Saat makan

pengunjung bias merasakan ikan KOI itu berenang di anatar kaki-kaki

pengunjung. Air kolam yang berada di kolam dibuat dangkal. Tujuannnya

agar pengunjung bias secara leluasa melihat keberadaan ikan KOI yang

berwarna-warni tersebut.

Menu utama di Rujak House Pekanbaru adalah Rujak. Pengunjung

juga bias memesan menu lainnya. Pemilik Rujak House Pekanbaru

mengatakan, ia belum mendapati tempat makan dengan konsep serupa

sebelumnya. Pengunjung yang hendak makan di tempat tersebut pun alas

kakinya harus dilepas terlebih dahulu. Lalu kakinya harus direndam

sejenak dengan air campur cairan atiseptik. Pengunjung juga diberikan

sedikit pakan ikan agar bias memberikan makan ikan KOI disana.

https://travel.tribunnews.com/2021/06/18/menikmati-kuliner-sembari-

bermain-dengan-ikan-koi-di-rujak-house-pekanbaru.

Dalam memperkenalkan produk barunya disini owner

memperkenalkan produk barunya dengan memanfaatkan media sosial

melalui facebook dan instgram. Banyak review-review bagus yang

diberikan oleh konsumen. Mulai dari rasanya yang pas, harga yang

terjangkau, hingga menu yang tidak membosankan. Selain itu owner juga

mencoba hal baru dengan mengikuti event-event untuk memperkenalkan

produk rumahannya.

3
Rujak House Pekanbaru beredar sangat luas mengisi setiap celah

konten media sosial. Target pasaran adalah semua orang yang pernah dan

secara berkala hunting kuliner. Populasi penduduk Pekanbaru dan

sekitarnya mencapai 2 juta jiwa. Tidak termasuk luar kota dan luar daerah

yang kerap berdatangan. (Akun instragram : @rujak_buah_pku). Selain

media cetak, media sosial dan media televise, beberapa pemberitahuan

jurnalistik tentang Rujak House Pekanbaru diberbagai platform internet.

Data statistic google menunjukan lebih dari 1 juta jiwa yang melakukan

pencarian berita Rujak House pada tahun ini.

Untuk pelanggan yang ingin mengajak keluarganya atau sahabat

serta teman dekatnya dengan minimal 5 orang atau lebih bias langsung

menikmati ruangan Privielege Room, karaoke gratis selama dua jam.

Untuk menggunakan privilege room ini dari pukul 09.00 pagi sampai

pukul 20.00 malam saja. Kemudian di Rujak House juga menyediakan

tenaga fotografer secara gratis. Pengunjung yang kurang mampu diberi

harga special hanya Rp. 5000 per porsi.

Berdasarkan informasi diatas dengan maraknya pengunjung yang

datang ke Rujak House Pekanbaru maka peneliti tertarik untuk melakukan

suatu penelitian yang berjudul “Strategi Branding Dalam Pemasaran

Kuliner Rujak House Pekanbaru Dalam Meningkatkan Daya Tarik

Customer”.

4
B. Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah tersebut Peneliti ingin lebih mengetahui

tentang bagaimana startegi branding dalam pemasaran yang dilakukan

Rujak House Pekanbaru ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan

dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui dan mendeskripsikan

startegi branding dalam pemasaran yang bisanya dilakukan Rujak House

Pekanbaru dalam memasarkan produknya dan meningkatkan

penjualannya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini sebagai kajian ilmu komunikasi mengenai studi

strategi komunikasi pemasaran

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memhami tentang startegi

komunikasi pemasaran secara teori maupun secara praktek.

3. Secara Akademis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif terhadap jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Riau

b) Sebagai bahan referensi bagi yang berminat melakukan penelitian

yang berhubungan dengan penelitian ini

c) Persayaratan bagi tugas akhir untuk mendapatkan gelar S1 pada

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

5
E. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Penelitian Sejenis Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

penelitian. Penelitian terdahulu juga merupakan acuan dan

memperkaya teori penulis dalam mengkaji penelitian. Berikut

beberapa penelitian terdahulu yang peneliti pergunakan sebagai

referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis:

Tabel.1
Tinjauan Penelitian Sejenis Terdahulu
No Nama, Judul Dan Tujuan Dan Metode Hasil Penelitian
Universitas Penelitian
1 Fini Nur Aulidia Tujuan penelitian ini Penelitian ini
Diniarum adalah untuk melihat membahas
bagaimana proses dari mengenai
branding yang dilakukan komunikasi
Strategi Branding di PT. Berkah Catering pemasaran yaitu
PT. Berkah Catering Nusantara. Penelitian ini bagaimana
Nusantara di termasuk penelitian jenis strategi branding
Sidoarjo (2019) kualitatif dengan metode yang dimiliki oleh
deskriptif. PT berkah
Catering
Nusantara di
Sidoarjo. Disini
peneliti
menggunakan
metode kualitatif.
Dimana hasil
menemukan
pembentukan
brand identt PT.
Berkah Catering
Nusantara
menggunakan
pengemasan
kualitas produk
dengan
melakukan nama
yang sederhana

6
dan mudah
diingat oleh
customer peneliti
juga menemukan
perbedaan yang
tidak dimiliki
oleh jasa catering
lainnya, dan
memiliki
komunikasi yang
baik secara
internal maupun
eksternal . PT
Berkah Catering
Nusantara di
Sidoarjo dalam
membangun
image perusahaan
dengan
menumbuhkan
kepercayaan
terhadap customer
Dan dalam brand
positioning PT.
Berkah Catering
Nusantara
dilakukan melalui
publikasi dengan
cara sosialisasi
melalui media
sosial, mengikuti
berbagai
pameran-pameran
pernikahan,
melakukan
promo-promo
yang menarik dan
menggunakan
keunggulan
produk.
2 Rendy Septi SanjayaPenelitian ini bertujuan Metode yang
untuk menganalisis digunakan
Strategi Pemasaran
strategi pemasaran yang peneliti adalah
dalam Meningkatkan
baik, yang dihubungkan metode kualitataif

7
Omzet Penjualan dengan kekuatan, yang membahas
Unit Usaha Aqiqah kelemahan, peluang dan tentang mengenai
Pada Laz Nurul ancaman yang dimiliki komunikasi
Hayat di Medan oleh LAZ Nurul Hayat dengan
(Pendekaran Analisis Medan. Metode pendekatan swot
Swot) 2017 penelitian ini adalah dalam
metode kualitatif meningkatkan
deskriptif. omzet penjualan
unit usaha Aqiqah
pada laz nurul
hayat di medan
dengan
menggunakan
analisis Swot.
Berdasarkan
peluang yang ada
dari hasil
penelitian yang
dilakukan penulis,
LAZ Nurul Hayat
memperluas
pangsa pasarnya
ke berbagai
daerah yang
mempunyai
pangsa pasar yang
potensial untuk
mengembangkan
jaringan agar
organisasi dapat
memaksimalkan
hasil kinerja
organisasi
tersebut,
karyawan harus
memiliki
kotitmen yang
kuat dan juga
organisasi harus
memperhatikan
kebutuhan dari
karyawan. LAZ
Nurul Hayat juga
harus terus
menjaga

8
hubungan baik
yang sudah terjadi
dengan instansi
yang ada untuk
dapat menjaga
citra yang baik,
agar dapat
mempertahankan
pangsa pasar yang
sudah ada. Untuk
meminimalisir
kelemahan-
kelemaan yang
ada dalam
organisasi LAZ
Nurul Hayat juga
terus melakukan
inovasi-inovasi
baru agar tidak
terancam faktor
ancaman lain.

2. Tinjauan Teoritis

a. Teori Branding

Teori Strategi branding, atau Brand strategy, jika menurut

Schultz dan Barnes (1999), dapat diartikan manajemen suatu merek

dimana terdapat sebagai kegiatan yang mengatur semua elemen-

elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu brand. Sedangkan

menurut Gelder (2005), “The brandstrategy defines what the brand

is supposed to achieve in terms of consumer attitudes and

behavior”, yang artinya strategi merek mendefinisikan apa yang

seharusnya dicapai suatu brand dalam kaitannya dengan sikap dan

perilaku konsumen.

9
Jadi brand strategy adalah suatu manajemen brand yang

bertujuan untuk mengatur semua elemen brand dalam kaitannya

dengan sikap dan perilaku konsumen. Dapat juga diartikan sebagai

suatu sistem komunikasi yang mengatur semua kontak point

dengan suatu produk atau jasa atau organisasi itu sendiri dengan

stakeholder dan secara langsung men-support bisnis strategi secara

keseluruhan. Sedangkan menurut Gelder (2005), yang termasuk ke

dalam brand strategy antara lain brand positioning, brand identity,

dan brand personality. Sebagai tambahan, menurut Schultz dan

Barnes (1999), yang juga termasuk ke dalam brand strategy yaitu

brand communication.

Oleh karena itu sangat masuk akal untuk kita pahami bahwa

branding bukan hanya membuat target pemasaran kita memilih kita

di dalam pasar yang penuh kompetensi ini tetapi juga membuat

prospek-prospek pemasaran kita melihat kita sebagai satu-satunya

yang dapat memberikan solusi kepada kebutuhan ataupun masalah

merek. Objektif dari suatu strategi branding yang baik adalah:

1) Dapat menyampaikan pesan dengan jelas.

2) Dapat mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand tersebut.

3) Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih

personal.

4) Memotivasi pembeli.

5) Menciptakan kesetiaan pelanggan.

10
Sehingga untuk sukses di dalam suatu strategi branding, kita

harus memahami kebutuhan serta keinginan dari pelanggan serta

prospek atau calon pelanggan kita. Merek atau brand kita

seharusnya ada di dalam hati dan pikiran setiap pelanggan, klien

serta prospek. Brand merupakan gabungan antara pengalaman serta

persepsi mereka yang mana bisa kita pengaruhi dan ada juga yang

tidak bisa kita pengaruhi.

b. Pengertian Branding

Anholt (2003), Branding adalah kegiatan membangun sebuah

brand. Membuat identitas, termasuk logo, merupakan salah satu

kegiatan branding. Branding adalah proses mendesain,

merencanakan, dan mengkomunikasikan nama serta identitas

dengan tujuan membangun atau mengelola reputasi.

Landa (2006), pengertian branding adalah bukanlah sekedar

merek atau nama dagang dari sebuah produk, jasa, atau

perusahaan. Namun semuanya yang berkaitan dengan hal-hal yang

kasa mata dari sebuah merek mulai dari nama dagang, logo, ciri

visual, citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan anggapan

yang ada di benak konsumen perusahaan tersebut.

Khasanah (2013, diambil dari Jurnal Dinamika Manajemen),

Branding adalah value yang diberikan kepada pelanggan sebagai

kombinasi dari disain, simbol (logo), tanda dan Nama yang

membedakan produk perusahaan dari pesaing. Bicara tentang

merek, sering orang mempersepsikan bahwa ia adalah nama yang

11
memiliki nilai yang berbeda dengan nama lainnya. Bahkan, ekuitas

merek memiliki pengaruh pada keputusan pembelian sebuah

produk.

Dari pengertian di atas dapat disimpukan bahwa, branding

merupakan sebuah kegiatan atau cara yang dilakukan oleh seorang

atau perusahaan dalam membangun sebuah image atau pandangan

yang baik serta menarik sehingga membuat para konsumen selalu

teringat dengan brand tersebut.

c. Pengertian Strategi Branding

Knapp (2001) mengemukakan tentang brand strategy

berdasarkan apa yang telah ia teliti. Doktrin brand strategy adalah

rencana tindakan komprehensif yang digunakan oleh sebuah

organisasi untuk menentukan intisarinya, menciptakan paradigma

merek dan mendapatkan keunggulan kompetitif yang terus

menerus.

Menurut Gelder (2005), “The Brand strategy defines what the

brand is supposed to achieve in terms of consumer attitudes and

behavior”, artinya strategi branding seharusnya mampu

menawarkan brand yang bisa mempengaruhi maupun memperoleh

keuntungan dari sikap dan perilaku konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa, brand strategy merupakan

manajemen brand yang diciptakan dan bertujuan untuk mengatur

seluruh elemen brand yang berkaitan dengan tata perilaku

konsumen. Namun dapat juga diartikan sebagai kesatuan dari

12
sistem komunikasi yang mengatur semua bentuk kontak poin dari

suatu produk atau jasa atau dengan perusahaan melalui pemangku

kepentingan (stakeholder) dan secara langsung mendukung strategi

bisnis ini dengan menyeluruh.

d. Bentuk-Bentuk Startegi Branding

1) Strategy Brand Positioning

Gelder (2005), “Brand positioning as a way of

demonstrating a brand’s advantage over and differentiation

from its competition”, artinya memposisikan merek merupakan

langkah untuk mempresentasikan keunggulan produk dan yang

membedakannya dari kompetitor dengan jenis produk yang

serupa.

Sedangkan berdasarkan definisi secara tradisional,

positioning sering disebut sebagai suatu strategi untuk

memenangkan citra dari suatu merek dan mampu menguasai di

benak para pembeli melalui produk yang ditawarkan oleh

perusahaan.

Kertajaya (2004) mengatakan bahwa, positioning

didefinisikan sebagai upaya untuk memperoleh kepercayaan

atau kredibilitas pelanggan.

Susanto dan Wijanarko (2004) mengatakan bahwa,

memposisikan merek adalah bagian dari representasi identitas

merek dan nilai yang kemudian dengan aktif dikomunikasikan

kepada konsumen maupun pembeli untuk menunjukkan

13
keunggulan dari produk yang telah diciptakan terhadap merek

pesaing lainnya. Persaingan yang terjadi pada saat ini

mengharuskan setiap perusahaan untuk menanamkan merek

yang dimiliki kedalam pikiran sehingga publik atau konsumen

mampu melakukan identifikasi dan pemahaman konsumen

terhadap nilai-nilai merek (Olsson dan Sandru, 2006). Penilaian

konsumen terhadap positioning suatu merek adalah

berdasarkan atribut-atribut yang ditawarkan oleh merek

tersebut dan dapat ditangkap atau dimengerti oleh pikiran

konsumen. Dapat disimpulkan bahwa brand positioning adalah

metode sebuah perusahaan untuk menempatkan citra

perusahaan di mata para konsumen atau bahkan masyarakat

luas dan dilihat dari nilai kelebihannya serta keungulan produk

atau jasa yang mereka tawarkan untuk dijadikan perbandingan

dengan merek pesaing lainnya.

Menurut Belch (2007) terdapat enam langkah yang harus

dilakukan dalam menentukan strategi positioning yang terdiri

dari:

a) Identifikasi pesaing. Proses identifikasi pesaing akan

membutuhkan cakupan analisis yang luas. Para kompetitor

tidak cukup hanya dengan menciptakan jenis produk atau

jasa yang sejenis. Maka dari itu, perusahaan harus mampu

menganalisa dan mengidentifikasi para kompetitor di luar

14
kelas produknya yang relevan dan mungkin berpengaruh

bagi produk itu sendiri.

b) Riset, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil

persepsi seorang pembeli ketika sebuah perusahaan sedang

mendefinisikan dan mengidentifikasi persaingan yang

terjadi di pasar. Perusahaan harus menentukan atribut apa

saja yang dinilai penting oleh pembeli ketika pembeli

sedang mengevaluasi produk serta merek.

c) Menentukan keberadaan kompetitor setelah berhasil

mengidentifikasi segala bentuk atribut yang memang

dinilai penting untuk mengaet konsumen, maka perusahaan

harus mampu menentukan bagaimana setiap kompetitor

diposisikan terhadap atribut tersebut dan membandingkan

antara kompetitor satu dengan yang lainnya. Untuk

melakukan tahap ini diperlukan riset konsumen terlebih

dahulu.

d) Menganalisa selera pada konsumen. Untuk mengetahui

posisi yang diinginkan oleh konsumen terhadap suatu

produk atau jasa, maka pada tahap ini produsen perlu

meneliti ulang apakah masih terdapat kesempatan di pasar

yang dinilai mampu menjadi permintaan potensial.

e) Menciptakan keputusan positioning. Dalam tahap ini

seorang manajer perusahaan terutama manajer pemasaran

harus mampu membuat keputusan yang bersifat subjektif.

15
f) Pemantauan posisi. Setiap posisi merek yang telah dibuat

oleh perusahaan, semestinya perusahaan perlu melakukan

pemantauan yang berkelanjutan agar posisi merek tersebut

dapat terpelihara di dalam persaingan pasar yang ada.

Positioning memiliki hubungan dengan persepsi

konsumen dalam mempersepsi suatu merek, membedakan

merek satu dengan merek yang lain dalam satu kategori, dan

menempatkan merek tersebut dalam benak konsumen sehingga

memiliki asosiasi tertentu (Fill, 2002). Adapun dimensi brand

positioning menurut Kotler dan Keller (2008) adalah:

a) Atribut produk.

Produk atau merek memiliki atribut atau ciri khusus

sehingga bagi konsumen atribut atau ciri khusus yang

dimiliki merupakan keunggulan darisuatu produk atau

merek. Indikator pelanggan berdasarkan atribut produk

adalah menggunakan derajat kepentingan, keunikan, dan

dapat dikomunikasikan.

b) Manfaat produk.

Produk atau merek memiliki manfaat tertentu

sehingga bagi konsumen manfaat tertentu yang dimiliki

merupakan keunggulan dari suatu produk atau merek.

Indikator manfaat adalah dengan mengetahui pemenuhan

kebutuhan, keinginan, dan selera pelanggan melalui produk

yang ditawarkan.

16
c) Kelompok pengguna.

Konsumen mengasosiasikan produk atau merek

dengan kepribadian, seperti penggunaan produk atau merek

tertentu dapat meningkatkan status sosial pengguna.

Indikator berdasakan pemakain dalam penelitian ini adalah

asosiasi merek, status sosial, dan kebanggan.

d) Pesaing

konsumen merasa yakin bahwa suatu merek atau

produk lebih baik dari pada merek atau produk lainnya

karena memiliki ciri tertentu. Indikator pada aspek ini

adalah perbandingan kualitas produk, perbandingan

pelayanan, perbandingan desain interior kantor.

e) Kategori produk.

Konsumen menggunakan produk atau merek

tertentu karena tersedianya berbagai varian dari suatu

produk atau merek. Indikator pada aspek ini adalah

konsumen mengetahui berbagai jenis produk yang tersedia

dan menggunakan beberapa diantaranya.

f) Harga.

konsumen menggunakan produk karena harga atau

berbagai bonus yang ditawarkan. Indikator pada aspek ini

adalah konsumen memilih produk karena harga, diskon dan

bonus lainnya yang dijanjikan.

17
2) Strategy Brand Identity

Gelder (2005) berpendapat bahwa, “Brand identity as a set

aspects that convey what a brand stands for: its background, its

principles, its purpose and ambitions”, artinya brand identity

adalah sekumpulan aspek-aspek yang membangun representasi

merek, latar belakang merek, prinsip-prinsip merek, tujuan dan

ambisi dari merek itu sendiri. Pendapat lain oleh Gelder (2005),

“Brand identity is what we transmit to the market place it is

what is under our control, provided that we understand the

essence and expression of our brand”, yang artinya brand

identity adalah apa yang dikirimkan oleh perusahaan ke

pasaran, dimana hal ini berada di dalam kontrol perusahaan dan

perusahaan menetapkan nilai dan ekspetasi dari merek itu

sendiri

Susanto dan Wijanarko (2004), brand identity dapat

diartikan sebagai susunan kata-kata, kesan, dan sekumpulan

bentukdan sejumlah persepsi konsumen tentang merek.

Crainer dan Dearlove (2003) berpendapat bahwa, "Brand

identity is a concept that has recently been brought to the

forefront of brands theory”, artinya identitas merek adalah

konsep dasar yang digunakan untuk berbagai teori tentang

merek

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa, brand identity atau identitas merek dapat diartikan

18
sebagai value terhadap sebuah merek dari suatu perusahaan

yang ingin disampaikan melalui pesan atau kesan kepada

konsumen terhadap brand yang sudah dibuat. Merek dengan

identitas yang kuat maka akan memberikan hasil diferensiasi

yang kuat juga. Ini sangat penting bagi perusahaan untuk tetap

memperkuat popularitas serta eksistensi merek itu sendiri dan

hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk membuat

hubungan yang kuat antara merek dan pelanggan agar tetap

terjaga.

Menurut Kotler dan Pfoertsch (2008) elemen merek antara

lain adalah upaya secara visual bahkan melalui upaya secara

fisik yang bertindak untuk melakukan identifikasi serta

mendeferensiasi pada suatu produk atau jasa yang ada di

perusahaan. Elemen brand formal bisa disebutkan seperti nama,

jenis logo, dan slogan kemudian membentuk identitas visual

suatu brand atau perusahaan di hadapan konsumennya. Berikut

adalah beberapa elemen brand identity yaitu:

a. Nama merek

Menurut Kotler dan Pfoertsch (2008), nama merek

adalah yang pertama dan presentasi terbesar dari wajah

atau gambaran suatu produk. Nama merek yang terpilih

dengan baik dan akan digunakan oleh perusahaan

misalnya seperti, produk, dan jasa yang kemudian dapat

berubah menjadi aset berharga, seperti halnya merek itu

19
sendiri. Kemudian nama merek akan digunakan disegala

bentuk komunikasi antar perusahaan dengan konsumen.

Citra merek paling besar muncul dari nama merek itu

sendiri.

b. Logo

Menurut Kotler dan Pfoertsch (2008), logo adalah

bentuk tampilan secara grafis yang dibuat sebagai bentuk

nama merek atau nama perusahaan. Loga memiliki

kekuataan yang tidak boleh dipandang sebelah mata

karena pada umumnya manusia akan lebih mudah

mengingat dan menerima citra dari suatu merek dan

simbol itu sendiri. Logo yang memiliki citra yang kuat

dapat membangunkan kesadaran terkait dengan identitas

merek, memudahkan saat pengenalan dan mudah

diingatan kembali oleh konsumen. Logo akan memberikan

brand awareness karena kemudahannya untuk diingat di

dalam memori konsumen

c. Slogan (Tagline)

Menurut Kotler dan Pfoertsch (2008), slogan dari

brand adalah kalimat yang dibuat dengan kata-kata yang

mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat luas, dan

seringkali disertai dengan nama brand untuk meciptakan

komunikasi pemasaran. Tujuan utama dari slogan yaitu

untuk mendukung citra merek yang ditujukkan melalui

20
nama dan logo merek serta menggambarkan bagaimana

bentuk visi dari perorangan maupun kelompok.

d. Kisah Merek

Menurut Kotler dan Pfoertsch (2008), kisah merek

dapat menjadi salah satu elemen terpenting di dalam

kehidupan perusahaan. Kisah merek merupakan suatu

konsep, dimana kisah merek ini dapat memenangkan

tempat terbanyak dibenak para kosnumen dalam

perdebatan tentang bagaimana cara merek masa depan

akan dibentuk nantinya. Jika kalian menginginkan merek

tersebut menjadi benar-benar spesial dan bahkan tumbuh

menjadi besar, maka kalian sangat memerlukan kisah

merek seperti legenda terkait dengan bagaimana

perusahaan dimulai.

3) Brand Personality

Beberapa pendapat dari para ahli terkait dengan pengertian

brand personality. Berikut adalah pendapatnya:

a. Gelder (2005) berpendapat bahwa, “Brand personality is

developed to enhance the appeal of a brand to consumers”,

artinya kepribadian merek yang dikembangkan berguna

untuk menambah daya tarik tersendiri sebuah merek dimata

konsumen.

b. Crainer dan Dearlove (2003) berpendapat bahwa, “Brand

personality is a brand acquires a character through

21
communication about the brand and experience of the brand

and those persons identified with the brand”, yaitu

kepribadian merek diperoleh dari karakter merek melalui

komunikasi yang baik dan pengalaman serta berbagai orang

yang berpengaruh dalam merek tersebut.

c. Aaker (1997) berpendapat jika kerangka kerja brand

personality dikelompokkan menjadi lima dmensi, yang

terdiri dari:

1. Dimensi ketulusan atau kesungguhan (sincerity

dimention). Sincerity dituangkan dalam bentuk

kejujuran yang ada pada kualitas produk, keaslian

produk, dan kemiripan merek dengan sifat-sifat yang

sederhana, seperti anggun dan muslimah sebagai

presentasi merek dimata konsumen.

2. Dimensi kegembiraan (excitement dimention), dimensi

ini memperlihatkan bagaimana kepribadian yang

menyenangkan atau bahkan menggairahkan.

Menggambarkan karakter dinamis yang penuh

semangat dan imajinasi yang tinggi dalam melakukan

perbedaan dan inovasi.

3. Dimensi kompetensi (competence dimention), dimensi

ini memperlihatkan kepribadian yang dapat dipercayai

serta berkompeten, misalnya pada merek kosmetik

22
Wardah yang diasosiasikan dengan citra merek sebagai

kosmetik halal.

4. Dimensi kecanggihan (sophistication dimention),

dimensi ini merupakan dimensi kepribadian yang

memperlihatkan dan menunjukkan pengalaman yang

memuaskan. Karakteristik dalam dimensi ini berkaitan

dengan eksklusifitas yang dibentuk oleh keunggulan

prestige, brand image, maupun tingkat daya tarik yang

mempesona.

5. Dimensi kekerasan (ruggedness dimention), dimensi ini

memperlihatkan bagaimana kepribadian yang keras.

Karakter dalam dimensi ini adalah merek yang

dikaitkan dengan manfaat dari suatu merek dalam

menunjang kegiatan luar rumah dan atau kekuatan

produk.

4) Strategy Brand Communication

Menurut Schultz dan Barnes (1999), untuk dapat

mengkomunikasikan suatu brand kepada konsumen,

perusahaan harus menggunakan dua komunikasi yaitu

komunikasi internal dan komunikasi eksternal yang terdiri dari

events, direct marketing seperti pengiriman katalog, surat,

telepon, fax, atau email, sales promotion, public relation.

Komunikasi internal dapat dilakukan melalui orang terdekat di

perusahaan tersebut, seperti karyawan, pemasok perusahaan

23
dan partner kerjasama lainnya. Sebuah perusahaan harus

mampu bersaing dengan para pesaingnya melalui brand

communication yang kreatif, inovatif dan efektif. Brand

communication yang kreatif dapat dilakukan melalui kegiatan

promo promo unik dan voucher belanja yang diberikan

perusahaan untuk konsumennya. Promo promo tersebut dapat

diberikan melalui penjualan langsung atau melalui media sosial

yang digunakan oleh perusahaan.

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa

brand communication yaitu upaya perusahaan untuk dapat

mengkomunikasikan brandnya kepada konsumen yang juga

termasuk kedalam brand strategy. Untuk dapat

mengkomunikasikan brandnya perusahaan perlu melakukan

komunikasi internal dan komunikasi eksternal.

3. Tinjauan Konseptual

a. Strategi Pemasaran

Proses pemasaran dimulai dengan mempersiapkan rencana

strategi pemasaran dan analisis pemasaran yang untuk menjangkau

target pasar dalam memutuskan produk secara efektif. Strategi

pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, mengenai

kondisi pasar yang dihadapi perusahaan beserta kondisi produk dan

merek yang dimiliki. Peluang pasar (market opportunities) adalah

wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan yang

menguntungkan, dimana perusahaan percaya kebutuhan konsumen

24
belum terpuaskan dan damana perusahaan dapat bersaing secara

efektif.

Dalam mendorong perusahaan mengembangkan startegi

pemasaran untuk memuaskan kebutuhan berbagai konsumen yang

berbeda, mencangkup empat langkah yaitu : (a) identifikasi pasar

atau konsumen yang belum terpenuhi kebutuhannya; (b)

imenentukan segmentasi pasari; (c) memilih pasar yang akan

dijadikan targeti; dan (d) menentukan positioning produk strategi

pemasaran.

b. Target Pasar

Target Pasar Perusahaan wajib memiliki sasaran dan tujuan

sesuai target pasar yang sudah di inginkan. Target pasar merupakan

kegiatan memilih beberapa segmen atau satu konsumen yang akan

menjadi fokus kegiatan dalam promosi dan pemasaran. Dalam hal

ini target konsumen mempunyai hubungan yang erat dengan media

dengan tujuan untuk menjangkau segmensegmen tertentu atau

kelompok dalam masyrakat. Target pasar berfungsi untuk

menjangkau konsumen sasaran dan menyeleksi konsumen sesuai

dengan banyaknya kriteria tertentu

c. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan dilakukan antara

perantara, produsen, pemasaran dan produsen,yang merupakan

kegiatan untuk membantu konsumen mengambil keputusan di

bidang pemasaran dengan menyadarkan semua pihak untuk

25
bersikap lebih baik, berpikir dan berbuat. Komunikasi pemasaran

menggabungkan konsep ilmu komunikasi dan teori yang biasanya

dikenal marketing communication. Marketing communication

bertujuan memberikan informasi perusahaan kepada target pasar

dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi.

Pada tahun 1906 Butler dari University Chicago

merupakanorang pertama yang mengadopsi riset-riset penjualan

dan konsep pemasaran. Sejak 1949, pemasaran (marketing) lebih

luas karena di dalam penjualan sudah berbagai unsur yang masuk

di dalamnya. Disini banyak akademisi dan praktisi medefinisikan

elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi

antar organisasi dan target audience ditunjukan oleh performance

pemasaran.

Komunikasi merupakan proses pemahaman dan di dalam

pikiran yang disampaikan antarindividu atau antara organisasi dan

iindividu. Pemasaran adalah suatu kegiatan perusahaan dan

organisasi lainnya menstransfer nilai-nilai (pertukaran) antara

mereka dengan pelanggannya. Dengan demikian komunikasi

pemasaran adalah mempresentasikan gabungan semua unsur dalam

bauran pemasran atau marketing mix yang menciptakan suatu arti

yang diinformasikan kepada pelanggan atau kliennya dan

memfasilitasi terjadinya pertukaran

Komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang

berusaha memengaruhi / membujuki, menyebarkan informasi, dan

26
mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar

bersedia membeli, menerima, idan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

d. Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi merupakan cara dan taktik utama yang dirancang

secara sistematik dalam melakukan fungsi yang terarah pada

mencapai tujuan. Strategi komunikasi pemasaran adalah panduan

perencanaan komunikasi dengan menejemen komunikasi

pemasaran yang digunakan oleh perusahaan atau individu untuk

mencapai target pasar melalui berbagai jenis komunikasi. Secara

sederhanannya, arti dari strategi komunikasi pemasaran merupakan

seluruh aktivitas yang anda lakukan untuk memasarkan produk

anda. Dengan strategi komunikasi pemasaran yang efektif dapat

membuat pengalaman brand yang naik dan konsisten sehingga

dapat meningkatkan penjualan produk.Untuk dapat menciptakan

komunikasi pemasaran yang baik, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan :

1) Memahami target pasar

Sebelum membuat rencana atau strategi komunikasi maka

sebaiknya perlu untuk memahami target audiens. Setiap

rencana komunikasi pemasaran harus diciptakan untuk

kelompok pelanggan tertentu dengan menentukan kebutuhan

dan karakteristik target audiens tersebut. Cara paling umum

dilakukan adalah dengan mempelajari pelanggan melalui

27
survey, wawancara, dll. Dengan inforamasi ini produsen dapat

membuat pemasaran yang sangat tertarget dan dapat

dihubungkan dengan kepribadian perusahaan anda.

2) Menemukan proporsi penjualan unik (USP)

Unique Selling Proposition (USP) adalah manfaat utama

atau dasar dari rencana komunikasi pemasaran . USP harus

tercermin dalam setiap pesan yang dikirim oleh merek anda

melalui semua media komunikasi. Dengan USP maka pesan

merek menjadi jelas, konsisten dan mudah untuk dikenali

sehingga dapat membantu anda untuk memyusun penawaran

media yang menarik

3) Mengunakan kombinasi jalur pemasaran yang tepat Memulai

pendekatan kepada target pasar dengan menggunakan jalur

yang sering digunakan oleh mereka. Gunakan jalur pemasaran

tersebut sebagai awal untuk menarik calon pelanggan. Untuk

mendapatkan data tersebut maka sebaiknya produsen mencari

tahu cara calon konsumen membeli, apa saja yang mereka baca

dan analisa kampanye pemasaran tertentu yang memiliki

tingkat keberhasilan yang tinggi.

4) Konsisten dalam penyampaian pesan dalam pemasaran Hal

pertama yang harus dilakukan dalam komunikasi pemasaran

adalah pastikan target pasar mengetahui produk .Gunakan

bahasa yang juga digunakan oleh target pasar dan buatlah pesan

yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Ketika telah

28
menemukan bahasa yang tepat untuk menyampaikan pesan

maka konsistenlah dengan bahasa tersebut sehingga tidak

membingungkan audiens.

5) Eksekusi Ketika sudah menemukan strategi komunikasi

pemasaran yang tepat maka langkah selanjutnya adalah

melakukan eksekusi.Saat menjalankan seluruh strategi dapat

mengukur keberhasilan pemasar dan memodifikasi strategi bila

memang diperlukan

4. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mencoba mendapatkan jawaban mengenai

bagaimana proses komunikasi yang dilakukan Rujak House

Pekanbaru. Rancangan penelitian dalam hal ini dilakukan melalui

kerangka sebagai berikut :

Rujak House Pekanbaru

Strategi Branding Dalam


Pemasaran

Teori Branding

Custumer

Gambar 1.1 kerangka Berpikir

29
Disini peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses strategi

brading yang dilakukan Rujak House. Dari bagan yang dijelaskan di atas

produk yang dipasarkan oleh sebuah perusahaan perlu strategi yang

bertujuan agar produk tersebut dikenali konsumen dan calon konsumen

yang pasti nantinya konsumen akan tertarik dan terpengaruh untuk

membeli produk yang ditawarkannya. Disini komunikasi pemasaran

terpadu (Integrated marketing communicationi) dijadikan sebagai iteori

acuan penelitian yang didalammnya terdapat bauran komunikasi

pemasaran guna mempengaruhi konsumen terhadap produk yang akan di

tawarkan oleh perusahaan dalam hal ini peneliti mengetahui strategi apa

saja yang dilakukan Rujak House dalam memasarkan produknya

F. Metode Penelitian

a. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan disini adalah pendekatan deskriptif.

Dimana penelitian yang mendeskripsikan dan menganalis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial. Sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran

manusia secara individu maupun kelompok. Data yang dikumpulkan

berupa gambar, kata-kata dan bukan angka. Laporan hasil penelitian

akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian

laporan tersebut. Data berasal dari naskah wawancara, catatan,

lapangan, video-tape, dokumen pribadi catatan atau memo, dan

dokumen resmi lainnya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilakn

penemuan-penemuan yang dieksplorasi dan di perdalam dari fenomena

30
sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat

dan waktu. Yang menggunakan latar alamiah dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dengan cara melibatkan berbagai

metode yang ada. Tidak hanya sebagai upaya mendeskriptifkan data

tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sahih yang

di persyaratkan kualitatif, yaitu wawancara mendalam, obeservasi

partisipasi, studi dokumen dan triangulasi. Dari papaparan yang sudah

disebutkan penelitian kualitatif disini bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dalam

startegi komunikasi pemasaran

b. Lokasi Penelitian

Villa, Jl. Garuda Sakti Jl.Garuda Mas, Labuh Baru Tim., Kec.

Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau 28123.

c. Subjek Dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah daya tarik custumer di

Rujak House Pekanbaru

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah langkah-langkah strategi

branding dalam pemasaran kuliner Rujak House Pekanbaru dalam

meningkatkan daya tarik Custumer.

31
d. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan

sistematis dengan pencatatan yang dilakukan menurut prosedur dan

aturan-aturan tertentu. Jadi Obeservasi merupakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematik pada gejala yang tampak pada objek

penelitian. Pengamatan membutuhkan panca indera seperti,

penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa. Sedangkan

dalam pencatatan hasil dapat dibantu dengan alat rekam elektronik.

Observasi ini digunakan peneliti untuk mengamati strategi

branding dalam pemasaran yang dilakukan oleh owner “Rujak

House Pekanbaru” dalam memasarkan produk dalam memasarkan

produk dan meningkatkan penjualan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan komunikasi verbal yang bertujuan

untuk memperoleh informasi. Jadi wawancara merupakan teknik

pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari

infroman yang bersangkutan. Dalam komunikasi ini ada dua cara,

dapat dilakukan dalam keadaan saling berhadapan dan bisa

dilakukan melalui telepon. Peneliti disini bisa mengajukan

pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang

sudah di berikan. Disini peneliti juga membuat catatan atau

rangkuman mengenai hal-hal di perlukannya. Secara garis besar

ada dua pedoman dalam wawancara :

32
1) Wawancara berstruktur, wawancara dirumuskan sebelumnya

dengan cermat, dan terstruktur secara tertulis.

2) Wawancara tak terstruktur

Merupakan wawancara yang berbeda dengan yang

terstruktur. Dalam wawancara ini tidak di persiapkan daftar

pertanyaan sebelumnya. Disini responden secara spontan

dapat mengeluarkan segala sesuatu yang ingin dikemukakan.

Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan

informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Tujuan

peneliti dalam wawancara ini untuk memperoleh informasi

dari informan secara jelas dalam startegi branding dalam

pemasaran yang dilakukan owner

3) Dokumentasi

Menurut Schatzamn dan Strauss dokumentasi merupakan

bahan penting dalam penelitian kualitati, yang sebagai bagian

dari metode lapangan (field method), dan peneliti dapat

melaah dokumen dan sumber-sumber sekunder lainnya. Jadi

Dokumentasi disini pengambilan data melalui dokumen

tertulis maupun elektronik untuk mendukung kelengkapan

data yang lain. Dalam metode ini bertujuan untuk

memperoleh data tambahan untuk melengkapi data yang lain

tentang proses strategi branding dalam pemasaran yang

dilakukan owner dalam memasarkan produk dan

meningkatkan penjualan

33
e. Teknik Analisis data

1. Reduksi Data

Reduksi data sebagai penfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi dari semua jenis informasi langsung dan analisis

dokumen. Dilakuakn yang tertulis lengkap dalam catatan lapangn.

Setelah data dikumpulan melalui wawancara, observasi langsung

dan analisis dokumen dilakukan reduksi data. Data disni dipilah-

pilah anatara relevan dengan tidak relevan dengan cara dikodekan,

dikategorisasikan dan diberi tema. Dengan itu hasil pengkodean,

pengkategorian dan pertemaan harus merepresentasikan kekayaan

data.

2. Penyajian Data

Setelah reduksi data berikutnya dalam analisis interaktif yang

penyajian data (display data). Penyajian data digunakan dalam

peneliti ini bentuknya teks naratif, yang merupakan rangkaian

kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga narasi

yang tersaji merupakan diskripsi mengenai kondisi yang rinci dan

mendalam untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan

yang ada. Penyajian data selain berbentuk narasi juga meliputi

berbagai matriks, gambar atau skema. Jaringan kerja kaitan

kegiatan table sebagai pendukung narasinya. penyajian data dalam

penelitian kualitatif dirancang untuk merakit informasi yang

tersusun dalam suatu yang dapat diakses secara langsung, bentuk

34
yang praktis dengan demikian peneliti dapat melihat apa yang

terjadi dan lebih mudah menarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah dalam penarikan kesimpulan dan verifikasi

merupakan yang dilakukan simpulan pertama. Kemudian data

yang disimpulkan tersebut di verifikasi agar mantap dan dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan tinjauan

ulang terhadap catatan di lapangan atau simpulan apakah telah

teruji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya, sehingga

dapat ditarik kesimpulan akhirnya.

f. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sebagai sumber data.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Dalam

penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai

pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil

wawancara peneliti dengan informan kunci lainnya dan kemudian

peneliti mengkonfirmasikan dengan studi dokumentasi yang

35
berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti di

lapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.

36
DAFTAR PUSTAKA

A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004. Power Branding, Jakarta :


Quantum Bisnis dan Manajemen.
Anholt, S. Brand New Justice. 2003. The Upside Of Global Branding. London:
Butterworth- Heinemann.
Belch, G.E & M. Belch. (2007). Advertising and Promotion an Integrated
Marketing Comunication Perspective. New York: International
Edition. McGraw Hill/Irwin.
Dedy Mulyana. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Donni Juni Priansa. 2010. Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Era Media
Sosial Bandung: CV Pustaka Setia
Erdiansya Hayanto. 2019. Startegi Komunikasi Pemasaran PT. Hasyim Asyari
Trans Dalam Meningkatkan Kepuasaan Pelanggan. Skripsi UIN
Sunan Ampel Surabaya
Fini Nur Aulidia Diniarum. 2019. Strategi Branding PT. Berkah Catering
Nusantara Di Sidorjo. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya
Gelder, S.V. 2005. Global brand strategy. London: Kogan Page.
Indryo Gitosudarmo, menejemen pemasaran. Yogyakarta : BPFEYogyakarta
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan
Kualitatif. Jakarta: GP. Press,
Jogiyanto Hartono. 2018. Metode Pengumpulan dan Teknik Analisis Data.
Yogyakarta : CV Andi Offset
Khasanah, Imroatul., 2013. Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Mie Instan Sedaap Di Semarang., Jurnal
Dinamika Manajemen., Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 1,
pp: 93-102.
Knapp, Duane E. 2001. The Brand Mindset. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Landa, Robin. 2006. Designing Brand Experiences. Thomson Delmar Learning.
M.Djunaidi & Fauzan. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : KDT
Marwan Asri. Marketing. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Katalog Dalam
Terbitan

37
Naharani Abas. 2019. Strategi Komunikasi Pemasaran Produk UD. INDONESIA
Kita Dalam Menarik Konsumen. Skripsi UIN Sunan Ampel
Surabaya
Nasution. 1996. Metode Research(penelitian ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara
Nurlilah. 2014. Manajemen Pemasaran. Surabaya: UINS. Press
Rendy Septi Sanjaya. 2017. Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Omzet
Penjualan Unit Usaha Aqiqah Pada Laz Nurul Hayat Medan
(Pendekatan Analisis Swot). Skripsi UIN Sumatera Utara
Schultz & Barnes. 1999. Strategic Brand Communication Campaign, Chicago:
NTC Business Books.
Sofjan Assauri. 2015. Manjamen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers
Sudaryono. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : C.V Andi Offset

38

Anda mungkin juga menyukai