Anda di halaman 1dari 23

“ Strategi Komunikasi Pemasaran Walking Drums dalam Membentuk

Brand Awareness ”

Mata Kuliah Riset Komunikasi Merk

Zulchaidir Tri Putra 1171003154

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Bakrie

JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Walking Drums adalah merupakan kafe yang telah berjalan sejak


2017 lalu. Sebelumnya Walking Drums lebih dikenal sebagai Kedai Kopi.
Walking Drums pertama kali hadir di Jakarta terutama di daerah Kebayoran
Baru dan Patiunus. Walking Drums memiliki berbagai menu yang di sajikan
dari menu Western dan menu Eastern. Produk utama dari usaha ini adalah
minuman kopi karena awal mulanya memang Walking Drums mengeklaim
sebagai Kedai Kopi sebelum menjadi kafe yang saat ini di kenal.

 Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup


menarik untuk makan makanan ringan. Kafe memang menjadi solusi bagi
orang yang ingin menghabiskan waktu di luar Bersama teman-teman dan
keluarga. Selain produk yang dijual Walking Drums memiliki usaha dalam
bidang penyewaan tempat. Walking Drums sendiri dapat dicari melalui media
sosial seperti Instragram atau pun di internet yang berisikan ulasan tentang
Walking Drums. Rekomendasi dari beberapa platform terkenal terutama
Zomato yang mampu meningkat kepercayaan calon konsumen untuk mau
mengungjungi Walking Drums ini sendiri.

Peneliti mengambil Walking Drums ini sebagai objek penelitian.


Walking Drums menjadi objek penelitian karena ada beberapa aspek yang
menurut peneliti menarik diteliti dari Walking Drums ini. Perubahan
karakteristik dari sebuah Kedai Kopi menjadi Kafe mempengaruhi suatu citra
dari Walking Drums itu sendiri. Pada kesempatan ini peneliti melihat
pontensi yang dilakukan oleh Walking Drums untuk me-rebranding kedai
kopi menjadi kafe. Tentu adanya perubahan strategi pemasaran, perubahan
segmentasi dan target konsumen itu tersebut. Perbedaan yang signifikan dari
Kedai Kopi menjadi Kafe adanya perubahan fungsional dari brand Walking
Drums ini.

Walking Drums merupakan kafe yang aktif dalam menjalakan


berbagai kegiatan dalam upaya membentuk awareness kafe yang cocok untuk
keluarga dalam menghabis waktunya. Nilai jual yang dimiliki oleh Walking
Drums terdapat pada produk yang disajikan dan Venue nyaman atau bahkan
menarik bagi pengunjung untuk betah di dalam kafe Walking Drums. Dalam
hal promosi dan sarana informasi Walking Drums memiliki akun official
yang mewakili Walking Drums dari berbagai cabang. Platform yang
digunakan Walking Drums saat ini adalah Youtube, Instagram dan Website
yang dapat dikunjungi. Setiap platform yang dimiliki Walking Drums
memiliki berbagai peran sebagai media sosial dan media internet saat ini.

Selain itu peneliti melihat hambatan terhadap membentuk brand


image dari Walking Drums ini. Walking Drums ini dikenal akan produknya
yang baik atau venue menarik. Penanaman value terhadap suatu brand ini
memiliki proses yang panjang apalagi value yang yang ditanamkan lebih dari
satu. Nilai jual yang di tawarkan selain Food and Beverage dan juga Venue
yang sebagai pendapatan, Maka pentingnya brand awareness ini adalah kita
sebagai pemilik brand ingin dikenal seperti apa di benak konsumen.
Peneliti juga akan menjelaskan apa itu brand awareness. Brand
awareness sebagai pondasi utama dalam melakukan strategi pemasaran.
Brand awareness itu sendiri adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan
ketika mendengar atau melihat sebuah brand. Awareness dan image
konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen
untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar untuk
membangun awareness perusahaan yang positif.

Setelah mengetahui Walking Drums keadaan saat ini dan pengertian


Brand awareness itu sebagai acuan penelitian melakukan riset komunikasi
merk Walking Drums ini. Sehingga peniliti dan khalayak dapat mempelajari
bagaimana perubahan strategi pemasaran suatu produk yang sama dengan
konsep berbeda. Strategi pemasaran inilah yang mampu mempengaruhi
bahwasannya brand awareness ini dapat timbul dari kegiatan Walking Drums
itu sendiri.

Setelah apa yang disampaikan oleh peneliti maka jadi penelitian


Strategi Pemasaran Walking Drums dalam Membentuk Brand Awareness.
Aspek Strategi Pemasaran ini peneliti harus mampu menganalisis
keefektifitasan agenda pemasaran yang dilakukan Walking Drums itu sendiri.
Apakah dengan strategi komunikasi pemasaran tersebut mampu membentuk
awareness yang baik.

Strategi komunikasi pemasaran Walking Drums ini menyasar target


audience seperti keluarga. Awareness yang ingin ditanamkan oleh Walking
Drums ini untuk masyarakat sebagai kafe yang memiliki nuasa menarik dan
enak untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat terutama
keluarga. Dengannya adanya strategi komunikasi pemasaran ini apakah
efektif untuk membentuk awareness Walking Drums yang sudah berdiri sejak
2017 lalu.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan ulasan dari latar belakang tersebut maka dapat diambil


rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Walking Drums dalam


Membentuk Brand Awareness ?
2. Apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Walking Drums
dalam membentuk Brand Awareness ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalahan penelitian maka peneliti memiliki tujuan


penilitian sebagai berikut

1. Mengidentifikasi streategi Komunikasi Pemasaran Walking Drums


dalam Membentuk Brand Awareness
2. Mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh
Walking Drums dalam membentuk Brand Awareness

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adanya penelitian ini memiliki manfaat teoritis yang diharapkan


sebagai kajian literatur Ilmu Komunikasi terutama dalam bidang
komunikasi pemasaran. Penelitian ini bisa pembentukan Strategi
Komunikasi Pemasaran dalam membentuk Brand Awareness.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adanya penelitian ini memiliki manfaat praktis yang diharapkan


sebagai refrensi bagi pengusaha atau pemilik brand. Pengusaha atau
pemilik brand baru merintis akan bermanfaat dalam membentuk
awareness untuk brand baru ini
BAB 2

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka Terkait dengan Penelitian Sebelumnya

Dalam melakukan penelitian ini. Peneliti mencari beberapa literatur


atau penelitian yang berkaitan dengan Strategi komunikasi pemasaran
dan sejumlah kegiatan yang dilakukan brand dalam membentuk
awareness. Penelitian sebelumnya dapat membantu dalam menghasilkan
hasil penelitian ini.

1. Strategi Komunikasi Pemasaran Kusuma Agrowisata dalam


Meningkatkan Jumlah Pengunjung

Penelitian ini dirangkai oleh Mahasiswa Program Studi


Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi yaitu
oleh Lailatul, Akhirul, Aminulloh, Ellen Meianzi Yasak. Kata
kunci penelitian ini adalah pemasaran, media dan jumlah
pengunjung. Penelitian ini merujuk terhadap tempat parawisata
yang ingin ramai dikunjungi oleh wisatawan. Sengit
perkembangan usaha wisata dapat mempengaruhi oleh
pengunjung. Keputusan calon wisatawan bisa berdasarakan
pengetahuan oleh calon tersebut. Jumlah pengunjung ini juga
dapat dipengaruhi awareness public terhadap wisata ini. Dalam
penelitian ini Kusuma Agrowasita Batu sebagai objek penelitian
dalam proses strategi pemasaran komunikasi.

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian


Kualitatif. Menurut Arikunto(2005:2) Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat di peroleh dengan menggunakan prosedur
stastik(kuantitatif). Teknik Analisa data yang digunakan pada
penelitian ini adalah Reduksi data, Penyajian data dan Penarikan
kesimpulan. Untuk menguji keabsahan, penelitian ini
menggunakan teknik trigulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah Kusuma Agrowisata
menggunakan metode Marketing Mix dalam melakukan Strategi
komunikasi pemasaran hal terpenting terdapat dalam proses
marketing mix itu sendiri yaitu meliputi product, price, place
and promotion. Maka kesimpulan dari penelitian ini
menunjukan bahwa strategi komunikasi pemasaran Kusuma
Agrowisata Batu adalah mengidentifikasi target market dengan
memilih strategi komunikasi pemasaran yang target pokoknya
yaitu pelajar(siswa SMA). Dengan mengunakan jasa direct
sales(salescoom) yang menjadi strategi utama mereka dalam
mendapatkan pengunjung dan didukung material support yang
dibawa oleh para salescoom Kusuma Agrowisata. Media
komunikasi lain yang juga ikut serta dalam kelangsungan
pemasaran adalah media massa baik media maupun media
elektronik layak sosia media. Peneliti memberikan saran
terhadap Kusuma Agrowisata untuk perlu pengkajian terhadap
strategi komunikasi pemasaran lainnya guna untuk
mengantisipasi hilangnya pengunjung yang disebabkan oleh
tangan competitor lainnya.

2. Strategi Komunikasi Pemasaran Café Tong Susu Pekanbaru


dalam Meningkatkan Jumlah Konsumen

Penelitian ini dirangkai oleh Deddy dari Mahasiswa


Universitas Riau. Penelitian ini berlandaskan Pekanbaru sebagai
daerah yang populasinya meningkatkan dan berubah menjadi
kota metropolitan. Dari hal tersebut juga terindikasi karena
banyaknya bisnis-bisnis seperti coffe shop merajarela di
Pekanbaru. Sekian banyak coffe shop yang membuat pengusaha
berlomba-lomba dalam upaya menaikan nama dari tempat bisnis
tersebut. Siapa yang tidak di kenal lambat naun usaha itu kan
mati karena bangkrut. Oleh sebab itu pentingnya sebuah strategi
komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah konsumen.
Penelitian ini memiliki objek penelitian yang menjadi salah
satu coffe shop di Pekabaru yaitu Café Tong Susu Pekanbaru.
Merujuk fenomena diatas Café Tong Susu ini berupaya dalam
melakukan stratetgi komunikasi pemasaran dalam upaya
meningkatkan jumlah konsumen. Perencanaan strategi menurut
Kotler adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan
memilahari suatu arah strategi dan menyelasarakan tujuan
organisasi tersebut pada penelitian ini contohnya adalah Café
Tong Susu Pekan baru. Café Tong harus memperhatikan
produknya yang berupa café. Tentunya penelitian ini harus
melakukan proses marketing mix sehingga kita tahu betul Café
Tong Susu ini mau bagaimana untuk kedepannya. Sehingga
proses perencanaan strategi komunikasi pemasaran dapat
terlaksana. Penelitian ini memiliki metode penelitian kualitatif
yang disajikan secara deskriptif. Dalam pengumpul data penguji
mendapatkan informasi dari pemilik dari Café Tong Susu
dengan metode wawancara selain itu dibantu juga observasi dan
dokumentasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Strategi yang


digunakan oleh Tong Susu ini adalah mempromosikan produk
yang inovatif dan bervariasi. Selain itu kita sebagai marketer
harus mampu mempublisitas produk dengan cara apapun salah
satunya dengan mobil perusahaan yang memaparkan logo dan
kontak toko tersebut di mobil. Tindak direct selling juga bentuk
penting walaupun kita sudah berada di Era Digital sehingga kita
dapat mengetahui kemauan target konsumen kita apa. Dan
tentunya kebradaan internet merubah pola berbinis sehingga kita
harus mampu memanfaatkan social media secara maksimal.
3. Strategi Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan Guten
Morgen Coffee Lab and Shop untuk Menarik Konsumen.

Penelitian ini dirangkai oleh Leanara Theresiana dan Yugih


Setyanto dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Taruma
Negara. Fenomena yang terlihat dimana bisnis bidang kuliner
menjamur di Tanah Air. Tidak bisa dipungkiri semakin banyak
Restoran dan Kafe yang ada di sekitar kita. Pembinis berlomba-
lomba dalam menggaet konsumen untuk membeli produknya.
Sehingga peneliti menjadikan Guten Morgen Coffee Lab and
Shop ini sebagai objek penelitian.

Kata kunci pada penelitian ini adalah strategi komunikasi,


komunikasi pemasaran dan konsumen. Tiga aspek tersebut yang
menjadi bahan menilik penelitian ini oleh peneliti. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Van Kenny
merupakan pemiliki usaha ini juga menjadi narasumber dalam
menggali infomarsi bagai usahanya dalam upaya strategi
komunikasi pemasaran. Ia juga mengajurkan untuk menggali
informasinya terhadap tiga konsumen yang sering kali datang ke
tokonya dan menjadikannya sebagai bahan tambahan dalam
penelitian ini.

Kesimpulannya adalah bahwa strategi komunikasi


pemasaran kedai kopi ini dengan cara meningkat awareness dan
berlandaskan latarberlakang yang mendasari usaha kopi ini
terbentuk. Sebagai nilai jual ia memasarkan bahwasanya
usahanya itu mempekerjakan mantan pencandu narkoba sehingga
kopi ini memiliki nilai tambah bagi masyarakat dari sisi sosial.
Target konsumen dari kafe menengah keatas maka kita harus
mengetahui permintaan atau kebutuhan target konsumen seperti
apa. Selain merebaknya dunia internet Café Gutten Morgen tidak
ingin ketinggalan dan yakin bahwasannya setiap orang pastinya
akan memiliki akun media sosial salah satunya Instagram.
Sehingga dari aspek sosial dan penjualan Gutten Morgen dapat
menarik konsumen.

4. Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Bali Media Grafika


dalam Meningkatkan Brand Awareness Koran Tribun Bali
di Kalangan Masyarakat Bali

Penelitian ini diteliti oleh Eggy Eriska, Ni Made, Sugiarica


Joni, I Dewa Ayu dan Ade Devia. Penelitian ini melihat
fenomena industry media dalam dunia pemasaran selalu
diwarnai dengan adanya persaingan antar satu merek atau brand
dengan brand lainnya. Suatu brand wajib mengkomunikasi
brand tersebut merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan
oleh sebuah perusahaan. Dengan brand communication yang
baik, maka brand tersebut akan mendapatkan perhatian dan
brand awareness itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif


dengan paradigma post-positivisme. Pada kesempatan ini
penelitian menjadi PT. Bali Media Grafika sebagai objek
penelitian terutama dalam upaya meningkatkan awareness
Koran Tribun terhadap masyarakat Bali.

Kesimpulan yang dapat disimpulkan dari penelitian ini


adalah PT. Bali Media Grafika mengikuti alur pemasaran yang
sesuai dengan model Komunikasi AIDDA. Yaitu awareness,
interest, desire, decision dan action. Lalu penerapan marketing
mix yaitu 4P(price, product, place dan promotion). Sehingga
PT. Bali Media Grafika intenst dalam mengadakan event dan
internet interactive sehingga mereka ingin selalu dekat
masyarakat sehingga publik memiliki awareness terhadap
perusahaan tersebut.
5. Analisis Strategi Komunikasi Pemasaran De Box Café dalam
Menarik Minat Konsumen

Penelitian ini rangkai oleh Siti Ropiah, Tri Susanto dan


Muhammad Ramdhani pada Tahun 2018. Penelitian berlandaskan
dengan adanya fenomena maraknya usaha restoran dan café yang
menjadi bisnis digandrungi oleh masyarakat. Perubahan bisnis
dipengaruhi kebiasaan konsumen sehari-hari. Dimana saat ini
orang lebih sering menghabiskan waktunya diluar dari pada di
rumah. Café menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi
oleh masyarakat. De Box Café sebagai objek penelitian dan dalam
pengumpulan informasi penelitian ini dibantu oleh pemilik De
Box Café itu sendiri yaitu Mbak Nunik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang


dihimpun dan disajikan secara deskriptif. Proses penelitian ini
peneliti mewawancarai pemilik café tersebut yaitu Mbak Nunik
dan Ridwan selaku orang yang melakukan pemasaran. Tidak
hanya itu penelitian menjadikan konsumen Café tersebut sebagai
informan sebagai bahan pembanding dari pihak pemilik brand dan
konsumen itu sendiri.

Kesimpulannya adalah media sosial, komunitas dan konsep


semua itu yang mendorong kelancaran De Box Café. Memang
perlu kita menggunakan direct selling namun untuk menjangkau
luas untuk meningkat minat konsumen De Box melakukan
beberapa kegiatan dengan beberapa komunitas terutama
komunitas di Cikarang. Secara pemasaran yang dilakukan De Box
Café secara luas. Disisi lain De Box Café belum memperkuat
produk itu sendiri. Minat beli sudah ada, kita datang ketempat dan
tidak datang kembali lagi. Itu dikarenakan fasilitas atau
pandangan pertama terhadap konsumen itu penting. Jadi jangan
sampai memasarkan suatu secara luas namun produk kita sendiri
memiliki yang kekurangan yang besar sehingga itu
mempangaruhi first impression suatu brand.

2.2 Tinjauan Pustaka Terkait dengan Kerangka Pemikiran


Dalam penelitian ini, peneliti juga mengkaji beberapa tinjauan
pustaka terkait. Pengkajian ini diharap dapat membantu dalam proses
pembuatan kerangka pemikiran.
2.2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

Dalam operasional perusahaan komunikasi pemasaran


memiliki peran yang sangat penting, seperti yang disampaikan Philip
Kotler &Kevin Lane Killer dalam sebuah organisasi atau perusahaan
komunikasi pemasaran memiliki peranan memberikan informasi,
membujuk, mengingatkan konsumen – secara langsung maupun
tidak langsung – tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi
pemasaran melaksanakan banyak fungsi kepada konsumen atau
pasar sasaran terutama memberitahu dan memperlihatkan seputar
bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, siapa pasar
sasarannya, dimana dan kapan produk itu dapat diperoleh.
Lingkungan komunikasi pemasaran sesuai dengan perkem bangan
teknologi proses komunikasi juga mengalami perubahan, seperti
halnya akhir-akhir ini maraknya perkembangan internet. Tentunya
ini juga akan berpengaruh terhadap konsumen dalam memperoleh
informasi suatu produk.
Komunikasi pemasaran mampu membentuk ekuitas merek
dan penjualan produk. Memang dikatakan oleh Kotler & Keller,
dalam perkembangan lingkungan komunikasi pemasaran yang
perubahannya sangat cepat komunikasi pemasaran melalui iklan
bukanlah satu-satunya atau bahkan yang paling penting dalam
membentuk ekuitas merek dan mendorong penjualan, namun dengan
melalui bauran komunikasi pemasaran yang dilaksanakan secara
terintegrasi dapat meningkatkan ekuitas dan mendorong penjualan,
bahkan dengan meluasnya komunikasi ini dapat menjangkau pasar
yang lebih luas.
Kerangka dasar komunikasi pemasaran oleh perusahaan
dapat dirahkan untuk mempengaruhi konsumen terhadap gaya, dan
harga produk, bentuk dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian
wiraniaga, dekorasi toko, sebagai bentuk komunikasi kepada
pembeli. Kotler & Keller (2009), menggambarkan unsur-unsur
dalam kerangka dasar komunikasi umum sebagai alat komunikasi
antara pemasar dengan pembeli.
Kegiatan komunikasi pemasaran juga memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk ekuitas merek dan mendorong
efektivitas dan efisiensi penjualan suatu produk. Misalnya dengan
cara menciptakan kesadaran tentang merek, menciptakan penilaian
atau perasaan tentang merek yang positif, dan dapat memfasilitasi
koneksi merek-konsumen yang lebih kuat. Menurut Philip Kotler &
Kevin Lane Keller (2009), membangun merek melalui komunikasi
pemasaran terintegrasi.
Menentukan tujuan komunikasi pemasaran sangat diperlukan
agar proses komunikasi yang dilakukan dalam menawarkan suatu
produk perusahaan dapat secara efektif diterima oleh konsumennya.
Sesuai dengan model hirarki pengaruh, Rossiter dan Percy
mengindentifikasi empat kemungkinan tujuan komunikasi
pemasaran seperti sebagai berikut :
1) Kebutuhan kategori, menentukan produk atau jasa
yang diperlukan untuk mengalihkan atau memuaskan
perbedaan anggapan antara keadaan motivasi onal
saat ini dan keadaan emosional yang diinginkan.
2) Keadaan merek, kemampuan untuk mengindentifikasi
merek dalam kategori dengan cukup rinci untuk
melakukan pembelian. Pengakuan lebih mudah
dicapai dibandingkan ingatan konsumen.
3) Sikap merek, mengevaluasi merek dengan
memperhatikan kemampuan anggapannya untuk
memenuhi kebutuhan relevan saat ini. Kebutuhan
merek relevan mungkin berorientasi negatif atau
berorientasi positif (gratifikasi indra, stimulasi
intelektual, atau persetujuan sosial).

A. Tahapan Strategi
Tahapan-tahapan strategi terdiri dari tiga tahap yaitu
perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi.
Secara jelasnya tahapan-tahapan tersebut adalah:
a) Perumusan Strategi
Perumusan strategi diantaranya mencakup beberapa hal
yaitu:
1). Kegiatan Mengembangkan Visi-Misi Organisasi
Visi adalah sebagai langkah pertama dalam
perencanaan strategis, sedangkan misi adalah
pernyataan jangka panjang yang membedakan suatu
bisnis dari suatu bisnis serupa yang lain.
2). Mengidentifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal
Organisasi
Peluang dan ancaman eksternal adalah peristiwa, tren,
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, hukum, pemerintah, teknologi dan persaingan
yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu
organisasi secara berarti dimasa depan.
3). Menentukan Kekuatan dan Kelemahan Internal
Organisasi.
Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala
kegiatan dalam organisasi yang bisa dilakukan
dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan dan
kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen,
pemasaran, keuangan, akuntansi, produksi, operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi
manajemen di setiap perusahaan.
4). Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Organisasi.
Tujuan didefinisikan sebagai hasil tertentu yang perlu
dicapai organisasi dalam memenuhi misi utamanya.
Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Tujuan
juga penting untuk keberhasilan organisasi karena
tujuan menentukan arah, membantu dalam melakukan
evaluasi, menciptakan sinergi, menunjukkan prioritas,
memusatkan koordinasi dan menjadi dasar
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian serta
pengendalian kegiatan yang efektif.
5). Membuat Sejumlah Strategi Alternatif untuk
Organisasi.
Strategi alternatif merupakan langkah yang
menggerakkan perusahaan dari posisinya sekarang ini
menuju posisi yang dicita-citakan di masa depan.
Strategi altenatif tidak datang dengan sendirinya,
melainkan diturunkan dari visi, misi tujuan
(sasaran), audit eksternal dan internal
perusahaan. Hal tersebut harus konsisten dengan dan
dibangun atas dasar strategi-strategi sebelumnya yang
pernah berhasil diterapkan.
6). Memilih Strategi Tertentu untuk digunakan.
Memilih strategi tertentu untuk digunakan merupakan
tugas dari perencana strategi dengan
mempertimbangkan kelebihan, kekuarangan,
kompromi, biaya dan manfaat dari semua strategi.
Langkah pemilihan dengan mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih strategi.
b) Pelaksanaan Strategi
Pelaksanaan strategi sering disebut tahap tindakan dalam
manajemen strategis. Pelaksanaan strategis yang sering
dianggap sebagai tahap yang paling sulit karena
memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Hal
ini karena perumusan strategi yang sukses tidak menjamin
pelaksanaan strategi yang sukses. Pelaksanaan strategi
termasuk di dalamnya menetapkan tujuan tahunan,
menyusun kebijakan, mengalokasikan sumber daya,
mengubah struktur organisasi yang ada, rekontruksi dan
rekayasa ulang, merevisi rencana kompensasi dan insentif,
meminimalkan resistensi terhadap perubahan, mencocokan
manager dengan strategi, mengembangkan budaya yang
mendukung strategi, mengembangkan budaya yang
mendukung strategi, menyesuaikan proses produksi atau
operasi, mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang
efektif dan bila perlu mengurangi jumlah karyawan.
c) Evaluasi Strategi
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari strategi, ada tiga
aktifitas yang mendasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu:
1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan
sekarang ini. Berbagai faktor eksternal dan internal dapat
menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan jangka
panjang dan tahunan. Faktor eksternal seperti tindakan
pesaing, perubahan permintaan, perubahan teknologi,
perubahan ekonomi, pergeseran demografi, dan tindakan
pemerintah dapat menghambat pencapaian tujuan
sedangkan faktor internal diantaranya seperti strategi
yang tidak efektif mungkin dipilih atau kegiatan
implementasi barangkali buruk.
2) Mengukur kinerja diantaranya yaitu dengan
membandingkan hasil yang sebenarnya, menyelidiki
penyimpangan dari rencana, mengevaluasi kinerja
individu dan mengkaji kemajuan yang dibuat ke arah
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
3) Melakukan tindakan-tindakan korektif menuntut adanya
perubahan reposisi perusahaan agar lebih berdaya saing
dimasa depan. Tindakan korektif harus menempatkan
organisasi pada posisi yang lebih baik agar bisa
memanfaatkan kekuatan internalnya, mengambil
kesempatan dari peluang eksternal, menghindari,
mengurangi atau meminimalkan dampak ancaman
eksternal dan agar bisa memperbaiki kelemahan internal.
Pada pelaksanaanya sebuah strategi harus bisa berjalan
dengan baik agar apa yang direncanakan bisa tercapai
dengan dengan baik. Sebuah strategi bisa dikatakan
efektif apabila:
(a) Strategi tersebut secara teknis dapat dikerjakan.
(b) Sesuai dengan mandat, misi dan nilai-niali
organisasi.
(c) Dapat membangun kekuatan dan mengambil
keuntungan dari peluang.
(d) Sesuai dengan isu strategi yang hendak
dipecahkan.
(e) Strategi bersifat etis, moral, legal dan merupakan
keinginan organisasi untuk menjadi lebih baik.
Strategi hanya dapat diterapkan dalam organisasi
pemerintahan atau organisasi publik yang memiliki misi
yang jelas, tujuan dan sasaran yang jelas, indikator kinerja
yang jelas dan informasi tentang kinerja yang sesungguhnya
yang didapat sebanding dengan biaya yang dimiliki.
B. Memilih saluran komunikasi pemasaran.
Saluran komunikasi pemasaran pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi dua antara lain :
1) Saluran komunikasi pribadi (personal communication
channels), dua orang atau lebih berkomunikasi melalui
tatap muka, telepon, e-mail. Di sini kita dapat menarik
perbedaan antara saluran komunikasi, penasehat, ahli,
dan sosial. Studi yang dilakukan oleh Burson-Marsteler
dan Roper Starch Worlwide, menemukan bahwa rata-
rata berita dari mulu ke mulut seseorang cenderung
berpengaruh pada sikap pembelian dan dua orang
lainnya. Jadi Kotler & Keller mengatakan bahwa
komunikasi pribadi berpengaruh pada dua situasi yaitu;
pada saat harga tinggi akan berpengaruh kurang bagus
karena berisiko konsumen tidak maubeli, dan
sebalikknya, yang jelas sering orang meminta
rekomendasi terhadap suatu produk dari seorang atau
beberapa orang lain
2) Saluran komunikasi non pribadi, yaitu saluran
komunikasi yang diarahkan kepada banyak orang
misalnya melalui media, promosi penjualan, acara-
acara tertentu, serta hubungan masyarakat ( public
relation / PR ). Saluran komuni kasi melalui hubungan
masyarakat pada prisipnya meliputi dua arah yaitu;
bersifat internal ditujukan kepada para staf dan seluruh
pegawai, dan secara exsternal ditujukan kepada
masyarakat luas sebagai pasar sasaran.
C. Bauran Komunikasi Pemasaran.
Bauran komunikasi pemasaran pada prinsip nya
komunikasi pemasaran yang menggunakan berbagai macam
kegiatan dengan tujuan mengefektifkan dan mengefisiensikan
proses komunikasi pemasaran. Bauran komunikasi pemasaran
dapat menggunakan delapan model komunikasi utama, yaitu :
1) Iklan, menjangkau pembeli yang tersebar luas secara
geografis, dan dapat bersifat pengulangan, penguatan
ekspresivitas, dan impersonalitas.
2) Promosi penjualan, dengan mengunakan potongan
harga, doskon, hadiah, voucher, dan lain-lainnya untuk
menarik perhatian pembeli.
3) Hubungan masyarakat dan publisitas, hal ini sangat
tepat pada situasi bila pasar memiliki persepsi yang
tidak sesuai dari yang diinginkan oleh pemasar.
menjelaskan ada tiga kualitas yang berbeda, antara lain;
kredebilitas tinggi, kemampuan untuk mencapai
pembeli, dan dramatisasi.
4) Acara dan pengalaman, keuntungannya adalah relevan,
melibatkan, implisit.
5) Pemasaran langsung, memiliki banyak bentuk antara
lain; melalui telepon, online, dan lainnya.
6) Pemasaran interaktif, memiliki tiga karakteristik
antara lain; penyesuaian, terkini, interaktif.
7) Pemasaran dari mulut ke mulut, hal ini dapat
bersifat online atau offline, dimana memiliki tiga
karakteristik antara lain seperti kredibel, pribadi, dan
tepat waktu.
8) Penjualan personal. Model ini paling efektif terutama
pada tahap pembentukan pembelian selanjynya,
terutama dalam membentuk preferensi, kenyakinan,
dan tindakan dua orang atau lebih. Model ini memiliki
tiga kekuatan antara lain seperti interaksi pribadi,
pengembangan, dan respon.

2.2.2 Intergrated Marketing Communication

Komunikasi pemasaran adalah suatu scape yang menantang


dan informasi internal (perusahaan) sampai dengan sistem
pengambilan keputusan konsumen. Termasuk di dalamnya pesan
dan citra produk yang dipresentasikan oleh perusahaan.
kepada konsumen potensil maupun stakeholder. Terence
A.Shimp mengemukakan bahwa komunikasi pemasaran atau
marketing communication adalah aspek penting dalam keseluruhan
misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Definisi lain
mengenai komunikasi pemasaran adalah Sutisna dalam Amir Purba
dkk mengemukakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan
usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama
konsumen saran mengenai perbedaan produk di pasar. Kegiatan
komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk
mewujudkan suatu produk,jasa,ide, dengan menggunakan bauran
pemasaran (marketing mix), yaitu iklan (advertising),penjualan
tatap (personal selling), promosi penjualan(sales
promotion),hubungan masyarakat dan publisitas(public relation
and publicity),serta pemasaran langsung( direct marketing).
Komunikasi pemasaran merupakan upaya untuk
menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan
dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat dan konsisten
bagi konsumen. Berdasarkan pengertian komunikasi pemasaran
yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar diatas, penulis dapat
memahami bahwa inti komunikasi pemasaran kepada konsumen
maupun khalayaknya yang dituju dengan media tertentu, mulai
bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi)
perusahaan yang digunakan dalam menarik perhatian konsumen,
sehingga konsumen tertarik untuk datang dan mencoba produk,
barang atau jasa yang ditawarkan, dalam hal ini yang dipilih untuk
dikomunikasikan adalah Walking Drums.
Teori komunikasi pemasaran yang menjadi bahan acuan
yaitu teori komunikasi pemasaran terpadu IMC (Integretad
Marketing Communication) yang diperkenalkan oleh Don E.
Schultz.
IMC (Integretad Marketing Communication) adalah sebuah
konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang
memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang
mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi
misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan
Public Relation serta mengombinasikan disiplin-disiplin ilmu ini
untuk memberikan penjelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
Schultz mengemukakan bahwa IMC merupakan konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang menghargai pentingnya
nilai tambah dari sebuah perencanaan yang komprehensif yang
digunakan untuk mengevaluasi peran-peran strategi dari
berbagai disiplin
komunikasi contohnya periklanan secara umum, tanggapan
langsung, promosi penjualan, dan kehumasan, dan menggabungkan
semua disiplin tersebut untuk menyajikan kejelasan, konsistensi,
dan dampak komunikasi yang maksismal.
A. Terdapat dua ide pokok mengenai Teori IMC :
a. Komunikasi pemasaran yang bersifat one-voice.
Maksudnya adalah walaupun elemen komunikasi
pemasaran yang digunakan berbeda-beda dalam
meraih konsumen, namun semua itu harus dapat
dikoordinasi dengan cara yang tepat oleh berbagai
organisasi dan agensi yang bekerja pada elemen-
elemen yang berbeda tersebut.
b. Komunikasi yang berintegrasi, komunikasi disini
tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan Brand
Awareness atau pencitraan jasa yang baik saja,
namun juga harus dapat menimbulkan hasil
penjualan yang baik.
Di dalam sebuah komunikasi pemasaran terdapat bauran
pemasaran yang terdiri dari Empat P (4P) pemasaran yaitu Product
(Produk), Price (Harga), Place (tempat), dan Promotion
(promosi).16
a. Product (Produk)
Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya,
keanekaragaman, bentuk, kemasan, ukuran,
pelayanan, jaminan, dan pengambilan.
b. Price (Harga)
Merupakan jumlah uang yang pelanggan bayar untuk
produk tertentu. Di dalam menentukan harga suatu
produk ada tiga faktor yang menentukan, yaitu:
kualitas produk, tingkat persaingan, kegiatan promosi.

c. Place (Tempat)

Pendistribusian produk bagi konsumennya yang


tepat sasaran perusahaan.
d. Promotion (Promosi)
Komunikasi guna menciptakan kesadaran dan
ketertarikan konsumen terhadap produk. Promosi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemsaran yang bersifat membujuk
sasaran suatu pembeli.

2.3 Kerangka Pemikiran


Persaingan yang ketat dalam bisnis kedai kopi atau restaurant
membuat konsumen memiliki banyak pilih alternative untuk memilih
tempat yang akan dikunjunginya berdasarkan apa yang diinginkan.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemilik brand untuk mempromosikan
produknya hingga terbentuknya awareness. Salah satu cara upaya
dilakukan oleh Walking Drums terhadap konsumen adalah memberikan
Brand Experience yang baik. Namun ada hal yang harus diketahui
bahawasannya orang membeli atau mengetahui produk kita berdasarkan
awareness. Tanpa awareness kita tidak mungkin memberikan brand
experience yang baik. Untuk itulah terbentuk Strategi pemasaran dalam
membentuk awareness. Pembentukan strategi komunikasi pemasaran yang
diharapkan dapat membentuk awareness. Unsur-unsur dalam komunikasi
pemasaran seperti iklan, promosi, event and experience, public relations,
direct marketing, pemasaran interaktif, personal selling.
Berdasarkan pemikiran dan komunikasi pemasaran dalam
membentuk awareness, maka dapat digambarkan kerangka konsep
penelitian seperti pada gambar dibawah.

WALKING DRUMS

STRATEGI
KOMUNIK

PLANNING, IMPLEMENTING & EVALUATING

KOMUNIKASI PEMASARAN

1. Iklan 5. Direct marketing


2. Pemasaran interaktif 6. Promosi
3. Event and Experience 7. Personal Selling
4. Public relations

BRAND AWARENESS WALKING DRUMS

Anda mungkin juga menyukai