Physical therapy
• Physical therapy provides services to individuals
and populations to develop, maintain and
restore maximum movement and
functional ability throughout the lifespan. This
includes providing services in circumstances
where movement and function are threatened by
ageing, injury, disease or environmental factors.
Functional movement is central to what it means
to be healthy (WCPT, 2019).
1
9/20/2021
2
9/20/2021
FISIOTERAPI
3
9/20/2021
(1)Fisioterapis
dlm melaksanakan praktik fisioterapi
berwenang utk melakukan ;
1. Asesmen fisioterapi yg meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
2. Diagnosis fisioterapi
3. Perencanaan fisioterapi
4. Intervensi fisioterapi
5. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.
4
9/20/2021
PROSES FISIOTERAPI
ASSESSMENT
DIAGNOSIS
PLANNING
INTERVENTION
REEVALUATION
ASSESSMENT
5
9/20/2021
6
9/20/2021
5 Level of prevention
1. Promotion of Health
2. Specific protection
3. Early diagnostic and prompt treatment
4. Disability Limitation
5. Rehabilitation
1. Promotion of Health
• Upaya memperbaiki kes. bagi orang yg msh
sehat :
– Mendidik kebiasaan hidup sehat
– Personal Hygiene
– Lingk kerja yg baik
– Memperbaiki gizi
– Informasi kesehatan imunasi,
7
9/20/2021
2. Spesific Protection
• Upaya memberikan proteksi kpd org sehat yg
diduga akn menderita sesuatu penyakit
– Imunisasi ATS (Anti Tetanus Serum)
• Paku kotor/ berkarat
– Imunisasi ATR (Anti Tetanus Rabies)
• Digigit anjing
– Imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)
• Neonatus mom hepatitis B
8
9/20/2021
4. Disability Limitation
• Upaya membatasi & mengurangi peningk
intensitas / ketidakmampuan px.
– Pemberian treatment secara rutin pd px
hipertensi, DM, dll
5. Rehabilitation
• Upaya terapi & latihan terakhir pd px gangg
disability utk mencapai kemamp fungsional
• 4 aspek utama :
a. Fisik,
b. Psikologik
c. Social
d. Vocational
9
9/20/2021
10
9/20/2021
Status Pasien:
a. Identitas
b. Anamnesis (Case Story)
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Diagnosis
f. Komplikasi
g. Terapi
h. Prognosis
i. Evaluasi
a. Identitas
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Alamat
5. Agama
6. Pekerjaan
11
9/20/2021
b. Anamnesis
(Case Story)
• Tanya jawab ,
wawancara
mengenai penyakit
yg diderita pasien
12
9/20/2021
b. Anamnesis
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat pribadi
6. Anamnesis sistem
1. Keluhan
Utama
• Chief Complain
• Satu atau lebih keluhan /
gejala yg mendorong px
mencari pertolongan
medik.
• Berupa ungkapan singkat.
13
9/20/2021
14
9/20/2021
4. Riwayat Keluarga
• Family history
• Peny cenderung heriditer
• DM, hipertensi, Asthma bronchiale, TBC, dll
5. Riwayat Pribadi
• Personal History
• Berhubungan dg hobby, OR, leisure, pola
makan, pola tidur, tempat kerja atau sekolah,
linkungan tempat tinggal, riwayat alergi
15
9/20/2021
Pertemuan 2
ANAMNESIS SISTEM
16
9/20/2021
6. Anamnesis
Sistem
• Keluhan umum
• Kepala dan leher
• Sistem pernafasan
• Sistem kardiovaskuler
• Sistem pencernaan
• Sistem urogenitalis
• Sistem tulang dan otot
• Sistem persarafan
c. Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI :(Melihat) Sikap tubuh, bentuk, kulit,
ADL, alat bantu yang digunakan
PALPASI :(Meraba) Karakteristik (suhu,kontor,
simetri,tenderness,ketebalan) dan jaringan otot,
tendon, ligamentum, tulang, dll )
Perkusi :(Mengetuk) .
Auskultasi :(Mendengarkan)
17
9/20/2021
1. Inspeksi
Inspeksi (melihat) baik secara
langsung atau dengan kaca
pembesar.
Keadaan umum penderita
Sikap tubuh
Adanya deformitas
Berjalan / gait
Daerah atrofis
Warna kulit
Daerah yang lesi.
18
9/20/2021
2. Palpasi
Palpasi: (Meraba). Tulis apa saja yang kita
temukan pada saat kita memeriksa dengan
jalan meraba.
Suhu setempat
Spasme otot
Nyeri tekan
Tonus otot dll
• Suhu kulit
– Panas /dingin denyutan arteri dapat diraba/ tidak
• Jaringan lunak
– Spasme otot, keadaan membran sinovia;, penebalan jaringan, tumor cairan di
dalam dan luar sendi.
• Nyeri tekan
– Lokalisasi yang tepat untu nyeri : setempat atau rujukan provokasi dari temapt
lain.
• Tulang
– Peratikan bentuk permukaan, ketebalan penonjolan tulang , normal ndak satu
sama yang lainnya.
• Pengykuran panjang gerak
– Atrofi otot, pembengkaan dengan membandingkan kiri dan kanan.
• Deformitas
- Bentuk kelainan yang lain dss.
19
9/20/2021
3. Percusion
Percusi: (Mengetok/memukul bagian
tubuh)
Menggunakan jari manis sebagai
plesimeter dan jari telunjuk dan jari
manis sebagai hammer.
Keadaan normal di sebut “Sonor”.
Kandungan udara dala paru meningkat
(seperti tong yang diketok) disebut
“Hypersonor”
Kandungan udara dalam paru berkurang
proses pemadatan di sebut “Redup”
3. Percusion
Percusi Menentukan keadaan paru :
1. Normal: suara resonan; dug, dug,dug
2. Sangat resonan mengendang: dang, dang, dang (pnemou
thoraks)
3. Agak menggendang : dung, dung, dung
4. Kurang resonan ; deg,deg, deg, paru kurang udara.
5. Redup : bleg, bleg, bleg padat oedema paru.
6. PEKAK: seperti suara perkusi pada paha, misal: adanya
pleura penuh cairan/ nanah fibrosis paru.
20
9/20/2021
4. Auscultasi
Auscultasi: (mendengarkan)
- Pada saat bernafas udara keluar masuk
melalui saluran pernafasan
- Suara normal : vesikular, bronchial dan
tracheal.
- Patologis : ronchi basah, ronchi kering,
ronchi krepitasi dan pleural frictions
• Chest auscultation”
mrpk suatu proses
untuk
mendengarkan &
menginterpretasikan
suara yg ditimbulkan
dalam thorax dg
menggunakan alat
bantu
“Stethoscope”.
• Lokasi Mukus.
21
9/20/2021
Tempat Auskultasi
Letak pada sangkar thoraks:
1. Aorta : Costa 2 kanan pada intercostasternum
2. Pulmonal: Costa 2 kiri pada intercostasternum
3. Mitral: Garis mid klavikularis kiri antara costa 5
dan 6.
4. Trikuspid : Garis mid klavikularis kanan antara
costa 5 dan 6.
22
9/20/2021
Status Present
• Keadaan badan penderita saat di periksa
sekarang ini (menit, jam, hari, tanggal saat di
periksa)
– Pemeriksaan umum
– Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan khusus
23
9/20/2021
1. PEMERIKSAAN UMUM
Pemeriksaan Umum
a. Vital sign:
1. Tinggi Badan: …....cm
2. Berat Badan:……..kg
3. Temperatur:………C
4. Tekanan Darah…...mmHg
5. Nadi……(60-90 menit/detik)
6. Pernafasan…(18-22 menit/detik (dws)/ anak :
40x/ mnt)
24
9/20/2021
1. Tinggi badan
• Gigantisme : badan terlalu tinggi
akibat kelainan kelenjar hipofisis
(pituitary gland)
• Achondroplasia / cretinisme :
badan terlalu pendek akibat
defisiensi jodium sejak kecil
(tyroid gland)
2. Berat Badan
25
9/20/2021
Contoh :
• wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg
• BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)
= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)
• BB 58 kg masih dalam batas normal > 10%
26
9/20/2021
Lebih 23 – 27 25 - 27
Sumber : Azwar Azrul, Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan, seminar Kesehatan obesitas, FKM UI, 2004.
Sumber : Kusmana Dede, Olah Raga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung, FKUI, edisi ke-2, 2006.
27
9/20/2021
Overweight: 25
28
9/20/2021
3. Temperatur
• Thermometer
Tempat Pengukuran :
Aksila 15 menit
Oral 5-10 menit
Anus 5 menit.
• Normal :36 - 37 c
29
9/20/2021
30
9/20/2021
4. Tekanan Darah
• Tensimeter
– Sphygmomanometer
– Tensimeter aneroid
– Tensimeter digital
31
9/20/2021
32
9/20/2021
33
9/20/2021
Hipotensi :
Jika tek sistolik < 90 mmHg
Jika < 70 mmHg maka syncope
Hipertensi :
Prevalensi 10%
Peningkatan Cardiac output &/ peningkatan Pulse rate
34
9/20/2021
Hipertensi
Penyebab hipertensi
berdasar etiologi
Primary / Essensial hypertension
Idiopathic,
90-95% kasus
Secondary hypertension
Diketahui & dikoreksi (peny ginjal, vaskuler, hormonal, dll)
10% kasus
35
9/20/2021
5. Nadi
5. Nadi
Lakukan palpasi pada daerah :
1. Arteri Radialis
2. Arteri Popliteal
3. Arteri Jugularis
4. Arteri Dorsum Pedis
Tekan dan rasakan denyutan
Tekanan, denyutan, pulse, irama,
36
9/20/2021
Rhythm….
• Ukuran nadi
- Pulsus magnus nadi besar misal hipertensi
- Pulsus parvus nadi kecil misal shock
• Irama nadi
- Normal : teratur
- Tidak normal : iregular (erat hubungannya dengan kelaianan
jantung) arrihytmia cordis
37
9/20/2021
Irama nadi
6. Pernafasan
• Pola pernafasan dewasa normal : 22-28
X/menit.
• Anak - Anak: 36 – 40 kali/menit.
• Frek. Nafas : frek. Nadi = 1: 4
• Wanita tipe thoracalis, pernafasan dada
lebih dominan
• Laki-laki tipe abdominalis, pernafasan
perut lebih dominan
38
9/20/2021
39
9/20/2021
Suara Napas
1. Bronchial/Tubular : pada trakea dan leher
2. Broncho Vesikuler: pada daerah percabangan
broncus trakea area sternum.
3. Vasikuler : pada semua lapang paru (suara nafas
normal).
40
9/20/2021
Suara Ucapan
• Anjurkan klien mengucapkan “ tujuh puluh
tujuh” berulang –ulang, setiap setelah inspirasi
secara berbisik dengan instonasi sama kuat.
• Dengan stetoskop dengarkan di semua lapang
paru dengan membandingkan kiri dan kanan
• Normal : intensitas dan kualitas suara kiri dan
kanan sama
41
9/20/2021
Suara Tambahan
Dengarkan apakah ada suara tambahan pada klien : rales, ronchi, wheezing,
pleural frictions rub.
Rales : berupa rales halus( bunyi merintik halus) , rales sedang dan kasar. Rales
tidak bisa hilang apabila klien di suruh batuk, terdengar pada fase inspirasi.
Ronchi : nada rendah sangat kasar, akibat dari terkumpulnya cairan mukus
pada trakhea/bronchus besar.Terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi.
Hilang apabila klien di suruh batuk.
Wheezing: bunyik ngiik…iiik / ngiiiiii k !!! Terjadi karena eksudat lengket
tertiup karena aliran udara /penyempitan pada broncus.Terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi.
Pleural frictions rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan
aplas pada kayu. Gesekan terjadi antara jaringan paru dengan pleura
bag.viseral.
42
9/20/2021
Pertemuan 3
43
9/20/2021
TINGKAT KESADARAN
Tingkat kesadaran
Normal (composmentis)
Somnolentia (keadaan mengantuk)/lethargy/obtundasi
Penderita mudah dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan
menangkis rasa nyeri
Sopor (stupor)/kantuk yang dalam
Dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat kesadaran menurun
lagi
Koma ringan (semi koma)
Tidak ada respon terhadap rangsang verbal, refleks kornea dan pupil
baik, reaksi terhadap rangsang nyeri tidak terorganisasi
Koma
Tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban terhadap rangsang nyeri
44
9/20/2021
RESPON Normal M 6
MOTORIK Terlokalisasi 5
Withraws 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tak ada respon 1
RESPON Orientasi normal V 5
VERBAL Pembicaraan membingungkan 4
Kalimat tidak tepat 3
Suara yg keluar tidak lengkap 2
Tak ada respon 1
GCS = E+M+V
Semakin rendah score maka derajat kesadaran
semakin rendah, dan sebaliknya
Score pada cedera kepala :
13 – 15 : ringan
9 – 12 : sedang
3 – 8 : berat
45
9/20/2021
ORIENTASI
46
9/20/2021
BERBAHASA
• Pemeriksaan :
– Kelancaran berbicara
– Pemahaman (komprehensi) bahasa lisan
• Konversasi
• Suruhan
• menunjuk
– Repetisi (normal 19 suku kata)
– Menamai dan menemukan kata
MEMORI
• Memori menghubungkan masa lalu dengan
masa kini
• Pada lansia perub fungsi memori disebabkan
karena faktor neurologik, psikiatrik, proses
menua
– Demensia gangguan memori dan fungsi intelektual
– Amnesia fungsi memori terganggu dengan latar
belakang fungsi intelektual terpelihara
47
9/20/2021
• Pemeriksaan memori :
– Immediate recall (memori segera)
• Mengulang angka2 yang disebut terapis
• N dg intelegensi rata2 dpt mengulangi 6-7 angka
– Memori baru (recent), jangka pendek
• Orientasi tempat dan waktu
• Test memori 4 kata yang tidak berhubungan
< 60 th stlh 10 menit dpt menyebuttkan 3-4 kata
– Memori jangka panjang
• Informasi pribadi
• Pengetahuan umum
• sejarah
PENGETAHUAN UMUM
• Gudang ilmu tersimpan cukup stabil 80 th
mengalami penurunan
• Pemeriksaan :
– Berapa minggu dalam satu tahun?
– Apa manfaat jantung bagi manusia?
– Sebutkan nama 4 wakil presiden Indonesia !
– Dimana letak negara filipina?
– Berapa km jarak darat antara Jkt dan Sby?
– Apa ibu kota Kanada?
– Jika dibawah terik, kenapa baju putih lebih adem drpada
baju hitam?, dll
48
9/20/2021
BERHITUNG
• Kemampuan berhitung umumnya tidak dimakan usia
• Kemampuan berhitung tergantung tingkat pendidikan
dan pekerjaan
• Pemeriksaan :
– Mengurangi 100 dengan 7 dst
– Orang N tamat SD dapat melakukan dalam waktu <= 40
detik
• Gangguan :
– Diskalkulia
– akalkulia
ABSTRAKSI
• Fungsi intelektual tingkat tinggi yang
membutuhkan pemahaman dan pertimbangan
• Gangguan daya pikir abstrak dapat dijumpai pada
gangguan otak organik, demensia
• Pemeriksaan :
– Mengartikan peribahasa
– Persamaan dan perbedaan
– pertimbangan (judgment)
49
9/20/2021
PRAKSIS
• Integrasi motorik yang digunakan untuk melakukan
gerakan kompleks yang bertujuan
• Pemeriksaan praksis konstruksional :
– Menggambar segi empat
– Mereproduksi bangunan geometri
– Menggambar spontan
– Reproduksi pola dg batang korek api
– Membuat konstruksi dari balok 3 dimensi
– Tugas analisa spasial (menandai bagian yang bertindihan
50
9/20/2021
RESPON EMOSIONAL
• Sering dialami pada penderita dg lesi hemisfer
bilateral
• Afek : respon emosional terhadap suatu
kejadian (situasi)
51
9/20/2021
8. Pasien disuruh melakukan perintah: “ambil kertas dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi 2 dan letakan di lantai
9. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkan mata anda 1
JUMLAH 30
SKOR : Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : definite gangguan kognitif
52
9/20/2021
53
9/20/2021
Anemia
• Kadar Hb / jumlah eritrosit (A.E = Aantal
Evytrocyte)
• Normal
Kadar Hb : Laki-laki : 13,2 – 17,3 gram% (gram/dl)
Wanita : 11,7 – 15,5 gram% (gram/dl)
A.E : Laki-laki : 4,4 – 5,9 juta/mm3 (106/uL)
Wanita : 3,8 – 5,2 juta/mm3 (106/uL)
54
9/20/2021
• Tanda-tanda anemia :
conjunctiva, kuku, bibir, telapak tangan yang
kesemuanya akan tampak pucat (pallor)
• Gejala anemia :
cepat lelah, tidak tahan dingin, tidak bs konsentrasi,
sakit kepala, pusing-pusing, hipotensi postural,
tinnitus, anorexia, nusea, konstipasi atau diare,
tachycardia, palpitasi,dispnoe, mensis (menstruasi,
haid) tidak teratur &/ amenorrhoe, dll
55
9/20/2021
ICTERUS ( JAUNDICE)
• gejala kuning yang dapat dilihat pada plasma,
kulit dan selaput lender ( membrane mucosa)
pasien, akibat tertumpuknya pigmen empedu (
bilirubin) di dalam tubuh
• mudah dilihat pada sclera mata, selaput lender
mulut dan palatum, yang dilhat di bawah
SINAR MATAHARI
56
9/20/2021
Kadar normal:
• Unconjugated bilirubin : 0,4 – 0,8 mg%. ( mg/dL)
• Conjugated bilirubin : 0-0,2 mg% (mg/dL)
• Bilirubin total : 0,4 – 1 mg% (mg/dL)
57
9/20/2021
OEDEMA (EDEMA)
• peningkatan volume cairan extracellular dari
komponen extravascular.
• Berdasarakan pemeriksaan klinis, oedema
dapat dibedakan :
– Pitting edema
– Non-pitting edema
58
9/20/2021
CYANOSIS
• Warna kebiru-biruan yang tampak di kulit atau
selaput lender, jelas
• terlihat di bibir, kuku, hidung dan telinga.
• Macam :
– Central cyanosis
– Peripheral cyanosis
59
9/20/2021
Pertemuan 4
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
a. KULIT
Inspeksi
Macula : kelainan warna di kulit yang berbatas tegas
Erythema : kemerahan di kulit karena pelebaran
pembuluh darah
Urtica (Bidur, Kaligata) : penojolan di kulit, dengan
ciri tampak erythema dan adanya oedema di
dermis, disertai rasa gatal, urtica alergi
60
9/20/2021
61
9/20/2021
Telinga :
Lihat daun telinga, canalis auricularis ext &
membran timpani
Test pada telinga :
Test suara berbisik
Gapu tala, yang membedakan jenis gangguan
Audometri, derajat gangguan pendengaran sebesar
berapa dicibel
Hidung :
Gangg penciuman : rhinogen & neurogen
Mulut & gigi :
Stomatitis peradangan mukosa mulut
Gingi vitis peradangan gusi
Ulcerasi
Pharinx & tonsil :
Tonsilitis
Hypertropfi tonsil
62
9/20/2021
Leher :
Letak trachea
Kelenjar limfe cervicalis
Kelenjar thyroid struma (goiter)
c. THORAX
Dinding dada berdasar bentuk anatomis :
Barrel chest : bentuk dada seperti tong. Diameter
anteroposterior sama atau hamper sama dengan
dimater bilateral
Pectus carinatum : dada mencembung seperti dada
burung
Pectus excavatum : penonjolan tampak mencekung
Vossure cardiaque : penonjolan tulang dada akibat
adanya kelainan jantung kongen
63
9/20/2021
64
9/20/2021
d. Abdomen
Inspeksi Apakah perut tampak membuncit?
Apakah umbilicus tampak menonjol ?
Palpasi keadaan normal akan teraba supel
Perkusi tympatitis, shifting dullness, redup
Auskultasi Bising usus terdengar
stethoscope yang diletakkan di dinding perut
65
9/20/2021
e. Anogenital
f. Musculoskeletal
sendi dan srtruktur-struktur yang berkaitan
dengannya, yaitu membrane synovia, capsula sendi,
ligamentum-ligamentum dan otot-otot yang
melewati sendi
66
9/20/2021
Musculoskeletal
g. Sistem Nervorum
Kepala Chvostek’s sign
Leher Torticollis spastic, neck stiffness
67
9/20/2021
Nervus cranialis :
N.I (Nervus olfactorius)
N.II (nervus opticus)
N.III (nervus occulomotorius)
N.IV (nervus trochlearis)
N.V (nervus trigeminus)
N.VI (nervus abducens)
N.VII (nervus facialis)
N.VIII (nervus octavus = nervus
vestibuloacusticus )
N.IX (nervus glossopharyngeus)
N.X (nervus vagus)
N.XI (nervus accessories)
N.XII (nervus hypoglossus)
68
9/20/2021
1. Nervus Olfactorius
• Fungsi Pembau :
• Uji menggunakan bau-bauan : (kopi, tembakau, jeruk minyak kayu
putih)
• Cara :
– Anjurkan klien menutup mata dan uji satu persatu
lubang hidung klien
• Anjuran :
– Klien mengidentifikasi perbedaan bau-bauan yang di
berikan.
2. Nervus Opticus
• Fungsi penglihatan :
• Cara : menggunakan Snellen chart pada jarak 5
meter dan bila perlu periksa luas lapang
pandang klien dengan cara jalankan sebuah
benda yang bersinar dari samping belakang
kiri depan dan atas ke bawah.
69
9/20/2021
3. Nervus Oculomotorius
• Menggunakan lampu senter uji reaksi pupil
dengan memberi rangsangan sinar
kedalamnya.
• Cara :
– Tatap mata klien dan anjurkan klien untuk
menggerakkan mata dari dalam keluar.
4. Nervus Troclhearis
• Fungsi : gerakkan bola mata
• Cara ; anjurkan klien melihat kebawah ke
smping Kiri kanan dengan mengerak-gerakkan
tangan pemeriksa.
70
9/20/2021
5. Nervus Abdusen
• Fungsi : pengerak bola mata ke samping
• Cara : anjurkan klien melirik kiri dan kanan
dengan bantuan tangan terapis.
6. Nervus Trigeminus
• Fungsi : sensasi kulit wajah
• Cabang
– Optalmikus
• Cara : anjurkan klien untuk melihat ke atas dengan menggunakan kapas halus
sentuhan pada kornea samping untuk melihat reflek kornea (perhatikan reflek
berkedip klien)
• Sensasi kulit wajah gunakan kapas dan usapkan pada dahi dan paranasalis klien.
– Maksilaris
• Gunakan kapas sentuh pada wajah klien dan uji kepekaaan lidah dan gigi
– Mandibularis
• Anjurkan klien menggerakkan /mengatupkan rahangnya dan memegang giginya,
dan utuk sensasi kulit wajah gunakan kapas dan sentuhan pada kulit wajah
71
9/20/2021
7. Nervus Facialis
• Anjurkan pasien untuk tersenyum, mengangkat
dahi, mengangkat alis mengerutkan dahi.
• Menggunakan garam dan gula uji rasa 2/3 lidah
depan klien,
• Cara : anjurkan klien menutup mata dan tempat
pada ujung dan sisi lidah: garam, gula dan jeruk
anjurkan klien mengidentifikasi rasa tersebut
8. Nervus Octavus
(nervus vestibulo acustikus)
• Fungsi : Menguji pendengaran pasien
• Cara : menggunakan garpu tala untuk menguji
pedengaran pasien
• Untuk menguji keseimbangan klien : anjurkan
klien untuk berdiri bila mampu dan menutup
mata beberapa detik perhatikan keseimbngan
pasien
72
9/20/2021
9. Nervus Glossopharengeus
• Fungsi : menelan, gerakkan lidah, rasa lidah
depan.
• Cara :
– anjurkan klien berkata “ ah” untuk melihat refleks
– Anjurkan klien untuk mengerakkana lidah dari sisi
ke sisi atas kebawah secara berulang –ulang
– Untuk uji rasa sama pada awal.
73
9/20/2021
74
9/20/2021
• Gangguan gerak
– Gerakan simetris
– Kekuatan MMT
– Tonus normal, hipo-hipertonus, trofi, clonus,
sendibilitas, reflex fisiologis, reflex patologis
75
9/20/2021
Pemeriks. Fungsional
neuromuskuler
• Sitting balance
• Transfer
• Standing balance
• Eating skill
• Dressing skill
• Personal hygiene skill
• Ambulasi
76
9/20/2021
Pertemuan 5 dan 6
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ada tidaknya faktur atau patah tulang sangat sensitif mendeteksi penyakit dalam Menilai lebih dalam anatomi jaringan
dan melihat gambar pada bagian dada jaringan tubuh lunak seperti otak, hati, lunak dalam tubuh, terutama otak,
seseorang. dan untuk melihat penyebaran suatu sel sumsum tulang belakang, dan susunan
kanker dalam tubuh saraf
77
9/20/2021
9/18/2021
9/18/2021
78
9/20/2021
Membaca Rontgen
• Rontgen : sarana diagnostik terutama bagi praktisi
kesehatan
• seringkali mengalami kesulitan saat menemui
rontgen-rontgen yang hitam putih
• kebanyakan gambarnya sama dan mirip-mirip.
PERTAMA
Pastikan terlebih dahulu kelengkapan IDENTITAS
foto rontgennya.
Nama, umur, jenis kelamin, nomor foto, tanggal
foto
Harus dipastikan supaya tidak tertukar.
79
9/20/2021
KEDUA
Pastikan foto tersebut LAYAK BACA atau tidak.
Foto dengan kualitas yang tidak baik sebaiknya tidak
di baca untuk menghindari isinterpretasi.
Misalnya, foto yang terpotong, posisinya tidak baik,
Untuk menghindari kesalahan pembacaan, kita bisa
minta ulang fotonya.
KETIGA
• Fokuskan pada foto rontgen thorak
• Tentukan posisi foto terlebih dahulu.
• Yang penting adalah posisi pengambilan
foto AnteroPosterior (AP) atau
PosteroAnterior (PA).
80
9/20/2021
81
9/20/2021
82
9/20/2021
83
9/20/2021
Anatomi Thorax, PA
84
9/20/2021
Penting!!!!
• semakin jauh letak organ dari film maka
gambaran foto yang didapat akan
termagnifikasi (diperbesar) sehingga tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
• Yang lebih mendekati keadaan organ yang
sebenarnya adalah foto PA (jika kita menilai
jantung dan paru, karena lebih dekat ke film).
85
9/20/2021
PA AP
86
9/20/2021
KEEMPAT
soft tissue
• Pertama perhatikan soft tissuenya terlebih
dahulu, apakah terdapat soft tissue swelling
(pembengkakan pada jaringan lunak) atau
tidak.
87
9/20/2021
9/18/2021
88
9/20/2021
metastasis
• Gambaran metastasis yang ada dapat berupa
gambaran radiolusen (hitam) atau radioopaque
(putih) yang abnormal pada gambaran tulang.
Mediastinum
Rongga diantara paru paru kanan dan kiri yang berisi jantung,
aorta dan arteri besar
89
9/20/2021
Trakea
Pleura
Bagaimana sudut costofrenikusnya, lancip atau
tumpul, normalnya lancip.
90
9/20/2021
SINUS COSTOPHRENICUS
parenkim paru,
• Hilus merupakan tempat keluar masuknya arteri dan
vena pulmonalis, bronkus, dan juga saluran limfe.
91
9/20/2021
PARENKIM PARU
92
9/20/2021
93
9/20/2021
jantung
• Jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau
tidak.
• Ukuran bisa kita nilai dengan menghitung CTR
(Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang
dewasa adalah 48%-50%, sedangkan pada anak-
anak sebesar 52%-53%.
• Cara menghitungnya adalah a + b : c. Jelasnya lihat
gambar …
94
9/20/2021
diafragma
• Diafragma, apakah terdapat elevasi, bagaimana
bentuknya, dan permukaannya licin atau tidak.
• Diafragma letak tinggi misalnya bisa disebabkan
oleh desakan massa dari bawah, paralisis m.
diafragmatika
Contoh Kasus 1
9/18/2021
95
9/20/2021
9/18/2021
9/18/2021
96
9/20/2021
9/18/2021
Rontgen berbeda
9/18/2021
97
9/20/2021
9/18/2021
9/18/2021
Artinya …..
98
9/20/2021
9/18/2021
• MUSKULOSKELETAL
99
9/20/2021
9/18/2021
9/18/2021
100
9/20/2021
101
9/20/2021
FRAKTUR
Film polos merupakan metode awal untuk memeriksa bila ada
kecurigaan traumaskeletal.
Setiap tulang dapat mengalami fraktur
Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah :
a. Garis fraktur : dapat melintang diseluruh diameter tulang atau
keretakan pada tepi kortikal luar yg normal pada fraktur minor.
b. Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah terjadi
fraktur.
c. Iregular kortikal : sedikit penonjolan.
102
9/20/2021
Jenis Fraktur
Greenstick : fraktur dapat berupa bengkokan di satu sisi
dan patahan kortek di sisi yang lain. Tulang juga dapat
melengkung tanpa patahan yg nyata.
Avulsi : sebuah fragmen tulang terlepas dari lokasi ligamen
dan insersio tendon.
Pathologis : fraktur dimana tulang tersebut sudah
bermasalah / ada kelainan ( tumor / osteoporosis ).
Impaksi : fragmen saling tertekan stu sama lain, tanpa
adanya garis fraktur yg jelas.
103
9/20/2021
104
9/20/2021
105
9/20/2021
9/18/2021
106
9/20/2021
9/18/2021
107
9/20/2021
108
9/20/2021
9/18/2021
109
9/20/2021
9/18/2021
9/18/2021
110
9/20/2021
111
9/20/2021
Osteoarthrosis – osteoarthritis
Fitur radiografi
Sinar-X multi-view berkualitas baik membentuk modalitas pencitraan
utama.
Pastikan film diambil dengan pemuatan yang sesuai, mis. bantalan berat.
Cari celah ruang sendi, kista subchondral, osteofit marginal dan sklerosis
tulang. Kepadatan tulang umumnya dipertahankan. CT dapat berguna
untuk menilai apakah tulang kortikal terlibat.
Dapat mengungkapkan tubuh yang longgar tidak terlihat pada foto polos.
MRI adalah modalitas pilihan untuk mengidentifikasi kehilangan tulang
rawan. Efusi dan kista lebih baik ditunjukkan dengan MRI.
Pemindaian isotop dapat berguna untuk menilai distribusi.
112
9/20/2021
Scoliosis
Fitur radiologis
Film PA berdiri dari seluruh tulang belakang, posisi lateral
dan posisi lateral terlentang.
Cobb angle - metode pengukuran derajat skoliosis; pilih
vertebra yang paling miring di atas dan di bawah puncak
kurva.
Sudut antara garis berpotongan yang ditarik tegak lurus
ke atas vertebra atas dan bagian bawah vertebra bawah
adalah sudut Cobb.
Cari kelainan struktural di dalam vertebra
113
9/20/2021
114
9/20/2021
115
9/20/2021
Clavicular fractures
Fitur radiologis
Tampilan AP tunggal biasanya memadai.
Seringkali garis fraktur terlihat jelas, meskipun pada anak-anak terdapat
batang hijau fraktur mungkin sulit dilihat, tetapi perlakukan seperti di bawah
ini dan ulasan pada 2 minggu akan membedakan fraktur.
Waspadai pneumotoraks halus akibat fragmen tulang.
Pada pasien dengan riwayat keganasan, atau ketika riwayat tersebut tidak
mendukung adanya cedera traumatis, fraktur patologis harus
dipertimbangkan.
Ini mungkin sekunder dari penyakit berulang tetapi selalu meminta riwayat
radioterapi karena radionecrosis dapat meniru metastasis
116
9/20/2021
117
9/20/2021
AMP Arthroplasty
Fitur radiologis
Radiografi AP dan lateral biasanya akan memvisualisasikan garis
fraktur.
Cari asimetri. Bandingkan jalur Shenton di AP. Pada lateral, periksa
angulasi kepala sehubungan dengan leher.
Fraktur halus hanya dapat dikenali oleh gangguan pola trabekuler.
Jika mencurigakan, tetapi tidak ada fraktur yang terlihat, CT, MRI atau
pemindaian tulang pada 48 jam atau tertunda berulang film kerucut
dapat bermanfaat.
118
9/20/2021
119
9/20/2021
Patella fracture
Fitur radiologis
AP dan lateral sangat penting.Tampilan cakrawala tidak
pantas di tahap akut tetapi dapat membantu untuk tindak
lanjut yang tertunda.
Fraktur biasanya jelas. Cari lipohaemarthrosis terkait pada
lateral-beam lateral.
Waspadai bipartit kongenital dan patela multipartit; biasanya
terjadi pada aspek superolateral patela. Dalam fragmen-
fragmen ini cenderung bulat dan dikortisasi dibandingkan
dengan margin tajam non-sklerotik dalam fraktur.
MRI mungkin berguna dalam kasus-kasus halus
MRI
• MRI adalah imaging yang sangat diperlukan di
bidang neurologi dan neurosurgeri.
• MRI dapat memberikan gambaran detil otak,
tulang belakang dan pembuluh darah yang
dapat divisualisasikan ke dalam tiga potongan
(axial, coronal dan sagital).
120
9/20/2021
Citra
MRI
121
9/20/2021
122
9/20/2021
123
9/20/2021
124
9/20/2021
Pertemuan 7
PEMERIKSAAN EKG, EEG, EMG, USG
125
9/20/2021
ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
• Dasar
tubuh manusia bersifat sbg konduktor shg
memungkinkan penempatan elektroda di
permukaan tubuh dpt merekam peristiwa
listrik di dalam tubuh
• EKG mrp penjumlahan aktivitas listrik yg
berasal dari semua sel otot jantung aktif
251
252
126
9/20/2021
127
9/20/2021
Interpretasi
EKG
128
9/20/2021
257
258
129
9/20/2021
260
130
9/20/2021
261
Suara Jantung
• S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd dinding ventrikel & arteri;
dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi
tekanan atrium.
• S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol
ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di
aorta & arteri pulmonal.
• S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr
tiba-tiba pd saat pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering
terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
• S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang tjd pd individu normal
262
131
9/20/2021
Suara Jantung
263
264
132
9/20/2021
ELEKTROMYOGRAPHY
(EMG)
• Electromyography/electromyogram
• tes untuk memeriksa kondisi otot dan sel-sel saraf
yang mengontrolnya (neuron motorik).
• mendeteksi adanya gangguan pada saraf, otot, atau
masalah dengan sinyal yang dikirimkan saraf ke otot.
• neuron motorik mengirimkan sinyal listrik ke otot
yang menyebabkan otot berkontraksi atau bereaksi
dengan cara tertentu.
• kondisi atau penyakit yang dapat didiagnosis melalui tes EMG ini
adalah:
Kelainan otot, seperti distrofi otot (muscular dystrophy) atau
polymyositis.
Penyakit yang memengaruhi hubungan antara saraf dan otot, seperti
myasthenia gravis.
Gangguan saraf di luar sumsum tulang belakang (saraf tepi), seperti
carpal tunnel syndrome atau neuropati perifer.
Gangguan yang memengaruhi neuron motorik di otak atau sumsum
tulang belakang, seperti amytrophic lateral (ALS) atau polio.
Gangguan yang memengaruhi akar saraf, seperti herniasi diskus di
tulang belakang.
133
9/20/2021
Hasil elektromiografi
• Normal menunjukkan adanya aktivitas listrik yang
sangat sedikit saat otot rileks atau istirahat. Aktivitas
listrik mungkin akan terlihat, tetapi setelah otot tenang
aktivitas listrik yang terdeteksi akan kembali menjadi
sangat sedikit.
• Tidak normal menandakan adanya kelainan atau
penyakit tertentu pada otot atau saraf. Jika hasil
menunjukkan aktivitas listrik pada otot yang sedang
beristirahat, memiliki masalah dengan suplai saraf ke otot.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh peradangan
134
9/20/2021
Elektroensefalografi (EEG)
• lectroencephalography/electroencephalogram
• tes untuk mengukur aktivitas listrik di otak, menggunakan
alat berbentuk cakram logam kecil (elektroda) yang
terpasang pada kulit kepala
• Tes ini dapat mengidentifikasi aktivitas listrik yang
abnormal di otak, yang mungkin mengindikasikan adanya
kelainan sistem saraf atau penyakit otak tertentu, ex :
epilepsi, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami kejang berulang atau kambuhan.
135
9/20/2021
hasil electroencephalography
• normal menunjukkan pola garis gelombang yang normal
pula.
• abnormal menunjukkan adanya kelainan atau kondisi
medis tertentu, seperti gangg epilepsi, gangg tidur, cedera
otak,migrain, edema, perdarahan abnormal (hemorrhage),
struktur abnormal di otak (tumor), atau kematian jaringan
akibat penyumbatan aliran darah di otak (infark
serebral/stroke infark).
ULTRASONOGRAPHY (USG)
• Gelombang suara ultrasonic frekwensi tinggi
3,5-7,0mHz utk menghasilkan gambar organ
dalam & jaringan lain. Transduser mengubah
arus listrik menjadi gelombang suara yg dikirim
ke jar. Tubuh
136
9/20/2021
137
9/20/2021
138
9/20/2021
Pertemuan ke 8
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
139
9/20/2021
Hemoglobin
• Hemoglobin adalah bagian dari sel darah
merah yang berperan sebagai kendaraan untuk
mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
• Hb yang rendah mengalami anemia atau
kurang sel darah merah.
• Hb : nilai normalnya 14,0–16,0 g/dl.
Leukosit
• Sel darah putih : berperan dalam melawan bakteri, virus, maupun
kuman penyebab penyakit lainnya. Saat ada berbagai penyebab
penyakit ini masuk ke tubuh, sel darah putih akan memperbanyak
diri.
• Jumlah sel darah putih biasanya tertulis sebagai white blood cell
(WBC).
• Jumlah > dari normal peradangan atau inflamasi, infeksi, atau
gangguan kesehatan lainnya dalam tubuh.
• Jumlah < dari normal, efek penggunaan obat-obatan, infeksi virus,
atau penyakit sumsum tulang belakang.
• Sel darah putih : 4.300-10.800/mcL
140
9/20/2021
Eritrosit
• Sel darah merah : komponen darah yang
berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke
seluruh tubuh.
• Jumlah sel darah merah biasanya tertera
sebagai red blood cells (RBC).
• Jumlah < dari normal, maka terkena anemia.
• Sel darah merah: 4,2-5,9 juta/mcL
Platelet count
• Platelet atau trombosit : komponen darah yang membantu
proses pembekuan darah.
• Jika jumlah platelet > normal trombositosis gangg
sumsum tulang, anemia, kanker, infeksi serta perdangan.
• Jika jumlah platelet < normal rombosiopenia
biasanya sering berdarah dan memar tanpa sebab. Kondisi
ini bisa menandakan infeksi ginjal, efek samping kemoterapi
atau leukimia.
• Platelet count: 150.000-400.000/mcL
141
9/20/2021
142
9/20/2021
Hematokrit
• Hematokrit : melihat persentase sel darah merah
yang terdapat pada total volume darah.
• Jika jumlahnya rendah, maka artinya tubuh
kekurangan zat besi.
• Jika jumlahnya tinggi, artinya sedang dehidrasi
maupun mengalami kondisi lainnya.
• Hematokrit: 45-52 % untuk pria & 37-48% untuk
perempuan
143
9/20/2021
144
9/20/2021
SGOT/SGPT
• Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) adalah
enzim yang biasanya ditemukan pada organ hati (liver),
jantung, ginjal, hingga otak.
• Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) adalah enzim
yang paling banyak dijumpai dalam liver.
• SGOT: nilai normal, 5–34 U/L
• SGPT: nilai normal 0–55 U/L
145
9/20/2021
146
9/20/2021
147
9/20/2021
Urine
• Produksi urine oleh ginjal pada orang dewasa normal antara 800-
1.300 ml/24 jam.
• Kelainan produksi urine oleh ginjal dapat berupa:
– POLIURI : produksi urine > 3.000 ml/24 jam. Bisa ditemukan
pada pasien diabetes insipidus.
– OLIGOURI : produksi urine < 400 ml/24 jam
– ANURIA : produksi urine < 100ml/ 24 jam. Disebabkan adanya
Chronic Kidney Disease ( CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik
derajat berat ( dahulu dikenal sebagai gagal ginjal/ renal failure)
oleh sebab apapun.
148
9/20/2021
Warna :
• Normal berwarna kuning muda hingga kuning tua.
• Bila seseorang kurang minum, disertai banyak berkeringat,
maka urine akan sedikit jumlahnya, urochrome yang
terdapat di dalam urine akan sangat meninggi kadarnya, hal ini
akan membuat urine tampak kuning tua, bahkan kemerah-
merahan.
• Bila seseorang menderita icterus ( hepatocellulare atau
obstruktivus), adanya bilirubin dalam urine, warna urine bisa
kuning sekali. Pada pasien hepatitis, seringkali sebelum sclera
mata tampak kuning, urine pasien sepanjang hari sudah tampak
kuning sekali seperti warna teh.
149
9/20/2021
Kejernihan:
• Urine normal tampak jernih, namun bila
dibiarkan lama atau didinginkan bisa gak keruh.
Bila urine yang masih baru sudah tampak
keruh, maka dapat sebagai akibat adanya
Kristal fosfat, bakteri atau unsur sedimen
lainnya dalam jumlah besar
150
9/20/2021
Pertemuan ke 8
151
9/20/2021
KUANTITAS GERAKAN
KUALITAS GERAKAN
Yang termasuk di sini adalah semua aspek gerakan selain
LGS, a.l:
• Koordinasi gerakan
• Pola gerakan
• Ada/tidaknya tahanan gerak
• Kualitas tahanan pada akhir gerakan
152
9/20/2021
153
9/20/2021
154
9/20/2021
155
9/20/2021
END FEEL
Adalah KUALITAS TAHANAN PADA AKHIR
GERAKAN
Setiap persendian punya karasteristik sendiri-
sendiri, tergantung pada:
- struktur anatomi sendi ybs
- arah gerakannya
156
9/20/2021
ENDFEEL NORMAL/FISIOLOGIS
* Lunak
* Kapsuler/kapsuloligamenter
* Keras
ENDFEEL PATOLOGIS
Suatu end feel dikatakan patologis bila:
* Tempatnya berubah
* Kualitasnya berubah
Endfeel Patologis
• Perubahan kualitas tahanan dan atau perubahan tempat
• Spasme otot : Gerakan berhenti secara mendadak, agak keras
dan sedikit memantul (elastis).
• Kapsuler : Seperti pada kapsuler normal tetapi lebih keras.
• Bony Block: berhenti mendadak, keras dan tempatnya berubah,
umumnya sebelum batas LGS normal.
• Kosong : Apabila pasien mengalami nyeri hebat sehingga tidak
mau digerakkan.
157
9/20/2021
158
9/20/2021
159
9/20/2021
Interpretasi Pemeriksaan
Interpretasi merupakan hal yang sangat penting dalam
pemeriksaan karena tanpa interpretasi hasil
pemeriksaan belum ada artinya.
Dalam interpretasi hrs ditanyakan hal2 sbb:
1. Apakah ada gangguan pada sendi?
2. Apakah ada painfull arc?
3. Apakah tdpt gangguan pada otot/tendon?
4. Apakah tdpt gangguan pada jaringan non konraktil?
160
9/20/2021
161
9/20/2021
Pertemuan 9
INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF
FUNCTIONING,DISABILITY AND HEALTH (ICF)
162
9/20/2021
163
9/20/2021
Domain ICF
• Setiap komponen ICF terdiri dari berbagai domain.
• Details pada domain dapat digambarkan hingga 4 tingkat (levels),
tergantung pada kebutuhan pengguna.
• Dalam setiap komponen, terdapat daftar kategori domain lengkap yang
berfungsi sebagai unit klasifikasi.
• Level ICF diatur dalam bentuk hierarki dan dilambangkan dengan kode
alfanumerik yang unik. Kategori disusun dalam skema bercabang
dalam setiap komponen.
164
9/20/2021
165
9/20/2021
Body Structures
CHAPTER 1 - Structures of the nervous system
CHAPTER 2 - The eye, ear and related structures
CHAPTER 3 - Structures involved in voice and speech
CHAPTER 4 - Structures of the cardiovascular, immunological and
respiratory systems
CHAPTER 5 - Structures related to the digestive, metabolic and endocrine
systems
CHAPTER 6 - Structures related to the genitourinary and reproductive
system
CHAPTER 7 - Structures related to movement
CHAPTER 8 - Skin and related structures
Body Functions
CHAPTER 1 - Mental functions CHAPTER 2 - Sensory functions and pain
CHAPTER 3 - Voice and speech functions
CHAPTER 4 - Functions of the cardiovascular, hematological, immunological
and respiratory
systems
CHAPTER 5 - Functions of the digestive, metabolic and endocrine systems
CHAPTER 6 - Genitourinary and reproductive functions
CHAPTER 7 - Neuromusculoskeletal and movement related functions
CHAPTER 8 - Functions of the skin and related structures
166
9/20/2021
Environmental Factors
CHAPTER 1 - Products and technology
CHAPTER 2 - Natural environment and human-made changes to environment
CHAPTER 3 - Support and relationships
CHAPTER 4 - Attitudes
CHAPTER 5 - Services, systems and policies
167
9/20/2021
Personal Factors
• Tidak diberikan kode dalam ICF karena adanya variabilitas internasional
yang luas sehingga tidak dapat disetujui menggunakan kode.
• Masih dimasukkan dalam ICF karena faktor ini penting untuk memahami
fungsi dan disabilitas.
168
9/20/2021
Contoh hierarki:
169
9/20/2021
NB:
Kode yang berkaitan dengan body functions dimulai dengan 'b‘
Kode yang berkaitan dengan body structures dimulai dengan 's.'
170
9/20/2021
Environmental factors
Contoh:
•e115 Products and technology for personal use in daily living
•e155 Design, construction and building products and technology of
buildings for private use
•e210 Physical geography
•e355 Health professionals
NB:
Kode yang berkaitan dengan environmental factors dimulai dengan
'e‘.
ICF Qualifiers
• Daftar domain ICF menjadi klasifikasi ketika menggunakan qualifiers.
–Qualifiers mencatat kehadiran dan tingkat keparahan masalah
fungsional pada tingkat tubuh, individu dan sosial.
–Satu atau dua qualifiers bisa berlaku per domain ICF.
• ICF telah mengidentifikasi skala qualifiers umum (generic qualifiers scale)
sebagai berikut:
–NO problem (none, absent, negligible) 0-4%
–MILD problem (slight, low…) 2-24%
–MODERATE (medium, fair) 25-49%
–SEVERE (high, extreme, …) 50-95%
– COMPLETE (total…) 96-100%
171
9/20/2021
172
9/20/2021
173
9/20/2021
174
9/20/2021
175
9/20/2021
NB: Ini adalah contoh dan semua potential goals tidak dirinci dalam
skenario ini.
176
9/20/2021
177
9/20/2021
• Component: Body
Functions
• Chapter:
Neuromusculoskeletal
and movement related
functions (Chapter 7)
• Block: Muscle functions
(b730- b749)
• Two level category:
Muscle power functions
(b730)
• Three level category:
Power of isolated
muscles (b7300)
178
9/20/2021
62 year old male, diagnosed with a right sided stroke. He is retired, enjoys bridge, lives alone in a
two level home
Assessment ICF ICF Domain Outcome Goals Interventions
Findings Measure(s)
Movement functions:
• Impaired F • Involuntary • Berg • Walk 5 km • Gait training
balance movement reaction Balance without • Walking aid
• Impaired Gait functions b755 Scale sitting to • Aerobic
• Reduced • Gait pattern functions • VO2 peak rest exercise class
aerobic b770 • 6 min walk • Strengthening
capacity • Exercise tolerance test exercise
• Upper extremity functions b455 • Grip strength
weakness • Muscle power
functions b730
Sykes (2008)
179
9/20/2021
ICF dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk kerja praktek dengan menggambarkan hubungan antara
assessment, goals, outcome measurement dan interventions.
Sykes (2008)
Kesimpulan
ICF…
•Menyediakan bahasa yang standar untuk meningkatkan komunikasi
•Memberikan dasar ilmiah terkait konsekuensi dari kondisi kesehatan
•Memungkinkan perbandingan data
•Menyediakan skema pengkodean yang sistematis
•Menekankan pada kesehatan dan fungsi, bukan disabilitas/kecacatan
•Dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk kerja praktek dengan
menggambarkan hubungan antara assessment, goals, outcome
measurement dan interventions.
180
9/20/2021
References
• Madden, R. and Dimitropoulous, V. 2014. The International Classification of Functioning, Disability
and Health ICF: What it is and what it can be used for. Interchange Journal of the Health Information
Management Association of Australia, 4(1), pp.27-29.
• Sykes, C. Health classifications 1 – An introduction to the ICF. [Online] Available at:
https://www.wcpt.org/sites/wcpt.org/files/files/KN-ICF-Intro-eng.pdf [Accessed 3 November 2018]
• Sykes, C. 2008. The International Classification of Functioning, Disability and Health: relevance and
applicability to physiotherapy. Advances in physiotherapy, 10(3), pp.110-118.
• WHO. 2001. International Classification of Functioning, Disability and Health. [Online] Available at:
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42407/9241545429.pdf;jsessionid=95FA93C47D74EE
B8AE484B77B97AC1D6?sequence=1 [Accessed 3 November 2018]
• WHO. 2002. Towards a Common Language for Functioning, Disability and Health: ICF. [Online]
Available at: http://www.who.int/classifications/icf/icfbeginnersguide.pdf?ua=1 [Accessed 3
November 2018]
181
9/20/2021
182