Anda di halaman 1dari 182

9/20/2021

Pemeriksaan & Pengukuran


Fisioterapi
Disamppaikan oleh :
Yoni Rustiana, SST.Ft.,Ftr.,M.Kes
Politeknik Kesehatan Surakarta

Physical therapy
• Physical therapy provides services to individuals
and populations to develop, maintain and
restore maximum movement and
functional ability throughout the lifespan. This
includes providing services in circumstances
where movement and function are threatened by
ageing, injury, disease or environmental factors.
Functional movement is central to what it means
to be healthy (WCPT, 2019).

1
9/20/2021

Standar Pelayanan Fisioterapi,


PMK No.65 th 2015

Fisioterapi adalah bentuk


pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada individu
dan/atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi
tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis)
pelatihan fungsi, dan komunikasi.

2
9/20/2021

• Fisioterapis adalah setiap orang yang telah


lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

KEPMENKES no. 80 2013

FISIOTERAPI

pelayanan kesehatan yg ditujukan kpd individu dan


atau kelompok utk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur
kehidupan dgn menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi,
komunikasi.

3
9/20/2021

KEPMENKES 1363 Pasal 12

(1)Fisioterapis
dlm melaksanakan praktik fisioterapi
berwenang utk melakukan ;
1. Asesmen fisioterapi yg meliputi
pemeriksaan dan evaluasi
2. Diagnosis fisioterapi
3. Perencanaan fisioterapi
4. Intervensi fisioterapi
5. Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.

(2) Fisioterapis dlm melaksanakan kewenangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) berkewajiban utk :
a. Menghormati hak pasien;
b. Merujuk kembali kasus yg tidak dapat ditangani
atau belum selesai ditangani, sesuai sistem
rujukan yang berlaku;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. Meminta persetujuan tindakan yg akan dilakukan;
e. Memberikan informasi dlm lingkup asuhan
fisioterapi;
f. Melakukan pencatatan dgn baik.

4
9/20/2021

PROSES FISIOTERAPI
ASSESSMENT

DIAGNOSIS
PLANNING

INTERVENTION
REEVALUATION

COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION

STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI

ASSESSMENT

EXAMINATION (PEMERIKSAAN) EVALUATION


DATA GATHERING ANALISIS DAN SISTESIS

perorangan/ kelompok, nyata/


berpotensi terjadi kelemahan, analisis dan sintesis dlm
keterbatasan fungsi, ketidakmampuan sebuah proses
atau kondisi kesehatan lain dgn cara pertimbangan klinis.
pengambilan data riwayat sakit,
skreening, tes khusus, pengukuran

5
9/20/2021

• Patient  disease, injury, disability  sembuh


• Fisioterapis  menegakkan diagnosis 
pemeriksaan klinis :
1. Anamnesis (Tanya Jawab)
2. Pemeriksaan Fisik ( Physical Examinations).
3. Pemeriksaan Laboratorium (Khusus dan Rutin).
 Program terapi

Aspek pelayanan kesehatan


• Dr. Soekidjo Notoatmojo (MetPenKes, 2015)
– Promotif
– Preventif
– Kuratif
– Rehabilitatif

6
9/20/2021

5 Level of prevention
1. Promotion of Health
2. Specific protection
3. Early diagnostic and prompt treatment
4. Disability Limitation
5. Rehabilitation

1. Promotion of Health
• Upaya memperbaiki kes. bagi orang yg msh
sehat :
– Mendidik kebiasaan hidup sehat
– Personal Hygiene
– Lingk kerja yg baik
– Memperbaiki gizi
– Informasi kesehatan  imunasi,

7
9/20/2021

2. Spesific Protection
• Upaya memberikan proteksi kpd org sehat yg
diduga akn menderita sesuatu penyakit
– Imunisasi ATS (Anti Tetanus Serum)
• Paku kotor/ berkarat
– Imunisasi ATR (Anti Tetanus Rabies)
• Digigit anjing
– Imunisasi HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)
• Neonatus mom hepatitis B

3. Early Diagnostic & Promotion


Treatment

• Upaya mengetahui peny. Lebih awal &


memberikan pengobatan secara cepat, tepat &
adekuat.

8
9/20/2021

4. Disability Limitation
• Upaya membatasi & mengurangi peningk
intensitas / ketidakmampuan px.
– Pemberian treatment secara rutin pd px
hipertensi, DM, dll

5. Rehabilitation
• Upaya terapi & latihan terakhir pd px gangg
disability utk mencapai kemamp fungsional
• 4 aspek utama :
a. Fisik,
b. Psikologik
c. Social
d. Vocational

9
9/20/2021

Leavell and Clark


5 tingkatan pencegahan diatas disederhanakan
menjadi 3, yaitu :
• Primary prevention  Promotion of Health,
Specific protection
• Secondary prevention  Early diagnostic and
prompt treatment, Disability Limitation
• Tertiary prevention Rehabilitation

Hukum Kode Etik


• Pasal 322 KUHP ayat 1
• Pasal 112 KUHAP
• PP No. 10 th 1966 pasal 1, pasal 3, dan pasal 4

10
9/20/2021

Status Pasien:
a. Identitas
b. Anamnesis (Case Story)
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Diagnosis
f. Komplikasi
g. Terapi
h. Prognosis
i. Evaluasi

a. Identitas
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Alamat
5. Agama
6. Pekerjaan

11
9/20/2021

b. Anamnesis
(Case Story)
• Tanya jawab ,
wawancara
mengenai penyakit
yg diderita pasien

Berdasarkan dengan siapa tanya-jawab :


 Auto anamnesis
dilakukan dengan penderita sendiri.
 Hetero /allo-anamnesis
dilakukan dengan orang lain yang dianggap mengetahui
keadaan penderita (keluarga /pengantar px)
 Dilakukan bila: px tidak sadar, bisu, tuli, di bawah umur 4
thn, gangg jiwa, gangg komunikasi, lama keluhan, penyakit
penyerta, Prediksi

12
9/20/2021

b. Anamnesis
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat pribadi
6. Anamnesis sistem

1. Keluhan
Utama
• Chief Complain
• Satu atau lebih keluhan /
gejala yg mendorong px
mencari pertolongan
medik.
• Berupa ungkapan singkat.

13
9/20/2021

2. Riwayat Peny Sekarang


• History of Present Illness
• Rincian keluhan utama :
a. Riwayat perjalanan penyakit
Nyeri  lokasi, kualitas, sifat, waktu, kapan muncul, faktor yg
memperberat& memperingan, penyerta
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
 pernah dibawa kemana
Ditambahkan Kemampuan fungsional Activity of Daily
Living  ambulasi, transfer, dressing, eating,
personal hygiene

3. Riwayat Peny Dahulu


• History of past illness
• Riwayat peny baik fisik maupun psikologis
• Mis : peny waktu anak2, trauma, pembedahan,
dan riwayat hospitalisasi yg berhubungan dg
keluhan sekarang.

14
9/20/2021

4. Riwayat Keluarga
• Family history
• Peny cenderung heriditer
• DM, hipertensi, Asthma bronchiale, TBC, dll

5. Riwayat Pribadi
• Personal History
• Berhubungan dg hobby, OR, leisure, pola
makan, pola tidur, tempat kerja atau sekolah,
linkungan tempat tinggal, riwayat alergi

15
9/20/2021

Pertemuan 2

ANAMNESIS SISTEM

16
9/20/2021

6. Anamnesis
Sistem
• Keluhan umum
• Kepala dan leher
• Sistem pernafasan
• Sistem kardiovaskuler
• Sistem pencernaan
• Sistem urogenitalis
• Sistem tulang dan otot
• Sistem persarafan

c. Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI :(Melihat) Sikap tubuh, bentuk, kulit,
ADL, alat bantu yang digunakan
PALPASI :(Meraba) Karakteristik (suhu,kontor,
simetri,tenderness,ketebalan) dan jaringan otot,
tendon, ligamentum, tulang, dll )
Perkusi :(Mengetuk) .
Auskultasi :(Mendengarkan)

17
9/20/2021

1. Inspeksi
Inspeksi (melihat) baik secara
langsung atau dengan kaca
pembesar.
 Keadaan umum penderita
 Sikap tubuh
 Adanya deformitas
 Berjalan / gait
 Daerah atrofis
 Warna kulit
 Daerah yang lesi.

• Perhatikan paling utama:


– Kulit (warna kulit dan tekstur kulit)
– Jaringan lunak ( pembuluh drah syaraf otot .,
ligamen tendon jaringan lemak fasia kelenjar limfe)
– Tulang dan sendi
– Jaringan parut

18
9/20/2021

2. Palpasi
Palpasi: (Meraba). Tulis apa saja yang kita
temukan pada saat kita memeriksa dengan
jalan meraba.
 Suhu setempat
 Spasme otot
 Nyeri tekan
 Tonus otot dll

• Suhu kulit
– Panas /dingin denyutan arteri dapat diraba/ tidak
• Jaringan lunak
– Spasme otot, keadaan membran sinovia;, penebalan jaringan, tumor cairan di
dalam dan luar sendi.
• Nyeri tekan
– Lokalisasi yang tepat untu nyeri : setempat atau rujukan provokasi dari temapt
lain.
• Tulang
– Peratikan bentuk permukaan, ketebalan penonjolan tulang , normal ndak satu
sama yang lainnya.
• Pengykuran panjang gerak
– Atrofi otot, pembengkaan dengan membandingkan kiri dan kanan.
• Deformitas
- Bentuk kelainan yang lain dss.

19
9/20/2021

3. Percusion
Percusi: (Mengetok/memukul bagian
tubuh)
 Menggunakan jari manis sebagai
plesimeter dan jari telunjuk dan jari
manis sebagai hammer.
 Keadaan normal di sebut “Sonor”.
 Kandungan udara dala paru meningkat
(seperti tong yang diketok) disebut
“Hypersonor”
 Kandungan udara dalam paru berkurang
proses pemadatan di sebut “Redup”

3. Percusion
Percusi Menentukan keadaan paru :
1. Normal: suara resonan; dug, dug,dug
2. Sangat resonan mengendang: dang, dang, dang (pnemou
thoraks)
3. Agak menggendang : dung, dung, dung
4. Kurang resonan ; deg,deg, deg, paru kurang udara.
5. Redup : bleg, bleg, bleg padat oedema paru.
6. PEKAK: seperti suara perkusi pada paha, misal: adanya
pleura penuh cairan/ nanah fibrosis paru.

20
9/20/2021

4. Auscultasi

Auscultasi: (mendengarkan)
- Pada saat bernafas udara keluar masuk
melalui saluran pernafasan
- Suara normal : vesikular, bronchial dan
tracheal.
- Patologis : ronchi basah, ronchi kering,
ronchi krepitasi dan pleural frictions

• Chest auscultation”
mrpk suatu proses
untuk
mendengarkan &
menginterpretasikan
suara yg ditimbulkan
dalam thorax dg
menggunakan alat
bantu
“Stethoscope”.
• Lokasi Mukus.

21
9/20/2021

Tempat Auskultasi
Letak pada sangkar thoraks:
1. Aorta : Costa 2 kanan pada intercostasternum
2. Pulmonal: Costa 2 kiri pada intercostasternum
3. Mitral: Garis mid klavikularis kiri antara costa 5
dan 6.
4. Trikuspid : Garis mid klavikularis kanan antara
costa 5 dan 6.

Tabel 1 Beberapa Kesalahan Auskultasi yang harus dihindari


(Disadur Wilkins, 1989)

KESALAHAN TEHNIK YANG BENAR

Mendengarkan bunyi napas Menempatkan stethoscope


melalui pakaian penderita langsung pada dinding dada

Membiarkan pipa bergesekan Menjaga pipa bebas dari kontak


dengan tempat tidur dengan tiap benda selama
auskultasi
Melakukan auskultasi di tempat Melakukan di tempat yang
yang gaduh tenang

Menyimpulkan bunyi bulu Beri penekanan yang kuat


rambut/bulu dada sebagai bunyi
paru yang kebetulan terdengar.

22
9/20/2021

Status Present
• Keadaan badan penderita saat di periksa
sekarang ini (menit, jam, hari, tanggal saat di
periksa)

– Pemeriksaan umum
– Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan khusus

23
9/20/2021

1. PEMERIKSAAN UMUM

Pemeriksaan Umum
a. Vital sign:
1. Tinggi Badan: …....cm
2. Berat Badan:……..kg
3. Temperatur:………C
4. Tekanan Darah…...mmHg
5. Nadi……(60-90 menit/detik)
6. Pernafasan…(18-22 menit/detik (dws)/ anak :
40x/ mnt)

24
9/20/2021

1. Tinggi badan
• Gigantisme : badan terlalu tinggi
akibat kelainan kelenjar hipofisis
(pituitary gland)
• Achondroplasia / cretinisme :
badan terlalu pendek akibat
defisiensi jodium sejak kecil
(tyroid gland)

2. Berat Badan

• Berat badan ideal (Brocca)


• BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100 )
• Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%
• Bila > 10% sudah kegemukan dan
• Bila > 20% sudah terjadi obesitas

25
9/20/2021

Contoh :
• wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg
• BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)
= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)
• BB 58 kg masih dalam batas normal > 10%

Indeks Masa Tubuh (IMT)


• Rasio antara berat badan (kg) dan tinggi
badan (m) kuadrat
BB (Kg)
IMT =
TB2 (m)

26
9/20/2021

Indeks Masa Tubuh


Status Gizi Wanita Pria

Normal 17 -23 18 –25

Lebih 23 – 27 25 - 27

Obesitas > 27 > 27

Sumber : Azwar Azrul, Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan, seminar Kesehatan obesitas, FKM UI, 2004.

Indeks Masa Tubuh

Normal Lebih Obesitas


≤ 25 26 - 29 ≥ 30

Sumber : Kusmana Dede, Olah Raga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung, FKUI, edisi ke-2, 2006.

27
9/20/2021

Klasifikasi BMI Menurut WHO (1998)

Kategori BMI (kg/m2) Resiko Comorbiditas

Rendah (tetapi resiko terhadap masalah-masalah


Underweight < 18.5 kg/m2
klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 24.9 kg/m2 Rata-rata

Overweight:  25

Pre-obese 25.0 – 29.9 kg/m2 Meningkat


Obese I 30.0 - 34.9kg/m2 Sedang
Obese II 35.0 - 39.9 kg/m2 Berbahaya

Obese III  40.0 kg/m2 Sangat Berbahaya


Sumber : PT. Roche Indonesia, thn 2000

Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan BMI


pada
Penduduk Asia Dewasa (IOTF, WHO 2000)

Kategori BMI (kg/m2) Risk of Co-morbidities

Rendah (tetapi resiko terhadap


Underweight < 18.5 kg/m2
masalah-masalah klinis lain meningkat)

Batas Normal 18.5 - 22.9 kg/m2 Rata rata


Overweight:  23
At Risk 23.0 – 24.9 kg/m2 Meningkat
Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Sedang
Obese II > 30.0 kg/m2 Berbahaya

Sumber : PT. Roche Indonesia, thn. 2000

28
9/20/2021

Berat badan patologis


• Obesitas
• Obesitas central : perut membuncit
lingkar pinggang normal :
Jenis Kelamin Asia Barat
Laki-laki < 90 cm < 102 cm
perempuan < 80 cm < 90 cm

3. Temperatur
• Thermometer
Tempat Pengukuran :
 Aksila 15 menit
 Oral 5-10 menit
 Anus 5 menit.
• Normal :36 - 37 c

29
9/20/2021

• Menurut tinggi rendahnya suhu badan :


1. Sub febrile : 37 – 38 c
2. Moderate febrile : 38 – 39 c
3. High febrile : > 39 c

Macam pola demam

30
9/20/2021

4. Tekanan Darah
• Tensimeter
– Sphygmomanometer
– Tensimeter aneroid
– Tensimeter digital

• BP = cardiac output X peripheral resistance

• Pengukuran dapat dilakukan di :


– Lengan atas  arteria brachialis
– Paha  arteria poplitea
• Manset kekecilan  TD tinggi
• Manset kebesaran  TD rendah
• Ukuran L : 10-15cm, P 30-35cm

31
9/20/2021

Cara mengukur tek darah


1. 30 menit sebelum cek tensi Duduk dengan tenang paling tidak 5 menit sebelum cek tensi
2. Saat pengukuran, duduk di kursi dengan posisi kaki menapak lantai
3. Pehatikan posisi lengan ditopang, sehingga fossa cubiti sejajar dengan jantung (spatium
intercostalis 4)
4. Upayakan manset tensimeter menutupi 80 persen lengan atas, tepi bawah ± 2cm fossa cubiti.
5. Manset tensimeter juga wajib menyentuh kulit, tidak menumpang di atas baju.
6. Manset dipompa cepat2 sampai 20-30mmHg diatas tek. Dimana denyut arteria radialis tidak
teraba.
7. Stethoscope diatas daerah terabanya denyut arteria radialis.
8. Kempiskan dengan kecepatan 2-3 mmHg /detik
9. Hindari bicara selama pengukuran
10. Ukur tensi dua kali, beri jeda di antara dua pengukuran. Jika hasilnya beda lima poin, cek tensi
sekali lagi
11. Bila perlu, minta cek tensi di kedua lengan

Cara mengukur tek darah


• Di tungakai atas/ paha (arteria femoralis /
arteria poplitea)
• Pasien berdiri/berbaring
• Manset dipasang di pertengahan tungkai atas
• Auscultasi di fossa poplitea

32
9/20/2021

Hasil pengukuran tek. Darah


• Tek. Darah basal
Segera setelah px tidur
½ -1 jam setelah px istirahat
• Tek. Darah semi basal
Px dipersiapkan sebelum pengukuran
• Tek. Darah causal
Senyaman mungkin

Klasifikasi tingkat tekanan darah


menurut JNC VII (2003)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehypertension 120 – 139 80 – 89
Stage 1 hypertension 140 – 159 90 – 99
Stage 2 hypertension ≥ 160 ≥ 100
Isolated systolic hypertension ≥ 160 ≤ 90

33
9/20/2021

Klasifikasi tingkat tekanan darah


menurut ESH/ESC (2007)
kategori Sistolik Diastolik

Optimal < 120 dan <80

Normal 120-129 dan / atau 80-84

High – Normal 130-139 dan/ atau 85-89

Grade 1 140-159 dan / atau 90-99

Grade 2 160-179 dan/ atau 100-109

Grade 3 ≥ 180 dan/ atau ≥ 110

Isolated systolic hypertension ≥ 140 dan < 90

Hipotensi :
Jika tek sistolik < 90 mmHg
Jika < 70 mmHg maka syncope
Hipertensi :
Prevalensi 10%
Peningkatan Cardiac output &/ peningkatan Pulse rate

34
9/20/2021

Hipertensi

Penyebab hipertensi
berdasar etiologi
Primary / Essensial hypertension
Idiopathic,
90-95% kasus
Secondary hypertension
Diketahui & dikoreksi (peny ginjal, vaskuler, hormonal, dll)
10% kasus

35
9/20/2021

5. Nadi

5. Nadi
Lakukan palpasi pada daerah :
1. Arteri Radialis
2. Arteri Popliteal
3. Arteri Jugularis
4. Arteri Dorsum Pedis
Tekan dan rasakan denyutan
Tekanan, denyutan, pulse, irama,

36
9/20/2021

• Frekuensi nadi : 60-90/mnt sedang dalam keadaan basal


(sleeping/resting)
Macam kelainan:
• Tachycardy
Bila frekuensi nadi lebih 100 /permenit ini terjadi bila
ada gangguan mental, emosional, demam infeksi.
• Bradycardy
Bila frekuensi nadi kurang dari 50 permenit. Disebabkan
pendarahan, oedema cerebri dll
• Relatif bradycardia
Kenaikan frekuensi nadi tidak sebanding dengan
kenaikan suhu tubuh.

Rhythm….
• Ukuran nadi
- Pulsus magnus nadi besar misal hipertensi
- Pulsus parvus nadi kecil misal shock

• Irama nadi
- Normal : teratur
- Tidak normal : iregular (erat hubungannya dengan kelaianan
jantung) arrihytmia cordis

37
9/20/2021

Irama nadi

6. Pernafasan
• Pola pernafasan dewasa normal : 22-28
X/menit.
• Anak - Anak: 36 – 40 kali/menit.
• Frek. Nafas : frek. Nadi = 1: 4
• Wanita  tipe thoracalis, pernafasan dada
lebih dominan
• Laki-laki  tipe abdominalis, pernafasan
perut lebih dominan

38
9/20/2021

Macam2 kelainan pernafasan :


1.Takhipnoe;pernafasan cepat karena demam
penyakit paru.
2.Bradipnoe: peranafasan lambat karena
keracunan.
3.Chynostokes: berulang-ulang sangat dalam
berangsur-angsur dangkal dan berhenti.
4.Biot: pernafsan dalam dan dangkal disertai
apnoe yang tidak teratur.

5. Kusmaul : inspirasi dan ekspirasi sama


panjangnya dan sama dalamnya sehinggga
pernafasan menjadi dalam dan lambat.
6. Hipernoe: pernafasan lebih dalam tetapi
kecepatan normal
7. Apneustik: inspirasi megap-megap (gasping)
di ikuti ekspirasi yang sangat pendek dan
tidak efisiens. Misalnya lesi pada pusat
pernafasan.

39
9/20/2021

Pemeriksaan pada thoraks


• Phtisis: (panjang dan gepeng)
• Enbateu( dada burung)
• Barel Chest : ( dada tong)
• Pectus Excavatus : (cekung ke dalam)

Suara Napas
1. Bronchial/Tubular : pada trakea dan leher
2. Broncho Vesikuler: pada daerah percabangan
broncus trakea area sternum.
3. Vasikuler : pada semua lapang paru (suara nafas
normal).

40
9/20/2021

Suara Ucapan
• Anjurkan klien mengucapkan “ tujuh puluh
tujuh” berulang –ulang, setiap setelah inspirasi
secara berbisik dengan instonasi sama kuat.
• Dengan stetoskop dengarkan di semua lapang
paru dengan membandingkan kiri dan kanan
• Normal : intensitas dan kualitas suara kiri dan
kanan sama

Kelainan pada suara /ucapan


1. Bronkhoponi: suara terdengar jelas ucapannya
dan lebih keras di bandingkan daerah sisi lain.
2. Pectoryloquy : suara terdengar jauh, dan tidak
jelas.
3. Egophoni : suara bergema seperti orang yang
hidungnya tersumbat (bindeng), suara terdengar
dekat.

41
9/20/2021

Suara Tambahan
Dengarkan apakah ada suara tambahan pada klien : rales, ronchi, wheezing,
pleural frictions rub.
 Rales : berupa rales halus( bunyi merintik halus) , rales sedang dan kasar. Rales
tidak bisa hilang apabila klien di suruh batuk, terdengar pada fase inspirasi.
 Ronchi : nada rendah sangat kasar, akibat dari terkumpulnya cairan mukus
pada trakhea/bronchus besar.Terdengar pada fase inspirasi dan ekspirasi.
Hilang apabila klien di suruh batuk.
 Wheezing: bunyik ngiik…iiik / ngiiiiii k !!! Terjadi karena eksudat lengket
tertiup karena aliran udara /penyempitan pada broncus.Terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi.
 Pleural frictions rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan
aplas pada kayu. Gesekan terjadi antara jaringan paru dengan pleura
bag.viseral.

42
9/20/2021

Pertemuan 3

PEMERIKS. UMUM LAINNYA

b. Pemeriks. Umum lainnya


KEADAAN UMUM (KU)
Berdasar inspeksi  baik, sedang, jelek
KESADARAN
Derajat kesadaran klien “The level of consciousness”
Test orientasi (waktu, tempat, personal, situasional)
Jika menjawab benar  kesadaran penuh (compos mentis)
Jika menjawab sering salah  kesadaran menurun  pemeriks
nyeri/reflek

43
9/20/2021

• Evaluasi status mental  penilaian fungsi kognitif dan


emosi yang sistematis
• Meliputi :
 Tingkat kesadaran
 Atensi (pemusatan perhatian)
 Orientasi (orang, tempat, waktu)
 Berbahasa (bicara spontan, komprehensi, menamai, repetisi, membaca,
menulis)
 Memori (segera, jangka pendek, jangka panjang)
 Pengetahuan umum
 Berhitung
 Abstraksi
 Agnosis (pengenalan obyek)
 Praksis
 Respons emosional

TINGKAT KESADARAN
Tingkat kesadaran
 Normal (composmentis)
 Somnolentia (keadaan mengantuk)/lethargy/obtundasi
Penderita mudah dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan
menangkis rasa nyeri
 Sopor (stupor)/kantuk yang dalam
Dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat  kesadaran menurun
lagi
 Koma ringan (semi koma)
Tidak ada respon terhadap rangsang verbal, refleks kornea dan pupil
baik, reaksi terhadap rangsang nyeri tidak terorganisasi
 Koma
Tidak ada gerakan spontan, tidak ada jawaban terhadap rangsang nyeri

44
9/20/2021

GLASGOW COMA SCALE (GCS)


BUKA MATA Spontan E 4
Stimulus bicara 3
Stimulus nyeri 2
Tak bereaksi 1

RESPON Normal M 6
MOTORIK Terlokalisasi 5
Withraws 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal 2
Tak ada respon 1
RESPON Orientasi normal V 5
VERBAL Pembicaraan membingungkan 4
Kalimat tidak tepat 3
Suara yg keluar tidak lengkap 2
Tak ada respon 1

GCS = E+M+V
Semakin rendah score maka derajat kesadaran
semakin rendah, dan sebaliknya
Score pada cedera kepala :
13 – 15 : ringan
9 – 12 : sedang
3 – 8 : berat

45
9/20/2021

ATENSI DAN KONSENTRASI


• Atensi  kemampuan memfokuskan perhatian
• Konsentrasi  kemampuan mempertahankan fokus
TEST

TEST MENGULANGI ANGKA TEST MENGETUKKAN ANGKA

Dewasa : 6-7 angka

ORIENTASI

• Kemampuan untuk mengaitkan keadaan sekitar


dengan pengalaman lampau
– Orientasi thd orang
– Orientasi waktu
– Orientasi tempat

46
9/20/2021

BERBAHASA

• Pemeriksaan :
– Kelancaran berbicara
– Pemahaman (komprehensi) bahasa lisan
• Konversasi
• Suruhan
• menunjuk
– Repetisi (normal 19 suku kata)
– Menamai dan menemukan kata

MEMORI
• Memori  menghubungkan masa lalu dengan
masa kini
• Pada lansia  perub fungsi memori disebabkan
karena faktor neurologik, psikiatrik, proses
menua
– Demensia gangguan memori dan fungsi intelektual
– Amnesia  fungsi memori terganggu dengan latar
belakang fungsi intelektual terpelihara

47
9/20/2021

• Pemeriksaan memori :
– Immediate recall (memori segera)
• Mengulang angka2 yang disebut terapis
• N dg intelegensi rata2 dpt mengulangi 6-7 angka
– Memori baru (recent), jangka pendek
• Orientasi tempat dan waktu
• Test memori 4 kata yang tidak berhubungan
< 60 th  stlh 10 menit dpt menyebuttkan 3-4 kata
– Memori jangka panjang
• Informasi pribadi
• Pengetahuan umum
• sejarah

PENGETAHUAN UMUM
• Gudang ilmu tersimpan cukup stabil  80 th
mengalami penurunan
• Pemeriksaan :
– Berapa minggu dalam satu tahun?
– Apa manfaat jantung bagi manusia?
– Sebutkan nama 4 wakil presiden Indonesia !
– Dimana letak negara filipina?
– Berapa km jarak darat antara Jkt dan Sby?
– Apa ibu kota Kanada?
– Jika dibawah terik, kenapa baju putih lebih adem drpada
baju hitam?, dll

48
9/20/2021

BERHITUNG
• Kemampuan berhitung umumnya tidak dimakan usia
• Kemampuan berhitung tergantung tingkat pendidikan
dan pekerjaan
• Pemeriksaan :
– Mengurangi 100 dengan 7 dst
– Orang N tamat SD dapat melakukan dalam waktu <= 40
detik
• Gangguan :
– Diskalkulia
– akalkulia

ABSTRAKSI
• Fungsi intelektual tingkat tinggi yang
membutuhkan pemahaman dan pertimbangan
• Gangguan daya pikir abstrak dapat dijumpai pada
gangguan otak organik, demensia
• Pemeriksaan :
– Mengartikan peribahasa
– Persamaan dan perbedaan
– pertimbangan (judgment)

49
9/20/2021

AGNOSIS (mengenal obyek)

• Agnosis : gagal mengenal suatu obyek


walaupun sensasi primernya (indera) berfungsi
baik
– Agnosis visual  area asosiasi di otak
– Agnosis jari  lesi hemisfer
– Agnosis taktil (astereognosis) lesi lobus parietal

PRAKSIS
• Integrasi motorik yang digunakan untuk melakukan
gerakan kompleks yang bertujuan
• Pemeriksaan  praksis konstruksional :
– Menggambar segi empat
– Mereproduksi bangunan geometri
– Menggambar spontan
– Reproduksi pola dg batang korek api
– Membuat konstruksi dari balok 3 dimensi
– Tugas analisa spasial (menandai bagian yang bertindihan

50
9/20/2021

RESPON EMOSIONAL
• Sering dialami pada penderita dg lesi hemisfer
bilateral
• Afek : respon emosional terhadap suatu
kejadian (situasi)

Macam Tes Area Assesment


Atensi Fungsi Mental Memori Orientasi
Eksekusi Status

Allen Cognitive Level Test X


Cognitive Assessment of Minnesota X X X X

Dementia Rating Scale X X

Mini Mental State Exam X X X X X


Neurobehavioral Cognitive Status X X X X X
Examination
Severe Impairment Battery X X X X X
Stroop Color & Word Test X

51
9/20/2021

MINI MENTAL STATUS TEST


Item Test Nilai Max Nilai
1. ORIENTASI 5
Sekarang ( tahun ), ( musim ), ( bulan ), (tanggal ), (hari ) apa?
2. Kita berada di mana? ( Negara ), ( propinsi ), ( kota ), ( rumah sakit ), (lantai/ 5
kamar ) ?
3. REGISTRASI 3
Sebutkan 3 buah nama benda ( apel, meja, koin ) tiap benda 1 detik, pasien
disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
4. ATENSI DAN KALKULASI 5
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Hentikan
setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “ WAHYU “ ( Nilai
diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya uyahw = 2 nilai

5. MENGINGAT KEMBALI ( RECALL ) 3


Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas
6. BAHASA 2
Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku)

7. Pasien disuruh mengulang kata-kata: “namun”,”tanpa”,”bila”. 1

8. Pasien disuruh melakukan perintah: “ambil kertas dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi 2 dan letakan di lantai
9. Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkan mata anda 1

10. Pasien disuruh menulis dengan spontan 1


11. Pasien disuruh menggambarkan bentuk di bawah ini 1

JUMLAH 30
SKOR : Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : definite gangguan kognitif

52
9/20/2021

Interpretation of Mini-mental State Score (Maximum: 30)


Normal score: 24 or higher
Educational and Age Norms
Fourth Grade Education
Ages 18 to 69: Median MMSE Score 22-25
Ages 70 to 79: Median MMSE Score 21-22
Age over 79: Median MMSE Score 19-20
Eighth Grade Education
Ages 18 to 69: Median MMSE Score 26-27
Ages 70 to 79: Median MMSE Score 25
Age over 79: Median MMSE Score 23-25
High School Education
Ages 18 to 69: Median MMSE Score 28-29
Ages 70 to 79: Median MMSE Score 27
Age over 79: Median MMSE Score 25-26
College Education
Ages 18 to 69: Median MMSE Score 29
Ages 70 to 79: Median MMSE Score 28
Age over 79: Median MMSE Score 27

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS


QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Menilai derajat gangguan intelektual usila
Menilai 5 aspek fungsi kognitif, yaitu :
Short term memory
Long term memory
Orientasi
informasi current events
Kemampuan matematik

53
9/20/2021

1. What is the date today (month/day/year)? _______


2. What day of the week is it? _______
3. What is the name of this place _______
4. What is your telephone number? (what is the street address) _______
5. How old are you ? _______
6. When were you born (month/day/year) _______
7. Who is the current president of the united state? _______
8. Who was the president just before him ? _______
9. What was your mother’s maiden name ? _______
10. Subtract 3 from 20 and keep subtracting each new number until
you get all the way down _______

TOTAL SCORE _______


Score :
0 – 2 : severe intelectual impairment
3 – 5 : moderate intellectual impairment
6 – 7 : mild intellectual impairment
8 – 10 : intact intellectual functioning

Anemia
• Kadar Hb / jumlah eritrosit (A.E = Aantal
Evytrocyte)
• Normal
Kadar Hb : Laki-laki : 13,2 – 17,3 gram% (gram/dl)
Wanita : 11,7 – 15,5 gram% (gram/dl)
 A.E : Laki-laki : 4,4 – 5,9 juta/mm3 (106/uL)
Wanita : 3,8 – 5,2 juta/mm3 (106/uL)

54
9/20/2021

• kadar Hb < 10 gram %  anemia.


• Kadar Hb < 8 gram %  indikasi pemberian
transfusi darah.
• Anemia ≠ Oligemia
• Oligemia : keadaan yang meggambarkan volume
darah berkurang
• Volume darah dewasa sehat ± 5 L, bila <dikatakan
oligemia

• Tanda-tanda anemia :
conjunctiva, kuku, bibir, telapak tangan yang
kesemuanya akan tampak pucat (pallor)
• Gejala anemia :
cepat lelah, tidak tahan dingin, tidak bs konsentrasi,
sakit kepala, pusing-pusing, hipotensi postural,
tinnitus, anorexia, nusea, konstipasi atau diare,
tachycardia, palpitasi,dispnoe, mensis (menstruasi,
haid) tidak teratur &/ amenorrhoe, dll

55
9/20/2021

Macam – macam anemia berdasar etiologi & fisiologi

• Anemia post hemoragik :


timbul akibat perdarahan
• Anemia hemolitik :
adanya hemolysis ( destruksi eritrosit) secara luar biasa di dalam pembuluh
darah atau SRE ( Sistem Reticulo-Endothelial)
• Anemia defisiensi:
gangguan hemopoises akibat kekurangan factor-faktor hemopoetik
• Anemia aplastik:
gangguan hemopoises akibat kekurangan sel-sel pembuat darah di dalam
sumsum tulang

ICTERUS ( JAUNDICE)
• gejala kuning yang dapat dilihat pada plasma,
kulit dan selaput lender ( membrane mucosa)
pasien, akibat tertumpuknya pigmen empedu (
bilirubin) di dalam tubuh
• mudah dilihat pada sclera mata, selaput lender
mulut dan palatum, yang dilhat di bawah
SINAR MATAHARI

56
9/20/2021

Kadar normal:
• Unconjugated bilirubin : 0,4 – 0,8 mg%. ( mg/dL)
• Conjugated bilirubin : 0-0,2 mg% (mg/dL)
• Bilirubin total : 0,4 – 1 mg% (mg/dL)

Macam – macam Icterus


• Icterus hemolyticus :
pemecahan eritrosit secara berlebihan,
sehingga unconjugated bilirubin sangat
meningkat
• Icterus hepatocellulare :
obstruksi saluran empedu baik intraphetik
maupun ekstrahepatik

57
9/20/2021

OEDEMA (EDEMA)
• peningkatan volume cairan extracellular dari
komponen extravascular.
• Berdasarakan pemeriksaan klinis, oedema
dapat dibedakan :
– Pitting edema
– Non-pitting edema

Oedema yg sering kita jumpai


• ODEMA ANASARCA
– CAEDIAC EDEMA
– RENAL EDEMA
– HEPATIC EDEMA
– NUTRITIONAL EDEMA
• Oedema setempat

58
9/20/2021

CYANOSIS
• Warna kebiru-biruan yang tampak di kulit atau
selaput lender, jelas
• terlihat di bibir, kuku, hidung dan telinga.
• Macam :
– Central cyanosis
– Peripheral cyanosis

59
9/20/2021

Pertemuan 4

2. PEMERIKSAAN KHUSUS

a. KULIT
Inspeksi
Macula : kelainan warna di kulit yang berbatas tegas
Erythema : kemerahan di kulit karena pelebaran
pembuluh darah
Urtica (Bidur, Kaligata) : penojolan di kulit, dengan
ciri tampak erythema dan adanya oedema di
dermis, disertai rasa gatal, urtica  alergi

60
9/20/2021

b. KEPALA & LEHER


Berdasar bentuk kepala :
• Macrocephalus : Kepala berukuran besar
• Microcephaus : kepala berukuran kecil
• Hydrocephalus : keadaan terdapat bendungan
aliran liquor cerebrospinalis

Fontanella major (Ubun2)


Rambut
Alopecia  kepala tidak berambut
Mata :
Visus  opyotype Snellen
Lapang pandang  visual field
Inspeksi  inspeksi  stabismus, cataracta lentis

61
9/20/2021

Telinga :
Lihat daun telinga, canalis auricularis ext &
membran timpani
Test pada telinga :
Test suara berbisik
Gapu tala, yang membedakan jenis gangguan
Audometri, derajat gangguan pendengaran sebesar
berapa dicibel

Hidung :
Gangg penciuman : rhinogen & neurogen
Mulut & gigi :
Stomatitis  peradangan mukosa mulut
Gingi vitis  peradangan gusi
Ulcerasi
Pharinx & tonsil :
Tonsilitis
Hypertropfi tonsil

62
9/20/2021

Leher :
Letak trachea
Kelenjar limfe cervicalis
Kelenjar thyroid  struma (goiter)

c. THORAX
Dinding dada berdasar bentuk anatomis :
Barrel chest : bentuk dada seperti tong. Diameter
anteroposterior sama atau hamper sama dengan
dimater bilateral
Pectus carinatum : dada mencembung seperti dada
burung
Pectus excavatum : penonjolan tampak mencekung
Vossure cardiaque : penonjolan tulang dada akibat
adanya kelainan jantung kongen

63
9/20/2021

Mamae : simetris atau tidak, ada benjolan atau


tidak
Jantung :
Inspeksi dilihat apakah ictus cordis kuat angkat?
Apakah ictus cordis melebar? Tampak pulsasi di
daerah epigastrium? Pada jantung yang hyperdynamic
akan memperlihatkan ictus yang kuat angkat.
Palpasi : apakah teraba FREMISMENT ( getaran-
getaran)?
Perkusi…..

Percusi : menentukan batas-batas jantung. Apakah


ada cardomegali ( pembesaran ukuran anatomis
jantung)?
Auscultasi : diperiksa dengan menggunakan
stethoscope. Ujung stethoscope yang diletakkan di
dinding dada pasien secara rapat tanpa ditekan
secara berlebihan, mempunyai 2 bentuk : bentuk bell
yang lebih mudah menangkap suara-suara
berfrekuensi rendah ( ±50 Hz) dan bentuk membran
yang lebih mudah menangkap suara-suara
berfrekuensi rendah

64
9/20/2021

Paru (Pulmo, Lung)


Inspeksi Apakah saat bernafas, gerkan
pernafasan hemithorax kanan dan hemithorax kiri
simetris ?
Palpasi  fremitus
Perkusi  sonor, hipersonor, redup
Auskultasi  vesikular, bronchial, tracheal

d. Abdomen
Inspeksi  Apakah perut tampak membuncit?
Apakah umbilicus tampak menonjol ?
Palpasi  keadaan normal akan teraba supel
Perkusi  tympatitis, shifting dullness, redup
Auskultasi  Bising usus terdengar 
stethoscope yang diletakkan di dinding perut

65
9/20/2021

e. Anogenital

Anus  fissure ani?, Hemorrhoid? Prolaps recti?


Genitalia :
Laki-laki  Hernia scrotalis? Hydrocele testis?
Wanita  Flour albus? Kista Bartholini?

f. Musculoskeletal
sendi dan srtruktur-struktur yang berkaitan
dengannya, yaitu membrane synovia, capsula sendi,
ligamentum-ligamentum dan otot-otot yang
melewati sendi

66
9/20/2021

Musculoskeletal

Inspeksi : harus dibandingkan kanan dan kiri,


apakah simetris dalam bentuk dan ukuran ? Adakah
artofi ? massa tumor ? Pembengkakan dan
peruabahan warna kulit ?
Palpasi : dapat digunakan untuk mengetahui adnya
spasme oto, mencari sumber nyeri (tender point =
titik nyeri tekan), memeriksa kontinuitas tulang bila
disangka ada fraktur

g. Sistem Nervorum
Kepala  Chvostek’s sign
Leher  Torticollis spastic, neck stiffness

67
9/20/2021

Nervus cranialis :
N.I (Nervus olfactorius)
N.II (nervus opticus)
N.III (nervus occulomotorius)
N.IV (nervus trochlearis)
N.V (nervus trigeminus)
N.VI (nervus abducens)
N.VII (nervus facialis)
N.VIII (nervus octavus = nervus
vestibuloacusticus )
N.IX (nervus glossopharyngeus)
N.X (nervus vagus)
N.XI (nervus accessories)
N.XII (nervus hypoglossus)

68
9/20/2021

1. Nervus Olfactorius
• Fungsi Pembau :
• Uji menggunakan bau-bauan : (kopi, tembakau, jeruk minyak kayu
putih)
• Cara :
– Anjurkan klien menutup mata dan uji satu persatu
lubang hidung klien
• Anjuran :
– Klien mengidentifikasi perbedaan bau-bauan yang di
berikan.

2. Nervus Opticus
• Fungsi penglihatan :
• Cara : menggunakan Snellen chart pada jarak 5
meter dan bila perlu periksa luas lapang
pandang klien dengan cara jalankan sebuah
benda yang bersinar dari samping belakang
kiri depan dan atas ke bawah.

69
9/20/2021

3. Nervus Oculomotorius
• Menggunakan lampu senter uji reaksi pupil
dengan memberi rangsangan sinar
kedalamnya.
• Cara :
– Tatap mata klien dan anjurkan klien untuk
menggerakkan mata dari dalam keluar.

4. Nervus Troclhearis
• Fungsi : gerakkan bola mata
• Cara ; anjurkan klien melihat kebawah ke
smping Kiri kanan dengan mengerak-gerakkan
tangan pemeriksa.

70
9/20/2021

5. Nervus Abdusen
• Fungsi : pengerak bola mata ke samping
• Cara : anjurkan klien melirik kiri dan kanan
dengan bantuan tangan terapis.

6. Nervus Trigeminus
• Fungsi : sensasi kulit wajah
• Cabang
– Optalmikus
• Cara : anjurkan klien untuk melihat ke atas dengan menggunakan kapas halus
sentuhan pada kornea samping untuk melihat reflek kornea (perhatikan reflek
berkedip klien)
• Sensasi kulit wajah gunakan kapas dan usapkan pada dahi dan paranasalis klien.
– Maksilaris
• Gunakan kapas sentuh pada wajah klien dan uji kepekaaan lidah dan gigi
– Mandibularis
• Anjurkan klien menggerakkan /mengatupkan rahangnya dan memegang giginya,
dan utuk sensasi kulit wajah gunakan kapas dan sentuhan pada kulit wajah

71
9/20/2021

7. Nervus Facialis
• Anjurkan pasien untuk tersenyum, mengangkat
dahi, mengangkat alis mengerutkan dahi.
• Menggunakan garam dan gula uji rasa 2/3 lidah
depan klien,
• Cara : anjurkan klien menutup mata dan tempat
pada ujung dan sisi lidah: garam, gula dan jeruk
anjurkan klien mengidentifikasi rasa tersebut

8. Nervus Octavus
(nervus vestibulo acustikus)
• Fungsi : Menguji pendengaran pasien
• Cara : menggunakan garpu tala untuk menguji
pedengaran pasien
• Untuk menguji keseimbangan klien : anjurkan
klien untuk berdiri bila mampu dan menutup
mata beberapa detik perhatikan keseimbngan
pasien

72
9/20/2021

9. Nervus Glossopharengeus
• Fungsi : menelan, gerakkan lidah, rasa lidah
depan.
• Cara :
– anjurkan klien berkata “ ah” untuk melihat refleks
– Anjurkan klien untuk mengerakkana lidah dari sisi
ke sisi atas kebawah secara berulang –ulang
– Untuk uji rasa sama pada awal.

10. Nervus Vagus


• Fungsi sensasi faring , laring menelan dan
gerakkan pita suara.
• Bersamaan dengan pemerisaan N.
glosopharengeal, adakah perubahan suara
pasien.

73
9/20/2021

11. Nervus Accessorius


• Fungsi : untuk pergerakan kepala dan bahu
• Cara :
– anjurkan klien untuk meoleh kiri dan kanan
– Anjurkan klien mengangkat satu dari bagian bahu
beri tekanan pada bahu untuk mengetahui
kekuatannya

12. Nervus hipoglosus


• Fungsi : tonjolan lidah
• Cara : klien anjurkan untuk menjulurkan dan
menonjolkan lidah pada garis tengah,
kemudian dari sisi ke sisi.

74
9/20/2021

 Saraf Vegatatif  sy. Sympatis & sy parasympatis


 Fungsi luhur
 Fungsi luhur reseptif & ekspresif
 Gangguan fungsi luhur di dalam klinik : Aphasia senosris & Aphasia motoris
 Thrunk 
Columna vertebralis
Dermatom
Reflex

• Gangguan gerak
– Gerakan  simetris
– Kekuatan  MMT
– Tonus  normal, hipo-hipertonus, trofi, clonus,
sendibilitas, reflex fisiologis, reflex patologis

75
9/20/2021

Pemeriks. Fungsional
neuromuskuler
• Sitting balance
• Transfer
• Standing balance
• Eating skill
• Dressing skill
• Personal hygiene skill
• Ambulasi

76
9/20/2021

Pertemuan 5 dan 6
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Beda X-Ray, CT Scan, MRI,


X-Ray CT Scan MRI
Rontgen Computed Tomography Magnetic Resonance Imaging
pemberian dosis radiasi ionisasi untuk mendapatkan gambaran dalam dari suatu alat diagnostik terbaru untuk
dalam jumlah kecil pada tubuh untuk berbagai sudut kecil dari organ tulang memeriksa dan mendeteksi tubuh
menghasilkan citra atau gambaran tengkorak, otak, atau organ lain di seluruh dengan menggunakan medan magnet
tubuh bagian dalam. pengambilan tubuh yang besar dan gelombang frekuensi
gambar dari suatu obyek dengan memanfaatkan sinar X untuk radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X,
menggunakan sinar-X. menciptakan gambar dalam tubuh ataupun bahan radioaktif.

Ada tidaknya faktur atau patah tulang sangat sensitif mendeteksi penyakit dalam Menilai lebih dalam anatomi jaringan
dan melihat gambar pada bagian dada jaringan tubuh lunak seperti otak, hati, lunak dalam tubuh, terutama otak,
seseorang. dan untuk melihat penyebaran suatu sel sumsum tulang belakang, dan susunan
kanker dalam tubuh saraf

77
9/20/2021

9/18/2021

9/18/2021

78
9/20/2021

Membaca Rontgen
• Rontgen : sarana diagnostik terutama bagi praktisi
kesehatan
• seringkali mengalami kesulitan saat menemui
rontgen-rontgen yang hitam putih
• kebanyakan gambarnya sama dan mirip-mirip.

PERTAMA
Pastikan terlebih dahulu kelengkapan IDENTITAS
foto rontgennya.
Nama, umur, jenis kelamin, nomor foto, tanggal
foto
Harus dipastikan supaya tidak tertukar.

79
9/20/2021

KEDUA
 Pastikan foto tersebut LAYAK BACA atau tidak.
 Foto dengan kualitas yang tidak baik sebaiknya tidak
di baca untuk menghindari isinterpretasi.
 Misalnya, foto yang terpotong, posisinya tidak baik,
 Untuk menghindari kesalahan pembacaan, kita bisa
minta ulang fotonya.

KETIGA
• Fokuskan pada foto rontgen thorak
• Tentukan posisi foto terlebih dahulu.
• Yang penting adalah posisi pengambilan
foto AnteroPosterior (AP) atau
PosteroAnterior (PA).

80
9/20/2021

• Posisi foto akan sangat mempengaruhi


pembacaannya.
• Foto AP berarti sinar X berasal dari bagian
depan tubuh dan film berada di belakang.
• Foto PA berarti sinar X berasal dari bagian
belakang tubuh dan film berada di bagian
depan.

81
9/20/2021

82
9/20/2021

Anatomi Thorax, Lateral kiri

83
9/20/2021

Anatomi Thorax, PA

Gambaran Thorax Normal


Posisi Posteroanterior & Lateral

84
9/20/2021

Gambaran Thorax Normal

Hal-Hal yang Harus


diperhatikan :
1. Posisi
2. Simetrisasi
3. Inspirasi
4. Kondisi

Penting!!!!
• semakin jauh letak organ dari film maka
gambaran foto yang didapat akan
termagnifikasi (diperbesar) sehingga tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
• Yang lebih mendekati keadaan organ yang
sebenarnya adalah foto PA (jika kita menilai
jantung dan paru, karena lebih dekat ke film).

85
9/20/2021

Cara membedakan foto


AP atau PA
• Pada foto AP clavicula akan tampak mendatar,
scapula berada di dalam lapangan paru, dan
yang tampak depan adalah costae anterior.

• Pada foto PA yang tampak depan adalah costae


posterior, clavicula menjungkit, dan scapula
berada di luar lapangan paru.

PA AP

86
9/20/2021

KEEMPAT

• Membaca foto rontgen prinsipnya adalah


membandingkan keadaan kiri dan kanan

soft tissue
• Pertama perhatikan soft tissuenya terlebih
dahulu, apakah terdapat soft tissue swelling
(pembengkakan pada jaringan lunak) atau
tidak.

• Soft tissue swelling bisa terjadi misalnya pada


trauma, tumor, dll.

87
9/20/2021

9/18/2021

• Apakah ada kelainan, fraktur, destruksi, dan lainnya.

• Fraktur bisa kita lihat dari putusnya kontinuitas


jaringan tulang.

• Dari gambaran rontgen ini dapat pula kita nilai jenis


frakturnya.

• Destruksi bisa terjadi misal akibat metastasis tumor


ganas ke tulang sehingga tulang menjadi tidak utuh
bahkan bisa hilang.

88
9/20/2021

metastasis
• Gambaran metastasis yang ada dapat berupa
gambaran radiolusen (hitam) atau radioopaque
(putih) yang abnormal pada gambaran tulang.

• Kelainan, misalnya lordosis, kifosis, atau


scoliosis pada vertebrae yang juga bisa kita
nilai lewat foto rontgen.

Mediastinum
Rongga diantara paru paru kanan dan kiri yang berisi jantung,
aorta dan arteri besar

• Mediastinum dinilai normal atau tidak, apakah


terdapat pembesaran atau tidak.

• Misal, adanya tumor pada mediastinum akan


menampakkan gambaran mediastinum yang
melebar pada mediastinum.

89
9/20/2021

Trakea

Trakea yang normalnya berada di tengah, bisa


mengalami pergeseran akibat desakan atau
proses-proses lain.

Pleura
Bagaimana sudut costofrenikusnya, lancip atau
tumpul, normalnya lancip.

Sudut costofrenikus yang tumpul dapat


menandakan suatu efusi pleura.

Sehingga untuk lebih jelasnya kita bisa melihat


foto lateralnya.

90
9/20/2021

SINUS COSTOPHRENICUS

TERPOTONG EFUSI PLEURA

parenkim paru,
• Hilus merupakan tempat keluar masuknya arteri dan
vena pulmonalis, bronkus, dan juga saluran limfe.

• Nilai juga parenkim paru, keadaan hilus, corakan


bronkovaskuler, dan apakah terdapat lesi atau tidak.

• Normalnya diameter hilus sama dengan diameter trakea.

• Pada foto rontgen, hilus memberikan gambaran yang


padat.

91
9/20/2021

• Untuk corakan bronkovaskuler, normalnya


hanya terdapat pada 1/3 lapangan paru pada
dewasa, sedangkan pada anak hanya 1/4 dari
lapangan paru.

• Corakan bronkovaskuler yang meningkat dapat


menjadi suatu tanda suatu proses perandangan
paru misalnya pada bronkitis, pneumonia, dll.

PARENKIM PARU

92
9/20/2021

Lesi pada parenkim paru


• Terdapat banyak gambaran lesi yang mungkin
terjadi.
• Misal pada Tuberkulosis (TB) bisa terdapat
gambaran infiltrat, fibrotik, kavitas, dan lain-lain.
• Proses TB aktif ditandai dengan adanya lesi kavitas
atau infiltrat.

• Sementara bekas TB lama atau yang sudah


tidak aktif lagi bisa tampak gambaran fibrotik
berupa garis-garis radioopaque dengan batas
yang tegas.
• Bisa juga tampak gambaran metastasis pada
parenkim paru dengan adanya bentukan-
bentukan lesi yang noduler (simpul)

93
9/20/2021

jantung
• Jantung, nilai besar dan ukurannya, normal atau
tidak.
• Ukuran bisa kita nilai dengan menghitung CTR
(Cardio Thoracic Ratio), normalnya pada orang
dewasa adalah 48%-50%, sedangkan pada anak-
anak sebesar 52%-53%.
• Cara menghitungnya adalah a + b : c. Jelasnya lihat
gambar …

94
9/20/2021

diafragma
• Diafragma, apakah terdapat elevasi, bagaimana
bentuknya, dan permukaannya licin atau tidak.
• Diafragma letak tinggi misalnya bisa disebabkan
oleh desakan massa dari bawah, paralisis m.
diafragmatika

Contoh Kasus 1

9/18/2021

95
9/20/2021

Amati hasil rontgen

9/18/2021

9/18/2021

96
9/20/2021

9/18/2021

Rontgen berbeda

9/18/2021

97
9/20/2021

9/18/2021

9/18/2021
Artinya …..

98
9/20/2021

9/18/2021

• MUSKULOSKELETAL

99
9/20/2021

9/18/2021

9/18/2021

100
9/20/2021

101
9/20/2021

FRAKTUR
 Film polos merupakan metode awal untuk memeriksa bila ada
kecurigaan traumaskeletal.
 Setiap tulang dapat mengalami fraktur
 Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah :
a. Garis fraktur : dapat melintang diseluruh diameter tulang atau
keretakan pada tepi kortikal luar yg normal pada fraktur minor.
b. Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah terjadi
fraktur.
c. Iregular kortikal : sedikit penonjolan.

102
9/20/2021

Jenis Fraktur
 Greenstick : fraktur dapat berupa bengkokan di satu sisi
dan patahan kortek di sisi yang lain. Tulang juga dapat
melengkung tanpa patahan yg nyata.
 Avulsi : sebuah fragmen tulang terlepas dari lokasi ligamen
dan insersio tendon.
 Pathologis : fraktur dimana tulang tersebut sudah
bermasalah / ada kelainan ( tumor / osteoporosis ).
 Impaksi : fragmen saling tertekan stu sama lain, tanpa
adanya garis fraktur yg jelas.

103
9/20/2021

104
9/20/2021

105
9/20/2021

9/18/2021

106
9/20/2021

9/18/2021

107
9/20/2021

108
9/20/2021

9/18/2021

109
9/20/2021

9/18/2021

9/18/2021

110
9/20/2021

Pemeriksaan Rontgen” Tulang dapat memberi


informasi :

1.Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya

2.Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis

3.Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)

4.Sebagai guide untuk biopsi

9/18/2021 5.Follow Up perjalanan penyakit

111
9/20/2021

Osteoarthrosis – osteoarthritis
Fitur radiografi
 Sinar-X multi-view berkualitas baik membentuk modalitas pencitraan
utama.
 Pastikan film diambil dengan pemuatan yang sesuai, mis. bantalan berat.
 Cari celah ruang sendi, kista subchondral, osteofit marginal dan sklerosis
tulang. Kepadatan tulang umumnya dipertahankan. CT dapat berguna
untuk menilai apakah tulang kortikal terlibat.
 Dapat mengungkapkan tubuh yang longgar tidak terlihat pada foto polos.
 MRI adalah modalitas pilihan untuk mengidentifikasi kehilangan tulang
rawan. Efusi dan kista lebih baik ditunjukkan dengan MRI.
 Pemindaian isotop dapat berguna untuk menilai distribusi.

112
9/20/2021

Scoliosis
Fitur radiologis
 Film PA berdiri dari seluruh tulang belakang, posisi lateral
dan posisi lateral terlentang.
 Cobb angle - metode pengukuran derajat skoliosis; pilih
vertebra yang paling miring di atas dan di bawah puncak
kurva.
 Sudut antara garis berpotongan yang ditarik tegak lurus
ke atas vertebra atas dan bagian bawah vertebra bawah
adalah sudut Cobb.
 Cari kelainan struktural di dalam vertebra

113
9/20/2021

Calcific tendonopathy of the


rotator cuff
Fitur radiologis
 USS / MRI untuk konfirmasi diagnosis klinis / penilaian
tendon: Penebalan fokus tendon yang terlibat. Meningkat /
intensitas sinyal heterogen dalam tendon pada T2 / Gambar
STIR tanpa gangguan tendon.
 Cairan terkait di bursae / tendon 'sheaths'. Mungkin
kalsifikasi intra-tendinous. Hilangnya kontinuitas tendon jika
robek. Pengeluaran otot terkait dan atrofi lemak proksimal
hingga pecah tendon mis. rotator cuff

114
9/20/2021

115
9/20/2021

Clavicular fractures
Fitur radiologis
 Tampilan AP tunggal biasanya memadai.
 Seringkali garis fraktur terlihat jelas, meskipun pada anak-anak terdapat
batang hijau fraktur mungkin sulit dilihat, tetapi perlakukan seperti di bawah
ini dan ulasan pada 2 minggu akan membedakan fraktur.
 Waspadai pneumotoraks halus akibat fragmen tulang.
 Pada pasien dengan riwayat keganasan, atau ketika riwayat tersebut tidak
mendukung adanya cedera traumatis, fraktur patologis harus
dipertimbangkan.
 Ini mungkin sekunder dari penyakit berulang tetapi selalu meminta riwayat
radioterapi karena radionecrosis dapat meniru metastasis

116
9/20/2021

Monteggia fracture dislocation


Fitur radiologis
 AP dan pandangan lateral yang benar dari lengan termasuk siku perlu.
 Selalu curiga dislokasi kepala radial dengan fraktur ulna terisolasi.
 Hati-hati memeriksa pandangan siku untuk penyelarasan normal; garis radiocapitellar
harus melewati pusat capitellum pada semua tampilan (lihat diagram di bawah).
 Waspadalah pada anak-anak karena fraktur greenstick yang halus mungkin
terlewatkan.
 Selalu periksa posisi kepala radial pada semua tampilan dan nilai halus deformitas
ulna.
 Cara yang berguna untuk mengingat jenis fraktur lengan ini adalah dengan akronim
'BUM' - Patah Ulna Monteggia

117
9/20/2021

AMP Arthroplasty
Fitur radiologis
 Radiografi AP dan lateral biasanya akan memvisualisasikan garis
fraktur.
 Cari asimetri. Bandingkan jalur Shenton di AP. Pada lateral, periksa
angulasi kepala sehubungan dengan leher.
 Fraktur halus hanya dapat dikenali oleh gangguan pola trabekuler.
 Jika mencurigakan, tetapi tidak ada fraktur yang terlihat, CT, MRI atau
pemindaian tulang pada 48 jam atau tertunda berulang film kerucut
dapat bermanfaat.

118
9/20/2021

Femoral supracondylar fracture


Fitur radiologis
 AP dan lateral pinggul, lokasi fraktur dan lutut, mis. untuk mendeteksi
fraktur leher-poros.
 Hati-hati menilai ekstensi intra-artikular ke lutut dan fraktur patela -
paling baik terlihat pada X-ray lutut lateral.
 CT sangat membantu untuk menilai / merencanakan ORIF.
 Sejumlah pola diklasifikasikan oleh AO / OTA sebagai:
 A ¼ ekstra-artikular: oblique (A1), wedge (A2) dan comminuted (A3).
 B art sebagian artikular: kondilus lateral (B1), kondilus medial (B2) dan
kondilus posterior - Fraktur Hoffa (B3).
 C art kompleks artikular: split intercondylar (C1), metafisis multi-
fragmentaris (C2) dan permukaan artikular kominutif (C3).

119
9/20/2021

Patella fracture
Fitur radiologis
 AP dan lateral sangat penting.Tampilan cakrawala tidak
pantas di tahap akut tetapi dapat membantu untuk tindak
lanjut yang tertunda.
 Fraktur biasanya jelas. Cari lipohaemarthrosis terkait pada
lateral-beam lateral.
 Waspadai bipartit kongenital dan patela multipartit; biasanya
terjadi pada aspek superolateral patela. Dalam fragmen-
fragmen ini cenderung bulat dan dikortisasi dibandingkan
dengan margin tajam non-sklerotik dalam fraktur.
 MRI mungkin berguna dalam kasus-kasus halus

MRI
• MRI adalah imaging yang sangat diperlukan di
bidang neurologi dan neurosurgeri.
• MRI dapat memberikan gambaran detil otak,
tulang belakang dan pembuluh darah yang
dapat divisualisasikan ke dalam tiga potongan
(axial, coronal dan sagital).

120
9/20/2021

Citra
MRI

• MRI menggunakan energi Radio Frequency (RF) yang


berasal dari magnetisasi atom-atom nukleus tubuh
manusia .
• Tiap-tiap bagian tubuh mempunyai RF yang berbeda-
beda.
• Repetition Time (TR) adalah lamanya waktu pada
sekuens yang memberikan gambaran pada slice yang
sama.
• Time to Echo (TE) adalah lamanya waktu antara
pengiriman RF dan diterima oleh sinyal echo.

121
9/20/2021

• T1 weighted dan T2 weighted : sekuens MRI


yang paling sering digunakan.
• T1 weighted terbentuk menggunakan waktu TE
dan TR yang pendek,
• T2 weighted terbentuk menggunakan waktu TE
dan TR yang lebih panjang.
• Fluid Attenuated Inversion Recovery
(FLAIR) : Sekuens ini serupa dengan T1-T2,
hanya saja waktu TE TR nya sangat panjang.

122
9/20/2021

• DWI (Diffusion Weighted Image) prinsipnya


adalah transportasi air di dalam sel. Molukel air
bergerak bebas di luar sel (ekstraseluler), tetapi
sangat terbatas pergerakannya di intraseluler
tetapi sangat terbatas pergerakannya di
intraseluler.

• Gadolinium contrast : kontras yang bersifat


non-toxic dan paramagnetik.

• STIR Image : Short Tau Inversion Recovery


• Sangat sensitif dengan gambaran air dan menekan sinyal
yang berasal dari jaringan lemak.
• Perbedaannya dengan T2  pada STIR image, hanya
cairan saja yang cerah.
• Evaluasi T1 dan STIR sangat berguna untuk melihat jumlah
air atau lemak pada bagian tubuh tertentu. Biasa dipakai
untuk vertebrae.
• T2 Gradient Echo : Digunakan untuk melihat darah,
seperti pada cerebral hemangioma.

123
9/20/2021

124
9/20/2021

Pertemuan 7
PEMERIKSAAN EKG, EEG, EMG, USG

125
9/20/2021

ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
• Dasar
tubuh manusia bersifat sbg konduktor shg
memungkinkan penempatan elektroda di
permukaan tubuh dpt merekam peristiwa
listrik di dalam tubuh
• EKG mrp penjumlahan aktivitas listrik yg
berasal dari semua sel otot jantung aktif
251

Pemasangan Elektroda EKG

252

126
9/20/2021

127
9/20/2021

Interpretasi
EKG

• Gelombang P: depolarisasi atrium


• Gelombang Q: depolarisasi di berkas his
• Gelombang R: depolarisasi menyebar dr bgn dalam ke bgn luar dasar ventrikel
• Segmen PR: waktu yg dibutuhkan oleh impuls dari SA node ke AV node; terjadi
perlambatan AV node
• Gelombang S: depolarisasi menyebar naik dr bgn dasar ventrikel
• Kompleks QRS: depolarisasi ventrikel
• Segmen ST: waktu sejak akhir depolarisasi ventrikel sebelum terjadi repolarisasi (fase
plateau); saat tjd kontraksi & pengosongan ventrikel
• Gelombang T: repolarisasi atrium
• Interval TP: waktu saat terjadinya relaksasi & pengisian ventrikel 255

Gambaran aktivitas listrik jantung normalpada EKG

128
9/20/2021

257

258

129
9/20/2021

Peristiwa Mekanik Jantung


• Peristiwa mekanik jantung (siklus jantung)  kontraksi,
relaksasi, & perubahan aliran darah mll jantung; terjadi akibat
perubahan ritmis dari aktivitas kelistrikan jantung
• Setiap siklus jantung tdd 7 fase:
1. Kontraksi ventrikel isovolumetrik
2. Ejeksi cepat
3. Ejeksi lambat Sistol ventrikel
4. Relaksasi ventrikel isovolumetrik
5. Pengisian ventrikel cepat
6. Pengisian ventrikel lambat Diastol ventrikel
7. Sistol atrium
259

260

130
9/20/2021

261

Suara Jantung
• S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd dinding ventrikel & arteri;
dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi
tekanan atrium.
• S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol
ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di
aorta & arteri pulmonal.
• S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr
tiba-tiba pd saat pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering
terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
• S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang tjd pd individu normal
262

131
9/20/2021

Suara Jantung

263

Murmur (Bising Jantung)


• Suara jantung abnormal akibat adanya arus turbulen di dlm
rongga jantung & pembuluh darah.
• Arus turbulen umumnya tjd karena kelainan katup, yaitu:
stenosis (katup tdk dpt membuka scr sempurna) atau
insufisiensi katup (katup tdk dpt menutup scr sempurna)
• Murmur diastol: setelah S2 akibat stenosis katup AV atau
insufisiensi katup semilunar
• Murmur sistol: setelah S1 akibat insufisiensi katup AV atau
stenosis katup semilunar

264

132
9/20/2021

ELEKTROMYOGRAPHY
(EMG)
• Electromyography/electromyogram
• tes untuk memeriksa kondisi otot dan sel-sel saraf
yang mengontrolnya (neuron motorik).
• mendeteksi adanya gangguan pada saraf, otot, atau
masalah dengan sinyal yang dikirimkan saraf ke otot.
• neuron motorik mengirimkan sinyal listrik ke otot
yang menyebabkan otot berkontraksi atau bereaksi
dengan cara tertentu.

• kondisi atau penyakit yang dapat didiagnosis melalui tes EMG ini
adalah:
 Kelainan otot, seperti distrofi otot (muscular dystrophy) atau
polymyositis.
 Penyakit yang memengaruhi hubungan antara saraf dan otot, seperti
myasthenia gravis.
 Gangguan saraf di luar sumsum tulang belakang (saraf tepi), seperti
carpal tunnel syndrome atau neuropati perifer.
 Gangguan yang memengaruhi neuron motorik di otak atau sumsum
tulang belakang, seperti amytrophic lateral (ALS) atau polio.
 Gangguan yang memengaruhi akar saraf, seperti herniasi diskus di
tulang belakang.

133
9/20/2021

• beberapa gejala / kondisi direkomendasikan pemeriksaan


elektromiografi al. :
Mati rasa atau kesemutan di lengan, tangan, tungkai,
kaki, dan/atau wajah.
Kelemahan otot.
Kram otot, kedutan, atau nyeri otot.
Kelumpuhan di bagian otot manapun.
Sensasi seperti terbakar.
Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti
berjalan, memakai baju, atau memegang benda.

Hasil elektromiografi
• Normal  menunjukkan adanya aktivitas listrik yang
sangat sedikit saat otot rileks atau istirahat. Aktivitas
listrik mungkin akan terlihat, tetapi setelah otot tenang
aktivitas listrik yang terdeteksi akan kembali menjadi
sangat sedikit.
• Tidak normal  menandakan adanya kelainan atau
penyakit tertentu pada otot atau saraf. Jika hasil
menunjukkan aktivitas listrik pada otot yang sedang
beristirahat, memiliki masalah dengan suplai saraf ke otot.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh peradangan

134
9/20/2021

Elektroensefalografi (EEG)
• lectroencephalography/electroencephalogram
• tes untuk mengukur aktivitas listrik di otak, menggunakan
alat berbentuk cakram logam kecil (elektroda) yang
terpasang pada kulit kepala
• Tes ini dapat mengidentifikasi aktivitas listrik yang
abnormal di otak, yang mungkin mengindikasikan adanya
kelainan sistem saraf atau penyakit otak tertentu, ex :
epilepsi, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami kejang berulang atau kambuhan.

Pemeriksaan EEG dilakukan pada kondisi :


 Tumor otak, stoke, dementia, alzheimer, radang otak(ensefalitis), hingga
cedera otak
 Memastikan kematian otak pada seseorang yang koma.
 Membantu menemukan tingkat anestesi yang tepat pada seseorang yang
mengalami koma, yang diinduksi secara medis.
 Mengidentifikasi gangguan tidur atau perubahan perilaku.
 Memantau kondisi otak, termasuk aliran darah di otak, selama prosedur
pembedahan.
 Mencari tahu penyebab pingsan atau periode hilang ingatan yang tidak
dapat dijelaskan.
 Mengevaluasi aktivitas otak setelah cedera kepala yang parah, atau
sebelum transplantasi jantung atau transplantasi hati.

135
9/20/2021

hasil electroencephalography
• normal  menunjukkan pola garis gelombang yang normal
pula.
• abnormal  menunjukkan adanya kelainan atau kondisi
medis tertentu, seperti gangg epilepsi, gangg tidur, cedera
otak,migrain, edema, perdarahan abnormal (hemorrhage),
struktur abnormal di otak (tumor), atau kematian jaringan
akibat penyumbatan aliran darah di otak (infark
serebral/stroke infark).

ULTRASONOGRAPHY (USG)
• Gelombang suara ultrasonic frekwensi tinggi
3,5-7,0mHz utk menghasilkan gambar organ
dalam & jaringan lain. Transduser mengubah
arus listrik menjadi gelombang suara yg dikirim
ke jar. Tubuh

136
9/20/2021

Kode-kode dalam hasil USG :


• LPM atau Last Menstrual Period adalah hari pertama haid terakhir. Hal ini
yang digunakan untuk mengetahui kapan bayi kira-kira akan lahir
• EDD atau Estimated Delivery Date artinya sama dengan HPL yaitu hari
diperkirakan lahirnya bayi sesuai dengan LPM
• GS atau Gestational Sac adalah ukuran kantung amnion di trimester awal
kehamilan. Ukurannya akan diukur melalui besarnya bulatan hitam yang
merupakan cairan amnion.
• FHR atau Fetal Heart Rate adalah frekuensi detak jantung bayi yang
dideteksi sejak awal kehamilan
• FW adalah Fetal Weight adalah berat badan janin yang sedang dikandung
• CRL merupakan singkatan Crown Rump Length yang menunjukkan ukuran
panjang dari ujung kepala ke ujung kaki

137
9/20/2021

• GA adalah Gestasional Age atau perkiraan usia kandungan yang diukur


melalui panjang lengan, panjang kaki, dan diameter kepala janin
• HC atau Head Circumferencial merupakan ukuran kepala janin yang bisa
digunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan janin
• AC merupakan Abdominal Circumferencial yaitu ukuran lingkar perut
• BPD adalah Biparietal Diameter yang menyatakan ukuran kedua sisi pelipis
pada janin yang baru diketahui pada trimester kedua atau ketiga
• EFW singkatan dari Estimated Fetal Weight yaitu berat bayi dalam satuan
gram
• FL merupakan Femur Length yaitu panjang tulang paha yang juga baru bisa
diketahui pada trimester dua atau tiga
• FTA adalah Fetal Trunk Abdominal indikator yang digunakan untuk
mengukur panjang janin di trimester dua dan tiga

Warna dalam USG :


• Warna hitam  menunjukkan cairan amnion atau
biasanya disebut cairan ketuban pada rahim
• Warna abu-abu  menunjukkan jaringan tubuh
pada kulit atau organ tertentu
• Warna putih  menunjukkan tulang karena
gelombang suara yang dipantulkan akan lebih
banyak

138
9/20/2021

Pertemuan ke 8

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

139
9/20/2021

Hemoglobin
• Hemoglobin adalah bagian dari sel darah
merah yang berperan sebagai kendaraan untuk
mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
• Hb yang rendah  mengalami anemia atau
kurang sel darah merah.
• Hb : nilai normalnya 14,0–16,0 g/dl.

Leukosit
• Sel darah putih : berperan dalam melawan bakteri, virus, maupun
kuman penyebab penyakit lainnya. Saat ada berbagai penyebab
penyakit ini masuk ke tubuh, sel darah putih akan memperbanyak
diri.
• Jumlah sel darah putih biasanya tertulis sebagai white blood cell
(WBC).
• Jumlah > dari normal  peradangan atau inflamasi, infeksi, atau
gangguan kesehatan lainnya dalam tubuh.
• Jumlah < dari normal,  efek penggunaan obat-obatan, infeksi virus,
atau penyakit sumsum tulang belakang.
• Sel darah putih : 4.300-10.800/mcL

140
9/20/2021

Eritrosit
• Sel darah merah : komponen darah yang
berfungsi untuk mengantarkan oksigen ke
seluruh tubuh.
• Jumlah sel darah merah biasanya tertera
sebagai red blood cells (RBC).
• Jumlah < dari normal, maka terkena anemia.
• Sel darah merah: 4,2-5,9 juta/mcL

Platelet count
• Platelet atau trombosit : komponen darah yang membantu
proses pembekuan darah.
• Jika jumlah platelet > normal  trombositosis  gangg
sumsum tulang, anemia, kanker, infeksi serta perdangan.
• Jika jumlah platelet < normal  rombosiopenia 
biasanya sering berdarah dan memar tanpa sebab. Kondisi
ini bisa menandakan infeksi ginjal, efek samping kemoterapi
atau leukimia.
• Platelet count: 150.000-400.000/mcL

141
9/20/2021

Mean platelet volume (MPV)


• MPV : ukuran rata-rata platelet.
• Platelet yang baru diproduksi, memiliki ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan platelet lama,
• Ukuran platelet yang rata-rata lebih kecil dari
normal menandakan gangguan produksi platelet.
• Ukuran platelet yang rata-rata lebih besar dari
normal produksi platelet berlebih.
• MPV : 6-12 femtoliter

Red blood cell distribution


width (RDW)
• RDW : jumlah variasi ukuran sel darah merah
yang ada dalam sampel darah yang diambil.
• Jumlah RDW yang tidak normal bisa
menandakan anemia, penyakit ginjal, hingga
kanker kolorektal.
• RDW : 11-15

142
9/20/2021

Leukosit – Trombosit – Eritrosit

Hematokrit
• Hematokrit : melihat persentase sel darah merah
yang terdapat pada total volume darah.
• Jika jumlahnya rendah, maka artinya tubuh
kekurangan zat besi.
• Jika jumlahnya tinggi, artinya sedang dehidrasi
maupun mengalami kondisi lainnya.
• Hematokrit: 45-52 % untuk pria & 37-48% untuk
perempuan

143
9/20/2021

Mean corpuscular hemoglobin


(MCH)
• MCH : pengukuran jumlah Hb yang terdapat di setiap sel
darah merah.
• Nilai MCH < dari normal  menandakan anemia, celiac
disease, atau kekurangan vitamin B12 maupun folat.
• Nilai MCH > dari normal mengindikasikan penyakit hati,
komplikasi kanker, kelenjar tiroid hiperaktif, sering minum
alkohol, atau infeksi.
• MCH : 27-32 picogram

Mean corpuscular hemoglobin


concenteration (MCHC)
• MCHC menghitung konsentrasi hemoglobin
dalam volume tertentu.
• Nilai MCHC < normal,  indikasi mengalami
anemia defisiensi besi atau thalasemia.
• Nilai MCHC > normal  anemia hemolitik
autoimun hingga luka bakar serius.
• MCHC : 32-36%

144
9/20/2021

Mean corpuscular volume (MCV)


• MCV : akan terlihat ukuran rata-rata sel darah merah di
tubuh.
• Semakin besar ukuran sel darah merah  nilai MCV pun
semakin besar.
• Nilai MCV >normal  biasanya menandakan kekurangan
vitamin B12 atau folat di dalam tubuh.
• Nilai MCV < normal menderita anemia jenis tertentu.
• MCV : 80-100 femtoliter

SGOT/SGPT
• Serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) adalah
enzim yang biasanya ditemukan pada organ hati (liver),
jantung, ginjal, hingga otak.
• Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) adalah enzim
yang paling banyak dijumpai dalam liver.
• SGOT: nilai normal, 5–34 U/L
• SGPT: nilai normal 0–55 U/L

145
9/20/2021

• Kedua angka itu menunjukkan hasil terkait


peradangan pada organ hati. Salah satu
penyebabnya adalah infeksi hati yang umum
dikenal dengan istilah hepatitis.
• "Hepatitis (penyakit peradangan hati) yang
dapat diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis,
konsumsi alkohol berlebihan atau akibat efek
penggunaan obat jangka panjang tanpa
pengawasan dokter.

Ureum atau Kreatinin


• Ureum: nilai normal 19–44 mg/dL
• Kreatinin: nilai normal 0,70–1,30 mg/dL
• Ureum dan kreatinin merupakan pertanda fungsi
ginjal.
• Seseorang dengan penyakit ginjal akan memiliki
peningkatan angka ureum dan kreatinin. Nilai ini
merupakan perwakilan kemampuan filtrasi ginjal pada
tubuh manusia.

146
9/20/2021

Albumin dan Globulin


• Albumin: nilai normal 3,8–5,0 gr%
• Globulin: nilai normal 2,3–3,2 gr%
• Albumin dan globulin merupakan jenis protein dalam
tubuh.
• Protein albumin yang rendah tanda penyakit hati
(liver), gangg ginjal juga dapat menyebabkan penurunan
albumin karena protein tidak dapat ditahan oleh ginjal
sehingga terbuang bersama air kencing.

LED ( Laju Endap Darah)


• E.S.R (Erythrocyte Sedimentation Rate) Inggris
• B.S.R (Blood Sendimentation Erythrocyte) Inggris
• B.B.S (Bloed Bezinking Snelheid) Belanda
Nilai normal :
• Laki-laki : 0-15 mm/jam (<50 tahun); 0-20mm/jam (>50 tahun)
• Perempuan : 0-20 mm/jam (<50 tahun); 0-30mm/jam (>50
tahun)

147
9/20/2021

• Pemeriksaan L.E.D. bersifat non-spesifik.


• Jika nilainya meninggi terdapat proses patologis di
dalam tubuh.
• L.E.D. berguna untuk mendukung diagnosis,
memantau (memonitor) keaktifan penyakit atau
untuk menilai keberhasilan terapi terhadap penyakit-
penyakit tuberculosis yang masih aktif dan sebaliknya.
• Namun bila ditemukan anemia, nilainya juga akan
meninggi.

Urine
• Produksi urine oleh ginjal pada orang dewasa normal antara 800-
1.300 ml/24 jam.
• Kelainan produksi urine oleh ginjal dapat berupa:
– POLIURI : produksi urine > 3.000 ml/24 jam. Bisa ditemukan
pada pasien diabetes insipidus.
– OLIGOURI : produksi urine < 400 ml/24 jam
– ANURIA : produksi urine < 100ml/ 24 jam. Disebabkan adanya
Chronic Kidney Disease ( CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik
derajat berat ( dahulu dikenal sebagai gagal ginjal/ renal failure)
oleh sebab apapun.

148
9/20/2021

Warna :
• Normal berwarna kuning muda hingga kuning tua.
• Bila seseorang kurang minum, disertai banyak berkeringat,
maka urine akan sedikit jumlahnya,  urochrome yang
terdapat di dalam urine akan sangat meninggi kadarnya, hal ini
akan membuat urine tampak kuning tua, bahkan kemerah-
merahan.
• Bila seseorang menderita icterus ( hepatocellulare atau
obstruktivus),  adanya bilirubin dalam urine, warna urine bisa
kuning sekali. Pada pasien hepatitis, seringkali sebelum sclera
mata tampak kuning, urine pasien sepanjang hari sudah tampak
kuning sekali seperti warna teh.

149
9/20/2021

Kejernihan:
• Urine normal tampak jernih, namun bila
dibiarkan lama atau didinginkan bisa gak keruh.
Bila urine yang masih baru sudah tampak
keruh, maka dapat sebagai akibat adanya
Kristal fosfat, bakteri atau unsur sedimen
lainnya dalam jumlah besar

150
9/20/2021

Pertemuan ke 8

PEMERIKSAAN GERAK DASAR

Pemeriksaan fungsi gerak tubuh :


• Pemeriksaan gerak aktif
• Pemeriksaan gerak pasif
• Pemeriksaan gerak melawan tahanan
Apa Yang di Periksa?

Kuantitas Gerak Kualitas Gerak

151
9/20/2021

KUANTITAS GERAKAN

• Adalah seberapa besar/luas sendi dapat bergerak


(berapa LGS nya?)
• Umumnya diukur menggunakan goniometer (dapat
pula menggunakan meteran)
• Dapat untuk menentukan pola kekakuannya
- kapsuler atau
- non kapsuler

KUALITAS GERAKAN
Yang termasuk di sini adalah semua aspek gerakan selain
LGS, a.l:
• Koordinasi gerakan
• Pola gerakan
• Ada/tidaknya tahanan gerak
• Kualitas tahanan pada akhir gerakan

152
9/20/2021

Pemeriksaan gerak aktif


• Ft memberikan contoh dg instruksi jelas &
menggerakkan sendiri tanpa bantuan fisioterapis
• Gerak aktif  grkan yg dilakukan px sendiri atas
perintah ft

Pemeriksaan Gerak Aktif

Informasi yang dapat diperoleh:


• Pola gerakan
• Koordinasi gerakan
• LGS gerak aktif
• Ada/tidaknya nyeri gerak
• Kekuatan otot sampai batas tertentu

153
9/20/2021

Aspek yg harus diperhatikan saat pemeriks gerak aktif :


• LGS maks  dimulai dr posisi netral
• Nyeri
• Kemauan px utk bergerak
• Gerakan yg dihasilkan
• Gerakan kompensasi
• Krepitasi??
• Bandingkan kanan-kiri

Pemeriksaan gerak pasif


• Dilakukan jk dijumpai gangg pd grkan ttt& ada
hipermobilitas sendi, lesi ringan pd tendon & otot.
• Gerak pasif dilakukan oleh ft tanpa dikikuti px / px
relaks.

154
9/20/2021

Pemeriksaan Gerak Pasif

Informasi yang dapat diperoleh:


• LGS pasif
• Ada/tidaknya nyeri gerak
• End feel
• struktur non-kontraktil sistem musk (ligamen,
kapsul, diskus, & meniscus)

Sikap ft saat pemeriks gerak pasif :


• Px & ft dalam posisi nyaman
• Pegangan ft harus tepat & benar
• Sendi lain yg dapat membuat grkan kompensasi
distabilkan
• Grkan dilakukan dg lembut & kekuatan kecil

155
9/20/2021

Aspek yg harus diperhatikan saat pemeriks gerak pasif :


• LGS maks  normal/terbatas krn kontraktur
• Rangkaian grkan
• Muncul nyeri
• Adanya perlawanan dr otot/tidak ???
• Bandingkan kanan-kiri

END FEEL
Adalah KUALITAS TAHANAN PADA AKHIR
GERAKAN
Setiap persendian punya karasteristik sendiri-
sendiri, tergantung pada:
- struktur anatomi sendi ybs
- arah gerakannya

Pada hakekatnya, pemeriksaan end feel untuk mengetahui


jaringan apa yang membatasi gerakan sendi tsb.

156
9/20/2021

ENDFEEL NORMAL/FISIOLOGIS
* Lunak
* Kapsuler/kapsuloligamenter
* Keras
ENDFEEL PATOLOGIS
Suatu end feel dikatakan patologis bila:
* Tempatnya berubah
* Kualitasnya berubah

Endfeel Patologis
• Perubahan kualitas tahanan dan atau perubahan tempat
• Spasme otot : Gerakan berhenti secara mendadak, agak keras
dan sedikit memantul (elastis).
• Kapsuler : Seperti pada kapsuler normal tetapi lebih keras.
• Bony Block: berhenti mendadak, keras dan tempatnya berubah,
umumnya sebelum batas LGS normal.
• Kosong : Apabila pasien mengalami nyeri hebat sehingga tidak
mau digerakkan.

157
9/20/2021

Pemeriksaan gerak isometrik


melawan tahanan
• Untuk menilai otot & tendon
• Px mengkontraksikan otot dg kuat tanpa menimbulkan gerakan & ft
memberikan tahanan.
• Informasi  rasa nyeri & kekuatan otot
• Nyeri  ada gangg pd otot & tendon,
– Jk nyeri hebat mk sulit dinilai
– Jk nyeri + penurunan kek.otot cedera berat
– Jk penurunan kek.otot tanpanyeri  adanya rupture total /
gangg neurologis

Aspek yg harus diperhatikan saat pemeriks gerak


isometrik melawan tahanan :
• Grkan kompensasi harus diminimalisir
• Sendi CPP
• Tahanan diberikansecara bertahap
• Dimulai dr sisi yg sehat, kmdn yg sakit

158
9/20/2021

Pemeriksaan gerak isometris melawan


tahanan

• Tujuan tes ini untuk mengetahui ada/tidaknya cidera


pada jaringan otot/tendon (jaringan kontraktil)
• Untuk mengetahui kekuatan otot secara global
Cyriax membagi jaringan menjadi 2 macam:
- Jaringan kontraktil
- Jaringan non kontraktil

Prinsip-prinsip pemeriksaan jaringan


kontraktil
• Kontraksikan dengan kuat
• Ulur/regang maksimal
• Tekan

Prinsip-prinsip pemeriksaan jaringan non kontraktil


• Ulur/regang maksimal
• Tekan

159
9/20/2021

Interpretasi Pemeriksaan
Interpretasi merupakan hal yang sangat penting dalam
pemeriksaan karena tanpa interpretasi hasil
pemeriksaan belum ada artinya.
Dalam interpretasi hrs ditanyakan hal2 sbb:
1. Apakah ada gangguan pada sendi?
2. Apakah ada painfull arc?
3. Apakah tdpt gangguan pada otot/tendon?
4. Apakah tdpt gangguan pada jaringan non konraktil?

Pola Kekakuan Sendi

Pola kapsuler Pola non kapsuler


Kekakuan Pola Kapsuler:
• Terjadi karena mengkerutnya kapsul sendi secara
menyeluruh
• Pola kekakuannya spesifik
• Penyebabnya artritis dan atau artrosis
Contoh: Pola kapsuler bahu: exo rot >Abd>endo rot

160
9/20/2021

Kekakuan Sendi Pola Non Kapsuler


Penyebab kekakuan bukan kapsul sendi
secara menyeluruh
Pola kekakuannya tidak spesifik
Contoh: kaku pola non kapsler bahu
- kekakuan abduksi dll.

APA MANFAAT MENGETAHUI POLA


KEKAKUAN INI?

161
9/20/2021

Pertemuan 9
INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF
FUNCTIONING,DISABILITY AND HEALTH (ICF)

Konsep ICF - Interaksi


komponen ICF
ICF memiliki 2 bagian, dimana setiap bagian memiliki 2 komponen:
1.Functioning dan Disability
1. Body functions and Structures
2. Activities and Participation
2.Contextual Factors
1. Environmental factors
2. Personal factors
WHO (2001)

162
9/20/2021

Interaksi komponen ICF


Fungsi manusia
diklasifikasikan oleh ICF:
•Tingkat tubuh/bagian
tubuh (level of body or
body part)
•Tingkat individu secara
keseluruhan (whole
person)
•Tingkat individu secara
keseluruhan dalam
konteks sosial (whole
person in social contex)

Definisi Komponen ICF


• Body Functions = fungsi fisiologis • Activity Limitations = kesulitan
sistem tubuh (termasuk fungsi yang mungkin dialami seorang
psikologis). individu dalam melakukan kegiatan.
• Body Structures = bagian anatomis • Participation Restrictions =
tubuh / struktur tubuh. masalah yang mungkin dialami
• Impairments = masalah/gangguan seorang individu dalam melibatkan
pada fungsi atau struktur tubuh. diri pada situasi kehidupan.
• Activity = pelaksanaan tugas • Environmental Factors = faktor
(task) atau tindakan (action) oleh lingkungan fisik, sosial, dan sikap
seorang individu. dimana orang hidup dan melakukan
• Participation = keterlibatan dalam kehidupan mereka.
situasi kehidupan.

163
9/20/2021

Definisi Komponen ICF


• Functioning = istilah untuk • Disability = istilah untuk
menggambarkan: menggambarkan:
• Body function • Impairments
• Body structures • Activity limitations
• Activities and participation. • Participation restrictions

• Menunjukkan aspek positif/netral • Menunjukkan aspek negatif


dari interaksi antara kondisi dari interaksi antara kondisi
kesehatan dan contextual factors kesehatan dan contextual
factors

Domain ICF
• Setiap komponen ICF terdiri dari berbagai domain.
• Details pada domain dapat digambarkan hingga 4 tingkat (levels),
tergantung pada kebutuhan pengguna.
• Dalam setiap komponen, terdapat daftar kategori domain lengkap yang
berfungsi sebagai unit klasifikasi.
• Level ICF diatur dalam bentuk hierarki dan dilambangkan dengan kode
alfanumerik yang unik. Kategori disusun dalam skema bercabang
dalam setiap komponen.

164
9/20/2021

First Level Classification


for ICF Components
• Saat ini > 1.400 kategori di ICF
• Klasifikasi domain pada tingkat pertama (first-level
classification of domains)
adalah pada level Chapter.
–Body Functions = 8 chapters
–Body Structures = 8 chapters
–Activities and Participation = 9 chapters
–Environmental Factors = 5 chapters
–Personal Factors = Not yet classified

165
9/20/2021

Body Structures
CHAPTER 1 - Structures of the nervous system
CHAPTER 2 - The eye, ear and related structures
CHAPTER 3 - Structures involved in voice and speech
CHAPTER 4 - Structures of the cardiovascular, immunological and
respiratory systems
CHAPTER 5 - Structures related to the digestive, metabolic and endocrine
systems
CHAPTER 6 - Structures related to the genitourinary and reproductive
system
CHAPTER 7 - Structures related to movement
CHAPTER 8 - Skin and related structures

Body Functions
CHAPTER 1 - Mental functions CHAPTER 2 - Sensory functions and pain
CHAPTER 3 - Voice and speech functions
CHAPTER 4 - Functions of the cardiovascular, hematological, immunological
and respiratory
systems
CHAPTER 5 - Functions of the digestive, metabolic and endocrine systems
CHAPTER 6 - Genitourinary and reproductive functions
CHAPTER 7 - Neuromusculoskeletal and movement related functions
CHAPTER 8 - Functions of the skin and related structures

166
9/20/2021

Activities and Participation


CHAPTER 1 - Learning and applying knowledge
CHAPTER 2 - General tasks and demands
CHAPTER 3 - Communication
CHAPTER 4 - Mobility
CHAPTER 5 - Self-care
CHAPTER 6 - Domestic Life
CHAPTER 7 - Interpersonal interactions and relationships
CHAPTER 8 - Major life areas
CHAPTER 9 - Community, social and civic life

Environmental Factors
CHAPTER 1 - Products and technology
CHAPTER 2 - Natural environment and human-made changes to environment
CHAPTER 3 - Support and relationships
CHAPTER 4 - Attitudes
CHAPTER 5 - Services, systems and policies

167
9/20/2021

Personal Factors
• Tidak diberikan kode dalam ICF karena adanya variabilitas internasional
yang luas sehingga tidak dapat disetujui menggunakan kode.
• Masih dimasukkan dalam ICF karena faktor ini penting untuk memahami
fungsi dan disabilitas.

Konten dari Komponen ICF

• Setiap komponen ICF dibagi menjadi hierarki dengan digit yang


ditambahkan pada kode klasifikasi untuk setiap lapisan berikutnya
pada hierarki.

168
9/20/2021

Konten dari Komponen ICF

Contoh hierarki:

•Component e.g. Body


Functions
•Chapter e.g.
Neuromusculoskeletal and
movement-related functions
(Chapter 7)
•Block e.g. Muscle functions
(b730- b749)
•Two level category e.g. Muscle
power
functions (b730)
•Three level category e.g.
Power of muscles of one side
of the body (b7302)

169
9/20/2021

Body functions and structures


Contoh:
•b28010 Pain in head and neck
•s720 Structure of shoulder region
•s810 Structures of areas of skin
•Seseorang dengan impairment hemiparesis dapat digambarkan dengan
kode b7302 Power of muscles of one side of the body

NB:
Kode yang berkaitan dengan body functions dimulai dengan 'b‘
Kode yang berkaitan dengan body structures dimulai dengan 's.'

Activities and Participation


Contoh:
• d230 Carrying out daily routine
• d420Transferring oneself
• d475 Driving
• d530 Toileting
• d910 Community life
• d920 Recreation and leisure
NB:
Kode yang berkaitan dengan activities and participation dimulai
dengan ‘d‘.

170
9/20/2021

Environmental factors
Contoh:
•e115 Products and technology for personal use in daily living
•e155 Design, construction and building products and technology of
buildings for private use
•e210 Physical geography
•e355 Health professionals
NB:
Kode yang berkaitan dengan environmental factors dimulai dengan
'e‘.

ICF Qualifiers
• Daftar domain ICF menjadi klasifikasi ketika menggunakan qualifiers.
–Qualifiers mencatat kehadiran dan tingkat keparahan masalah
fungsional pada tingkat tubuh, individu dan sosial.
–Satu atau dua qualifiers bisa berlaku per domain ICF.
• ICF telah mengidentifikasi skala qualifiers umum (generic qualifiers scale)
sebagai berikut:
–NO problem (none, absent, negligible) 0-4%
–MILD problem (slight, low…) 2-24%
–MODERATE (medium, fair) 25-49%
–SEVERE (high, extreme, …) 50-95%
– COMPLETE (total…) 96-100%

171
9/20/2021

ICF Qualifiers (Cont.)


• Generic qualifiers menggambarkan tingkat masalah pada masing-masing
komponen.
–Generic qualifiers digunakan sebagai qualifier ke-1 untuk domain Body
Functions & Structures dan Environmental Factors.
–Generic qualifiers juga digunakan sebagai qualifier ke-1 (performance)
dan ke-2 (capacity) untuk domain Activities dan Participation.
• Qualifier ke-2 untuk domain Body Structures menunjukkan sifat dari
perubahan struktur tubuh.
• Environmental factors juga bisa diberi qualifier, yakni sebagai hambatan
(barriers) atau fasilitator (facilitators).

172
9/20/2021

Qualifiers – Body function & structures


Activities and Participation

Qualifier – Environmental factors

Menunjukkan sejauh mana suatu faktor lingkungan adalah hambatan


(barrier) atau fasilitator (facilitator)

173
9/20/2021

Contoh kode ICF:


• Huruf untuk bagian component
(‘d’ menandakan activities and
participation)
• Digit pertama dari Chapter
(Mobility)
• 2 digit berikutnya untuk second
level dalam Chapter Mobility
(lifting and carrying objects)
• Titik
• Digit untuk 1st qualifier
(moderate)
• Digit untuk 2nd qualifier (not
specified) Madden and Dimitropoulous (2014)

Penerapan ICF pada Fisioterapi


• Fisioterapis dan tenaga kesehatan lainnya lebih tertarik pada dampak dari
suatu kondisi kesehatan pada seorang individu daripada diagnosis.
• Contoh: Seropositive rheumatoid arthritis (dikodekan dengan kode tunggal
pada ICD) menyampaikan sedikit informasi tentang seseorang yang hidup
dengan penyakit ini.
• ICF bisa memberi kode pada area lain yang relevan untuk fisioterapis
yang terlibat dalam perawatan orang tersebut -
• Apakah orang tsb lebih terpengaruh pada ekstremitas atas (s730) atau
ekstremitas bawah (s750).
• Menggunakan terminologi standar ICF  meningkatkan komunikasi antar
disiplin ilmu dan membantu dalam membandingkan hasil/outcomes.
Sykes (2008)

174
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain
Skenario kasus
• bagaimana FT dapat memetakan masalah pasien ke
dalam kategori ICF untuk menjelaskan:
• Fungsi sebelumnya (prior function),
• Fungsi saat ini (current function), dan
• Tujuan intervensi (intervention goals)

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain
Background
•Wanita 75 tahun mengalami nyeri lutut kanan selama 2 minggu setelah berkebun.
Tidak
ada riwayat nyeri sebelumnya
•Tinggal sendiri di rumah tingkat 1 tapi terdapat banyak tangga di lingkungan
sekitar
•Nyeri pada VAS = 4/10 – naik, turun tangga, berjongkok
Nyeri pada VAS = 1-2/10 – jalan datar, nyetir
•Toleransi aktivitas berkurang dari 60 menit menjadi 30 menit
•X-ray  perubahan degeneratif ringan
•Riwayat hipertensi ringan (dikontrol dgn obat-obatan) dan kadang merasakan
LBP Diagnosis
•Primary –Osteoarthrosis, localized, lower leg
•Secondary –Pain in joint, lower leg

175
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain
Patient goals
•Kembali ke tingkat aktivitas sebelum mengalami rasa sakit Examination
•Nyeri 4/10 - naik dan turun tangga, berjongkok. Nyeri 1-2/10 - jalan
datar, nyetir
•Atrofi ringan pada quadriceps kanan tanpa edema
•Kekuatan quadriceps kanan = 4/5
•ROM aktif dan pasif lutut kanan = 0-125 derajat
•Gait pattern normal Intervention goals
•Lutut kanan bebas-nyeri saat beraktivitas
•Kekuatan quadriceps lutut kanan kembali 5/5
•ROM aktif dan pasif lutut kanan kembali 0-135 derajat

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain

Memetakan scenario kasus dari:


Examination, ICF classification,
intervention goals

NB: Ini adalah contoh dan semua potential goals tidak dirinci dalam
skenario ini.

176
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain
Examination Nyeri VAS 4/10 saat naik, turun tangga dan jongkok
Nyeri VAS 1-2/10 saat jalan di permukaan datar dan
menyetir
ICF Classification selected b28026 – pain in joints
ICF Category – definition Sensation of unpleasant feeling indicating potential or
actual damage to some body structure felt in one or more
joints, including small and big joints.
ICF category with qualifier – prior function b28016.0 –Pain in joints, no problem
ICF category with qualifier – current b28016.2 –Pain in joints, moderate problem
function
ICF category with qualifier – goal function b28016.0 –Pain in joints, no problem
PT goal Lutut kanan bebas nyeri saat beraktivitas, jalan di
permukaan datar, naik turun tangga, jongkong, dan nyetir

• Component: Body Functions


• Chapter: Sensory Function
and Pain (Chapter 2)
• Block: Pain (b280-b289)
• Two level category:
Sensation of pain (b280)
• Three level category: Pain in
body part (b2801)
• Four level category: Pain in
joints (b28016)

177
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Knee Pain

Examination Kekuatan quadriceps kanan 4/5


ICF Classification selected b7300 – power of isolated muscles and muscle groups
ICF Category – definition Functions related to the force generated by the
contraction of specific and isolated muscles and muscle
groups.
ICF category with qualifier – prior function b7300.0 –Power of isolated muscles and muscle groups,
no impairment
ICF category with qualifier – current function b7300.1 –Power of isolated muscles and muscle groups,
mild impairment
ICF category with qualifier – goal function b7300.0 –Power of isolated muscles and muscle groups,
no impairment
PT goal Kekuatan quadriceps lutut kanan kembali 5/5

• Component: Body
Functions
• Chapter:
Neuromusculoskeletal
and movement related
functions (Chapter 7)
• Block: Muscle functions
(b730- b749)
• Two level category:
Muscle power functions
(b730)
• Three level category:
Power of isolated
muscles (b7300)

178
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Stroke
Example of how the ICF can be used as a framework for practice

62 year old male, diagnosed with a right sided stroke. He is retired, enjoys bridge, lives alone in a
two level home
Assessment ICF ICF Domain Outcome Goals Interventions
Findings Measure(s)
Movement functions:
• Impaired F • Involuntary • Berg • Walk 5 km • Gait training
balance movement reaction Balance without • Walking aid
• Impaired Gait functions b755 Scale sitting to • Aerobic
• Reduced • Gait pattern functions • VO2 peak rest exercise class
aerobic b770 • 6 min walk • Strengthening
capacity • Exercise tolerance test exercise
• Upper extremity functions b455 • Grip strength
weakness • Muscle power
functions b730
Sykes (2008)

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Stroke

Assessment ICF ICF Domain Outcome Goals Interventions


Findings Measure(s)

• Ambulation – A Mobility: • Sleep • Gait training


walking, stairs & •Walking d450, •Functional upstairs • Walking aid
limited P Stairs d455 Independence • Prepare and • Hand rails
Measure (motor) clear up and home
• Restricted in Major life areas: •Frenchay Activities own meals modifications
ADL’s, social •Household tasks Index (ADL’s) daily • Task analysis
activity d630 •SF 36 (social) • Involvement and
•Informal social •Reintegration to in social modification
relationships d750 normal living index activity
•Recreation & leisure (RNLI) weekly
d920
Sykes (2008)

179
9/20/2021

Contoh skenario kasus:


ICF dipetakan untuk Stroke

Assessment ICF ICF Domain Outcome Goals Interventions


Findings Measure(s)
• Restricted E Products & • Outdoor mobility • Appropriate • Day activity
access to social technology: / transportation transportation program
network •Products testing to social • Volunteer
(transportation &technology for activity assistance
barrier) transportation
e120

ICF dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk kerja praktek dengan menggambarkan hubungan antara
assessment, goals, outcome measurement dan interventions.

Sykes (2008)

Kesimpulan
ICF…
•Menyediakan bahasa yang standar untuk meningkatkan komunikasi
•Memberikan dasar ilmiah terkait konsekuensi dari kondisi kesehatan
•Memungkinkan perbandingan data
•Menyediakan skema pengkodean yang sistematis
•Menekankan pada kesehatan dan fungsi, bukan disabilitas/kecacatan
•Dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk kerja praktek dengan
menggambarkan hubungan antara assessment, goals, outcome
measurement dan interventions.

180
9/20/2021

“Information on diagnosis plus


functioning provides a broader and
more meaningful picture of health
of people or populations”
-WHO (2001)

References
• Madden, R. and Dimitropoulous, V. 2014. The International Classification of Functioning, Disability
and Health ICF: What it is and what it can be used for. Interchange Journal of the Health Information
Management Association of Australia, 4(1), pp.27-29.
• Sykes, C. Health classifications 1 – An introduction to the ICF. [Online] Available at:
https://www.wcpt.org/sites/wcpt.org/files/files/KN-ICF-Intro-eng.pdf [Accessed 3 November 2018]
• Sykes, C. 2008. The International Classification of Functioning, Disability and Health: relevance and
applicability to physiotherapy. Advances in physiotherapy, 10(3), pp.110-118.
• WHO. 2001. International Classification of Functioning, Disability and Health. [Online] Available at:
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42407/9241545429.pdf;jsessionid=95FA93C47D74EE
B8AE484B77B97AC1D6?sequence=1 [Accessed 3 November 2018]
• WHO. 2002. Towards a Common Language for Functioning, Disability and Health: ICF. [Online]
Available at: http://www.who.int/classifications/icf/icfbeginnersguide.pdf?ua=1 [Accessed 3
November 2018]

181
9/20/2021

182

Anda mungkin juga menyukai