Disusun Oleh:
JURUSAN FISIOTERAPI
2023
i
Halaman Pengesahan
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
Disusun Oleh:
__________________________
NIP.
ii
VISI RSUD BANYUMAS
komperhensif.
pihak-pihak terkait.
iii
DAFTAR ISI
D. Manfaat Makalah.......................................................................................3
A. Deskripsi Kasus.........................................................................................4
a. Definisi ...............................................................................................4
c. Patofisiologi .......................................................................................6
d. Etiologi ...............................................................................................6
f. Klasifikasi ..........................................................................................7
iv
III. SEGI FISIOTERAPI ..............................................................................10
A. ANAMNESIS ..................................................................................10
B. PEMERIKSAAN .............................................................................11
E. PROGNOSIS ...................................................................................19
G. EVALUASI ......................................................................................23
A. Kesimpulan ...........................................................................................27
B. Saran .....................................................................................................28
v
BAB I
PENDAHULUAN
sendi lutut. Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator yang mencegah pergeseran
ke depan yang berlebih dari tulang tibia terhadap tulang femur (Amin et al.,
2018). ACL membentang antara kondilus lateral femur dan area interkondilus
anterior pada tibia. Ligamen ini tersusun dari pita yang kuat yang terbuat dari
jaringan ikat dan serat kolagen yang berasal dari aspek anteromedial interkondilus
ACL adalah ligament yang paling sering mengalami cedera pada lutut.
Penyebab utama terjadinya ACL adalah aktivitas olahraga berat. Olahraga yang
sering menyebabkan cedera adalah olahraga dengan fisis foot terfiksir dan badan
berubah arah dengan cepat, misalnya pada pemain sepak bola atau basket.
yang merupakan bagian dari empat ligamen utama yang menstabilisasi sendi lutut
yang diakibatkan oleh trauma. ACL adalah salah satu ligamen yang berfungsi
untuk mencegah tulang tibia bergeser kearah depan dari tulang femur dan untuk
dengan sekitar 95.000 rupture ACL. Sekitar 100.000 rekonstruksi ACL dilakukan
1
setiap tahun. Prevalensi kejadian cedera ACL lebih besar ditemukan pada wanita
dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi cedera ACL diamati lebih tinggi pada
wanita daripada laki-laki, pada tingkat 2,4-9,7 kali lebih besar pada wanita.
nyeri punggung, dengan prevalensi sebesar 48 per 1000 pasien dengan 9% adalah
dan non-operatif. Metode operatif dilakukan ketika lutut dalam keadaan yang
tidak stabil atau mengalami rupture. Metode operatif dilakukan dengan melakukan
modalitas terapi seperti ultrasound, pemakaian brace lutut, serta program terapi
latihan, dengan syarat stabilisasi pada lutut masih sangat baik dalam melakukan
kegiatan aktivitas sehari-hari tanpa adanya keterbatasan gerak dan nyeri (Herman
B. Rumusan masalah
ACL?
C. Tujuan penulisan
2
D. Manfaat penulisan
2. Bagi pembaca
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi kasus
1. Definisi
Anterior Cruciate Ligament (ACL) berasal dari kata cruciate berasal dari
kata crux yang artinya (menyilang) dan crucial (sangat penting). ACL adalah
Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah salah satu dari empat ligamen
yang terdapat pada sendi lutut. Fungsi utama ligamen ini sebagai stabilisator yang
mencegah tulang tibia bergeser ke depan yang berlebih dari tulang femur (Ikhwan
Zein, 2015). ACL memanjang dari area luas anterior dan antara eminensia
(posterior cruciate ligament) (Sustiwi, 2018). ACL akan mengendur bila lutut
ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. Bila sendi lutut
berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah tibia
langsung maupun tidak langsung pada lutut. Kontak langsung dapat terjadi karena
gaya dari samping atau luar seperti benturan langsung pada lutut. Kontak tidak
keadaan hiperekstensi dengan rotasi panggul dan kaki yang berlebihan. Hal ini
4
dapat mengakibatkan sendi lutut menjadi tidak stabil sehingga tulang tibia
bergerak terlalu bebas (Santoso et al., 2018). Individu yang mengalami cedera
hari, risiko cedera berulang dan cacat jangka panjang karena osteoarthritis pasca-
2022). Robeknya ligamen penyokong pada ACL membuat kartilago dalam sendi
menjadi longgar yang menyebabkan lutut tidak bisa berfungsi dengan baik, karena
anterior cruciate ligament (ACL) salah satu tindakan yang bisa dilakukan untuk
memulihkan adalah dengan tindakan non operatif. Tindakan yang dapat dilakukan
dengan proses rehabilitasi post ACL agar atlet mampu return to sport sesuai
dengan protokol.
Secara struktur tulang pembentuk lutut ada 4 buah yaitu femur, tibia,
fibula dan patella. Setiap tulang yang berhubungan dibungkus oleh kartilago
articular yang keras, namun harus dan didesign untuk mengurangi resiko cidera
Ligamen ACL melewati anterior, medial dan distal dari femur ke tibia.
Anterior Cruciate Ligament (ACL) membentang secara miring dari posterior dan
lateral tulang femur, berorigo pada medial dari condylus lateral femur dan
5
berinsersio pada area intercondylar tibia di belakang dari meniscus lateral.
ACL akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan.
ACL tidak hanya mencegah anterior translasi dari tibia pada femur tetapi juga
2017).
pergerakan tulang tibia bergeser kedepan dan mengontrol gerakan saat rotasi lutut.
3. Patofisiologi
Secara mekanis, cedera ACL terjadi ketika ada gaya tegangan yang
berlebih pada ACL (Sustiwi, 2018). Cedera pada sendi lutut bisa terjadi akibat
benturan saat terjatuh, adanya kontak fisik ataupun akibat gerakan penghentian
dan perubahan arah mendadak kearah depan, kebelakang atau pun berputar yang
2019). Cedera ACL dapat terjadi dalam olahraga sepak bola saat pemain membuat
gerakan berhenti secara tiba-tiba untuk berbalik badan. Kekuatan berlebihan dari
4. Etiologi
non -kontak sementara 30 persen adalah hasil dari kontak langsung dengan
6
pemain lain atau object. Mekanisme cedera sering dlikaitkan dengan perlambatan
yang lebih tinggi cedera acl dari alet laki-laki diolahraga tertentu, telah diusulkan
bahwa ini adalah karena perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot, dan kontrol
neuromuscular.
Ketika terjadi cedera ACL kebanyakan akan merasa atau mendengar bunyi
"pop" di lutut dan terjadi ketidakstabilan mendadak di lutut (lutut terasa goyah).
Hal ini bisa terjadi setelah lompatan atau perubahan arah atau setelah pukulan
langsung ke sisi lutut. Terasa nyeri di bagian luar dan belakang lutut, lutut
bengkak dalam beberapa jam pertama dari cedera. Hal ini kemungkinan
tiba-tiba biasanya merupakan tanda cedera lutut serius. Gerakan lutut terbatas
(ROM terbatas) karena pembengkakan dan atau rasa sakit (Sustiwi, 2018).
6. Klasifikasi
Ruptur adalah robek atau putusnya jaringan lunak yang disebabkan karena
7
a. Derajat I serat dari ligament yang meregang tetapi tidak robek ada
terasa berat jika ligament tidak rupture, namun akan ada nyeri yang
stress test. Nyeri pada akhir gerakan pada robek parsial dan nyeri tidak
ada pada rupture total maka tidak bisa untuk menahan beban, tidak
konsultasi operasi.
8
BAB III
Nama: Sdr. B
Umur: 20 Tahun
Agama: Islam
Pekerjaan: Pelajar
A. DIAGNOSIS MEDIS
blurring
9
Patellar ligament dan popliteal ligament normal joint space dalam
batas normal
Hasil Rontgen:
Medical mentosa:
A. Anamnesis (Auto/Hetero*)
1. KELUHAN UTAMA:
10
Awalnya yaitu pada bulan Mei lutut kiri pasien tertendang dari sisi
medial dan terdengar bunyi klek, lalu dipijit dan istirahat 1 minggu,
kemudian bermain futsal lagi dan saat menggeser kaki kiri terdengar
lagi bunyi klek kemudian dibawa ke puskesmas dan hanya diberi obat,
setelah istirahat sebulan, pasien bermain bola lagi dan saat melempar
bola terdengar bunyi klek dari lutut kiri dan akhirnya ke RSUD
Tidak ada
Tidak ada
B. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
d) Temperatur: 36° C
11
e) Tingi Badan: 181 cm
f) Berat Badan: 75 Kg
1.2 INSPEKSI:
- Statis: tungkai atas kiri pasien terlihat sedikit lebih kecil dari
1.3 PALPASI
a) Gerak Aktif
Knee Sinistra
b) Gerak Pasif
Knee Sinistra
12
c) Gerakan Melawan Tahanan
Knee Sinistra
AKTIVITAS
b) Aktivitas Fungsional:
13
c) Lingkungan Aktivitas:
2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
Dextra Sinistra
Hamstring 5 4
Quadriceps 5 4
Pengukuran Antropometri
Dextra Sinistra
20 cm 60 cm 57 cm
14
Dari tuberositas tibia ke proximal 5 cm 41 cm 40 cm
Lingkar kaki
Panjang Segmen
tuberositas tibia)
Malleolus lateral)
major-malleolus medial)
malleolus medial)
Functional Scale
Activities Score
15
c Getting into or out of the bath. 4
f Squatting. 4
k Walking 2 blocks. 3
l Walking a mile. 3
s Hopping. 2
Keterangan:
16
- Quite a Bit of Difficulty = 3
- Moderate Difficulty = 2
- No Difficulty = 0
- Peralatan: stopwatch
bahu dan paha dalam posisi rata-rata air, lalu meloncat hingga
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
a) Impairment
17
b) Functional Activity
Pasien belum mampu lari cepat dan melompat tinggi dan belum
mampu akselerasi-deselerasi.
c) Participation Restriction
futsal.
1. TUJUAN:
- Meningkatkan kelincahan
- Return to sport
2. TINDAKAN FISIOTERAPI
a) Teknologi Fisioterapi:
- Ultrasound Therapy
- Exercise
b) Edukasi
18
energi dan meningkatkan konsumsi protein dan memenuhi
c) Home Program
3. RENCANA EVALUASI
c) Pengukuran antropometri
E. PROGNOSIS
Temuan utama dari penelitian ini adalah penyembuhan spontan dari ruptur
ACL terjadi pada 14% pasien. Khususnya pasien dengan ruptur ACL
parsial karena lesi satu bundel femur tanpa faktor risiko tulang
19
stabilitas yang signifikan dibandingkan dengan sisi yang tidak cedera
F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Ultrasound Therapy
Penghitungan dosis:
d: 9 cm²
f: 1 MHz
Intensitas incident: ?
Treatment time: ?
= 0,5 x 9 x 1
= 4,5 dB
4,5
−
- Value of dB = 10 10 = 0,35 = 35% (sisa yang masuk ke jaringan)
0,8
Intensitas incident =
0,35
= 2 menit
a) Persiapan Alat
20
- Pastikan kabel aman dan tidak berkelupas, pasang kabel pada
stopkontak.
Dosis:
continous
b) Persiapan Pasien
alat.
- Beri penjelasan pada pasien terkait efek dan tujuan terapi yang
akan diberikan.
c) Penatalaksanaan
diterapi.
21
2. Exercise
a) Static Cycling
b) Calf Raise
c) Lunges
Posisi pasien berdiri tegak dengan salah satu kaki di depan dan
Pada kaki yang paling dekat dengan lantai, paha depan harus
22
- Box Jump Exercise
e) Squat walk
repetisi.
f) Ladder drill
berikutnya, mulai dengan kaki yang sama setiap kali maju ke kotak
G. EVALUASI
Gerak T1 T2
Nama Otot T1 T2
Hamstring 4 4
23
Quadriceps 4 4
3. Pengukuran Antropometri
Lingkar Segmen T1 T2
20 cm 60 cm 57 cm 60 cm 57 cm
proximal 5 cm
proximal 8 cm
distal 3 cm
distal 5 cm
Functional Scale
Activities T1 T2
school activities.
24
B Your usual hobbies, re creational or 2 2
sporting activities.
F Squatting. 4 4
home.
home.
K Walking 2 blocks. 3 3
L Walking a mile. 3 3
of stairs).
25
S Hopping. 2 3
T1 T2
41 x (fair) 44 x (average)
T1 T2
20 x (kurang) 23 x (kurang)
dari skor 2 menjadi 3, dan pada tes kelincahan meningkat dari fair menjadi
average, untuk tes daya tahan otot tungkai terdapat kenaikan jumlah
loncatan 3 kali dari sebelumnya namun masih tetap dalam kategori kurang.
26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anterior Cruciate Ligament (ACL) berasal dari kata cruciate berasal dari
kata crux yang artinya (menyilang) dan crucial (sangat penting). ACL adalah
stabilitator untuk knee joint pada aktivitas pivot. Ruptur anterior cruciate
ligament (ACL) dapat disebabkan karena kontak langsung maupun tidak langsung
pada lutut. Kontak langsung dapat terjadi karena gaya dari samping atau luar
seperti benturan langsung pada lutut. Kontak tidak langsung contohnya seperti
dapat digolongkan menjadi: derajat I serat dari ligament yang meregang tetapi
tidak robek ada pembengkakan sedikit dan nyeri ringan, derajat II serat ligament
yang robek sebagian atau robek lengkap dengan pendarahan. Ada pembengkakan
yang moderat dan kehilangan beberapa fungsi, derajat III serat-serat ligament
benar-benar robek (ruptured) nyeri terasa berat jika ligament tidak rupture, namun
akan ada nyeri yang signifikan hingga bengkak tapi kurang dari yang diharapkan
27
pada item hopping dari skor 2 menjadi 3, dan pada tes kelincahan meningkat dari
fair menjadi average, untuk tes daya tahan otot tungkai terdapat kenaikan jumlah
loncatan 3 kali dari sebelumnya namun masih tetap dalam kategori kurang.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk mendapatkan hasil yang
optimal dalam penanganan Partial Tear ACL Sinistra (non-operrative), adalah (1)
terapi harus dilakukan secara rutin ketika bersama terapis maupun keluarga sesuai
dengan arahan yang diberikan, (2) terapis harus mempunyai pengetahuan yang
perlunya kerjasama antar fisioterapis, pasien, dan keluarga sangatlah peting dalam
28
DAFTAR PUSTAKA
Perdana, H. S., & Sudijandoko, A. (2019). Analisis Kebugaran Jasmani pada Unit
Kesehatan Olahraga, Vol. 07, No. 02, hal 331-353. Diakses dari
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-
olahraga/article/view/28211
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10293391/
Melyana, B., Purnawanti S., Lesmana S.I., Mahadewa T.G.B., Muliarta I.M.,
29
Kekuatan Kontraksi Isometrik Otot Paha Pasien Post Rekonstruksi Cedera
Indonesia. Vol. 6. No 1.
30