Disusun Oleh :
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
i
DAFTAR ISI
ii
B. Objective .................................................................................................... 19
1. Inspeksi ................................................................................................... 19
2. Palpasi .................................................................................................... 19
3. PFGD ...................................................................................................... 19
C. ANALISIS ................................................................................................. 20
1. Pemeriksaan dan Pengukuran Fisioterapi (Assesment) .......................... 20
D. Diagnosa Fisioterapi................................................................................... 20
E. PLANNING ................................................................................................ 20
1. Problematik Fisioterapi .......................................................................... 20
2. Tujuan Fisioterapi ................................................................................... 21
3. Intervensi Fisioterapi .............................................................................. 21
4. Evaluasi .................................................................................................. 23
5. Home Program dan Edukasi ................................................................... 26
iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
iv
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
v
BAB I
ANATOMI & FISIOLOGI
A. Tulang Pembentuk
Knee joint merupakan sendi terbesar dari sendi tubuh lainnya yang
panjang yang tidak sama. Tampak depan, condylus medial jauh lebih
permukaan condylus femur dan tibia, akan terbentuk sudut valgus sekitar
10°. Perbedaan panjang kedua condylus tersebut berperan dalam rotasi dan
Lateral
1
mempunyai membran sinovium yang memproduksi cairan sinovium,
yang bekerja pada sendi, akhir saraf atau nerves ending mechanoreceptor
dan gerak, serta nocisceptor sebagai sensasi sakit, ada pula ujung saraf
darah sebagai suplai nutrisi, kecuali tulang rawan sendi yang diketahui
B. Ligamen
Ligamen pada knee joint berfungsi sebagai pembatas gerakan dan
2
a. Anterior Cruciate Ligament (ACL)
serta rotasi tibialis aksial dan lutut valgus. Jadi secara umum ACL
3
Posterior Cruciate Ligament (PCL) melekat pada area
bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi
posterior.
gerakan varus.
4
Gambar 1.2. Ligamen Knee Joint Tampak Anterior
C. Kapsul
Kapsul knee joint terdiri dari dua lapisan yaitu stratum fibrosum yang
merupakan lapisan luar dari kapsul sendi dan berperan sebagai penutup
Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan fibrosus yang avaskular sehingga
5
Gambar 1.3. Kapsul Knee Joint Tampak Anterior
6
E. Bursa Knee Joint
Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan
tipis dan dibatasi oleh membran sinovium. Ada beberapa bursa yang
subsatorial.
utama sendi lutut yang sangat penting untuk menjaga stabilitas dan
fungsi sendi lutut. Otot penggerak utama knee joint yang terletak di
7
bagian anterior adalah Mm.Quadriceps yang terdiri dari empat otot
joint yang terletak di bagian medial adalah otot pes anserinus yang
dan Posterior
8
BAB II
BIOMEKANIK
yang diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi
lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga
1. Osteokinematika
Osteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi
dan ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak fleksi antara
gerakan ekstensi lingkup gerak sendi antara 0˚–10˚ (Kisner & Colby,
2010).
40˚-45˚ dari posisi awal mid position (Kisner & Colby, 2007). Gerakan
9
rotasi ini terjadi pada posisi fleksi 90˚ karena pada posisi fleksi
2010).
2. Arthrokinematika
Artrokinematika yang terjadi pada knee joint meliputi gerakan
rolling dan sliding. Pada open kinetic chain, os.tibia (konkaf) akan roll
dan slide dalam arah yang sama dengan gerakan os.femur (konveks).
Pada saat gerakan fleksi os.tibia roll dan slide ke posterior terhadap
(konkaf). Pada saat gerakan fleksi os.femur roll ke posterior dan slide
seperti isometrik mm.hamstring (pada 15°, 30°, 60°, dan 90°), isometrik
10
mm.quadriceps (pada 30°, 60°, dan 90°), fleksi dan ekstensi lutut aktif
antara 35° dan 90°; dan fleksi dan ekstensi lutut dengan berat 45-N (10-lb)
antara 45° dan 90° memberikan regangan pada ACL yang rendah atau
pada ACL meliputi latihan ekstensi knee dengan berat 45-N (terutama
pada 10° dan 20° dari fleksi lutut), isometrik mm.quadriceps (pada 15° dan
11
BAB III
PATOLOGI
menjadi tidak stabil sehingga os.tibia bergeser secara bebas. Cedera ACL
sering terjadi pada olahraga high impact, seperti: sepak bola, futsal, bola
voli, tenis, bulutangkis, bola basket dan olahraga lain seperti bela diri
delapan kali berisiko, hal ini terjadi karena secara anatomis wanita
lutut pada wanita, dimana wanita dominan lututnya berbentuk genu varus.
12
tersebut berfungsi menstabilkan lutut dan menahan pressure ketika
Sekitar 50% pasien dengan cedera ACL juga ditemukan masalah pada
meniscus. Pada cedera ACL akut, meniscus laeral lebih sering robek
pada populasi umum bahwa satu kasus dijumpai dalam 3500 orang,
diperkirakan 95.000 ruptur ACL per tahun. Sekitar 200.000 kasus ACL
tahun. Insiden cedera ACL lebih tinggi pada orang yang berpartisipasi
dalam olahraga yang berisiko tinggi seperti basket, sepak bola, futsal, bola
1. Jatuh pada permukaan licin, ketika berlari, bermain ski, dan bersepeda.
2. Kontak berolahraga (sepak bola, bola basket, futsal, bola voli, dan
gym).
13
5. Hipermobiliti atau instabiliti pada knee (kongenital, riwayat cedera).
hamstring.
14
D. Patofisiologi Cedera ACL
Mekanisme yang sangat umum ditemui saat terjadinya cedera ACL
adalah kombinasi dari gerakan berhenti yang terlalu tiba-tiba dari kaki
1. Direct Contact.
objek.
2. Indirect Contact
3. Non Contact
terjadi. Lebih dari 70% cedera ACL terjadi secara non kontak (tanpa
yang meliputi translasi anterior dari os.tibia, knee valgus, dan internal
rotasi tibia.
15
1. Grade 1 (Mild Sprain, 1%-10% fibers rusak)
Tanda dan gejala pada tingkat cedera ini, yaitu bengkak pada
sebagian kecil area dan ada tenderness, tidak ada tanda memar,
Tanda dan gejala pada tingkat cedera ini, yaitu bengkak semakin
meluas, tidak ada tanda hematrosis; hilangnya ROM tetapi masih bisa
untuk flexi 90˚, sulit untuk menahan beban, nyeri meningkat ketika
Tanda dan gejala pada tingkat cedera ini, yaitu nyeri berat jika
ligamen tidak mengalami ruptur, jika terjadi ruptur akan ada nyeri yang
signifikan hingga bengkak tapi kurang dari yang diharapkan pada stres
test, namun nyeri tidak dapat dijadikan patokan pada ruptur total. Nyeri
pada akhir gerakan pada robek partial dan nyeri tidak ada pada ruptur
total, tidak bisa untuk menahan beban, tidak dapat fleksi 90˚, progres
16
patela, semitendinosus, ITB, achilles). Prognosis: >50% jika tidak
keluar dari persendian dan sering terdengar suara yang sangat keras. Jika si
penderita mencoba untuk berdiri, biasanya akan terasa tidak stabil dan
pendarahan ligamen, dan yang paling sering adalah adanya suara “pop”
dari lutut dan lutut terasa longgar atau tidak stabil. Selain itu juga tampak
bekas operasi athroscopy pada bagian lateral lutut dan midline patella
(Wiratna, 2015).
17
BAB IV
MANAJEMEN FISIOTERAPI
A. Anamnesis
1. Anamnesis Umum
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 33 Tahun
d. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Perawat
2. Anamnesis Khusus
a. Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan kesulitan menggerakkan kaki
nyeri akan sangat terasa saat pasien bangun tidur dan saat mau
berdiri.
kamar mandi.
18
c. Keluhan lain : Tidak ada
3. Vital Sign
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
3) Pernafasan : 19x/menit
B. Objective
1. Inspeksi
Adanya oedem.
2. Palpasi
Adanya oedem pada Patella.
3. PFGD
a. Aktif
b. Pasif
c. Isometrik
(Tidak ada)
Hasil : -
19
C. ANALISIS
Nyeri diam = 0
Nyeri gerak= 7
Nyeri tekan= 7
b. Pemeriksaan MMT
D. Diagnosa Fisioterapi
Adanya oedem, nyeri, weakness, keterbatasan LGS, dan gangguan
E. PLANNING
1. Problematik Fisioterapi
a. Impairment
Impaiment yang dijumpai pada pasien post op. ACL yaitu : adanya
b. Fungsional Limitation
c. Disability
20
Pasien kesulitan dalam melakukan hal-hal yang biasa dilakukan seperti
memasak.
2. Tujuan Fisioterapi
a. Tujuan jangka pendek :
3. Intervensi Fisioterapi
Problematik Modalitas Dosis
LGS T : NMES
T : 7 menit
I : 8 detik x 8 repitisi x 2
set
T : Quadriceps Setting
T : 5 menit
21
F : Setiap Hari
I : 8 detik x 8 repitisi x 2
set
T : Hamstring Setting
T : 5 menit
F : Setiap Hari
I : 8 detik x 8 repitisi x 2
set
T : SLR
T : 5 menit
F : Setiap Hari
I : 8 detik x 8 repitisi x 2
set
T : Gluteus Control
T : 5 menit
F : Setiap Hari
I : 10 repitisi x 2 set
T : Ankle Theraband
T : 15 menit
F : Setiap Hari
I : 100 x 1 set
22
T : Heel slide
T : 15 menit
F : Setiap Hari
I : 50 x 1 set
T : 10 menit
I :3 x putaran
T : Tolerance weight
Bearing
T :5 Menit
4. Evaluasi
4 Februari 2021
Tekan 7 6
Gerak 7 6
23
ROM
Weight
Bearing
Aktif
10 Februari 2021
Tekan 6 4
Gerak 6 4
ROM
Weight
Bearing
24
Aktif
18 Februari 2021
Tekan 4 2
Gerak 4 3
ROM
Weight tongkat
Bearing
Aktif
25
5. Home Program dan Edukasi
a. Edukasi
perlu diberikan penjelasan dan saran kepada pasien agar mengerti dan
Pasien diminta untuk mengulangi latihan yang telah diajarkan setiap hari
b. Home Program
26
DAFTAR PUSTAKA
Cruciate Ligament Injury and Repair. British Editorial Sociey of Bone and
Joint Surgery.
Andrews, J., Harrelson, G., & Wilk, K. (2012). Physical Rehabilitation Of The
Jurnal Fisioterapi.
Health Systems.
Kapandji. (2010). The Physiology of The Joint. Sixth Edition. New York: Churchil
Living Stone.
Kisner, C., & Colby, L. A. (2007). Thrapeutic Exercise 5th Edition. Philadelphia:
Netter, F., & Kubey, C. (2011). Atlas of Human Anatomy 5 Edition. Philadelphia:
Sauders Elsevier.
Physiopedia. (2018). Anterior Criciate Ligament (ACL). Dipetik Februari 15,
2019, dari
https://www.physiopedia.com/Anterior_Cuciate_Ligament_(ACL)
http://sportmedicine.about.com/od/glossar/g/ligament.htm
Rahmanto, S. (2018). Wanita Rentan Cedera Lutut. Dipetik Februari 15, 2019,
dari http://fisioterai.umm.ac.id/id/pages/tip-dan-artikel/tip-dan-artikel-
7.html
Santoso, I., Sari, D. I., Noviana, M., & Pahlawi, R. (2018). Penatalaksanaan
Strouth, B. D. (2014, Mei 20). Post Operative Exercises for The Knee for Weeks
Suriani, S., & Lesmana, I. (2013). Latihan Theraband Lebih Baik Menurunkan
XV. Semarang.
System Inc.