Anda di halaman 1dari 5

Studi Kasus

Meningkatkan Kemapuan Membaca dengan Program Ko-


kurikuler “BAKUL KEMEJA” Membudayakan Buku Kemajuan
Membaca

BAIDILAH
233113713236
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FIP

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KOTA MALANG
DESEMBER, 2023

0
Meningkatkan Kemapuan Membaca dengan Program Ko-kurikuler
“BAKUL KEMEJA” Membudayakan Buku Kemajuan Membaca

1. Deskripsi Studi Kasus


Pada jenjang pendidikan sekolah dasar kemampuan literasi menjadi pokok
utama yang harus dikuasai oleh peserta didik, diawal tahun 2023 saya
mendapatkan level kemampuan membaca peserta didik di kelas saya, di SD
Negeri 3 Penukal Utara yang masih perlu untuk ditingkatkan, kondisi tersebut
membuat peserta didik kesulitan dalam belajar, mereka cenderung malas, hal
ini terlihat dari beberapa sesi pembelajaran yang saya lakukan dan beberapa
sisi latihan yang dikerjakan oleh peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi
yang saya terapkan belum mampu membuat kemampuan membaca mereka
berkembang pesat, hal itu juga disebabkan waktu dalam pembelajaran yang
terbatas.
Sebagai guru saya merasa tertantang, untuk meningkatkan kemampuan
membaca mereka agar berkembang lebih cepat, hal ini penting karena memang
sebenarnya literasi bukan hanya membaca, namun kemampuan membaca
merupakan pondasi awal literasi yang baik. Akan sangat sulit bagi peserta didik
untuk mengambil makna dari apa yang mereka baca jika dalam membacanya
saja mereka kesulitan.

2. Analisis Situasi
Berdasarkan kasus yang saya angkat, setelah melakukan observasi dan
melakukan pemetaan dari 23 Peserta didik, saya mendapatkan 2 orang pada
level butuh perhatian khusus, 9 orang pada level lambat, 5 orang pada level
sedang, dan 7 orang pada level lancar, saya juga mendapatkan informasi bahwa
sedikit sekali peranan orang tua peserta didik dalam pendidikan anaknya,
mereka cenderung menyerahkan sepenuhnya tangggung jawab kepada guru.
Berbekal hal tersebut saya berdiskusi dengan rekan sesama guru kelas 5,
dan kepala sekolah untuk mendapatkan solusi yang tepat atas permasalahan
tersebut. Selain itu, saya juga berharap mendapatkan cara-cara yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan membaca peserta didik saya, sekaligus
meningkatkan kolaborasi antar sesama guru, peserta didik, dan orang tua
peserta didik, saya juga berdiskusi dengan orang tua peserta didik agar mereka
memahami tugas dan peran mereka dalam mendidik anak. Saya juga membaca
berbagai sumber informasi terkait dengan kasus dan hal-hal yang bisa saya
lakukan untuk menyelesaikan kasus.
Dari beberapa ide yang menarik, saya memilih menerapan kegiatan
program ko-kurikuler yang dipadukan dengan media inovatif untuk
meningkatkan kemampuan membaca peserta didik, saya berharap program
tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik, sekaligus
meningkatkan kolaborasi guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik.

1
Sebenarnya saya masih kesulitan dalam menemukan media inovatif yang
tepat untuk menjalankan program. Setelah beberapa kali mendesain media,
saya memilih Buku Kemajuan Membaca yang telah didesain, buku tersebut
saya anggap mampu menjawab solusi yang saya hadapi, karena buku tersebut
dilengkapi dengan tabel dan area catatan yang dapat digunakan untuk melacak
perkembangan kemampuan membaca peserta didik.

3. Alternatif Solusi
Setelah persiapan saya pandang cukup, termasuk Prakarsa perubahan
BAGJA, untuk menjamin program tersebut terlaksana dengan baik, saya
menskenario kegiatan diskusi dengan peserta didik untuk membangun student
agency pada peserta didik. Pada pelaksanaan diskusi kami menyepakati hal-
hal sebagai berikut:
1. Peserta didik menerima menjalankan program Ko-kurikuler
membaca dengan media inovatif buku kemajuan membaca.
2. Peserta didik diperbolehkan meminjam buku bacaan yang tersedia
di perpustakaan sekolah, sesuai dengan level kemampuan
membaca mereka, agar mereka mudah dalam pembiasaan
membaca, atau buku lain yang mereka miliki sendiri.
3. Peserta didik menyusun tutor sebaya, tutor sebaya ini adalah teman
sekelas peserta didik yang berada pada level kemampuan membaca
lancar, yang diberdayakan untuk menemani peserta didik saat
belajar membaca dengan proposional yang pas.
4. Azaz membaca tidak kenal ruang dan waktu artinya peserta
didik dapat membaca di mana saja dan kapan saja, baik kepada
tutor sebaya, orang tua, dan guru.
5. Peserta didik berkomitmen untuk menyelesaikan membaca 1
halaman dalam satu hari.
6. Peserta didik menamai progam ko-kurikuler yang mereka jalankan
dengan nama “BAKUL KEMEJA” akronim dari membudayakan
buku kemajuan membaca.
Lebih lanjut, saya berkoordinasi dengan para tutor sebaya dan orang tua
peserta didik agar mereka memahami fungsi dan peranan mereka masing-
masing dalam program BAKUL KEMEJA, yang menarik pada saat diskusi
dengan orang tua peserta didik adalah rata-rata mereka tidak mempunyai
kegiatan setelah shalat magrib, waktu tersebut dapat digunakan ungtuk
menemani peserta didik membaca di rumahnya masing-masing. Kemudian
saya mencetak buku kemajuan membaca dan saya bagikan kepada peserta
didik yang menjadi sasaran yakni peserta didik yang level kemampuan
membacanya pada lever perlu perhatian khusus dan level lambat, sebagian juga
yang pada level sedang berdasarkan keinginan mereka untuk mengikuti
program. Saya mencetak pembagian tutor sebaya dan menempelkannya di

2
kelas sebagai pertanda bahwa program sudah siap berjalan. Saya melihat
antusias semangat peserta didik dalam menjalankan program.

4. Evaluasi
Setelah program BAKUL KEMEJA berjalan selama 1 bulan, saya melihat
kemampuan membaca peserta didik jelas terlihat. Mereka yang semula pada
level butuh perhatian khusus sudah bisa dikategorikan sebagai lambat, mereka
yang semula lambat sudah bisa dikategorikan sedang, dan yang semula sedang
dapat di kategorikan lancar. Tidak hanya disitu, yang terlihat adalah kebiasaan
membaca peserta didik sudah mulai membudaya, hal ini terlihat dari peserta
didik yang memanfaatkan teras kelas sebagai tempat membaca dan waktu
sebelum masuk kelas untuk membaca kepada tutor sebaya, selain itu terlihat
dari catatan perkembangan peserta didik pada buku kemajuan membaca yang
mulai terlihat. Tentunya hal tersebut dapat membantu saya dalam proses
mengajar dikelas, selain itu kolaborasi antar guru, peserta didik, dan orang tua
peserta didik saya rasakan mulai membaik. Sebagai guru saya juga terus
memonitoring dan menerima masukan dan saran dari pemangku program untuk
berrefleksi dan memastikan bahwa program tersebut terus berjalan dengan
baik.

3
GALERI BUKTI KARYA

Peserta didik
memanfaatkan waktu
luang untuk membaca
dengan orang tua dan
memanfaatkan teras rumah
sebagai tempatnya
membaca.

Media Inovatif BUKU


KEMAJUAN MEMBACA
Peserta didik
memanfaatkan waktu
istirahat untuk membaca
kepada guru dan
memanfaatkan kantor
sekolah sebagai tempatnya
membaca.

Peserta didik
memanfaatkan waktu
Pembagian Tutor Sebaya sebelum masuk kelas
untuk membaca kepada
tutor sebaya dan
memanfaatkan teras kelas
sebagai tempatnya
membaca.

Kegiatan Evaluasi
Program “BAKUL
KEMEJA”

Komunikasi guru dengan


peserta didik dan orang tua
peserta didik ketika
membaca

Anda mungkin juga menyukai