Nama : Rohayati Asal Instansi : SMPN 3 Cisompet Kab. Garut
Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab Analisis akar penyebab
No. masalah masalah masalah 1 1. Rendahnya kualitas guru Akar masalah dari Guru yang kurang profesional 2. Guru kurang maksimal dalam permasalahan adalah akar utama dari memanfaatkan fasilitas- tersebut yaitu Guru masalah ”Rendahnya minat fasilitas pembelajaran kurang profesional belajar siswa”. Metode yang 3. Guru kurang menguasai digunakan guru tidak variatif materi pembelajaran Pembelajaran yang dan cenderung monoton 4. Guru tidak mampu memilih dilakukan oleh guru sehingga mengakibatkan siswa metode, Model dan strategi tidak melibatkan merasa bosan dan tidak pembelajaran yang tepat. siswa. tertarik mengikuti 5. Guru belum mampu pembelajaran. Selanjutnya menciptakan suasana guru akan merancang desain pembelajaran yang nyaman, pembelajaran inovatif yang menarik dan menyenangkan. berpusat pada siswa dan dapat 6. Konsentrasi belajar peserta meningkatkan semangat didik yang rendah. belajar siswa. 7. Peserta didik kurang focus terhadap materi pembelajaran. 8. Peserta didik tidak memahami materi pembelajaran 9. Keterbatasan buku sumber, serta sarana dan prasarana yang kurang lengkap 10. Kuruangnya dukungan dari orang tua karena pendidikan orang tua yang masih rendah 2 Berdasarkan kajian literatur Kurang optimalnya Berdasarkan akar penyebab dan hasil wawancara, maka peran guru untuk masalah maka analisis akar didapatkan analisa bahwa membiasakan peserta penyebab masalah adalah permasalahan pedagogik dan didik berliterasi sebagai berikut : rendahnya kemampuan membaca di sekolah literasi numerasi pada mata Kemampuan literasi sangat pelajaran PPKn disebabkan bergantung pada kemampuan oleh beberapa faktor di bawah membaca dan memahami isi ini : bacaan. Guru seharusnya 1. Tidak adanya keinginan mengambil peran dalam hal (motivasi) dari dalam menumbuhkan kebiasaan siswa untuk menyenangi tersebut. Sarana dan literasi prasarana pendukung untuk 2. Lingkungan sekitar tidak berliterasi membaca seperti mendorong siswa untuk adanya perpustakaan, pojok menyenangi literasi baca dan lain-lain kadang 3. Siswa yang tidak kurang optimal di manfaatkan. terstimulasi untuk mau Hendaknya upaya yang berliterasi membaca dilakukan untuk membiasakan anak berliterasi 4. Guru dirasa masih belum membaca harus berkelanjutan dapat menjadi teladan sehingga anak mampu karena tidak menjadikan membaca sebagai memunculkan suatu kebiasaan dan potensinya kepada siswa kebutuhan berkaitan dengan literasi dan minat baca 5. Masih belum memadainya sarana dan prasarana pendukung proses literasi 6. Pengaruh penggunaan handphone yang membuat siswa lebih cenderung menonton video dan bermain game serta berselancar di media sosial 3 Berdasarkan kajian literatur Kurangnya Kurangnya komunikasi antar dan hasil wawancara, maka komunikasi antara guru dengan orang tua terkait didapatkan analisa bahwa guru dan orang tua, pembelajaran menjadi kendala komunikasi antara diakibatkan oleh penyebab lemahnya hubungan guru dan orangtua disebabkan perbedaan bahasa guru dan orang tua siswa. oleh beberapa faktor di bawah sehari – hari yang Walaupun orang tua jarang ini : digunakan oleh orang diundang dan atau diundang 1. Kondisi perekonomian tua dan guru. tetapi tidak hadir, ketika guru menengah ke bawah, berkomunikasi dengan tetap sehingga menyebabkan menyampaikan informasi tidak semua orangtua perkembangan belajar siswa memiliki alat komunikasi kepada orang tua maka 2. Kesibukan orangtua hubungan guru dan orang tua bekerja di ladang atau pasti akan semakin baik. sawah sehingga terkadang menjadi alasan untuk tidak dapat hadir di sekolah 3. Perbedaan bahasa, orangtua hampir sebagain besar menggunakan bahasa daerah, sehingga cukup menyulitkan guru untuk menyampaikan maksud dan tujuan 4. Tingkat pendidikan di orang tua tergolong rendah, sehingga dalam berkomunikasi dibutuhkan usaha guru untuk menyederhanakan kalimat agar maksud dan tujuan dapat dipahami dengan baik oleh orangtua. 5. Beberapa siswa tinggal di pemukiman yang cukup jauh dari sekolah, sehingga ketika dibutuhkan tindakan home visit guru memerlukan waktu lama dan medan jalan yang sulit untuk mencapai rumah tujuan 4 Berdasarkan kajian literatur Guru belum mampu Analisis akar masalah nya dan hasil wawancara, maka mempersiapkan dan adalah metode yang digunakan didapatkan analisa bahwa mengelola guru tidak variatif dan belum ditemukannya model pembelajaran dengan cenderung monoton sehingga dan metode pembelajaran baik, diawali dari mengakibatkan siswa merasa inovatif pada mata pelajaran perencanaan – bosan dan tidak tertarik PPKn disebabkan oleh beberapa pelaksanaan – mengikuti pembelajaran. Guru faktor di bawah ini : evaluasi artinya Guru yang kurang memanfaatkan 1. Kurangnya motivasi guru belum mampu model pembelajaran karena dalam mencari ilmu mencari dan keterbatasan pengetahuan tentang model dan mengaplikasikan sehingga proses pembelajaran metode inovatif dalam metode serta model masih berpusat pada guru pembelajaran PPKn pembelajaran yang (theacher setter) maka proses 2. Pemahaman guru menyenangkan. pembelajaran tidak akan mengenai model optimal. Hal ini dapat dilihat pembelajaran inovatif dari rendahnya hasil belajar yang masih rendah siswa di akhir pembelajaran. 3. Metode pembelajaran di Oleh sebab itu, guru harus dominasi dengan menggunakan model ceramah dan teacher pembelajaran yang variatif dan center memotivasi siswa agar 4. Diklat tentang model dan memiliki minat belajar metode inovatif dalam pembelajaran jarang diselenggarakan oleh daerah atau pusat masih kurang, karena masih berfokus pada pemahaman guru tentang kurikulum terbaru 5. Guru kurang memiliki kepercayaan diri dan keinginan untuk mengimplementasikan pembelajaran inovatif 6. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran inovatif membutuhkan persiapanyang lebih banyak dan lama 7. Guru enggan mengembangkan diri dan terpaku pada metode ceramah saja atau one way leaarning
5 Berdasarkan kajian literatur Tidak dijadikannya Berdasarkan hasil diskusi dan
dan hasil wawancara, maka Bahasa Indonesia analisis ditentukan bahwa didapatkan analisa bahwa sebagai bahasa sehari akar dari permasalahan nya kendala dalam soal HOTS pada – hari. adalah rendahnya literasi dan pembelajaran PPKn kurangnya latihan-latihan soal disebabkan oleh beberapa HOTS maka akan sulit bagi faktor di bawah ini : guru dan siswa memahami 1. Siswa masih banyak yang kalimat-kalimat dan soal asing dengan bahasa HOTS, kedepannya Indonesia, karena bahasa diharapkan guru terus yang mereka gunakan berinovasi mengembangkan sedari kecil sepanjang diri, selalu cari inspirasi untuk hari adalah bahasa membuat latihan-latihan soal daerah. HOTS. 2. Tidak terbiasanya penggunaan bahasa Indonesia cukup menyulitkan guru ketika hendak memberikan soal HOTS, karena siswa merasa tidak memahami maksud kalimat soal 3. Guru tetap harus menterjemahkan kalimat soal HOTS tadi ke dalam kalimat sederhana, dan hal ini tentu tidak sejalan dengan tujuan soal HOTS, yakni mengharuskan siswa berpikir kritis dan memanipulasi informasi lalu mengeluarkan ide- ide pemikiran baru.
6 Berdasarkan kajian literatur Guru belum Analisis akar penyebab
dan hasil wawancara, maka melakukan transfer masalahnya adalah didapatkan analisa bahwa ilmu dan keterbatasan pengetahuan pemanfaatan teknologi dalam pendampingan kepada guru dalam menguasai TIK, pembelajaran PPKn masih siswa secara Selanjutnya guru harus bisa belum optimal, hal ini maksimal, dalam hal meningkatkan kemampuannya disebabkan oleh beberapa pemanfaatan teknologi dalam menggunakan teknologi faktor yaitu : pembelajaran. dalam pembelajaran 1. Sarana dan prasarana yang belum mendukung pemanfaatan teknologi, seperti jaringan internet yang belum merata dan sulitnya mendapatkan sinyal 2. Guru masih belum banyak mengenali pembelajaran berbasis teknologi dan inovasi. Salah satu contohnya guru- guru yang sudah usia 50 tahun ke atas, sangat sulit menerima pembelajaran mengenai teknologi. 3. Guru belum tahu cara menggunakan dan membuat media pembelajaran yang berbasis teknologi dan inovasi seperti membuat video pembelajaran 4. Kemampuan ekonomi keluarga siswa yang menengah ke bawah, menyulitkan siswa untuk memanfaatkan teknologi, seperti kepemilikan hp atau laptop tidak merata, ketika mampu membeli hp ataupun laptop tetapi tidak dapat membeli kuota internetnya 5. Penyalahgunaan gadget disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran, sehingga bukan digunakan untuk pembelajaran namun digunakan untuk bermain game atau berselancar di media sosial. 6. Kurangnya kontrol orangtua dalam penggunaan gadget anaknya, hal ini dipengaruhi oleh orangtua yang tidak memahami penggunaan gadget tersebut (kurang melek teknologi), sehingga cenderung abai ketika anaknya asyik bermain gadget.