Anda di halaman 1dari 29

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
1 Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian literatur (Tidak boleh ada kajian literatur (Tambahkan strategi
1. Sabrina Trissanji (2019) dan wawancara terhadap baru lagi) pembelajaran yang akan
Berdasarkan wawancara narasumber tentang kesulitan siswa dilakukan)
dengan beberapa siswa dalam menentukan struktur teks Model pembelajaran Discovery Berdasarkan analisis
diperoleh data bahwa hasil observasi maka ditemukanlah Based Learning memiliki enam penentuan solusi mengenai
kompetensi menyusun beberapa solusi antara lain: fase yang berhubungan langsung permasalahan peserta didik
teks laporan hasil 1. Menggunakan model dengan keterampilan proses. yang kesulitan menentukan
observasi masih dianggap Discovery learning dengan struktur teks hasil
susah oleh mereka. metode Jelajah Alam Sekitar 1. Siswa merumuskan masalah observasi dapat ditentukan:
Mereka juga menyatakan (JAS) dalam pembelajaran yang akan dipecahkan atau 1. Menggunakan model
kurang tertarik dengan teks laporan hasil observasi. diselidiki. pembelajaran Discovery
pembelajaran menyusun 2. Media yang dapat diterapkan 2. Siswa merumuskan hipotesis Based Learning
teks laporan hasil untuk meningkatkan literasi berdasarkan hasil sintesis 2. Media yang digunakan
observasi yang telah pada siswa salah satunya literature-literature yang relevan adalah Jelajah Alam
dilakukan. Hal tersebut adalah Graphic Organizer atau terkait dengan rumusan Sekitar. Namun dengan
dikarenakan mereka diberi (GO). masalah yang dibuat. media berupa tayangan
tugas untuk menyusun 3. Penggunaan project based 3. Siswa mengumpulkan data atau audio visual lingkungan
teks laporan hasil learning atau pembelajaran informasi untuk menjawab alam sekolah.
observasi yang hanya berbasis proyek/kegiatan permasalahan baik dari kajian 3. Metode yang digunakan
dilakukan di dalam kelas. PjBL. konsep dan melalui percobaan. diskusi kelompok.
Guru hanya menggunakan 4. Siswa memberikan analisis
media buku teks. Sehingga terhadap data yang
mereka hanya dikumpulkan.
mengandalkan informasi 5. Siswa menarik kesimpulan dari
yang tampak dalam buku, analisis data.
dan mengimajinasikan 6. Siswa melakukan refleksi
suasana yang ada di terhadap kesimpulan yang
dalamnya. Mereka tidak dibuat dan membandingkannya
benar-benar mengamati dengan hipotesis yang telah
dan merasakan suasana siswa rumuskan.
yang dapat diamati dengan
panca indera sebagai
modal utama untuk Kelebihan dan Kelemahan Model
menyusun teks laporan Pembelajaran Discovery Based
hasil observasi. Alhasil, Learning.
teks yang dihasilkan pun
kurang memuaskan 1. Dalam penyampaian bahan
karena bukti- bukti atau Discovery Based Learning,
fakta-fakta yang kurang digunakan kegiatan dan
maksimal. Alasan-alasan pengalaman langsung. Kegiatan
tersebut yang akhirnya dan pengalaman tersebut akan
semakin menguatkan lebih menarik perhatian siswa
peneliti untuk melakukan dan memungkinkan
penelitian menggunakan pembentukan konsep-konsep
model Discovery learning abstrak yang mempunyai
dengan metode Jelajah makna.
Alam Sekitar (JAS) dalam 2. Discovery Based Learning lebih
pembelajaran menyusun realistis dan mempunyai makna.
teks laporan hasil Sebab, para siswa dapat bekerja
observasi. Discovery langsung dengan contoh-contoh
learning atau nyata.
pembelajaran discovery 3. Discovery Based Learning
(penemuan) adalah model merupakan suatu model
pembelajaran yang pemecahan masalah. Para siswa
berangkat dari teori belajar langsung menerapkan prinsip
konstruktivisme. Discovery dan langkah awal dalam
dalam bahasa Indonesia pemecahan masalah. Melalui
berarti penemuan. strategi ini siswa mempunyai
Penggunaan model peluang untuk belajar lebih
Discovery learning dipilih intens dalam memecahkan
karena lebih tepat masalah sehingga dapat
dibandingkan dengan berguna dalam menghadapi
model-model pembelajaran kehidupan dikemudian hari.
yang lainnya untuk 4. Dengan sejumlah transfer
kompetensi menyusun secara langsung, maka kegiatan
teks laporan hasil Discovery Based. Learning akan
observasi. lebih mudah diserap oleh siswa
Referensi: dalam memahami kondisi
Sabrina Trissanji tertentu yang berkenaan dengan
PENINGKATAN KETERAMPILAN aktivitas pembelajaran.
MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL
OBSERVASI 5. Discovery Based Learning
DENGAN MODEL DISCOVERY banyak memberikan
LEARNING kesempatan bagi para siswa
DAN METODE JELAJAH ALAM
SEKITAR (JAS) untuk terlibat langsung dalam
PADA SISWA KELAS VIIF SMP kegiatan belajar.
NEGERI 1
PURBALINGGA
http://lib.unnes.ac.id/285 Kekurangan dari model
11/1/2101410026.pdf discovery learning:
2. Mujianto, Gigit (2019)
kemampuan menyusun 1. Menyita banyak waktu karena
teks Laporan Hasil guru dituntut mengubah
Observasi dipadu dengan kebiasaan mengajar yang
media yang menarik umumnya sebagai pemberi
berupa keranjang bahasa informasi menjadi fasilitator,
dan metode yang motivator, dan pembimbing,
bervariasi. Selain itu, 2. Kemampuan berpikir rasional
peserta didik memperoleh peserta didik ada yang masih
pembelajaran lebih terbatas,
bermakna, 3. Tidak semua peserta didik
menyenangkan, dan dapat mengikuti pelajaran
memberi peluang bagi dengan cara ini. Setiap model
peserta didik untuk pembelajaran pasti memiliki
terlibat secara aktif dalam kekurangan, namun
pembelajaran. Guru harus kekurangan tersebut dapat
lebih banyak berurusan diminimalisir agar berjalan
dengan strategi dari pada secara optimal.
memberi materi pelajaran.
Peranan guru dalam
mengelola kelas ibarat
sebagai sebuah tim yang
bekerja bersama untuk
menemukan sesuatu yang
baru bagi anggota kelas
(peserta didik). Model
Integratif dirancang untuk
membentuk peserta didik
mencapai dua tujuan
belajar yang saling terkait.
Pertama, membangun
pemahaman mendalam
tentang bangunan
sistematis. Kedua,
mengembangkan
kemampuan berpikir kritis
(Eggen, 2016). Dengan
demikian, melalui
penerapan model
pembelajaran integratif
guru dituntut mampu
menggunakan model
pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi
sekolah serta karakteristik
peserta didik.
Referensi : Gigit Mujianto
(2019) Volume 5, Nomor 1,
Mei 2019
JINoP(Jurnal Inovasi
Pembelajaran),
http://ejournal.umm.ac.id/in
dex.php/jinop
3.Dalam kemampuan
literasi tingkat tinggi
tersebut ditandai dengan
siswa yang sudah dapat
mengevaluasi,
mensintesis, dan
menginterpretasi berbagai
informasi. Kemampuan
literasi tingkat tinggi
tersebut akan
memungkinkan siswa
dalam menggunakan
bahasa untuk memenuhi
kebutuhannya di dalam
masyarakat, sehingga
seseorang yang cakap
berliterasi tidak hanya
mampu membaca,
menulis, berbicara, dan
kemampuan berpikir,
akan tetapi juga dapat
menggunakan
kemampuan tersebut
untuk melakukan
kegiatan sehari-hari di
sekolah maupun di luar
sekolah (Boeriswati, 2012)
Media yang dapat
diterapkan untuk
meningkatkan literasi
pada siswa salah
satunya adalah Graphic
Organizer(GO). Melalui
penelitian diharapkan bagi
siswa dapat melatih untuk
berpikir kritis serta
mampu menulis dengan
menerapkan peta konsep
dari apa yang mereka
baca atau apa yang
akan mereka tulis,
sedangkan bagi guru
diharapkan dapat
menambah wawasan
mengenai proses
pembelajaran yang
menggambarkan materi
alur.cerita.
Referensi: Memmy Dwi
Jayanti dan Siti
Muharomah (2021),
Dieksis Vol. 13 No. 1,
Januari-April 2021
hlm. 65-72
https://
journal.lppmunindra.ac.id
/index.php/Deiksis/
article/view/5862/3709
Hasil wawancara :
1. Pakar I Dr. H. Andoyo
Sastromiharjo, M.Pd.
1. Guru harus
memberikan konten/
objek yang lebik
kontekstual
2. Guru harus
memperkaya sumber
belajar.
3. Menggunakan peta
konsep
2. Pakar II Drs. SUWARSONO,
M. MPd.
Laporan Hasil Observasi
(LHO) merupakan materi
pelajaran yang
membutuhkan pemikiran
dan pengungkapan yang
runtut, bahkan terkadang
kausalistik. Dalam konteks
yang demikian ini, peserta
didik dituntut mampu untuk
menjelaskan objek yang
diamati (diobservasi) seperti
itu. Nah, biasanya anak
menjadi kesulitan dalam
mengungkapkan gagasan
juga dalam
mempresentasikan
dikarenakan yang
bersangkutan belum
memahami inti yang harus
dilaporkan itu mengenai apa,
dimulai dari mana, serta
bagaimana urutan-urutan
dia akan menjelaskannya.
Bila kondisinya seperti ini
maka tugas guru untuk
membimbing, mematik dan
mengarahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang
dapat membawa peserta
didik menjadi menemukan
ide, tergambarkannya unsur-
unsur yang harus
dipaparkan.
3. Teman Sejawat Nunung
Dunaesih, S.Pd
1. Guru harus
menyediakan media
pembelajaran yang
variatif dapat berupa
aplikasi spiner.
2. Penggunaan project
based learning atau
pembelajaran berbasis
proyek/kegiatan PjBL
dapat digunakan
dalam pembelajaran
apapun dan berpusan
pada peserta didik.
2 1. Rochmat Tri Sudrajat1, Berdasarkan hasil kajian literatur Project Based Learning (PjBL) Berdasarkan analisis
Dida Firmansyah (2020) dan wawancara terhadap merupakan pendekatan pengajaran penentuan solusi mengenai
Hal yang paling mendasar narasumber tentang kesulitan siswa yang dibangun di atas kegiatan permasalahan kesulitan
dalam penelitian ini dalam memproduksi laporan hasil pembelajaran dan tugas nyata yang siswa dalam memproduksi
memberikan tantangan bagi peserta
karena telah observasi maka ditemukanlah laporan hasil observasi
didik yang terkait dengan kehidupan
ditemukannya masalah beberapa solusi antara lain: sehari-hari untuk dipecahkan secara dapat ditentukan:
kemampuan siswa dalam 1. Menggunakan model berkelompok. Menurut Afriana
mengetahui, memahami pembelajaran Discovery (2015), pembelajaran berbasis proyek 1. Menggunakan model
dan menulis teks laporan learning. merupakan model pembelajaran yang pembelajaran Project
hasil observasi yang 2. Menggunakan metode berpusat pada peserta didik dan Based Learning (PjBL)
diukur dari hasil evaluasi pembelajaran peta pikiran memberikan pengalaman belajar yang 2. Media yang digunakan
dan wawancara dapat meningkatkan hasil bermakna bagi peserta didik. adalah audiovisual,
sebelumnya dengan siswa kemampuan menulis teks Pengalaman belajar peserta didik siswa menentukan objek
secara acak. Problematika laporan hasil observasi. maupun konsep dibangun yang akan diobservasi.
berdasarkan produk yang dihasilkan 3. Metode yang digunakan
proses pembelajaran pada 3. Bekerjasama ataupun
dalam proses pembelajaran berbasis diskusi kelompok.
siswa tertumpu pada berdiskusi akan menjadi proyek.
skenario pembelajaran salah satu kondisi yang
yang dapat Keunggulan Project Based Learning
(senantiasa) mewarnai dalam
memaksimalkan cara (PjBL):
berpikir siswa secara kritis aktivitas penumbuhan profil
Sebagai suatu model pembelajaran,
Pelajar Pancasila. Seperti
dalam menghadapi materi untuk mewujudkan nilai model pembelajaran berbasis
pembelajaran. Selain itu bergotong royong, masalah memiliki beberapa
karena kurang tepatnya keunggulan, diantaranya;
berkebhinekaan global,
penggunaan model,
berpikir kritis, kreatif, bahkan 1. Pemecahan masalah merupakan
metode, pendekatan atau
untuk mewujudkan teknik yang cukup bagus untuk
strategi yang biasa lebih memahami isi pelajaran.
digunakan oleh guru ketaqwaan maupun
2. Pemecahan masalah dapat
dalam proses kemandirian sekalipun. menantang kemampuan peserta
pembelajaran sehingga 4. Menggunakan pembelajaran didik serta memberikan kepuasan
memunculkan berbasis Projek Based untuk menentukan pengetahuan
permasalahan pada Learning (PjBL). baru bagi peserta didik.
perencanaan, 3. Pemecahan masalah dapat
pelaksanaan, evaluasi meningkatkan aktivitas
serta produk yang pembelajaran peserta didik.
4. Pemecahan masalah dapat
dihasilkan. Pendekatan
membantu peserta didik
Discovery Learning dicoba bagaimana mentrasfer
diterapkan pada materi pengetahuan mereka untuk
“menulis teks laporan memahami masalah dalam
observasi” yang kehidupan nyata.
diharapkan dapat 5. Pemecahan masalah dapat
meminimalisir kekurangan membantu peserta didik untuk
dan bahkan meningkatkan mengembangkan pengetahuan
secara optimal hasil barunya dan bertanggungjawab
pembelajaran baik berupa dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
pemahaman maupun
6. Melalui pemecahan masalah
produk berupa teks hasil dianggap lebih menyenangkan dan
observasi. Discovery disukai peserta didik.
learning menuntut siswa 7. Pemecahan masalah dapat
untuk menggali, mencari mengembangkan kemampuan
bahkan analisis objek yang peserta didik untuk berpikir kritis
dijadikan media dan mengembangkan kemampuan
pembelajaran, dengan mereka untuk menyesuaikan
begitu siswa tidak hanya dengan pengetahuan baru.
menerima pemahaman 8. Pemecahan masalah dapat
memberikan kesempatan pada
teoretis dari guru tetapi peserta didik untuk
secara praktis dalam mengaplikasikan pengetahuan
proses pembelajaran yang mereka miliki dalam dunia
secara terbimbing nyata.
9. Pemecahan masalah dapat
2. Yulia, wiwin (2017) Faktor
mengembangkan minat peserta
penyebab adanya didik untuk secara terus menerus
permasalahan tersebut, belajar.
disebabkan penggunaan
metode yang diaplikasikan Kelemahan Project Based Learning
guru kurang menstimulasi (PjBL):
potensi siswa. Masih Disamping keunggulannya, model ini
bersumber dari guru juga mempunyai kelemahan, yaitu :
bahasa Indonesia, 1. Manakala peserta didik tidak
diperoleh informasi pula memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa
bahwa metode yang
masalah yang dipelajari sulit
digunakan pada saat untuk dipecahkan, maka mereka
pembelajaran berlangsung akan merasa enggan untuk
pada topik tersebut yakni mencoba.
metode diskusi. Kendati 2. Keberhasilan strategi
pada pelaksanaan pembelajaran melalui problem
pembelajarannya terdapat solving membutuhkan cukup
penggunaan metode waktu untuk persiapan.
pembelajaran, namun 3. Tanpa pemahaman mengapa
metode tersebut kurang mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang
mendukung ketercapaian
sedang dipelajari, maka mereka
hasil belajar menulis teks tidak akan belajar apa yang
laporan hasil observasi mereka ingin pelajari.
siswa. Penggunaan metode
yang tepat yakni yang
mampu menyingkronkan
antara metode dengan
tujuan pembelajaran.
Referensi : Wiwin Yulia
(2017) Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi
Dengan Menggunakan
Metode Field Trip. Vol.1 2017
https://jurnal.unigal.ac.id/
index.php/diksatrasia/
article/view/642/544

3. Naibaho, ANS (2015)


Penggunaan model
pembelajaran peta pikiran
mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran
menulis teks laporan hasil
observasi siswa. Adanya
perubahan positif dari
siswa menjadikan
pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi
lebih menarik dan
menyenangkan.
Pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi
menggunakan model
pembelajaran peta pikiran
dapat meningkatkan hasil
kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi.
http://digilib.unimed.ac.id/
21121/8/8.%20NIM
%202123311005%20BAB
%20I.pdf

Referensi : Rochmat Tri


Sudrajat dan Dida
Firmansyah
(2020), Volume 9, No. 2,
September 2020
http://e-
journal.stkipsiliwangi.ac.id/
index.php/semantik/
article/view/1930/1021
Hasil wawancara
1. Pakar I Dr. H. Andoyo
Sastromiharjo, M.Pd.
1. Guru harus memiliki
literasi teknologi dan
menanamkan
kepribadian unggul
kepada para siswa
sehingga siswa tidak
akan mengulangi atau
melakukan tindakan
seperti itu.
2. Gunakan metode
pembelajaran yang
berpusat pada anak
kemudian anak
menemukan.
2. Pakar II Drs. SUWARSONO,
M. MPd.

Guru harus melakukan


analisis terlebih dahulu
terhadap anak, harus
mengetahui dan
memahami pemicunya,
untuk dapat melakukan
penanganan. Sebaiknya
jangan serta-merta
melakukan tindakan
tanpa mengetahui
penyebabnya sehingga
langkah yang diambil
(justru) menjadi
tindakan yang
kontraproduktif dan
tidak kondusif. Upaya-
upaya seperti ini
menjadi tambah penting
terlebih saat ikhtiar
penguatan profil Pelajar
Pancasila menjadi
sebuah keniscayaan
dalam pembelajaran.
Mengapa? Sebab
bekerjasama ataupun
berdiskusi akan menjadi
salah satu kondisi yang
(senantiasa) mewarnai
dalam aktivitas
penumbuhan profil
Pelajar Pancasila.
Seperti untuk
mewujudkan nilai
bergotong royong,
berkebhinekaan global,
berpikir kritis, kreatif,
bahkan untuk
mewujudkan ketaqwaan
maupun kemandirian
sekalipun.

3. Teman Sejawat Nunung


Dunaesih, S.Pd
1. Menggunakan media
spiner.
2. Menggunakan
pembelajaran berbasis
projek based learning.
3 Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian literatur Model pembelajaran Discovery Berdasarkan analisis
1. Menurut Nirmala dan wawancara terhadap Based Learning memiliki enam penentuan solusi mengenai
(2018:5) Minimnya narasumber tentang kesulitan siswa fase yang berhubungan langsung permasalahan kesulitan
minat baca dalam memahami kosakata arkais dengan keterampilan proses. siswa dalam memahami
yang terjadi di dari teks hikayat, antara lain: 1. Siswa merumuskan masalah kosakata arkais dari teks
kalangan intelektual 1. Pembelejaran menggunakan yang akan dipecahkan atau hikayat dapat ditentukan:
disebabkan oleh teknik Ecola (Extending diselidiki. 1. Menggunakan model
berbagai faktor. Concept trought Language 2. Siswa merumuskan hipotesis pembelajaran Discovery
secara internal Activities) merupakan usaha berdasarkan hasil sintesis Based Learning
maupun eksternal. untuk mengintegrasikan literature-literature yang 2. Media yang digunakan
teknik Ecola membaca, menulis, berbicara relevan atau terkait dengan adalah dengan media
(Extending Concept dan mendengar. rumusan masalah yang dibuat. berupa tayangan audio
trought Language 2. Model discovery learning dalam 3. Siswa mengumpulkan data visual cerita hikayat dari
Activities) merupakan penelitian ini dikombinasikan atau informasi untuk media (contoh :
usaha untuk dengan media audiovisual yang menjawab permasalahan baik youtube).
mengintegrasikan berupa film pada pembelajaran dari kajian konsep dan melalui 3. Metode yang digunakan
membaca, menulis, pengembangan hikayat menjadi percobaan. diskusi kelompok.
cerpen.
berbicara dan 4. Siswa memberikan analisis
3. Menggunakan media boneka
mendengar. terhadap data yang
tangan adalah contoh alat
Mengintegrasikan dikumpulkan.
peraga yang mewakili
membaca, menulis, 5. Siswa menarik kesimpulan dari
karakter tokoh dalam cerita
berbicara dan analisis data.
hikayat.
mendengar ini 6. Siswa melakukan refleksi
bertujuan untuk terhadap kesimpulan yang
mengembangkan dibuat dan
kemampuan membaca membandingkannya dengan
dalam menafsirkan hipotesis yang telah siswa
dan memonitor sendiri rumuskan.
terhadap Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Discovery Based
pemahamnnya. Learning.
Menurut Zuchdi 1. Dalam penyampaian bahan
(2008: 151) teknik Discovery Based Learning,
Ecola dapat digunakan kegiatan dan
meningkatkan pengalaman langsung.
komprehensi Kegiatan dan pengalaman
membaca, mendorong tersebut akan lebih menarik
siswa untuk perhatian siswa dan
mendiskusikan memungkinkan pembentukan
strategi yang efektif konsep-konsep abstrak yang
untuk memeroleh mempunyai makna.
pemahaman yang 2. Discovery Based Learning lebih
baik, dan membangun realistis dan mempunyai
kerja sama dalam tim. makna. Sebab, para siswa
Teknik Ecola melatih dapat bekerja langsung dengan
siswa untuk mandiri contoh-contoh nyata.
dalam proses 3. Discovery Based Learning
memonitor bacaan merupakan suatu model
yang telah dibaca. pemecahan masalah. Para
https://jurnal.untan.ac.id/ siswa langsung menerapkan
index.php prinsip dan langkah awal
/jpdpb/article/viewFile/286 dalam pemecahan masalah.
89/75676578525 Melalui strategi ini siswa
Referensi: mempunyai peluang untuk
Evanirmala, S., Syam, C., & belajar lebih intens dalam
Priyadi, A. T. (2018). memecahkan masalah
Peningkatan kemampuan sehingga dapat berguna dalam
mengidentifikasi unsur menghadapi kehidupan
intrinsik hikayat dengan dikemudian hari.
teknik ecola siswa SMA 4. Dengan sejumlah transfer
Sinar Kasih Sintang. secara langsung, maka
Jurnal Pendidikan dan kegiatan Discovery Based.
Pembelajaran Khatulistiwa, Learning akan lebih mudah
7(9). diserap oleh siswa dalam
Zuchdi, Darmiyati. 2008. memahami kondisi tertentu
Strategi Meningkatkan yang berkenaan dengan
Kemampuan Membaca. aktivitas pembelajaran.
Yogyakarta: UNY Press. 5. Discovery Based Learning
2. Menurut Ginting dan banyak memberikan
Pangaribuan (2014:3) kesempatan bagi para siswa
model pembelajaran untuk terlibat langsung dalam
Think-Pair-Share (TPS) kegiatan belajar.
merupakan salah satu
model pembelajaran Kekurangan dari model
kooperatif sederhana. discovery learning:
Lie (dalam Harahap 1. Menyita banyak waktu karena
2013) memaparkan guru dituntut mengubah
model ini memberi kebiasaan mengajar yang
kesempatan pada umumnya sebagai pemberi
siswa untuk bekerja informasi menjadi fasilitator,
sendiri serta bekerja motivator, dan pembimbing,
sama dengan orang 2. Kemampuan berpikir rasional
lain. pembelajaran peserta didik ada yang masih
kooperatif tipe think terbatas,
pair and share antara 3. Tidak semua peserta didik
lain; berfikir (thinking), dapat mengikuti pelajaran
berpasangan (pairing), dengan cara ini. Setiap model
dan berbagi (share). pembelajaran pasti memiliki
http://digilib.unimed.ac.id/ kekurangan, namun
15360/ kekurangan tersebut dapat
Referensi: diminimalisir agar berjalan
Ginting, E. (2014). Pengaruh secara optimal.
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think
Pair And Share Terhadap
Kemampuan
Menemukan Unsur-
Unsur Intrinsik Hikayat
Kucing Dan Tikus Oleh
Siswa Kelas XI Sma
Swasta Raksana Medan
Tahun Pembelajaran
2013/2014 (Doctoral
Dissertation, Unimed).
Harahap, Mara Bangun dan
Winsyah Putra Ritonga.
2013. Strategi Belajar
Mengajar Fisika Unimed.
3. Menurut Juwayni
(2019:88) model
kooperatif tipe (NHT)
Numbered Heads
Together, Numbered
Heads Together
adalah suatu model
belajar di mana setiap
siswa diberi nomor
kemudian dibuat
suatu kelompok
kemudian secara acak
guru memanggil
nomor dari siswa.
Dengan demikian
siswa diharapkan
lebih aktif dan
mempunyai motivasi
dalam belajar.
https://
ejurnal.stkipmutiarabanten.a
c.id/
index.php/jpm/article/view/
34
4. Menurut Azhar
(2008:106) Media
audio visual
merupakan alat bantu
pembelajaran yang
dapat dilihat dan
didengarkan secara
langsung oleh siswa.
Hal ini selaras dengan
pendapat Hamzah
(1988:11) media
visual adalah alat-
alat yang visible
artinya dapat dilihat,
dan media audio
adalah alat-alat yang
audible artinya alat-
alat yang dapat
didengar.
Referensi:
Arsyad, Azhar. 2008. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Hamzah, Suleiman. 1988.
5. Media Audio Visual
Untuk Pengajaran.
Jakarta: PT Gramedia.
Media berbasis
articulate storyline 3
Menurut Oktavia, dkk
(2021) Articulate
Storyline dihadirkan
sebagai software
pembuat wadah atau
alat menjadi bahan
dalam pengajaran
interaktif yang mudah
dan menyenangkan.
Antarmukanya sangat
sederhana, mirip
dengan Microsoft
Power Point,
memungkinkan guru
yang belum terbiasa
dengan proses
pembuatan wadah
atau alat yang
digunakan sebagai
bahan ajar interaktif.
Karena tidak
memerlukan bahasa
pemrograman dan
banyak alat dalam
Articulate Storyline
yang mirip dengan
Microsoft PowerPoint,
Ini akan menjadi lebih
mudah. Format
multimedia seperti
video, gambar dan
garis waktu didukung,
sehingga guru dapat
membuat presentasi
yang bagus tanpa
menghabiskan banyak
waktu dan tenaga.
Referensi:

Octavia, A. D., Surjanti, J., &


Suratman, B. (2021).
Pengembangan media m-
learning berbasis aplikasi
articulate storyline untuk
meningkatkan hasil
belajar peserta didik
sekolah menengah atas.
Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(5), 2380-
2391.
https://
japendi.publikasiindonesi
a.id/
index.php/japendi/article
/view/63

6. Media berbasis web


exe-learning Menurut
Rohmadi, (2021)
dalam Rianto (2022)
Web-Exe Learning
adalah sebuah
aplikasi perancang
media pembelajaran
jarak jauh dalam
jaringan yang dapat
dioperasionalkan dan
digunakan dengan
mudah karena tidak
menggunakan bahasa
program komputer
atau HTML).
Kelebihan aplikasi ini
diantaranya adalah
mudah digunakan
karena tampilan
sangat bersahabat
dengan pengguna,
serta kuis yang
bersifat umpan balik
atau segera diketahui
jawabannya.

Referensi:
Rohmadi, M. (2021).
Pemanfaatan Exe
Learning Sebagai Media
Belajar dari Rumah
Selama Pandemi Covid-
19. Educatio, 16(1), 37–
49. https://e-
journal.hamzanwadi.ac.
id/index.php/
edc/article/view/3343/
0
Rianto, Rianto dan Dede
Endang Mascita.
(2022). Pengembangan
Media Pembelajaran
Modul Elektronik
Berbasis Web
Menggunakan Aplikasi
Exe Learning. Diglosia:
Jurnal Pendidikan,
Kebahasaan, dan
Kesusastraan
Indonesia, 6(1), 220—
229.
https://jurnal.unma.ac
.id/index.php/
dl/article/view/3724
Hasil Wawancara :
1. Pakar I Dr. H. Andoyo
Sastromiharjo, M.Pd.
Di dalam kelas, gaya belajar
siswa beragam. Untuk itu,
guru seharusnya
memanfaatkan berbagai
sarana (media) untuk
mengembangkan atau
menyelesaraskan
pengetahuan dan
keterampilan yang
dibelajarkan. Media audio
visual yang digunakan dalam
pembelajaran dapat
dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai
keterampilan berbahasa
siswa seandainya guru
memiliki keterampilan untuk
memanfaatkannya. Karena
banyak guru yang belum
banyak memahami cara
memanfaatkan media
audiovisual sehingga para
siswa hanya menikmati
audiovisual hanya sebatas
“menonton” belum
memberdayakan berpikir
kritisnya sehingga tampak
tidak termanfaatkan dengan
baik.
2. Pakar II Drs. SUWARSONO,
M. MPd.
1. Menyajikan cerita
hikayat dalam bentuk
audio visual. Hal ini
merupakan literasi
teknologi.
2. Media yang digunakan
harus kreatif
mengikuti
perkembangan zaman.
3. Teman Sejawat Herman,
S.Pd
Guru harus kreatif dalam
menyajikan materi dengan
menggunakan media boneka
tangan adalah contoh alat
peraga yang mewakili
karakter tokoh dalam cerita
hikayat.
4 Kajian Literatur: Berdasarkan hasil kajian literatur Project Based Learning (PjBL) Berdasarkan analisis
1. Sanggar Evanirmala dan wawancara terhadap merupakan pendekatan pengajaran penentuan solusi mengenai
(2018) narasumber tentang kesulitan siswa yang dibangun di atas kegiatan permasalahan kesulitan
Rendahnya partisipasi dalam menceritakan kembali teks pembelajaran dan tugas nyata yang siswa mengeiterpretasikan/
memberikan tantangan bagi peserta
siswa ini berakibat hikayat, antara lain: menceritakan kembali teks
didik yang terkait dengan kehidupan
pada rendahnya rata- 1. Metode pembelajaran inquiry- sehari-hari untuk dipecahkan secara
hikayat dapat ditentukan:
rata nilai siswa. Guru based learning berorientasi berkelompok. Menurut Afriana 1. Mengunakan model
perlu memilih teknik pada prinsip pembelajaran (2015), pembelajaran berbasis proyek pembelajaran PjBL
pembelajaran yang student-centered learning merupakan model pembelajaran yang 2. Media yang digunakan
tepat sesuai dengan sebagaimana pembelajaran berpusat pada peserta didik dan berupa media audio
memberikan pengalaman belajar yang
karakteristik materi Inquiri.. bermakna bagi peserta didik. visual.
yang 2. Menggunakan pembelajaran Pengalaman belajar peserta didik 3. Metode pembelajaran
disampaikan/dipelajar berbasis Projek Based maupun konsep dibangun berupa kegiatan diskusi
i sehingga dapat Learning (PjBL). berdasarkan produk yang dihasilkan serta presentasi dan
dalam proses pembelajaran berbasis
mendorong siswa 3. Menggunakan sosial media evaluasi kegiatan.
proyek.
untuk aktif, baik aktif sebagai sarana penyajian 4. Hasil dari seluruh
secara fisik maupun untuk menceritakan kembali Keunggulan Project Based Learning kegiatan berupa audio
aktif secara mental. cerita rakyat. (PjBL): visual yang diposting di
Kesiapan fisik dan Sebagai suatu model pembelajaran, media sosial.
mental siswa dalam model pembelajaran berbasis
mengikuti proses masalah memiliki beberapa
pembelajaran sangat keunggulan, diantaranya;
penting, karena
kesiapan ini sangat 10. Pemecahan masalah
merupakan teknik yang cukup
menentukan
bagus untuk lebih memahami isi
keberhasilan siswa pelajaran.
dalam mengetahui 11. Pemecahan masalah dapat
dan memahami meteri menantang kemampuan peserta
pelajaran khususnya didik serta memberikan kepuasan
unsur intriksik untuk menentukan pengetahuan
hikayat. baru bagi peserta didik.
Ketidakaktifan siswa 12. Pemecahan masalah dapat
dalam mengikuti meningkatkan aktivitas
proses pembelajaran pembelajaran peserta didik.
13. Pemecahan masalah dapat
dapat diatasi dengan
membantu peserta didik
pemilihan model atau bagaimana mentrasfer
teknik pembelajaran pengetahuan mereka untuk
yang dapat memahami masalah dalam
mendorong siswa kehidupan nyata.
untuk ikut berpikir 14. Pemecahan masalah dapat
dan berbuat. Teknik membantu peserta didik untuk
yang dapat mengembangkan pengetahuan
mendorong siswa barunya dan bertanggungjawab
untuk mengikuti dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
proses 15. Melalui pemecahan masalah
Referensi : dianggap lebih menyenangkan dan
Sanggar Evanirmala (2018) disukai peserta didik.
Peningkatan Kemampuan 16. Pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan
Mengidentifikasi Unsur
peserta didik untuk berpikir kritis
Intrinsik Hikayat dan mengembangkan kemampuan
Dengan Teknik Ecola mereka untuk menyesuaikan
Siswa Sma Sinar Kasih dengan pengetahuan baru.
Sintang 17. Pemecahan masalah dapat
https://jurnal.untan.ac.id/ memberikan kesempatan pada
index.php/jpdpb/article/ peserta didik untuk
viewFile/ mengaplikasikan pengetahuan
28689/75676578525 yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
2. Menurut Indahsyah 18. Pemecahan masalah dapat
mengembangkan minat peserta
(2020:10) Metode
didik untuk secara terus menerus
pembelajaran inquiry- belajar.
based learning
berorientasi pada prinsip Kelemahan Project Based Learning
pembelajaran student- (PjBL):
centered learning Disamping keunggulannya, model ini
sebagaimana juga mempunyai kelemahan, yaitu :
pembelajaran Inquiri. 4. Manakala peserta didik tidak
Menurut (Carin and memiliki minat atau tidak
Sund 1975) mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit
mengemukakan bahwa
untuk dipecahkan, maka mereka
inquiri adalah the akan merasa enggan untuk
prosses of investigating a mencoba.
problem. 5. Keberhasilan strategi
Referensi: pembelajaran melalui problem
Indasyah, U. (2020). solving membutuhkan cukup
Peningkatan Prestasi waktu untuk persiapan.
Belajar Menceritakan Isi 6. Tanpa pemahaman mengapa
Hikayat Melalui Penerapan mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka
Metode Inquiry-Based tidak akan belajar apa yang
Learning. Pentas: mereka ingin pelajari.
Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 6(2), 8-
18.
https://www.youtube.com/
watch?v=j73LKmN3Y0g
http://ejurnal.unisda.ac.id/i
ndex.php/pentas/article/vie
w/2087
3. Media KartunMenurut
Sholihat dalam
penelitiannya (2019:25)
Jenis media kartun
merupakan jenis media
yang menceritakan suatu
kejadian yang bisa saja
terjadi pada keseharian
manusia dan bersifat
jenaka. Kartun tidak
terlalu banyak
menggunakan kata,
mudah dipahami, dan
mudah untuk dikenali.
Jenis media ini dapat
dijadikan sebagai media
pembelajaran yang
umumnya bisa digemari
anak-anak maupun
orang dewasa.

Referensi:
Sholihat, R. O. (2019).
Pembelajaran Menceritakan
Kembali Isi Cerita Rakyat
Yang Dibaca Dengan
Menggunakan Media Kartun
Pada Peserta Didik Kelas X
Smk Pasundan 3 Bandung
Tahun Pelajaran 2019/2020
(Doctoral Dissertation, Fkip
Unpas).

1. Pakar I Dr. H. Andoyo


Sastromiharjo, M.Pd.
Dalam pembelajaran
perlu dibangun
keyakinan diri dan
keberanian untuk
menyampaikan
pendapat. Keyakinan
diri (kepercayaan diri)
tidak muncul begitu
saja. Keyakinan akan
“sesuatu itu benar”
perlu didukung bukti
dan argumen. Guru
seharusnya terus
memberikan motivasi
agar siswa merasa
yakin bahwa gagasan
yang diperoleh atau
dimiliki adalah benar
dan memiliki bukti
dan alas an. Karena
kompetensi guru yang
kurang dalam
mengolah potensi
siswa (kurangnya
kompetensi pedagogic
guru) sehingga siswa
kurang memiliki
kepercayaan diri.
Karena kurang (tidak)
memiliki keyakinan
diri berakibat siswa
tidak berani untuk
menyampaikan
gagasan.
2. Pakar II Drs.
SUWARSONO, M.
MPd.
Guru sebagai
fasilitator
pembelajaran harus
pandai menyuguhkan
teknik yang dapat
menarik perhatian
bahkan minat peserta
didik bergaya audio-
visual agar mau
mengemukakan apa
yang didengar dan
dipirsa ke dalam
bentuk tulisan.
Sederhananya,
“Tuliskan apa yang
kalian dengar dan
lihat. Lihat (baca) apa
yang telah kalian
tulisakan.” Tentu
terhadap anak-anak
bergaya audio-visual
seperti ini dibutuhkan
usaha yang lebih:
lebih sering, lebih
intens, dan tentu
harus lebih sabar dan
telaten sehingga
dominasi ke-
audiovisualannya
tidak lantas
‘membunuh’
kompetensi lainnya.
3. Teman Sejawat
Mayang, S.Pd
Menggunakan sosial
media sebagai sarana
penyajian untuk
menceritakan kembali
cerita rakyat.

Anda mungkin juga menyukai