NIM : A1R123080
PRODI : PSIKOLOGI
PENUGASAN 15
1. Buatlah sebuah studi kasus tentang sebuah lembaga pendidikan dan cara mereka
menggunakan TIK dalam proses belajar-mengajar. Bagaimanakah mereka mengevaluasi
penggunaan TIK tersebut? Apa saja tantangan dan solusi yang mereka hadapi?
2. Lakukan kajian literatur, sejauh mana TIK telah membantu dalam proses belajar-
mengajar? Bagaimana mengevaluasi kegunaannya? Berikan contoh konkretnya.
3. Lakukan analisis penggunaan model SAMR (Substitution, Augmentation, Modification,
Redefinition) dalam suatu kelas atau mata pelajaran. Bagaimana penggunaan TIK dengan
model SAMR berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran? Bagaimana
dampaknya terhadap motivasi dan pengalaman belajar peserta didik?
4. Buatlah sebuah studi kasus yang mencakup analisis tentang bagaimana model evaluasi
seperti SAMR atau Model lainnya (pilih salah satu saja) diterapkan dalam kasus tersebut.
Apa saja hasil dan tantangan dalam implementasi model tersebut?
5. Rancanglah model evaluasi baru yang mengintegrasikan prinsip-prinsip dari model
SAMR, atau model lain yang kamu pilih. Bagaimana model baru ini dapat membantu
dalam mengevaluasi sejauh mana efektivitas TIK dalam proses pembelajaran? Apa saja
indikator kunci untuk menilai hasilnya?
PENYELESAIAN TUGAS 15
1. Studi Kasus: Penggunaan TIK dalam Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan SMANSAKU adalah sebuah sekolah menengah yang aktif
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses belajar-
mengajar. Mereka menggunakan perangkat keras seperti komputer, proyektor, dan
perangkat lunak seperti aplikasi pembelajaran online dan platform kolaboratif.
Lembaga ini mengevaluasi penggunaan TIK dengan beberapa cara:
Survei Kepuasan Pengguna.
Lembaga pendidikan SMANSAKU melakukan survei kepada siswa, guru, dan
orang tua untuk menilai kepuasan mereka terhadap penggunaan TIK dalam
proses belajar-mengajar. Survei ini mencakup pertanyaan tentang ketersediaan
perangkat, kualitas perangkat lunak, dan manfaat yang dirasakan.
Analisis Data.
Lembaga pendidikan SMANSAKU mengumpulkan data tentang penggunaan
TIK, seperti frekuensi penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak, serta
interaksi siswa dengan materi pembelajaran. Data ini dianalisis untuk
mengidentifikasi pola penggunaan dan mengevaluasi efektivitas penggunaan
TIK.
Tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan SMANSAKU dalam penggunaan
TIK adalah:
Ketersediaan Infrastruktur. Memastikan ketersediaan perangkat keras dan
konektivitas internet yang memadai untuk semua siswa dan guru.
Pelatihan Guru. Memastikan guru memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang cukup untuk menggunakan TIK secara efektif dalam pembelajaran.
Kesenjangan Digital. Mengatasi kesenjangan digital di antara siswa, terutama
mereka yang tidak memiliki akses ke perangkat TIK di rumah.
Solusi yang diimplementasikan oleh lembaga pendidikan SMANSAKU adalah:
Investasi dalam Infrastruktur. Lembaga ini mengalokasikan anggaran untuk
memperbarui perangkat keras dan memperluas jaringan internet di sekolah.
Pelatihan Guru. Lembaga ini menyelenggarakan pelatihan rutin untuk guru
agar mereka dapat menguasai penggunaan TIK dalam pembelajaran.
Program Bantuan. Lembaga ini menyediakan program bantuan bagi siswa
yang tidak memiliki akses ke perangkat TIK di rumah, seperti peminjaman
perangkat atau akses internet di sekolah.
2. Kajian Literatur: Peran TIK dalam Proses Belajar-Mengajar
Kajian literatur menunjukkan bahwa TIK telah memberikan kontribusi signifikan
dalam proses belajar-mengajar. Beberapa manfaatnya antara lain:
Akses ke Sumber Belajar. TIK memungkinkan akses mudah ke sumber belajar
online, seperti e-book, jurnal ilmiah, dan video pembelajaran. Ini memperluas
cakupan materi pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri.
Kolaborasi dan Komunikasi. TIK memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi
antara siswa dan guru, serta antara siswa dengan sesama siswa. Platform
kolaboratif dan alat komunikasi online memungkinkan diskusi, pertukaran ide,
dan kerja kelompok yang efektif.
Pembelajaran Interaktif. TIK memungkinkan pembelajaran yang lebih
interaktif melalui penggunaan multimedia, simulasi, dan permainan edukatif.
Ini meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat pemahaman konsep.
Contoh konkret penggunaan TIK dalam proses belajar-mengajar adalah:
Penggunaan aplikasi pembelajaran online yang menyediakan latihan interaktif
dan umpan balik instan.
Penggunaan proyektor dan multimedia dalam presentasi guru untuk
memvisualisasikan konsep yang kompleks.
Penggunaan platform kolaboratif seperti Google Classroom untuk berbagi
tugas, memberikan umpan balik, dan memfasilitasi diskusi online.
3. Penggunaan SAMR (substitution, Augmentation, Modification, Redefination) dalam
suatu kelas mata pelajaran yaitu :
Substitution (Substitusi)
Guru menggunakan teknologi sebagai pengganti alat atau metode yang sudah
ada tanpa perubahan substansial. Contoh: Menggantikan buku cetak dengan e-
book atau menggunakan presentasi PowerPoint sebagai pengganti papan tulis.
Augmentation (Augmentasi)
Teknologi digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan
menambahkan elemen baru, tetapi tidak mengubah dasar dari aktivitas
pembelajaran. Contoh: Menggunakan platform daring untuk penugasan dan
umpan balik yang cepat.
Modification (Modifikasi)
Guru mengadopsi perubahan signifikan dalam metode pengajaran dengan
menggunakan teknologi.Contoh: Siswa berkolaborasi melalui Google Docs
untuk proyek bersama, memungkinkan revisi waktu nyata.
5. Saya akan merancang sebuah model evaluasi baru yang mengintegrasikan prinsip-
prinsip dari model SAMR dan model TPACK. Model ini akan membantu dalam
mengevaluasi sejauh mana efektivitas TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
dalam proses pembelajaran. Model ini akan disebut sebagai Model Evaluasi TIK-
TPACK.
Model Evaluasi TIK-TPACK terdiri dari empat tahap evaluasi yang menggabungkan
prinsip-prinsip dari model SAMR dan TPACK:
Tahap Substitusi (Substitution)
Evaluasi pada tahap ini akan melihat sejauh mana teknologi digunakan sebagai
pengganti alat atau metode yang sudah ada tanpa perubahan substansial.
Tingkat adopsi teknologi sebagai pengganti alat atau metode yang sudah ada,
keefektifan teknologi dalam memberikan pengalaman belajar yang setara atau
lebih baik.
Tahap Augmentasi (Augmentation)
Evaluasi pada tahap ini akan menilai sejauh mana teknologi digunakan untuk
meningkatkan pengalaman belajar dengan menambahkan elemen baru, tetapi
tidak mengubah dasar dari aktivitas pembelajaran. Tingkat peningkatan
pengalaman belajar yang dicapai dengan menggunakan teknologi, keefektifan
teknologi dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.
Tahap Modifikasi (Modification)
Evaluasi pada tahap ini akan mengevaluasi perubahan signifikan dalam
metode pengajaran dengan menggunakan teknologi. Tingkat perubahan dalam
metode pengajaran yang dicapai dengan menggunakan teknologi, keefektifan
teknologi dalam memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara siswa.
Tahap Redefinisi (Redefinition)
Evaluasi pada tahap ini akan menilai sejauh mana teknologi mengubah cara
pembelajaran dilakukan secara mendasar dan memungkinkan aktivitas yang
sebelumnya tidak mungkin. Tingkat transformasi pembelajaran yang dicapai
dengan menggunakan teknologi, keefektifan teknologi dalam memfasilitasi
kreativitas, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis siswa.
Model Evaluasi TIK-TPACK ini akan membantu dalam mengevaluasi efektivitas TIK
dalam proses pembelajaran dengan melihat sejauh mana teknologi digunakan dan
berkontribusi dalam meningkatkan pengalaman belajar, keterlibatan siswa, kolaborasi,
komunikasi, kreativitas, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis siswa.
Dalam menilai hasilnya, indikator kunci yang dapat digunakan adalah tingkat adopsi
teknologi, keefektifan teknologi dalam memberikan pengalaman belajar yang setara
atau lebih baik, peningkatan keterlibatan dan motivasi siswa, perubahan dalam
metode pengajaran, kemampuan teknologi dalam memfasilitasi kolaborasi dan
komunikasi, transformasi pembelajaran yang dicapai, dan kemampuan teknologi
dalam memfasilitasi kreativitas, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis siswa.