Anda di halaman 1dari 8

IPS

Janji koiso adalah pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Jepang


Kuniaku Koiso pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa Teikoku Henkai
ke-85 di Tokyo.

1. Syarat pertama untuk mencapai kemerdekaan ialah menyelesaikan


perang yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Jadi,
bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya, dan
bersama-sama dengan pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk
memperoleh kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.

2. Negara Indonesia merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran


Bersama di Asia Timur Raya, maka cita-cita bangsa Indonesia harus
disesuaikan dengan cita-cita pemerintah Jepang yang bersemangat
Hakko-Ichiu.

BPUPKI menggelar 2 kali sidang resmi. Sidang BPUPKI pertama dilakukan


tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Sedangkan Sidang BPUPKI yang kedua
dilangsungkan pada 10-17 Juli 1945. Dua sidang ini dilaksanakan di Gedung
Chuo Sangi In, sekarang bernama Gedung Pancasila, di Senen, Jakarta Pusat.
Selain anggota aktif, ada pula anggota pasif. Anggota pasif di BPUPKI terdiri
atas 8 orang dari pihak Jepang. Mereka hanya bertindak sebagai pengamat dan
tidak memiliki hak suara, hak berpendapat, dan hak-hak aktif lainnya selama
sidang.Berikut ini nama-nama anggota BPUPKI:
PPKI
1. Sidang pertama PPKI dilaksanakan tanggal 18 Agustus 1945
2. Sidang kedua PPKI dilaksanakan tanggal 19 Agustus 1945
3. Sidang ketiga PPKI dilaksanakan tanggal 22 Agustus 1945

Sumatera - Mr. Teuku Muhammad Hasan


Jawa Barat - Mas Sutardjo Kertohadikusumo
Jawa Tengah - RP Soeroso
Jawa Timur - RMT Ario Soerjo
Sunda Kecil - I Goesti Ketoet Poedja
Maluku - Mr. Johannes Latuharhary
Sulawesi - GSSJ Ratulangi
Borneo - Pangeran Muhammad Noor
Pada tanggal 6 Agustus 1945, tepat pada 77 tahun yang lalu, Amerika Serikat
(AS) menjatuhkan bom di kota Hiroshima Jepang. Bom tersebut menyebabkan
sebanyak 140.000 orang tewas
PROKLAMASI
1.Ir Soekarno
Soekarno berperan sebagai pembaca teks proklamasi.
2. Drs Mohammad Hatta
Mohammad Hatta ikut dalam perumusan teks proklamasi. Ia juga mengajukan usul untuk
menandatangani teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda
saat itu.
3. Ahmad Subardjo
Ahmad Subarjo juga terlibat sebagai penulis proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
4. Fatmawati
Istri proklamator ini terlibat sebagai tokoh proklamasi dalam kemerdekaan Indonesia.
Fatmawati diketahui yang menjahitkan bendera pusaka Merah-Putih untuk dikibarkan saat
upacara 17 Agustus 1945.
5. Soekarni
Diketahui, ia juga yang mengusulkan agar naskah proklamasi kemerdekaan hanya
ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, sebagai perwakilan bangsa Indonesia.
6. Sayuti Melik
Sayuti Melik menjadi salah satu tokoh proklamasi dan berperan sebagai pengetik naskah.
7. Latif Hendraningrat
ikut berperan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menaikkan
bendera pusaka saat upacara 17 Agustus 1945.
8. Laksamana Maeda
Laksamana Maeda mengizinkan para pejuang menggunakan rumahnya sebagai tempat
perumusan naskah proklamasi.
Secara umum, arti penting kemerdekaan bagi suatu bangsa adalah terhapusnya
semua pengaruh penjajah dan menandai kelahiran suatu bangsa sebagai
negara merdeka.
Apa saja syarat berdirinya negara? Beberapa syarat berdirinya suatu negara
adalah: Memiliki wilayah Memiliki struktur pemerintahan Diakui negara lain
Memiliki kelengkapan lain seperti undang-undang atau peraturan hukum
Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia disebarkan melalui berbagai cara dan
media, mulai dari siaran radio, telegram, pemberitaan surat kabar, pamflet,
hingga obrolan orang per orang.
Tujuan Agresi Militer Belanda 1
Agresi militer Belanda pertama mempunyai tujuan di berbagai bidang. Adapun tujuan dari
agresi militer Belanda 1 antara lain :
1. Bidang Ekonomi
Merebut daerah-daerah penting, seperti Jawa Barat dan Timur sebagai penghasil bahan
makanan, Sumatera sebagai wilayah perkebunan dan pertambangan.
2. Bidang Politik
Mengepung ibu kota RI dan menghapus RI dari peta (menghilangkan de facto RI).
3. Bidang Militer
Menghancurkan Tentara Negara Indonesia (TNI).
Latar Belakang (Penyebab) Militer Belanda 2
Agresi militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan mereka terhadap pejanjian
Renvile yang telah disepakati. Mereka menolak adanya pembagian kekuasaan dan tetap ingin
menguasai Republik Indonesia seutuhnya.

System negara sampai sekarang (liberal-demokrasi terpimpin-orde baru)

Daerah defacto
Satu tahun setelahnya, kedua pihak kembali berunding. Pada 1947, perjanjian
Linggarjati menghasilkan keputusan bahwa Belanda mengakui sejumlah wilayah
Indonesia secara de facto. Di antaranya yaitu Sumatera, Jawa, dan Madura.

URUTAN PRESIDEN
Seokarno
18 agustus 1945 – 23 febuari 1976
Soeharto
23 febuari 1976 – 21 may 1998
Bj Habibie
21 mei 1998 – 20 oktober 1999
Abdurrahman wahid
20 oktober 1999 – 23 juli 2001
Megawati soekarnoputri
23 juli 2001 – 20 oktober 2004
Susilo Bambang yudoyono (sby)
2004-2014
Joko Widodo
20 oktober 2014 – sekarang
Kabinet kabinet
1. Kabinet Natsir

Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951). Pada tanggal


22 Agustus 1950, Presiden Soekarno mengangkat Muhammad
Natsir dari Masyumi sebagai formatur kabinet. Lima belas hari
kemudian kabinet berhasil dibentuk dengan nama Kabinet Natsir.
Program kerja Kabinet Natsir, antara lain sebagai berikut.

 Mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilu


Konstituante dalam waktu singkat.
 Mengiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman.
 Memperjuangkan penyelesaikan masalah Irian Barat.
 Dalam satu keberhasilan Kabinet Natsir adalah diterimanya
indonesia sebagai anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 28
 September 1950. Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir adalah
mosi Hadikusumo dari PNI tentang pembekuan dan
pembubaran DPRD Sementara.
2. Kabinet Sukiman

Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 23 Februari 1952). Dengan


jatuhnya Kabinet Natsir, Presiden Soekarno menunjuk Dr.
Sukiman Wiryosanjoyo dari Masyumi dan Dr. Suwiryo dari PNI
untuk membentuk kabinet. Atas usaha dua orang formatur ini
terbentuklah kabinet yang diberi nama Kabinet Sukiman dengan
perdana menteri Dr. Sukiman dan wakil perdana menteri Dr.
Suwiryo. Program kabinet Sukiman, antara lain sebagai berikut.

 Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara


hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
 Mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam
lapangan pembangunan.
 Menyelesaikan persiapan pemilihan umum konstituante.
 Menjalankan politik luar negeri bebas aktif yang menuju
perdamaian.
 Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik
Indonesia.
 Penyebab jatuhnya Kabinet Sukiman karena
ditandatanganinya kerja sama keamanan Indonesia –
Amerika Serikat berdasarkan Mutual Security Aids (MSA).

3. Kabinet Wilopo

Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953). Kabinet Wilopo


merupakan koalisi dengan pendukung PNI, PSI, Masyumi Natsir.
Program kabinet Wilopo, antara lain sebagai berikut.

 Bidang pendidikan dan pengajaran adalah mempercepat


usaha perbaikan untuk pembaruan pendidikan dan
pengajaran.
 Bidang pemburuhan adalah melengkapi undang-undang
pemburuhan.
 Bidang keamanan adalah menyempurnakan organisasi-
organisasi alat-alat kekuasaan negara.
 Bidang luar negeri adalah meneruskan perjuangan merebut
Irian Barat.
 Kabinet Wilopo jatuh karena Peristiwa Tanjung Morawa,
Sumatra Utara yang ditunggangi oleh PKI yang
berhubungan dengan masalah pembagian tanah.

4. Kabinet Ali – Wongso – Arifin (Kabinet Ali)

Kabinet Ali – Wongso – Arifin atau Kabinet Ali (1 Agustus 1953 – 24


Juli 1955). Kabinet Ali-Wongso-Arifin dibentuk pada tanggal 30 juli
1953, Program kerja kabinet Ali-Wongso-Arifin sebagai berikut.

 Bidang dalam negeri, meliputi keamanan, pemilihan umum,


kemakmuran dan keuangan, organisasi negara, serta
pemburuhan.
 Bidang Irian Barat adalah mengusahakan kembalinya Irian
Barat ke dalam kekuasaan wilayah Republik Indonesia.
 Bidang politik luar negeri, meliputi politik luar negeri bebas
aktif dan peninjauan kembali tetang hasil KMB.
 Keberhasilan Kabinet Ali adalah pada masa
pemerintahannya berhasil melaksanakan Konferensi Asia
Afrika di bandung.
 Terjadinya peristiwa pergantian pimpinan Kepala Staf
Angkatan Darat yang dikenal dengan “Peristiwa 27 Juni
1955” menyebabkan beberapa anggota parlemen
mengajukan mosi tidak percaya yang diterima oleh DPR.

5. Kabinet Burhannuddin Harahap

Kabinet Burhannuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret


1956). Kebinet Burhanuddin Harahap terbentuk pada tanggal 11
Agustus 1955, Program kerja Kabinet Burhanuddin Harahap,
antara lain sebagai berikut.

 Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah.


 Melaksanakan pemilihan umum.
 Memberantas korupsi.
 Meneruskan perjuangan merebut kembali Irian Barat.
 Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harahap adalah dapat
menyelenggarakan pemilu pertama sejak indonesia
merdeka.
 Setelah hasil pemungutan suara dan pembagian kursi di
DPR diumumkan, pada tanggal 2 Maret 1956 Kabinet
 Burhanuddin Harahap mengundurkan diri dan
menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno untuk
membentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilu.

6. Kabinet Ali II

Kabinet Ali II (24 Maret 1956 – 14 Maret 1957). Kabinet Ali II


dibentuk berdasarkan keputusan Presiden No. 85 Tahun 1956.
Program kerja Kabinet Ali II, antara lain sebagai berikut.

 Pembatalan hasil KMB.


 Meneruskan perjuangan mewujudkan kekuasaan de facto
indonesia atas Irian Barat dan membentuk Provinsi Irian
Barat.
 Bidang dalam negeri, meliputi: Memulihkan kemanan,
memperbaiki perekonomian, dan keuangan, memperkuat
pertahanan, memperbaiki sistem pemburuhan, memperluas
dan meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
 Bidang luar negeri, meliputi menjalankan politik luar negeri
bebas aktif dan meneruskan kerja sama dengan negara-
negara Asia Afrika.

Keberhasilan Kabinet Ali II adaah membatalkan hasil KMB,


membentuk provinsi Irian Barat yang beribu kota di Soasio,
Maluku Utara, dan pengiriman misi garuda I ke Mesir. Sebab-
sebab kejatuhan Kabinet Ali II, antara lain sebagai berikut.

 Timbulnya pemberontakan di berbagai daerah.


 Adanya Konsepsi Presiden 21 Februari 1957.
 Adanya keretakan dalam tubuh kabinet. Hal ini dapat
dibuktikan dengan mundurnya satu per satu anggota
kabinet.

7. Kabinet Juanda

Kabinet Juanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959). Kabinet Juanda atau


Kabinet Karya dilantik pada tanggal 9 April 1957 dengan Program
Kerja yang serius disebut sebagai Pancakarya.

 Pembentukan Dewan Nasional.


 Normalisasi keadaan Republik Indonesia.
 Melanjutkan pembatalan KMB.
 Memperjuangakan Irian Barat.
 Mempercepat pembanguan.

Anda mungkin juga menyukai