Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MARTIKULASI

Ayu Julyarthini

1. Sejarah dan Perkembangan pendidikan IPS


Pendidikan IPS awal mulanya berasal dari Negara Inggris, tepatnya di
kota Rugby (Inggris) pada tahun 1827 atau sekitar setengah abad dari revolusi
industri sekitar abad ke- 18 (Rudy Gunawan, 2016:20). Pendidikan IPS di
Negara asalnya disebut dengan istilah sosial studies. Sosial studies pertama
kali dikenalkan di kota itu dengan tujuan untuk mengatasi dampak negatif
setelah munculnya revolusi industri di negara Inggris. Revolusi industri
merupakan peralihan tenaga manusia menjadi tenaga mesin akibat adanya
penemuan-penemuan mesin industri pada masa itu. Penemuan-penemuan
baru atas mesin produksi masal secara singkat berdampak signifikan terhadap
para buruh yang tentunya tidak memiliki modal (M. Iqbal
Birsyada,2014:233). Revolusi industri mengubah tenaga kerja dari tenaga
manusia menjadi tenaga mesin. Hal ini terjadi hampir disemua bidang industri
di Inggris dikerjakan oleh tenaga mesin. Hal ini berakibat pada pengangguran
dampak dari PHK tenaga kerja manusia di bidang industri secara besar-
besaran oleh perusahaan yang mempekerjakanya. Ini dilakukan karena dinilai
lebih dapat menghemat pengeluaran.
Dampak penggangguran tersebut semakin meluas, yang salah satunya
berdampak pada masalah sosial yang semakin kompleks dan rumit. Masalah
sosial yang muncul terutama terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Dengan banyaknya kebutuhan hidup yang diperlukan oleh
masyarakat, dengan tidak diimbangi pendapatan masyarakat yang memadai,
dan bisa jadi semakin berkurang, bahkan ada juga yang sampai tidak
berpenghasilan berkorelasi terhadap bagaimana aktivitas masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan primer misalnya, kebutuhan yang
mendesak harus dicukupi sehingga masyarakat dengan berbagai cara dan
jalan memenuhi kebutuhan tersebut. Jalan yang diambil sebagian besar
masyarakatnya mengarah pada tindak kriminalitas dikarenakan sulitnya
mencari sumber pendapatan kala itu. Efeknya adalah konflik horizontal di
masyarakat yang banyak terjadi dan semakin meluas.
Hal ini menjadi pemikiran kaum terpelajar atau akademisi yang
kemudian berupaya untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan sosial tersebut. Dunia pendidikan merasa terpanggil karena
merasa bertugas sebagai pembentuk kepribadian masyarakat. Kemudian
munculah ide untuk memasukkan Social Studies atau pendidikan IPS menjadi
bagian dalam proses rehumanisasi (mengembalikan menjadi manusia yang
baik) dikalangan masyarakat Inggris.
Beranjak ke Negara selanjutnya yaitu Negara Amerika yang juga
merupakan perintis masukkan pendidikan IPS dalam pembelajaran di sekolah.
Latar belakang dimasukkanya social studies dalam kurikulum sekolah di
Amerika tidak sama dengan di Negara Inggris. Latar belakang penduduk yang
multi ras menjadi penyebab dimasukkanya pendidikan IPS di Negara
tersebut. Secara umum penduduk Amerika terdiri dari tiga ras, ras Indian
yang merupakan penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa, dan
ras kulit hitam yang datang dari wilayah Afrika.
Mereka dalam berinteraksi pada awal mulanya baik dan tidak
menimbulkan masalah. Namun perkembanganya mengalami konflik
horizontal hingga menimbulakan perang saudara antara wilayah Amerika
bagian utara dan selatan yang disebut dengan istilah perang Budak. Perang
budak yang berlangsung antara tahun 1861-1865 dimana pada saat itu
Amerika siap menjadi kekuatan besar dunia, mulai terasa adanya kesulitan,
karena penduduk yang multi ras merasa sulit untuk menjadi satu bangsa
(Rudy Gunawan, 2016:20). Dengan adanya perang saudara, Negara Amerika
merasa kesulitan untuk menyatukan kembali masyarakatnya yang diharapkan
akan menjadi kekuatan besar dunia jika bersatu.
Selain itu, kesenjangan perekonomian antara penduduk yang sangat
tajam juga semakin memicu terjadinya konflik horizontal di Amerika.
Melihat kondisi sperti ini praktisi pendidikan merasa ikut bertanggung jawab
untuk mengatasi permasalah tersebut. Salah satu jalan yang ditempuh pada
waktu itu adalah dengan memasukan social studies dalam kurikulum
pendidikan di sekolah dengan memasukkan ragam mata pelajaran seperti
sejarah, geografi, dan sivic. Mata pelajaran sejarah bertujuan untuk
menyatukan bangsa karena memiliki kesamaan dalam hal sejarah.
Memasukkan mata pelajaran geografi dengan tujuan untuk mengetahui
keseluruhan wilayah Amerika, sehingga dapat memacu penjagaan terhadap
wilayahnya yang luas. Dan mata pelajaran Civic bertujuan untuk mengajarkan
kepada siswa bagaimana menjadi warga Negara Amerika yang baik.
Perkembangan social studies di Amerika semakin pesat didukung dengan
berdirinya Nasional Council for the Social Studies (NCSS). Sebuah
organisasi yang secara khusus membina dan mengembangkan sosial studies
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah serta keterkaitanya dengan
disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan (Sapriya, 2017:9).
Lembaga ini konsen dalam melakukan pengembangan dan melakukan
berbagai penelitian terhadap sosial studies yang kemudian mempengaruhi
materi dan proses pembelarajan sosial studies terutama di sekolah dasar dan
menengah.
Menurut Rudy Gunawan (2016:21) hal ini bertujuan bahwa setelah
meninggalkan sekolah dasar dan menengah, para siswa diharapkan: 1.
Menjadi warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai warga Negara, 2. Dapat hidup bermasyarakat
secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan pribadi dan
masyarakat.
Mengarah pendidikan IPS di Indonesia. Pendidikan IPS di Indonesia
muncul dan berkembang melalui beberapa perubahan sesuai dengan kondisi
bangsa Indonesia. Pendidikan IPS yang ada di Indonesia sekarang ini, tidak
serupa seperti pendidikan IPS pada awalmulanya masuk ke Indonesia.
Pendidikan IPS di indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
pendidikan IPS di luar negeri, terutama di Negara Amerika dan Inggris.
Sesuai dengan pendapat Rudy Gunawan (2016:20) bahwa bidang studi IPS
yang masuk ke Indonesia berasal dari Amerika Serikat, yang di negara
asalnya disebut social studies.
Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh pemikiran social studies di Amerika yang dianggap sebagai
salah satu Negara yang memiliki pengalaman panjang dan reputasi akademis
yang signifikan dalam bidang itu (Huriah Rachmah,2014:43).
2. Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik IPS
Peran guru IPS sebagai pendidik diwujudkan dengan merencanakan
pembelajaran, mengarahkan bakat dan kemampuan peserta didik,
bertanggung jawab dan mewujudkan kewibawaan. Guru IPS sebagai pengajar
diwujudkan dengan merencanakan pembelajaran serta melaksanakan
perencanaan pembelajaran tersebut. Guru IPS sebagai teladan diwujudkan
dalam keteladanan penampilan, bertutur kata, pergaulan, dan kepedulian
terhadap lingkungan. Guru IPS sebagai pelatih diwujudkan dengan
membangun kesadaran peserta didik, mencohtohkan, dan melakukan karakter
yang diajarkan bersama guru dan peserta didik. Faktor yang mendukung
peran guru IPS dalam pembentukan karakter peserta didik adalah pemahaman
guru terhadap tugas dan fungsinya, memahami visi dan misi sekolah,
kesungguhan dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru, memiliki empat
kompetensi dasar seorang guru, kerja sama dengan seluruh pihak sekolah,
serta dukungan dari orang tua peserta didik.
3. Strategi dan Metode Pembelajaran Efektif Dalam IPS Metode Ceramah
1) Metode ceramah merupakan salah satu metode pengajaran tradisional tertua
yang digunakan dalam proses belajar mengajar dari tingkat paling dasar
hingga perguruan tinggi, mengingat sifatnya yang sangat praktis dan efisien
untuk model pengajaran dengan jumlah materi dan siswa yang banyak. Dapat
dikatakan bahwa setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan formal
atau nonformal atau mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah atau
sebaliknya pasti telah memahami dan merasakan metode pengajaran. Yang
dimaksud dengan metode ceramah dalam pembelajaran disini adalah
penyampaian materi pelajaran secara langsung melalui tuturan lisan atau
komunikasi lisan yang menggunakan bahasa dan disebut juga tuturan. Dalam
bahasa Inggris diistilahkan dengan metode ceramah yang berasal dari bahasa
latin lactare, lecturu, legu yang artinya membaca nyaring (Natalia Winda,
2017). Hal ini mengacu pada sejarah, asal muasal penggunaan metode ini
yang muncul dan digunakan secara luas mulai abad ke-5 oleh bangsa Yunani
yang kemudian diadopsi secara luas oleh umat Islam dan bangsa Eropa pada
Abad Pertengahan dimana tulisan sangat jarang digunakan. Dan yang
dimaksud dengan metode ini ketika membaca informasi dengan lantang mirip
dengan membaca pengumuman yang biasa dilakukan saat ini. (Syafiqah dan
Shabah, 2017).Agar metode ceramah efektif dan efisien, pendidik harus
memperhatikan langkah-langkah berikut:
1) Melakukan pendahuluan dengan cara sebagai berikut:
a. Mulailah pelajaran dengan melihat wajah siswa. Dengan kontak mata
dan guru memperhatikan mereka, mereka akan lebih tertarik untuk
mendengarkan pelajaran.
b. Menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa tujuan belajar agar siswa
mengetahui kemana arah kegiatan belajarnya, bahkan tujuan tersebut
dapat membangkitkan motivasi belajar jika dikaitkan dengan
kebutuhannya.
c. Jelaskan kemudian pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Ini
untuk memberi siswa gambaran tentang seberapa banyak mereka
akan belajar.
d. Merangsang pengalaman siswa sesuai dengan materi pelajaran
melalui pertanyaan pertanyaan yang dapat mengundang
perhatiannya.
e. Lakukan langkah-langkah untuk menyajikan materi kuliah dengan
memperhatikan faktor-faktor.
2) Memelihara perhatian peserta didik sepanjang pelajaran dan
menyemangatinya.
a. Sistematis dalam penyampaiannya, tidak berputar-putar dan tidak
melompat-lompat.
b. Bervariasi dalam kegiatan belajar, dan berinteraksi dengan siswa
seperti mengerjakan tugas, bertanya dan berdiskusi.
c. Menggunakan berbagai media pembelajaran, sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
d. Memberi pelajaran pada respon, jawaban yang salah dan benar perlu
ditanggapi dengan sebaik-baiknya.
e. Menyampaikan materi dengan antusias dan dengan suara yang
lantang dan jelas.
f. Bergerak, tidak terpaku pada meja, sehingga dapat merespon untuk
menarik perhatian siswanya dan selain itu dapat mengamatinya
dengan seksama.
g. Penggunaan bahasa yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu
sebaiknya dihindari. Karena seringkali dilatarbelakangi oleh
keinginan untuk menunjukkan kemampuan diri bahwa dirinya adalah
seorang pembicara yang cerdas dan berpendidikan tinggi. Meskipun
sebagian besar penonton tidak memahaminya. Seharusnya ketika
menggunakan kata-kata yang tidak umum terdengar, seorang guru
yang bijaksana harus menjelaskannya.
3) Lakukan langkah penutup pelajaran di akhir pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan oleh siswa
dengan bimbingan guru.
b. Memberikan kesempatan untuk menanggapi materi pembelajaran.
c. Melakukan evaluasi yang komprehensif untuk mengukur hasil belajar
dalam perubahan perilaku.
4) Langkah penggunaan aplikasi
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam
berbagai situasi sehingga makna dari kesimpulan itu nyata.
5) Metode ceramah sebagaimana telah disinggung secara singkat adalah
setiap metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan metode
ceramah, hanya saja metode ini begitu populer di dunia pendidikan dari klasik
hingga modern, level terendah hingga tertinggi, formal dan normal karena
kelebihan yang dimilikinya. Dan yang dapat penulis kumpulkan dan
simpulkan dari pernyataan para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
a. Murah karena tidak membutuhkan biaya yang besar sehingga bisa
menampung kelas besar dan setiap siswa memiliki kesempatan yang
sama mendengar.
b. Mudah karena cukup menggunakan media lisan tanpa perlu persiapan
rumit. Siswa dapat langsung menerima pengetahuan. Kurang atau tidak
adanya buku pelajaran dan alat bantu belajar, tidak menghalangi
pelaksanaan pelajaran dengan ceramah.
c. Konsep dan materi disajikan secara hierarkis.
d. Dapat mencakup materi pelajaran yang banyak dan luas.
e. Guru dapat memberikan tekanan pada hal-hal yang penting sampai waktu
dan energi dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
f. Kondisi kelas dapat dikendalikan, karena kondusifitas dan kenyamanan
kelas untuk digunakan sebagai ruang belajar menjadi tanggung jawab
guru.
g. Organisasi kelas dapat diatur lebih sederhana.
Adapun kekurangan dari metode ceramah yang bisa dianalisis oleh para ahli
yang bisa dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya kesempatan untuk mendiskusikan pemecahan masalah dan
mengembangkan keberanian untuk mengungkapkan pendapat.
b. Proses penyerapan ilmu kurang karena bertumpu pada satu arah.
c. Kurangnya ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas.
d. Guru yang kurang kreatif akan mengakibatkan situasi kelas yang
monoton.
e. Kurangnya kemampuan guru dalam orasi yang baik akan membuat
peserta cepat bosan.
f. Sangat sulit untuk mendeteksi tingkat pemahaman semua siswa.
g. Siswa mudah melupakan apa yang telah disampaikan.
h. Jangan merangsang siswa untuk membaca.

4. Isu isu dalam pendidikan IPS


Kemajuan teknologi dan globalisasi telah mempersempit dunia kita.
Lokasi yang dulu misterius dan terpencil sekarang mudah diakses dan
menjadi terkenal. Komunikasi antar individu juga semakin mudah, meskipun
berada di tempat yang berjauhan. Peristiwa di suatu negara dapat diketahui
dalam hitungan menit, lengkap dengan gambar dan kondisi terbaru.
Teknologi telah merubah dunia menjadi lebih terang dan terbuka, namun juga
menyimpan kekhawatiran. Globalisasi mempengaruhi tatanan dunia, dimana
peristiwa yang terjadi di satu wilayah berdampak pada wilayah lainnya.
Kebijakan suatu negara juga memberikan dampak pada negara lain, terutama
jika berasal dari negara besar seperti Amerika Serikat atau China. Globalisasi
memaksa negara untuk memikirkan untung dan rugi dalam setiap
kebijakannya. Isu-isu global juga mendapat perhatian karena dapat
mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan. Pendidikan IPS bertujuan
untuk mengajarkan masyarakat menghadapi isu-isu global dengan baik dan
meredam dampak negatifnya.
1) Isu global dalam pembelajaran
Globalisasi adalah integrasi kehidupan masyarakat
domestik/lokal ke dalam komunitas global di berbagai bidang.
Pertukaran barang, jasa, dan ide-ide mengenai demokratisasi, HAM,
lingkungan hidup, migrasi, dan human trafficking melintasi batas
nasional dan lokal. Globalisasi juga membawa penyebaran informasi
yang cepat dan merata di seluruh dunia. Isu global seperti kesehatan,
ekonomi, keamanan, perang ideologi, HAM, kemiskinan, lingkungan
hidup, peredaran narkotika, perbudakan, dan terorisme harus
dipertimbangkan dalam pembelajaran Pendidikan IPS. Dosen dan
guru IPS harus mampu mengelola isu-isu tersebut sebagai sumber
belajar.
a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ancaman bagi kelangsungan manusia.
PBB mendefinisikan kemiskinan sebagai kurangnya pilihan dan
peluang serta pelanggaran terhadap martabat manusia. Ini berarti
tidak memiliki cukup untuk makan dan berpakaian, tidak
memiliki akses ke sekolah atau klinik, tidak memiliki lahan atau
pekerjaan, dan tidak memiliki akses ke kredit. Kemiskinan juga
berarti ketidakamanan, ketidakberdayaan, dan pengucilan
individu, keluarga, dan masyarakat. Hal ini menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengakses air bersih dan sanitasi.
Kemiskinan ditandai dengan masyarakat yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasar, tidak berdaya untuk berusaha, dan
tidak memiliki akses ke sumber daya sosial dan ekonomi. Hal ini
juga mengakibatkan mereka merasa takut, curiga, apatis, dan
memiliki harga diri yang rendah. Kemiskinan juga dapat
menyebabkan kriminalitas dan instabilitas politik serta
keamanan. Organisasi internasional seperti Bank Dunia, UNDP,
ILO, dan UNICEF berusaha mengatasi masalah kemiskinan
secara global sebagai prioritas program mereka.
b. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia,
yang mempengaruhi alam, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Beberapa
permasalahan lingkungan hidup adalah pertumbuhan penduduk
yang tinggi dan perubahan iklim global. Pertumbuhan penduduk
menyebabkan kompleksitas permasalahan lingkungan hidup
semakin bertambah. Perubahan iklim mencakup peningkatan
suhu permukaan bumi, ketidakpastian musim, kekeringan yang
berkepanjangan, penipisan lapisan es kutub utara, kebakaran
hutan, dan banjir. Perubahan iklim disebabkan oleh konsentrasi
gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oksida (N2O). Perubahan iklim dunia menghasilkan
peristiwa lingkungan yang berdampak global seperti banjir,
kekeringan, dan lainnya.
c. Terorisme
Terorisme telah ada sejak manusia mengenal kebudayaan,
dengan berbagai bentuk dan motivasi. Terorisme adalah
tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang ditujukan
kepada sasaran acak, yang berakibat pada kerusakan, kematian,
ketakutan, ketidakpastian, dan keputusasaan massal. Tujuan
terorisme adalah untuk memaksakan kehendak kepada pihak
yang dianggap lawan, agar kepentingan mereka diakui dan
dihargai.
Terorisme memiliki ciri-ciri khusus, seperti penggunaan
pembunuhan, luka-luka, kerugian, atau ancaman untuk mencapai
tujuan akhir. Fokus terorisme adalah menciptakan ketakutan,
ketidaknyamanan, dan panik. Terorisme tidak memilih target
secara acak, melainkan sengaja menyerang warga sipil. Strategi
terorisme juga menggunakan metode penghancuran seperti bom
mobil, bom paku, dan bom ganda.
Intensitas terorisme semakin sering muncul di berbagai
negara, terutama dengan adanya faham radikalisme. Kartel
narkoba di Amerika Latin, Yakuza di Jepang, dan Mafia di Italia
adalah beberapa contoh organisasi yang menggunakan teror
untuk mencapai tujuan mereka.
Salah satu contoh terorisme yang paling sering dilaporkan
oleh media adalah munculnya ISIS, yang melakukan eksekusi
terhadap korban-korbannya. ISIS merekrut anggota dari
berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan ajakan untuk
berjihad.
Terorisme tidak akan lenyap, dan dapat muncul dalam
berbagai bentuk. Tidak ada pihak yang dapat menjamin bahwa
ancaman terorisme akan lenyap sepenuhnya. Teroris dan
pahlawan dapat dianggap berbeda oleh masyarakat, tergantung
sudut pandangnya. Terorisme adalah upaya sistematis untuk
menciptakan ketakutan dengan tujuan motivasi tertentu.
Pada pembelajaran IPS harus menggambarkan terhadap himpunan
masyarakat dan menjadikan syarat perkembangan masyarakat yang mendunia
(global). Pembelajaran IPS dijadikan tuntutan yang lebihi novatif dalam
menghadapi masyarakatglobal pada era 4.0. Pada masa itu dalam meningkatkan
kemajuan suatu lembaga kemasyaarakatan baik dalam bidang politik, ekonomi,
budaya sangat di anjurkan keikutsertaan masyarakat dalam membentuk suatu
pendidikan ips agar bisa mewujudkan suatu masyarakat yang berkualiatas
mendunia.
Isu global merupakan kejadian ataupun wacana yang sanggup menyita atensi
warga global, sebagaimana warga merespon isu tersebut salah satunya
didetetapkan oleh kuatnya pengaruh yang ditimbulkan dari isu tersebut. Isu
lingkungan hidup, pasar bebas, perpindahan pandangan hidup, serta permasalahan
hak asasi manusia. Pembelajaran IPS wajib sanggup mengelola isu global tersebut
jadi sumber belajar. Terdapat banyak isu global yang yang butuh dijadikan selaku
bahan pertimbangan dalam pendidikan Pembelajaran IPS antara lain isu keseha-
tan, ekonomi, permasalahan keamanan, perang pandangan hidup, hak asasi
manusia, kemiskinan, area hidup, peredaran narkotika, perbudakan, serta
terorisme.
5. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut saya berdasarkan pengetahuan dan pemahaman saya
terhadap tugas ini adalah. Mencari berita-berita terbaru dan menanyakan atau
berdiskusi terhadap orang yang memahami permasalahan yang sedang terjadi
sehingga nantinya saya dapat berfikir kritis terhadap permasalah yang serupa
kedepannya dan tanpa mengurangi etika dan mora.

KESIMPULAN
Pendidikan IPS berawal munculnya dari negara Inggris dan Amerika dan
akhirnya masuk ke indonesia. Peran dan tanggung jawab seorang pendidik
terhadap peserta didik sangat penting dalam perjalanan pendidikan IPS di
Indonesia. Peserta didik yang mampu berfikit kritis terhadap isu isu yang
berkembang saaat ini adalah peserta didik yang paham akan pendidikan IPS
tersebut. Dan dapat di simpulkan bahwa pendidikan IPS adalah ilmu yang
mengajarkan tentang pengetahuan terhadap kondisi sosial masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai