Anda di halaman 1dari 11

MEMAHAMI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “IPS SD 1”

Dosen Pengampu: Dr. Lukman Nasution, S.E.I., M.Si.,

Disusun Oleh:

Dinda Rizki Yani Nasution (221434013)

Wahda Khairunnisya (221434012)

Salsabila Aulia (221434016)

Aisyah (221434015)

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

MEDAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan
semesta alam, atas kesempatan yang diberikan, sehingga kami dapat mengerjakan dan
menyelesaikan tugas makalah yang kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
IPS SD 1 tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber baacaan dan akses internet.
Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber sebagaimana yang
tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan pribadi sifatnya
hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang kami akses.

Kami menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya masukan dan kritik dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat saya nantikan. Namun besar
harapan saya semoga tugas yang sederhana ini ada setitik manfaat di dalamnya untuk seluruh
pembaca yang telah membaca makalah ini. Aamiin Yaa Rabba ‘Alamiin.

Medan, 23 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………......…1
KATA PENGANTAR.……………………..……………………………………….…..…2
DAFTAR ISI……..…………………………………………………………………..….…3

BAB I PENDAHULUAN…………..………………………………..…………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………..……………………….………………..……4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....………..………..4
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………..……….………………….4

BAB II PEMBAHASAN………………….……………………………….………………5
2.1 Perkembangan social studies di Negara lain……...……..…...…………………….…………..5
2.2 Perkembangan PIPS dalam sistem pendidikan di Indonesia….........................................….7

BAB III PENUTUP……………………….……………………………….……………..10


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..………...…10
3.2 Saran…………………………………...…………………………………………....…10

DAFTAR PUSTAKA…………..………………………………………………………..….11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan IPS di Indonesia tidak serta merta muncul dan berkembang sesuai dengan
yang ada pada saat ini, akan tetapi mengalami perjalanan panjang dengan penuh
dinamikanya. Tulisan ini mengkaji tentang pendidikan IPS ditinjau dari sejarah dan
perkembanganya dengan menggunakan langkah-langkah metode historis yaitu heusristik,
kritik sumber (ekstern dan intern), interpretasi dan historiografi. Perkembangan Pendidikan
IPS di Indonesia mengadopsi Pendidikan IPS di beberapa Negara besar dunia. Amerika
serikat dan Inggris menjadi acuan Pendidikan IPS di Indonesia. Hal ini merujuk pada
kesamaan kondisi masyarakatnya yang multikultural dan latarbelakang kondisi Negara yang
kacau pada saat itu.

Namun demikian, perkembangan Pendidikan IPS di Indonesia terdapat penyesuain


dengan kondisi masyarakat dan pemerintahan yang ada di Indonesia sehingga berdampak
pada penyusunan kurikulum pendidikan IPS di Indonesia yang disampaikan pada
pembelajaran di Sekolah. Seiring perkembangan teknologi, pendidikan IPS berkembang
dengan memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran. Selain memanfaatkan
kemajuan teknologi, perkembangan meteri pembelajaran IPS juga masih melibatkan
masyarakat yang lebih luas.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana perkembangan social studies di Negara lain?


 Bagaimana Perkembangan PIPS dalam sistem pendidikan di Indonesia?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui perkembangan sosial studies di Negara lain.


 Untuk mengetahui perkembangan PIPS dalam sistem pendidikan di Indonesia.
 Untuk menambah wawasan terkait Ilmu Pengetahuan Sosial.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Social Studies di Negara Lain

Pendidikan IPS awal mulanya berasal dari Negara Inggris, tepatnya di kota Rugby
(Inggris) pada tahun 1827 atau sekitar setengah abad dari revolusi industri sekitar abad ke-18
(Rudy Gunawan, 2016:20). Pendidikan IPS di Negara asalnya disebut dengan istilah sosial
studies. Sosial studies pertama kali dikenalkan di kota itu dengan tujuan untuk mengatasi
dampak negatif setelah munculnya revolusi industri di negara Inggris. Revolusi industri
merupakan peralihan tenaga manusia menjadi tenaga mesin akibat adanya penemuan-
penemuan mesin industri pada masa itu. Penemuan-penemuan baru atas mesin produksi
masal secara singkat berdampak signifikan terhadap para buruh yang tentunya tidak memiliki
modal (M. Iqbal Birsyada,2014:233).

Revolusi industri mengubah tenaga kerja dari tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Hal
ini terjadi hampir disemua bidang industri di Inggris dikerjakan oleh tenaga mesin. Hal ini
berakibat pada pengangguran dampak dari PHK tenaga kerja manusia di bidang industri
secara besar-besaran oleh perusahaan yang mempekerjakanya. Ini dilakukan karena dinilai
lebih dapat menghemat pengeluaran. Dampak penggangguran tersebut semakin meluas, yang
salah satunya berdampak pada masalah sosial yang semakin kompleks dan rumit. Masalah
sosial yang muncul terutama terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Dengan banyaknya kebutuhan hidup yang diperlukan oleh masyarakat, dengan tidak
diimbangi pendapatan masyarakat yang memadai, dan bisa jadi semakin berkurang, bahkan
ada juga yang sampai tidak berpenghasilan berkorelasi terhadap bagaimana aktivitas
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan primer misalnya, kebutuhan
yang mendesak harus dicukupi sehingga masyarakat dengan berbagai cara dan jalan
memenuhi kebutuhan tersebut. Jalan yang diambil sebagian besar masyarakatnya mengarah
pada tindak kriminalitas dikarenakan sulitnya mencari sumber pendapatan kala itu. Efeknya
adalah konflik horizontal di masyarakat yang banyak terjadi dan semakin meluas. Hal ini
menjadi pemikiran kaum terpelajar atau akademisi yang kemudian berupaya untuk mencari
solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan sosial tersebut.

Dunia pendidikan merasa terpanggil karena merasa bertugas sebagai pembentuk


kepribadian masyarakat. Kemudian munculah ide untuk memasukkan Social Studies atau
pendidikan IPS menjadi bagian dalam proses rehumanisasi (mengembalikan menjadi manusia
yang baik) dikalangan masyarakat Inggris.Beranjak ke Negara selanjutnya yaitu Negara
Amerika yang juga merupakan perintis masukkan pendidikan IPS dalam pembelajaran di
sekolah. Latar belakang dimasukkanya social studies dalam kurikulum sekolah di Amerika
tidak sama dengan di Negara Inggris. Latar belakang penduduk yang multi ras menjadi
penyebab dimasukkanya pendidikan IPS di Negara tersebut.

5
Secara umum penduduk Amerika terdiri dari tiga ras, ras Indian yang merupakan
penduduk asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa, dan ras kulit hitam yang datang dari
wilayah Afrika.Mereka dalam berinteraksi pada awal mulanya baik dan tidak menimbulkan
masalah. Namun perkembanganya mengalami konflik horizontal hingga menimbulakan
perang saudara antara wilayah Amerika bagian utara dan selatan yang disebut dengan istilah
perang Budak. Perang budak yang berlangsung antara tahun 1861-1865 dimana pada saat itu
Amerika siap menjadi kekuatan besar dunia, mulai terasa adanya kesulitan, karena penduduk
yang multi ras merasa sulit untuk menjadi satu bangsa (Rudy Gunawan, 2016:20). Dengan
adanya perang saudara, Negara Amerika merasa kesulitan untuk menyatukan kembali
masyarakatnya yang diharapkan akan menjadi kekuatan besar dunia jika bersatu.

Selain itu, kesenjangan perekonomian antara penduduk yang sangat tajam juga semakin
memicu terjadinya konflik horizontal di Amerika. Melihat kondisi seperti ini praktisi
pendidikan merasa ikut bertanggung jawab untuk mengatasi permasalah tersebut. Salah satu
jalan yang ditempuh pada waktu itu adalah dengan memasukan social studies dalam
kurikulum pendidikan di sekolah dengan memasukkan ragam mata pelajaran seperti sejarah,
geografi, dan sivic. Mata pelajaran sejarah bertujuan untuk menyatukan bangsa karena
memiliki kesamaan dalam hal sejarah. Memasukkan mata pelajaran geografi dengan tujuan
untuk mengetahui keseluruhan wilayah Amerika, sehingga dapat memacu penjagaan terhadap
wilayahnya yang luas. Dan mata pelajaran Civic bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa
bagaimana menjadi warga Negara Amerika yang baik.

Perkembangan social studies di Amerika semakin pesat didukung dengan berdirinya


Nasional Council for the Social Studies (NCSS). Sebuah organisasi yang secara khusus
membina dan mengembangkan sosial studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
serta keterkaitanya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan (Sapriya,
2017:9). Lembaga ini konsen dalam melakukan pengembangan dan melakukan berbagai
penelitian terhadap sosial studies yang kemudian mempengaruhi materi dan proses
pembelarajan sosial studies terutama di sekolah dasar dan menengah. Selain latarbelakang di
atas, para pendidik juga menginginkan dimasukkanya social studies dalam kurikulum
sekolah. Menurut Rudy Gunawan (2016:21) hal ini bertujuan bahwa setelah meninggalkan
sekolah dasar dan menengah, para siswa diharapkan:

1) Menjadi warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai warga Negara,
2) Dapat hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan
pribadi dan masyarakat.Mengarah pendidikan IPS di Indonesia.

Pendidikan IPS di Indonesia muncul dan berkembang melalui beberapa perubahan


sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Pendidikan IPS yang ada di Indonesia sekarang ini,
tidak serupa seperti pendidikan IPS pada awalmulanya masuk ke Indonesia. Pendidikan IPS
di indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan pendidikan IPS di luar negeri,
terutama di Negara Amerika dan Inggris. Sesuai dengan pendapat Rudy Gunawan (2016:20)
bahwa bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia berasal dari Amerika Serikat, yang di
negara asalnya disebut social studies. Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di

6
Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran social studies di Amerika yang dianggap
sebagai salah satu Negara yang memiliki pengalaman panjang dan reputasi akademis yang
signifikan dalam bidang itu (Huriah Rachmah,2014:43).Oleh karena itu, mata pelajaran IPS
di indonesia dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang
dinamis. Mata pelajaran IPS di Indonesia disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat (Riswan Jaenudin, 2014:446). Perkembangan pendidikan IPS di indonesia sangat
dinamis dan mengikuti perkembangan zaman serta dimana keilmuan IPS itu sendiri
berkembang. Hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui kajian historis perjalanan
pendidikan IPS di Indonesia mulai dari awal mula masuknya pendidikan IPS di Indonesia
hingga perkembanganya dalam kurikulum di sekolah saat ini.

2.2 Perkembangan PIPS Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Perkembangan Pendidikan IPS Sosial di IndonesiaAwal mula masuknya pendidikan IPS


ada pada tahun 1975. Perkembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia
pada hakikatnya banyak mengadaptasi tentu mengadopsi pemikiran social studies dari NCSS.
Pada tahun 1970-an, kehadiran IPS dalam pendidikan Indonesia jelas dipengaruhi oleh
gerakan reformasi pendidikan AS, karena IPS sering dikaitkan dengan gerakan penelitian
sosial baru lebih tepatnya pada tahun 1970-an9. Embrio IPS kali pertama ada pada Seminar
“Civic Education” di Tawangmangu Solo pada tahun 1972. Berlandasan hasil laporan
seminar, ketiga istilah ilmu sosial, IPS, dan ilmu sosial digunakan secara bergantian. Sejak
konsep ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam muncul di antara para pendiri ilmu alam itu
sendiri, munculnya konsep tersebut tidak terlepas dari korespondensinya10.

Walaupun nama tersebut berbeda, akan tetapi memiliki konsep yang cukup sama. Pada
akhirnya, melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada No. 008-D/N/1975
dan pada nomor 008-E/N/1975 menetapkan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), melalui
keputusan tersebut mulai 1976 berlakulah kurikulum baru pengajaran IPS di sekolah-sekolah
yang ada di Indonesia.Ilmu Pengetahuan Sosial telah ada dari tahun 1970-an di Indonesia,
dengan kesetujuan dari komunitas akademisi. Pendidikan IPS resmi berada di sistem
pendidikan nasional dimulai pada kurikulum tahun 1975. Kemudian, konsep pendidikan IPS
diperkenalkan ke sekolah-sekolah dari tahun 1972 hingga 1973, yaitu pada proyek Perintis
Sekolah pembangunan (PPP) IKIP Bandung, mengingatkan faktor yang menjadi pemimpin
dalam civic education diTawangmangu tersebut berasal dari IKIP Bandung.

Tokoh-tokoh itu diantaranya: Nu’man Somantri,Achmad Sanusi, Sedih Suwardi, dan


Kosasih Djahiri yang mana tokohtersebut memiliki peran sebagai tim pengembang
kurikulum. Selanjutnya, pada tahun 1975, istilah IPS untuk Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Akhir yang dikenal dengan kurikulum 1975,
resmi muncul secara nasional. Untuk Sekolah Keguruan seperti SPG/SGO/SMPLB, dikenal
kurikulum 1976.Perkembangan Pendidikan IPS SD di Indonesia (1975-2022).

7
Perkembangan pendidikan sosial di Indonesia secara utama dapat dibagi dua bidang, yaitu
pendidikan sosial untuk perguruan tinggi atau universitas dan pendidikan sosial untuk
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pembelajaran IPS untuk SD dan SMP
diuraikan sebagai bentuk sederhana atau pengadaptasian dari cabang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, tentu juga dengan kegiatan dasar manusia yang secara ilmiah dan pedagogis
psikologis diorganisasikan dan disajikan untuk tujuan pendidikan. Sedangkan pengertian dari
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk perguruan tinggi adalah pemilihan dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diatur dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Dikemukakan juga perbedaan antara
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Perguruan Tinggi maupun pendidkan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada tingat sekolah dasar, yaitu dalam penyederhanaan kata dan
pemilihan disiplin ilmu dan lain-lain. Pendapat ini berarti bahwa muatan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosialdi perguruan tinggi dan sekolah dasar dan menengah konten nya memiliki
perbedaan. Perbedaan tersebut ada di dalam istilah simplifikasi dan seleksi, waaupun sumber
kajian materinya sama diambil dari disiplin ilmu-ilmu sosial.

Perkembangan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD tidak luput dari adanya


perkembangan kurikulum-kurikulum yang berlaku di Indonesia. Sejak Indonesia merdeka
pada tahun 1945, kemudian munculnya kurikulum nasional dimulai pada tahun 1947,
banyaknya perubahan dan perkembangan hingga penyempurnaan kurikulum, hingga saat ini
berakhir pada kurikulum 2013. Namun pendidikan IPS dikenalkan dan diadakan di kurikulum
1970-an, karena pada kurikulum sebelumnya Indonesia masih dipengaruhi oleh materi dan
metode pembelajaran pada masa kolonial Belanda.Pada tahun 1968 lahirlah kurikulum 1968
yang masih belum mengadakan materi IPS didalamnya. Karena pada kurikulum tahun 1968,
pembelajaran mengarah pada kegiatan mempertinggi keterampilan, kecerdasan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Dikatakan bahwa pendidikan IPS dikenalkan dan diadakan pada tahun 1970-an lebih
tepatnya berada di kurikulum 1975 dan 1986. Pada kurikulum ini pendidikan IPS masih
tampak berdiri sendiri sendiri, dapat dikatakan bahwa pendidikan IPS pada kurikulum ini
tidak membentuk materiyang terpadu.Pada kurikulum 2006 hingga pada kurikulum 2013 ini
pendidikan IPS diadakan secara terpadu. Kurikulum IPS SD tahun 2006 yang disepakati
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 22 tanggal 23 Mei
2006, memiliki ciri khas tersendiri sejak berlakunya Kurikulum IPS 2006 tidak sesuai secara
teknis, tetapi sangat sederhana. Singkatnya, kriteria kemampuan dan kemampuan dasar jauh
lebih sederhana daripada kurikulum sebelumnya dan memiliki waktu per minggu yang relatif
lebih sedikit.Kurikulum 2006 lebih sederhana dan efektif, namun kokoh dan memiliki
paradigma baru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Maka dari itu, guru diharapkan mampu secara mandiri dan dengan sukarela menentukan
pendekatan, metodologi dan alat evaluasi mereka sendiri untuk kebutuhan dan keadaan
khusus mereka. Kurikulum IPS di SD meliputi 4 (empat) materi yaitu geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi.Pada kurikulum 2013 kajian IPS pada tingkat Sekolah Dasar tidak
terlihat secara nyata, akan tetapi tersusun secara terpadu dalam standar kompetensi yang
dimulai sejak kelas satu hingga dengan kelas enam.

8
Pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang kelas 1 hingga dengan
jenjang kelas 3 diadakan melalui pendekatan tematik, namun pada jenjang kelas 4 hingga
kelas 6 terlaksanakan dengan melalui pendekatan pelajaran. Hingga pada kurtilas (Kurikulum
2013) pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada sekolah dasar masihterpadu dengan melalui
pembelajaran dan buku materi buku tematik dengan judul yang berbeda beda setiap temanya.
Integrasi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2013 di Sekolah Dasar kelas
rendah, diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata Pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Matematika. Sedangkan pada kelas tinggi,
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat berdiri sendiri sehingga pendekatan
integrasinya adalah multidisipliner walaupun menggunakan tematik terpadu.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan. Adapun yang menjadi ruang lingkup pelajaran IPS adalah manusia
sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Tujuan pembelajaran IPS
tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja, melainkan juga pembinaan peserta
didik untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai pengetahuan tersebut di tengah
masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya tenggang rasa dan tepo sliro, kepedulian terhadap
sesama dan lingkungan, disiplin, ketaatan, keteraturan, etos kerja, dan lain-lain. Selain itu
tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik atau siswa agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,B.(2020).Tinjauan Historis Pendidikan Ips Di Indonesia.Jurnal Pendidikan Ips
Indonesia.4(2),(147-148). https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id. Diakses pada 23 Februari
2023.

Fauziah,N,N.Lestari,R.Rustini,T.(2022)Perkembangan Pendidikan Ips Di Indonesia Pada


Tingkat Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan Dasar.6(1),(94-97).
https://ejournal.iaincurup.ac.id. Diakses pada 23 Februari 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai