Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN PETIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mengikuti


Ujian Akhir Pada Strata S1
Pada Jurusan Hukum Keluarga Islam
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin
Banten

Disusun oleh:
Anis Nurillahi (201110052)
Annisa Kurniati Solehat (201110140)
Fadhil Hamdi (201110085)
Saefurrohman (201110074)
Abdul Zulfan (201110099)
Ailia Rahman (201110156)

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PROFESI
LAPANGAN FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
TAHUN 2023

Instansi : Kantor Urusan Agama Kecamatan Kramatwatu


Waktu : 18 September – 26 Oktober 2023
Nama Peserta :
 Anis Nurillahi (201110052)
 Annisa Kurniati Solehat (201110140)
 Fadhil Hamdi (201110085)
 Saefurrohman (201110074)
 Abdul Zulfan (201110099)
 Ailia Rahman (201110156)

Disetujui oleh,
Dosen Pamong

Khotibul Umam, S.Pd.I


NIP.198210082014111002

Diketahui oleh,
Kepala KUA Kec. Petir Dosen Pembimbing
Lapangan

Sukroni, S.Ag Agung Heru Setiadi,M.Pd.


NIP. 196604022005011001 NIP. 198508272011011009
Dekan Fakultas Syariah Ketua Jurusan

Dr. H. Ahmad Zaini, S.H.,M.Si Hilman Taqiyudin, S.Ag., M.H.I


NIP. 196506071992031005 NIP. 197103252003121001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi dengan mengucapkan alhamdulillahirabbil


‘alamiin, atas rahmat, hidayah, dan taufiq Nya kita selalu diberikan kenikmatan,
kemudahan, dan kemuliaan sehingga kita mampu melaksanakan berbagai aktivitas
sehari-hari.
Sholawat ma‟a salam, ae makrunatan bi ta’dzim kita haturkan kepada suri
tauladan umat manusia, pembawa risalah yang tak pernah salah, pemimpin seluruh
dunia yakni Nabi Muhammad SAW. berkat beliaulah kita dapat mempelajari ilmu-
ilmu yang beliau ajarkan kepada umatnya. Semoga dengan ilmu yang kita pelajari
dari beliau melalui para sahabat, tabi‟in, serta para ulama dan para guru-guru kita
semua mendapatkan keberkahan ilmu dan juga syafa‟at di hari kiamat nanti.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang telah
berjasadalam penyusunan laporan hasil Praktikum Profesi Lapangan (PPL) ini.
Sebagaimana Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bahwasannya kita
belum dianggap bersyukur kepada Allah SWT sebelum ia berterimakasih kepada
manusia. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua kami, yang tak kenal lelah mendo‟akan dan mendukung
kami secara penuh, baik secara moril maupun materil. Sehingga kami dapat
menyusun sekaligus menyelesaikan laporan ini dengan baik.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Zaini, S.H.,M.Si., selaku Ketua Dekan Syari‟ah UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. yang telah membuka kesempatan
kepada para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Praktikum Profesi
Lapangan (PPL).

3. Bapak Hilman Taqiyudin, S.Ag.,M.H.I, selaku Ketua Jurusan Hukum


Keluarga Islam dan Bapak Faisal Zulfikar, M.H., selaku Sekretaris Hukum
Keluarga Islam Fakultas Syari‟ah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
yang telah memberikan wejangan atau arahan kepada kami dalam
melaksanakan praktikum ini.

4. Bapak Sukroni, S.Ag., selaku Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan


Petir Kabupaten Serang. yang telah berkenan memberikan kesempatan
kepada kami untuk belajar, membuka wawasan, dan berkontribusi di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir.

5. Bapak Agung Heru Setiadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan
Bapak Khotibul Umam, S.Pd.I, selaku Pamong Praktikum Profesi
Lapangan (PPL). Serta kepada segenap staf KUA Kecamatan Petir yang selalu
membimbing dan mendukung selama kegiatan PPL ini berlangsung.

6. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Tanpa kalian,
mungkin laporan ini tidak selesai tepat pada waktunya, untuk itu semangat
yang dan rasa kekeluargaan yang dibangun membuat pelaksaan kegiatan
PPL ini menjadi lebih ringan.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan keikhlasan mereka semua


dengan balasan berupa pahala yang berlipat-lipat ganda. Aamiin.

Kami juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi demi perubahan yang lebih baik di
kemudian hari.

Serang, 26 Oktober 2023

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Praktikum Profesi Lapangan (PPL) Merupakan salah satu kegiatan


kurikulum yang diadakan oleh Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga Islam
dengan tujuan untuk mempelajari manajemen di Kantor Urusan Agama serta
mempelajari tugas-tugaspokok KUA secara terbimbing untuk memenuhi
persyaratan profesi Sarjana Hukum.
Praktikum ini merupakan kegiatan praktikum profesi dengan
menggunakan pengamatan lapangan sebagai usaha pemberian pengalaman
lapangan tertentu untuk menumbuhkam profesionalisme pada diri
Mahasiswa/Mahasiswi secara bertahap dan sistematika dalam pengetahuan yang
dikuasai dalam bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah kecamatan.
Dengan adanya praktikum profesi lapangan (PPL) ini dimana mahasiswa
terjun langsung praktek ke Kantor Urusan Agama (KUA) Proses pencatatan
nikah, kearsipan dan tugas pokok KUA lainnya. Praktikum ini dimaksudkan
dengan tujuan memberikan bekal pengalaman, apabila sudah menjadi sarjana
hukum sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan mampu
mengatasi kesulitan dalam pekerjaannya di waktu mendatang.

B. Ruang Lingkup Kegiatan Praktikum

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Petir memiliki beberapa divisi


yang terdiri: divisi fide on, fide off, bimbingan pranikah, administrasi dan
konsultasi keluarga.

C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Praktikum

Adapun Tujuan dilaksanakannya Praktikum Profesi Lapangan (PPL) yang


bertempat di KUA ini antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa/mahasiswi dalam Tata
Usaha Kantor
2. Memberikan pengalaman kepada Mahasiswa/mahasiswi dalam Urusan
RumahTangga
3. Memberikan Pengalaman praktis kepada mahasiswa/mahasiswi dalam
mengelola data Nikah Rujuk, Pembinaan Pekawinan,pengelolaan wakaf,
zakat, hukum waris dan ilmu falak.
BAB II
KONDISI OBYEKTIF LOKASI/TEMPAT PRAKTIKUM

A. Sejarah Pendirian Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir

Warga Kecamatan Petir merupakan warga yang agamis dan mayoritas


beragama Islam, sehingga sebagian dari praktek kehidupan masyarakat
menggunakan hukum Islam. Praktek ini telah terjadi sejak Islam masuk di wilayah
Petir. Berlakunya hukum perkawinan Islam bagi Pemeluknya mengakibatkan
munculnya lembaga yang mengatur bidang perkawinan Islam ini sehingga proses
pernikahan tidak terjadi secara liar, sedangkan yang mengatur perkawinan di desa-
desa pada saat itu adalah modin sebagai pemuka agama setempat dan tidak dicatat
secara resmi, tentu menjadi perhatian Pemerintah untuk melakukan perbaikan
regulasi seiring dengan perkembangan zaman.

Setelah Indonesia merdeka dan lahir UU No. 22 Th. 1946 tentang Pencatatan
Nikah, Talak dan Rujuk untuk wilayah Jawa dan Madura, kemudian disusul dengan
lahirnya UU No. 32 Tahun 1954 tentang pembelakuan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1946 untuk wilayah Luar Jawa dan Madura, sehingga setelah berlakunya
Undang- Undang tersebut maka praktis hukum perkawinan produk Hindia Belanda
tidak berlaku lagi dan Undang-Undang yang berlaku bagi seluruh warga Negara
Indonesia baik yang beragama Islam maupun non Islam, warga pribumi maupun
warga keturunan adalah UU No. 22 Tahun 1946 itu. Lalu UU No. 22 Tahun 1946 ini
disempurnakan lagi dengan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang
semakin mengukuhkan eksistensi lembaga pencatatan nikah di masing-masing
wilayah kecamatan yaitu pada Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir yang dahulu bernama Balai Nikah
Kecamatan Petir dengan gedung yang menempati tanah kecamatan Petir dan
bersebelahan dengan gedung Kantor FKDT dan TK Mayapada Desa Mekarbaru,
sebagaimana surat Perjanjian antara Bupati Serang dan Kementerian Agama
Kabupaten Serang Nomor: 593.3/456/Aset/2016 dan Nomor
Kd.28.01/KS.00/2179/2016 Tanggal 15 Maret 2016.

Meskipun status pinjam pakai namun kerjasama dan koordinasi di pihak


kecamatan tetap berjalan baik,. Dengan telah dibangunnya gedung KUA Petir dan
telah menempati gedung sendiri, maka kualitas dan kuantitas pelayanan kepada
masyarakat terus berusaha untuk ditingkatkan. Gedung KUA berdiri diatas lahan
tanah seluas 168 M2 dengan Luas Bangunan 156 M2. (status Pinjam Pakai tanah
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Serang).

Sejak berdirinya Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir telah mengalami


peningkatan volume peristiwa pernikahan seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan penduduk. KUA Kecamatan Petir terus berkembang, apalagi seiring
terbitnya KMA 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan
Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya, maka KUA Kecamatan Petir
melaksanakan restrukturisasi sesuai acuan peraturan tersebut dengan struktur
organisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala, satu orang tenaga fungsional
penghulu dan dibantu dua tenaga tata usaha dengan kualifikasi pendidikan dan
persyaratan lain yang sesuai dengan standar tugasnya masing-masing.

Disamping itu untuk memaksimalkan tugas pokok dan fungsi KUA


Kecamatan Petir, maka masing-masing pegawai KUA Kecamatan Petir memiliki
bidang tugas masing-masing yang terintegrasikan dalam suatu prinsip memberikan
pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat secara maksimal, sehingga dengan
demikian diharapkan KUA Kecamatan Petir sebagai salah satu ujung tombak Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Serang dapat menjalankan tupoksinya dengan baik
dan memuaskan. Disamping pembenahan kedalam, di bidang fisik KUA Kecamatan
Petir juga mengalami perbaikan/rehab gedung yaitu dengan perbaikan atap gedung
KUA pada Tahun 2010.

Heteroginitas penduduk yang tinggi dengan kondisi ekonomi mayoritas


menengah kebawah ditambah lagi dengan adanya satu daerah rawan, benar-benar
merupakan suatu tantangan yang tidak ringan bagi Kantor Urusan Agama Kecamatan
Petir untuk mampu memberikan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat untuk
sadar dan menjalankan kehidupan ke arah jalan yang benar yang diridloi oleh Allah
SWT. Karenanya, KUA Kecamatan Petir sebagai institusi pemerintah yang
mengemban amanat untuk melakukan pembangunan di bidang agama secara aktif
selalu memberikan informasi yang benar dan menyejukkan kepada masyarakat
sehingga diperlukan personel KUA yang mempunyai daya intelektual yang memadai
dan nilai moral yang baik.

Mengingat tingginya tantangan dan kompleksitas problem yang dihadapi baik


oleh pemerintah maupun masyarakat di wilayah Kecamatan Petir, yang salah satu
unsur analisisnya dapat terlihat dari jumlah nikah-rujuk rata-rata setahun mencapai
546 peristiwa pada tahun 2023 diikuti dengan peserta suscatin sebanyak 546 pasang,
dan data nikah sampai dengan Agustus 2016 baru mencapai 336 peristiwa termasuk i
kursus calon pengantin.

Disamping itu kondisi sosio-ekonomi dan kultural masyarakatnya yang


dinamik- heterogen dengan campuran masyarakat pedesaan ala petani/pekebun
dengan tingkat kepadatan penduduk yaitu berpenduduk 54.768 jiwa, maka Kantor
Kementerian agama Kabupaten Serang dalam menugaskan pegawainya untuk
berdinas di KUA Kecamatan Petir selalu berdasarkan pada kompetensi dan
kapabilitas agar didapatkan personel KUA Kecamatan Petir yang mempunyai
kualifikasi yang handal dan mampu memberikan perubahan pada masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan Tupoksi KUA Kecamatan Petir dapat berjalan dengan
baik sesuai peraturan yang berlaku.

Letak geografis suatu wilayah mempunyai pengaruh yang sangat signifikan


terhadap kebijakan dan program kerja yang harus direncanakan dan dilaksanakan
oleh seorang decision maker atau pejabat yang memimpin dalam suatu wilayah
tersebut, karena itu al-Qur‟an menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia terdiri
dari bersuku-suku dan berbangsa-bangsa bukan tanpa maksud dan tujuan, tetapi itu
semua mengandung suatu nilai transformasi, edukasi dan akulturasi yang diharapkan
suatu wilayah tertentu dapat menggali potensi yang lebih baik dari wilayah lain demi
terciptanya kemajuan dalam suatu wilayah tersebut. Oleh karena itu, dilihat dari segi
geografisnya KUA Kecamatan Petir terletak di Wilayah Banten di arah barat
Kabupaten Serang yang berada di dalam satu komplek perkantoran Kecamatan Petir
dengan jarak kurang lebih 17 KM dari pusat ibukota kabupaten.

Kecamatan Petir merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten


Serang yang terletak di wilayah Banten dengan karakteristik wilayah sunda dengan
medan yang datar yang terdiri dari perkampungan penduduk, perkebunan, pertanian.

Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Petir ini adalah sebagai berikut:


Sebelah Timur : Kecamatan Cikeusal
Sebelah Utara : Kecamatan Tunjung Teja
Sebelah Selatan : Kecamatan Baros
Sebelah Barat : Kecamatan Curug
Adapun wilayah Kecamatan Petir terbagi ke dalam 15 (lima belas) desa, yaitu:

1) Desa Petir

2) Desa Tambiuk

3) Desa Cirangkong

4) Desa Nagara Padang

5) Desa Padasuka
6) Desa Seuat

7) Desa Sindangsari

8) Desa Kadugenep

9) Desa Creundeu

10) Desa Sanding

11) Desa Mekarbaru

12) Desa Kampung Baru

13) Desa Seuat Jaya

14) Desa Kubang Jaya

15) Desa Bojong Nangka

B. Visi dan Misi KUA Kecamatan Petir


1. Visi
Prima dalam pelayanan dan pembinaan umat dalam menjalankan sebagian
tugas Kantor Kementerian Agama Bidang Bimbingan Masyarakat Islam di
Kecamatan Petir.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang pencatatan nikah dan rujuk:

b. Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan Keluarga Sakinah;

c. Meningkatkan kuantitas pengaktaan tanah wakaf dan pembinaan zakat,


infak dan shadaqah.
d. Memberdayakan bidang kemesjidan.

e. Meningkatkan pembinaan dan perlindungan konsumen dibidang produk halal;

f. Meningkatkan intensitas kemitraan umat;

g. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.


C. Struktur Organisasi

Kepala KanKemenag Kab Serang

Kepala KUA Kecamatan Petir

Penghulu Penyuluh Agama Islam

Pengadministrasi NR dan Pengadministrasi Umum


Keluarga Sakinah

Pengadministrasi Zawa dan Tenaga Keamanan dan


Ibsos Kebersihan

Operator Komputer
D. Ruang Lingkup Wewenang

1. Melaksanakan pengawasan dan menyaksikan dalam bidang pencatatan


Nikah dan rujuk

2. Memberikan masukan kepada Atasan

3. Melakukan evaluasi kinerja di Kantor Urusan Agama

4. Menerbitkan Akta Nikah

5. Menerbitkan Akta Ikrar Wakaf

E. Prosedur dan Mekanisme Kerja


SURAT EDARAN NOMOR SE.12 Tahun 2O2l TENTANG PAKAIAN DINAS
HARIAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA KEMENTERIAN AGAMA

1. Umum
a. Bahwa untuk meningkatkan disiplin, keseragaman, ketertiban berpakaian, dan
estetika bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama serta untuk
melestarikan budaya daerah di Indonesia, perlu ditetapkan ketentuan mengenai
PakaianDinas Harian Pegawai Aparatur Sipii Negara Kementerian Agama.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada angka 1,
perlumenetapkan Surat Edaran Menteri Agama tentang Pakaian Dinas Harian
Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama.

2. Maksud
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk mengatur penggunaan Pakaian Dinas
Harian Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama.

3. Ruang Lingkup

Surat Edaran ini memuat ketentuan mengenai:

a. Pakaian Dinas Harian Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama; dan

b. Penggunaan Tanda Pengenal Pegawai.


4. Ketentuan

a. Penggunaan Pakaian Dinas Harian Pegaurai Aparatur Sipil Negara Kementerian


Agama diatur sebagai berikut:
1) Hari Senin dan Selasa : kemeja putih, celana/rok hitam/ warna gelap;

2) Hari Rabu dan Kamis : batik/tenun/kain khas daerah;

3) Hari Jum'at : bebas, rapi, dan sopan;

4) Hari Sabtu (bagi satuan kerja: bebas, rapi dan sopan (yang memberlakukan 6 hari
kerja).
a) Penggunaan Pakaian Dinas Harian sebagaimana dimaksud padaangka 1
dilengkapi dengan Tanda Pengenal Pegawai.
b) Kepala satuan kerja dan unit pelaksana teknis melaksanakan
pemantauanpelaksanaan Surat edaran ini.
Pengukuran kinerja merupakan proses mengukur tingkat capaian
kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan pencapaian sasaran sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi satuan
organisasi kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir.

Pengukuran kinerja mencakup 2 (dua) hal, yaitu :


1. Pengukuran kinerja kegiatan yakni menetapkan rencana tingkat
pencapaian/target dari masing-masing kelompok indikator kinerja
kegiatan.
2. Pengukuran pencapaian sasaran yakni menetapkan rencana tingkat
pencapaian/target dari masing-masing indikator kinerja sasaran.
Pengukuran pencapaian sasaran kinerja kegiatan ataupun sasaran merupakan
hasil penilaian yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator

kinerja berupa indikator-indikator; in put (masukan), out put (keluaran), out


come (hasil), benefist (manfaat) dan impact (dampak).
Teknik pengukuran kinerja kegiatan meliputi :
1. Menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok in put, out
put, out come dan impact.
2. Menentukan satuan setiap kelompok indicator.
3. Menetapkan rencana tingkat capaian (target).
4. Menentukan realisasi dari setiap kelompok indicator kinerja kegiatan.
5. Melakukan penghitungan rencana dan realisasi guna mendapatkan
prosentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) dan jika ada
kegiatan yang indicator kerja manfaat dan dampak belum dapat diketahui
(diukur pencapaiannya) maka dilakukan pengukuran pencapaian sampai
indicator hasil saja.
Analisis dalam kinerja program dan kegiatan dalam Kantor Urusan
Agama Kecamatan Petir, yaitu:
 Program Peningkatan kualitas pelayanan dan bimbingan dibidang
nikah dan rujuk dengan kegiatan;
a. Mengadakan pemeriksaan dan pencatatan secara efektif dan
efesien serta.
b. Pembinaan dan penasihatan kepada catin.
c. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan memuaskan kepada
masyarakat.
d. Menginstruksikan Menginstruksikan
pelatihan/penataran/pembinaan PPN/Penghulu.
e. Pengadministrasian NR;

 Program Pembinaan Keluarga Sakinah dengan kegiatan;


a. Mengadakan sosialisasi Program Keluarga Sakinah

b. Membina Tutor Keluarga Sakinah

c. Membentuk kelompok Keluarga Sakinah binaan didesa guna diberi


bantuan dana bergulir.
Kegiatan tersebut berlum berjalan secara maksimal, terutama kegiatan
sosialisasi dan pembinaan tutor keluarga sakinah. Hal ini disebabkan
keterbatasan dana yang dimiliki. Pelaksanaan Pembinaan Keluarga
Sakinah hanya dilkakukan satu kali sesuai BOP yang tersedia.
Adapun pembentukan Keluarga Sakinah binaan dengan bantuan dana
bergulir dari Kanwil Provinsi Banten dapat terlaksana dengan baik.
Diharapkan bantuan dana bergulir ini berlangsung secara
berkesinambungan untuk desa dan Keluarga Sakinah binaan desa
yang lainnya.

 Program Peningkatan dan Pemberdayaan Wakaf, Zakat, Infaq dan


Shadaqah dengan kegiatan;

a. Mendata tanah wakaf yang belum ber-AIW

b. Membentuk UPZ di tiap desa / intansi dan memberikan penyuluhan


terhadap pengurus UPZ.
c. Menyediakan dan mustahiq, muzaki dan munfiq.

Program ini kurang memenuhi sasaran. Masalahnya masyrakat kurang


produktif dan minat untuk meng-AIW dengan alasan tidak memiliki
dana dan tidak urgen. UPZ secara umum telah terbentuk, tapi belum
berfungsi secara maksimal, UPZ hanya berfungsi mengumpulkan
zakat fitrah saja. Demikian halnya Kepala Desa sangat sulit
memberikan informasi tentang data Muzaki dan Munfiq di desanya.

 Program Peningkatan Pemberdayaan Kemesjidan dengan kegiatan;

a. Membina pengurus DKM, perpustakaan dan Remaja Mesjid.

b. Mengklasifikasi Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid RW, Masjid


Bersejarah dan Masjid yang berada dipinggir jalan raya dalam buku
direktori.

c. Melayani permohonan pendiri Masjid.

 Program Pembinaan dan Perlindungan Konsumen dibidang Produk Halal dengan


kegiatan;
a. Menyelenggarakan penyuluhan / sosialisasi sertifikat produk halal

b. Mendata perusahaan yang memproduksi makanan guna diberi


pembinaan tentang sertifikasi produk halal.
Program ini kurang terlaksana dengan baik mengingat minimnya
dana kegiatan dan tenaga penyuluh yang hanya 1 (satu) orang untuk 3

(tiga) kecamatan dalam bidang ini yaitu Kecamatan Petir, Tunjung


Teja dan Kecamatan Cikeusal.
 Program Peningkatan Intensitas Kemitraan Umat dengan kegiatan;
a. Menjalin komunikasi yang intensif dengan Muspika dan intansi
terkait.
b. Menciptakan hubungan silaturrahmi dengan para tokoh
masyarakat, Ulama, Pimpinan Ponpes, Ormas, LSM dan
sebagainya.
c. Mengadakan koordinasi dengan Kandepag, Pengawas dan
Penamas.
Kegiatan tersebut hampir 90% dapat dilaksanakan dengan baik,
kendalanya apabila ada undangan yang dilaksanakan pada malam hari,
mengingat domilsili Kepala, Wakil, PPN, Pengawas dan Penamas
relatif jauh.
 Program Pemberdayaan Kantor dan terselenggaranya Statistik dan
Dokumen dengan kegiatan;
a. Mewujudkan sistem kearsipan yang dinamis, pembukuan dan
pelaporan secara rapih.
b. Mengusahakan dimilikinya fasilitas kantor (telepon dan televisi).
c. Melestarikan dan memelihara kelengkapan / inventaris kantor
yang telah tersedia.
d. Melengkapi statistik dan dokumen lain yang belum tersedia.
e. Mengikutsertakan pelatihan kepada Wakil PPN dan pelaksana
untuk menamabah pengetahuan,wawasan dan keterampilan
dalam hal keadminstrasian.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM

A. HUKUM WARIS

Waris dalam pengertian hukum waris islam merupakan aturan yang dibuat
untuk mengatur dalam hal pengalihan harta seseorang yang telah meninggal unia
kepada orang tua atau keluarga yang disebut juga sebagai ahli waris.
Sedangkan dalam kompilasi hukum islam pada pasal 171 yang menjelaskan
tentang waris, memiliki pengertian “Hukum Waris islam sepenuhnya adalah hukum
yang dibuat untuk mengatur terkait pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan
pewaris, serta menentukan siapa saja yang berhak menerima dan menjadi ahli
warisnya, dan juga jumlah bagian tiap ahli waris”. Oleh karena itulah, di dalam
hukumwaris islam juga tertera aturan dalam menentukan siapa yang akan jadi ahli
waris, jumlah bagian dari masing-masing para ahli waris, hingga jenis harta waris
atau peninggalan apa yang diberikan oleh pewaris kepada ahli warisnya.
Dalam hukum waris islam, tidak hanya membahas tentang pembagian harta
yang ditinggalkan oleh pewaris. Tetapi juga terdapat aturan terkait peralihan harta
yangditinggalkan oleh pewaris karena meninggal dunia.dalam peralihan harta dari
pewariske ahli warisnya,ternyata terdapattata caranya yaitu melalui cara wasiat.
Melihat dari rincian bab dan pasal pada buku II hukum waris islam KHI, hal-
hal tentang ahli waris diatur dalam Bab 2 yang terdiri dari pasal 172 sampai pasal
175. Dalam babini, ahli waris diartikan sebagai orang yang mempunyai hubungan
perkawinan atau hubungan darah dengan pewaris yang meninggal dunia. Tentunya
orang tersebut jugaberagama islam serta tidak terhalang hukum untuk k etika akan
menjadi ahli waris.
Dalam Hukum Waris islam, terdapat penggolongan kelompok ahli waris yang
langsung diatur oleh KHI. Penggolongan kelompok ahli waris tersebut diatur pada
pasal 174, berbunyi:
1. Penggolongan Kelompok Menurut Hubungan Darah
 Golongan pria, yaitu ayah, anak pria, saudara pria, paman, dan juga kakek
 Golongan wanita, yaitu ibu, anak wanita, saudara wanita, dan juga nenek.

2. Penggolongan Kelompok Menurut Hubungan Perkawinan

 Kelompok ini terdiri dari janda ataupun duda.

Namun bila ahli waris ada, yang paling berhak mendapatkan warisan ialah anak, ibu,
ayah dan juga duda atau janda. Untuk urutan ahli waris, sebagai berikut:
1. Anak pria

2. Anak wanita

3. Ayah

4. Ibu

5. Paman

6. Kakek

7. Nenek

8. Saudara pria

9. Saudara wanita

10. Janda

11. Duda

a. Rukun Warisan
Sama dengan persoalan-persoalan lainnya, waris juga memiliki
beberapa rukun yang harus dipenuhi. Sebab jika tidak dipenuhi salah satu
rukun tersebut, harta waris tidak b isa dibagikan kepada para ahli waris.
Untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa rukun warisan berdasarkan
hukum waris yang dilansir dari rumaysho.
 Orang yang mewariskan atau secara islam disebut Al-Muwarrits, dalam
hal ini orang yang telah meninggal dunia (mayit) yang berhak
mewariskan harta bendanya.

Orang yang mewarisi atau Al-Warits, yaitu orang yang memiliki ikatan
kekeluargaan dengan mayit berdasarkan sebab-sebab yang
menjadikannya sebagai orang yang bisa mewarisi.

 Harta warisan atau Al-Mauruts, merupakan harta benda yang ingin


diwariskankarena ditinggalkan oleh mayit setelah peristiwa kematiannya.

b. Besar Bagian Ahli Waris


SEBAB/HUBUNGAN AHLI SYARAT PEROLEHAN
WARIS HARTA
WARIS
PERKAWINAN (yang Istri/ janda Bila tidak ada anak/ cucu 1/4
masih terikat nasab) Bila ada anak/ cucu 1/8
Suami/duda Bila tidak ada anak/ cucu 1/2
Bila ada anak/ cucu 1/4
NASAB/ Anak Sendirian (tidak ada anak 1/2
HUBUNGAN perempuan dan cucu lain)
DARAN
Dua atau anak perempuan 2/3
tidak ada anak atau cucu
laki-laki
Anak laki- Sendirian atau bersama Ashobah (sisa
laki anak/cucu lain (laki-laki
seluruh harta
atau perempuan)
setelah dibagi
Keterangan: pembagian
pembagian lain)
antara laki-laki dan
perempuan 2 bandig 1
Ayah Bila tidak ada anak/cucu 1/3

kandung

bila ada anak/cucu 1/6


Ibu Bila tidak ada anak/cucu 1/3

Kandung dan tidak ada dua saudara


atau lebih dan tidak
bersama ayah kandung

Bila ada anak/cucu dan/ 1/6


atau ada dua saudara atau
lebih dan tidak bersama
ayah kandung

Bila tidak ada anak/cucu 1/3 dari sisa


dan tidak ada dua saudara sesudah diambil
atau lebih tetapi bersama istri/janda atau
ayah kandung suami/duda
Saudara Sendirian tidak ada 1/6
laki-laki anak/cucu dan tidak ada
atau ayah kandung
perempuan
seibu Dua orang lebih tidak ada
anak/cucu tidak ada ayah
1/3
kandung
Saudara Sendirian tidak ada 1/2
perempuan anak/cucu dan tidak ada
kandung ayah kandung
atau seayah
Dua orang lebih tidak ada 2/3
anak/cucu tidak ada ayah
kandung
Saudara Sendirian atau bersama Ashobah (sisa

laki-laki saudara lain dan tidak ada seluruh harta


kandung anak/cucu dan tidak ada setelah dibagi
atau seayah ayah kandung pembagian lain)
Keterangan: pembagian
antara laki-laki dan
perempuan 2 banding 1
Cucu/ Menggantikan kedudukan Sesuai yang
keponakan orang tuanya yang menjadi diganti
(anak ahli waris. Persyaratan kedudukannya
saudara) berlaku sesuai kedudukan sebagai ahli
ahli waris yang diganti waris.

B. ILMU FALAK
Secara bahasa, falak berasal dari bahasa arab, yang mempunyai makna
lintasanatau orbit benda-benda langit (madar al-nujum). Jadi, ilmu falak dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai lintasan benda-benda
langit, seperti bumi, matahari,dan bulan.
Ilmu falak dikalangan umat islam dikenal dengan sebutan ilmu hisav,
sebab kegiatan yang paling menonjol pada ilmu tersebut adalah melakukan
perhitungan- perhitungan. Selain itu, ilmu falak juga disebut ilmu astronomi,
karena didalamnya membahas tentang bumi dan antariksa (kosmografi).
Kata falak disebutkan dalam Al-Qur‟an sebanyak duakali, yaitu dalam
surat Al- Anbiya ayat 33 yang berbunyi “dan dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan, masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya.”
Lalu disebutkan dalam surat yasin ayat 40 yang berbunyi “tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Ilmu falak memiliki peran untuk ketentuan Ibadah, diantaranya:


1. Ilmu falak untuk menentukan arah kiblat salah satu syarat sah sholat adalah
menghadap kiblat. Cara penentuan arah kiblat selalu mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Teori perhitungan yang dipelajari
dalam ilmu falak berguna untuk menentukannya.
2. Ilmu falak untuk menentukan waktu sholat, al-qur‟an telah menjelaskan
bahwabatas waktu sholat telah ditentukan. Dalam beberapa hadits juga
disebutkan bahwa waktu sholat ditentukan berdasarkan kedudukan
matahari terhadap permukaan bumi seorang muslim yang hendak
menunaikan sholat.
3. Ilmu falak untuk menentukan awal bulan qamariah. Allah Swt
sesungguhnya telah menjadikan bulan dan matahari yang beredar pada
orbitnya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Maka,
ilmu falak sangat diperlukan dalam menentukan awal dan akhir bulan
qamariah dalam kalender hijriah. Ilmu falak bisa membantu rukyat dengan
data-data tentang hilal dan matahari sehingga rukyat hulal dapat dilakukan dengan
perhitungan dan perencanaan yang tepatdan akurat.
4. Ilmu falak untuk memperhitungkan terjadinya gerhana. Gerhana merupakan
salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah. Saat gerhana datang, umat muslim
disunahkan untuk melaksanakan sholat gerhana. Oleh sebab itu,kajian ilmu
falak penting dipelajarickarena dapat memberikan perhitungan yang akurat
mengenai terjadinya gerhana, baik dalam jangka dekat maupun jangka
panjang.

C. HUKUM WAKAF

Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan diri.
Sedangkan menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah
menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu
dinikmati masyarakat.

Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari milik pribadi
menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu dirasakan oleh
masyarakat luas tanpa mengurangi nilai harta tersebut.
Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni mencari
pahalasebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan sedekah, manfaat wakaf
dirasakan oleh banyak orang sehingga pahalanya senantiasa mengalir,
meskipun pemberi wakaf(wakif) telah meninggal. Contoh wakaf yang sering
dijumpai seperti wakaf masjid, wakaf properti, dan lain sebagainya.

1. Dasar Hukum Wakaf di Indonesia


Daftar hukum wakaf di Indonesia merujuk pada dasar Al-Quran
dalam QS. Al- Hajj: 77 dan QS. Ali Imran: 92. Kemudian dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006 terkait Pelaksanaan UU
No. 41 tahun 2004 secara hukum positif wakaf.
Dalam UU perwakafan membentuk Badan Wakaf Indonesia
(BWI) yang bertugas sebagai lembaga negara independen dalam
mengurus, mengelola, dan memajukan wakaf di Indonesia.
2. Syarat dan Rukun Wakaf
Sebelum Anda menerapkannya, ketahui terlebih dahulu syarat dan
rukun wakaf menurut hukum wakaf. Selengkapnya tentang syarat dan
rukun wakaf adalah sebagai berikut :
 Syarat Wakaf

Syarat wakaf adalah hal-hal yang dipenuhi sebelum melakukan


wakaf. Berikut merupakan syarat wakaf antara lain:
1) Adanya Wakif
Wakif adalah pemberi wakaf. Seorang wakif harus berakal
sehat, mempunyai harta, tidak berada di bawah pengampuan
hukum dan merdeka.
2) Harta Mauquf
Berikutnya, syarat wakaf adalah harta mauquf dimana aset
yang diberikan sebagai wakaf wajib mengandung nilai, benda
halal, berwujud nyata dan sebelumnya dimiliki oleh wakif
(sebelum dipindahtangankan).
3) Mauquf„Alaih
Mauquf „Alaih adalah penerima harta wakaf baik
perorangan atau badan tertentu. Penerima wakaf harus secara tegas
mengikrarkan wakaf, dipergunakan untuk kepentingan umum dan
ibadah, dan mampu menjelaskan rencana penggunaan harta
mauquf.
4) Shighat
Syarat wakaf terakhir yakni shighat, yaitu akad yang
diikrarkan baik berupa tulisan maupun lisan dari wakif secara saat
itu juga, tidak terbatas waktu, tidak diikuti syarat bathil, dan tidak
dapat dibatalkan.

3. Rukun Wakaf
Rukun wakaf adalah tata cara menjalankan wakaf secara
berurutan, bila terdapat salah satu yang tidak dilaksanakan, maka
pelaksanaan wakaf tidak sah. Adapun rukun wakaf adalah berikut ini.

1) Pemberi wakaf menyerahkan benda yang diwakafkan setelah


disyaratkanmemenuhi aturan.
2) Wakaf diterima oleh penerima baik perorangan atau lembaga yang jelas.
3) Harta yang diwakafkan berwujud nyata dan tersedia saat akad
dilaksanakan.
4) Wakif mengikrarkan akad secara jelas dan lengkap sesuai keinginan
wakafnya.
5) Harta wakaf mutlak menjadi milik masyarakat umum, dan tidak dapat
diklaimlagi sebagai milik pemberi wakaf.
4. Prosedur Perwakafan
Wakaf menurut UU Nomor 41 Tahun 2004 adalah perbuatan hukum
wakif. Untuk memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/ atau kesejahteraan
umum menurut syari‟ah. Adapun benda-benda yang dapat dijadikan sebagai
objek wakaf dapat dibagimenjasi tiga jenis, diantaranya sebagai berikut :
1) Benda tidak bergerak, meliputi :
a) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan baik yangbelum terdaftar atau sudah
terdaftar.
b) Bangunan atau bagian bangun yang terdiri di atas tanah
sebagaimana dimaksudpada huruf a.
c) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
d) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
e) Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah
dan PeraturanPerundang-undangan.
2) Benda bergerak selain uang, meliputi :
a) Surat berharga, seperti : saham, surat utang Negara, dan surat
berharga lainnya yangdapat dinilai dengan uang.

b) Hak atas kekayaan intelektual, seperti : hak cipta, hak paten, hak
desain industri, dansebagainya.
3) Benda bergerak berupa uang, denan ketentuan uang yang wakafkan
adalah matauang rupiah atau mata asing yang telah dikonversi ke
dalam rupiah.
Adapun prosedur pencatatan wakaf uraiannya sebagai berikut :
a. Wakif baik perorangan/ Organisasi/ Badan Hukum yang mewakafkan
tanah miliknyadiharuskan datang sendiri di hadapan Pejabat Pembuat
Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan ikrar wakaf.
b. Sebelum ikrar wakaf diucapkan, terlebih dahulu wakif menyerahkan
kepadaaPPAIW surat-surat berikut :
 Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah.
 Surat pernyataan dari calin wakif mengenai kebenaran kepemilikan
tanah dan tidak sedang dalam sengketa yang diperkuat oleh Kepada
Desa/ Lurah dan Camat Setempat.
 Surat Keterangan pendaftaran tanah.
 Izin dari Bupati/ Walikota. Kantor pertanahan Kab/Kota setempat.

c. Kemudian PPAIW meneliti keabsahan surat-surat tersebut dan


syaratsyarat, menelitisaksi-saksi dan mengesahkan susunan nadzir.

d. Selain itu barulah wakif mengikrarkan kehendak wakaf dihadapan


PPAIW dan parasaksi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan
(model W1) yang ditandatangani oleh wakif, PPAIW dan para saksi.
e. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (model W2) rangkap tiga dengan
dibubuhi materi, selanjutnya dibuatkan pada salinan akta ikrar wakaf
rangkap empat.

f. Selain itu PPAIW mencatat peristiwa tersebut dalam Daftar Akta Ikrar
Wakar(modelW4).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan Praktik Perkuliahan Lapangan (PPL) sejak tanggal 18 september
2023 sampai dengan tanggal 26 Oktober 2023 telah selesai. Meskipun mahasiswa
merasa waktu yang diberikan sangat singkat, namun banyak ilmu yang mahasiswa
dapatkan melalui program ini, mahasiswa dapat mengetahui beberapa hal yang
berkaitan dengan KUA diantaranya:
 Mahasiswa mengetahui tentang seluk beluk KUA beserta tugas
danwewenangnya melalui pertemuan bersama para staf KUA baik
ketika menerima materi atau dengan wawancara.
 Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam formulir atau
blanko yangberkaitan dengan pernikahan dan wakaf.
 Mahasiswa mengetahui prosedur pendaftaran nikah dan wakaf.
Demikianlah agenda kegiatan kami selama kurang lebih dua minggu,
sayaselaku peserta PPL memiliki banyak kekurangan, baik dalam penulisan lapran
ini maupun dalam menjalankan tugas kami di tempat PPL.
Harapan penulis, semoga karya yang jauh dari kesempurna ini mampu
memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya maupun untuk penulis
sendiri. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan segalanya dan hanya
kepada-NYA rasa syukur kita panjatkan atas terselesaikannya segala tugas.

B. Saran
Kegiatan Praktik Perkuliahan Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh
mahasiswa terutama jurusan Hukum Keluarga Islam selama kurang lebih dua
minggu dapat membantu mahasiswa dalam mengenal kinerja Kantor Urusan
Agama. Namun ada beberapa hal yang kiranya perlu diperbaiki dalam pelaksanaan
PPL untuk kedepannya diantaranya:
a. Pihak Fakultas supaya lebih matang dalam optimalisasi persiapan
pelaksanaan PPL, terutama koordinasi dengan lembaga terkait.
b. Mengoptimalisai bimbingan sebelum pelaksanaan PPL.

Anda mungkin juga menyukai