Disusun oleh:
Anis Nurillahi (201110052)
Annisa Kurniati Solehat (201110140)
Fadhil Hamdi (201110085)
Saefurrohman (201110074)
Abdul Zulfan (201110099)
Ailia Rahman (201110156)
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PROFESI
LAPANGAN FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
TAHUN 2023
Disetujui oleh,
Dosen Pamong
Diketahui oleh,
Kepala KUA Kec. Petir Dosen Pembimbing
Lapangan
1. Kedua orang tua kami, yang tak kenal lelah mendo‟akan dan mendukung
kami secara penuh, baik secara moril maupun materil. Sehingga kami dapat
menyusun sekaligus menyelesaikan laporan ini dengan baik.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Zaini, S.H.,M.Si., selaku Ketua Dekan Syari‟ah UIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten. yang telah membuka kesempatan
kepada para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan Praktikum Profesi
Lapangan (PPL).
5. Bapak Agung Heru Setiadi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Lapangan dan
Bapak Khotibul Umam, S.Pd.I, selaku Pamong Praktikum Profesi
Lapangan (PPL). Serta kepada segenap staf KUA Kecamatan Petir yang selalu
membimbing dan mendukung selama kegiatan PPL ini berlangsung.
6. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Tanpa kalian,
mungkin laporan ini tidak selesai tepat pada waktunya, untuk itu semangat
yang dan rasa kekeluargaan yang dibangun membuat pelaksaan kegiatan
PPL ini menjadi lebih ringan.
Kami juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi demi perubahan yang lebih baik di
kemudian hari.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setelah Indonesia merdeka dan lahir UU No. 22 Th. 1946 tentang Pencatatan
Nikah, Talak dan Rujuk untuk wilayah Jawa dan Madura, kemudian disusul dengan
lahirnya UU No. 32 Tahun 1954 tentang pembelakuan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1946 untuk wilayah Luar Jawa dan Madura, sehingga setelah berlakunya
Undang- Undang tersebut maka praktis hukum perkawinan produk Hindia Belanda
tidak berlaku lagi dan Undang-Undang yang berlaku bagi seluruh warga Negara
Indonesia baik yang beragama Islam maupun non Islam, warga pribumi maupun
warga keturunan adalah UU No. 22 Tahun 1946 itu. Lalu UU No. 22 Tahun 1946 ini
disempurnakan lagi dengan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang
semakin mengukuhkan eksistensi lembaga pencatatan nikah di masing-masing
wilayah kecamatan yaitu pada Kantor Urusan Agama Kecamatan.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir yang dahulu bernama Balai Nikah
Kecamatan Petir dengan gedung yang menempati tanah kecamatan Petir dan
bersebelahan dengan gedung Kantor FKDT dan TK Mayapada Desa Mekarbaru,
sebagaimana surat Perjanjian antara Bupati Serang dan Kementerian Agama
Kabupaten Serang Nomor: 593.3/456/Aset/2016 dan Nomor
Kd.28.01/KS.00/2179/2016 Tanggal 15 Maret 2016.
1) Desa Petir
2) Desa Tambiuk
3) Desa Cirangkong
5) Desa Padasuka
6) Desa Seuat
7) Desa Sindangsari
8) Desa Kadugenep
9) Desa Creundeu
2. Misi
Operator Komputer
D. Ruang Lingkup Wewenang
1. Umum
a. Bahwa untuk meningkatkan disiplin, keseragaman, ketertiban berpakaian, dan
estetika bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama serta untuk
melestarikan budaya daerah di Indonesia, perlu ditetapkan ketentuan mengenai
PakaianDinas Harian Pegawai Aparatur Sipii Negara Kementerian Agama.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada angka 1,
perlumenetapkan Surat Edaran Menteri Agama tentang Pakaian Dinas Harian
Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama.
2. Maksud
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk mengatur penggunaan Pakaian Dinas
Harian Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama.
3. Ruang Lingkup
a. Pakaian Dinas Harian Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama; dan
4) Hari Sabtu (bagi satuan kerja: bebas, rapi dan sopan (yang memberlakukan 6 hari
kerja).
a) Penggunaan Pakaian Dinas Harian sebagaimana dimaksud padaangka 1
dilengkapi dengan Tanda Pengenal Pegawai.
b) Kepala satuan kerja dan unit pelaksana teknis melaksanakan
pemantauanpelaksanaan Surat edaran ini.
Pengukuran kinerja merupakan proses mengukur tingkat capaian
kinerja yang digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan pencapaian sasaran sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi satuan
organisasi kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Petir.
A. HUKUM WARIS
Waris dalam pengertian hukum waris islam merupakan aturan yang dibuat
untuk mengatur dalam hal pengalihan harta seseorang yang telah meninggal unia
kepada orang tua atau keluarga yang disebut juga sebagai ahli waris.
Sedangkan dalam kompilasi hukum islam pada pasal 171 yang menjelaskan
tentang waris, memiliki pengertian “Hukum Waris islam sepenuhnya adalah hukum
yang dibuat untuk mengatur terkait pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan
pewaris, serta menentukan siapa saja yang berhak menerima dan menjadi ahli
warisnya, dan juga jumlah bagian tiap ahli waris”. Oleh karena itulah, di dalam
hukumwaris islam juga tertera aturan dalam menentukan siapa yang akan jadi ahli
waris, jumlah bagian dari masing-masing para ahli waris, hingga jenis harta waris
atau peninggalan apa yang diberikan oleh pewaris kepada ahli warisnya.
Dalam hukum waris islam, tidak hanya membahas tentang pembagian harta
yang ditinggalkan oleh pewaris. Tetapi juga terdapat aturan terkait peralihan harta
yangditinggalkan oleh pewaris karena meninggal dunia.dalam peralihan harta dari
pewariske ahli warisnya,ternyata terdapattata caranya yaitu melalui cara wasiat.
Melihat dari rincian bab dan pasal pada buku II hukum waris islam KHI, hal-
hal tentang ahli waris diatur dalam Bab 2 yang terdiri dari pasal 172 sampai pasal
175. Dalam babini, ahli waris diartikan sebagai orang yang mempunyai hubungan
perkawinan atau hubungan darah dengan pewaris yang meninggal dunia. Tentunya
orang tersebut jugaberagama islam serta tidak terhalang hukum untuk k etika akan
menjadi ahli waris.
Dalam Hukum Waris islam, terdapat penggolongan kelompok ahli waris yang
langsung diatur oleh KHI. Penggolongan kelompok ahli waris tersebut diatur pada
pasal 174, berbunyi:
1. Penggolongan Kelompok Menurut Hubungan Darah
Golongan pria, yaitu ayah, anak pria, saudara pria, paman, dan juga kakek
Golongan wanita, yaitu ibu, anak wanita, saudara wanita, dan juga nenek.
Namun bila ahli waris ada, yang paling berhak mendapatkan warisan ialah anak, ibu,
ayah dan juga duda atau janda. Untuk urutan ahli waris, sebagai berikut:
1. Anak pria
2. Anak wanita
3. Ayah
4. Ibu
5. Paman
6. Kakek
7. Nenek
8. Saudara pria
9. Saudara wanita
10. Janda
11. Duda
a. Rukun Warisan
Sama dengan persoalan-persoalan lainnya, waris juga memiliki
beberapa rukun yang harus dipenuhi. Sebab jika tidak dipenuhi salah satu
rukun tersebut, harta waris tidak b isa dibagikan kepada para ahli waris.
Untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa rukun warisan berdasarkan
hukum waris yang dilansir dari rumaysho.
Orang yang mewariskan atau secara islam disebut Al-Muwarrits, dalam
hal ini orang yang telah meninggal dunia (mayit) yang berhak
mewariskan harta bendanya.
Orang yang mewarisi atau Al-Warits, yaitu orang yang memiliki ikatan
kekeluargaan dengan mayit berdasarkan sebab-sebab yang
menjadikannya sebagai orang yang bisa mewarisi.
kandung
B. ILMU FALAK
Secara bahasa, falak berasal dari bahasa arab, yang mempunyai makna
lintasanatau orbit benda-benda langit (madar al-nujum). Jadi, ilmu falak dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai lintasan benda-benda
langit, seperti bumi, matahari,dan bulan.
Ilmu falak dikalangan umat islam dikenal dengan sebutan ilmu hisav,
sebab kegiatan yang paling menonjol pada ilmu tersebut adalah melakukan
perhitungan- perhitungan. Selain itu, ilmu falak juga disebut ilmu astronomi,
karena didalamnya membahas tentang bumi dan antariksa (kosmografi).
Kata falak disebutkan dalam Al-Qur‟an sebanyak duakali, yaitu dalam
surat Al- Anbiya ayat 33 yang berbunyi “dan dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan, masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya.”
Lalu disebutkan dalam surat yasin ayat 40 yang berbunyi “tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
C. HUKUM WAKAF
Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan diri.
Sedangkan menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah
menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu
dinikmati masyarakat.
Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari milik pribadi
menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu dirasakan oleh
masyarakat luas tanpa mengurangi nilai harta tersebut.
Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni mencari
pahalasebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan sedekah, manfaat wakaf
dirasakan oleh banyak orang sehingga pahalanya senantiasa mengalir,
meskipun pemberi wakaf(wakif) telah meninggal. Contoh wakaf yang sering
dijumpai seperti wakaf masjid, wakaf properti, dan lain sebagainya.
3. Rukun Wakaf
Rukun wakaf adalah tata cara menjalankan wakaf secara
berurutan, bila terdapat salah satu yang tidak dilaksanakan, maka
pelaksanaan wakaf tidak sah. Adapun rukun wakaf adalah berikut ini.
b) Hak atas kekayaan intelektual, seperti : hak cipta, hak paten, hak
desain industri, dansebagainya.
3) Benda bergerak berupa uang, denan ketentuan uang yang wakafkan
adalah matauang rupiah atau mata asing yang telah dikonversi ke
dalam rupiah.
Adapun prosedur pencatatan wakaf uraiannya sebagai berikut :
a. Wakif baik perorangan/ Organisasi/ Badan Hukum yang mewakafkan
tanah miliknyadiharuskan datang sendiri di hadapan Pejabat Pembuat
Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan ikrar wakaf.
b. Sebelum ikrar wakaf diucapkan, terlebih dahulu wakif menyerahkan
kepadaaPPAIW surat-surat berikut :
Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah.
Surat pernyataan dari calin wakif mengenai kebenaran kepemilikan
tanah dan tidak sedang dalam sengketa yang diperkuat oleh Kepada
Desa/ Lurah dan Camat Setempat.
Surat Keterangan pendaftaran tanah.
Izin dari Bupati/ Walikota. Kantor pertanahan Kab/Kota setempat.
f. Selain itu PPAIW mencatat peristiwa tersebut dalam Daftar Akta Ikrar
Wakar(modelW4).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Praktik Perkuliahan Lapangan (PPL) sejak tanggal 18 september
2023 sampai dengan tanggal 26 Oktober 2023 telah selesai. Meskipun mahasiswa
merasa waktu yang diberikan sangat singkat, namun banyak ilmu yang mahasiswa
dapatkan melalui program ini, mahasiswa dapat mengetahui beberapa hal yang
berkaitan dengan KUA diantaranya:
Mahasiswa mengetahui tentang seluk beluk KUA beserta tugas
danwewenangnya melalui pertemuan bersama para staf KUA baik
ketika menerima materi atau dengan wawancara.
Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam formulir atau
blanko yangberkaitan dengan pernikahan dan wakaf.
Mahasiswa mengetahui prosedur pendaftaran nikah dan wakaf.
Demikianlah agenda kegiatan kami selama kurang lebih dua minggu,
sayaselaku peserta PPL memiliki banyak kekurangan, baik dalam penulisan lapran
ini maupun dalam menjalankan tugas kami di tempat PPL.
Harapan penulis, semoga karya yang jauh dari kesempurna ini mampu
memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya maupun untuk penulis
sendiri. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan segalanya dan hanya
kepada-NYA rasa syukur kita panjatkan atas terselesaikannya segala tugas.
B. Saran
Kegiatan Praktik Perkuliahan Lapangan (PPL) yang dilaksanakan oleh
mahasiswa terutama jurusan Hukum Keluarga Islam selama kurang lebih dua
minggu dapat membantu mahasiswa dalam mengenal kinerja Kantor Urusan
Agama. Namun ada beberapa hal yang kiranya perlu diperbaiki dalam pelaksanaan
PPL untuk kedepannya diantaranya:
a. Pihak Fakultas supaya lebih matang dalam optimalisasi persiapan
pelaksanaan PPL, terutama koordinasi dengan lembaga terkait.
b. Mengoptimalisai bimbingan sebelum pelaksanaan PPL.