Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PENGADILAN TINGGI AGAMA KOTA JAYAPURA

Disusun Oleh:

1. Fuad Joardan (018211003)

2. Isnaini Tang (018221007)

3. Siti Nur Halisah (018221013)

4. Sahdia Zallzabilah (018221012)

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM DAN HUKUM
EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FATTAHUL MULUK PAPUA
2021
PERSETUJUAN

Naskah laporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tahun 2021 di


Pengadilan Tinggi Agama Jayapura ini telah disusun sesuai dengan petunjuk dan
karena itu kami menyetujui naskah tersebut yang merupakan komponen
penyelesaian program Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Hari : Senin
Tanggal : 22 November 2021

Jayapura, 05 Oktober 2021

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan

(Amri, S.HI, M.H) (Dr. Mustar, M.H)


NIP.199101132019031007 NIP.196701011993031008

Mengetahui

Wakil Ketua PTA Jayapura Dekan Jurusan Syariah

(Drs.H. Sudirman S, S.H, M.H.) (Dr. Eko Siswanto, M.HI)


NIP.195611101984031002 NIP.19790203200802009

i
KATA PENGANTAR

‫الرحِ ِيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ِ ‫بِس ِْم ه‬
‫َّللا ه‬
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhn Yang Maha Esa atas izin-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikkan laporan PKL (Praktik Kerja Lapangan) di
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah
dilaksanakan selama kurang lebih dari tanggal 22 September 2021 di Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikkan PKL (Praktik Kerja Lapangan) bagi Mahasiswa dari Fakultas
Syariah Program Studi Hukum Keluarga Islam dan Hukum Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua.
Praktik kerja ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang baik
dengan salah satu badan Peradilan yang ada di Indonesia khususnya di Kota
Jayapura dalam pemberian pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat
pencari keadilan.
Selanjutnya, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu sehingga PKL (Praktuk Kerja Lapangan) di
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura berjalan dengan baik. Pihak-pihak yang
dimaksud antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. Habib Idrus Al-Hamid S,Ag, M,Si, selaku Rektor
IAIN Fattahul Muluk Papua.
2. Bapak Dr. Eko Siswanto S.HI, M.HI, selaku Dekan Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua.
3. Bapak Muhammad Zainal Abidin, M.E, selaku Ketua Panitia
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Syari’ah IAIN
Fattahul Muluk Papua.
4. Amri, S.HI, M.H selaku Dosen Pembimbing Lapangan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua, yang telah bekerja keras
dan meluangkan waktu dalam membimbing proses Praktik Kerja
Lapangan (PKL) sehingga dapat terlaksana dengan baik.

ii
5. Segenap Dosen di lingkungan IAIN Fattahul Muluk Papua yang telah
membimbing serta mengarahkan dalam proses perkuliahan dan
memberikan ilmu yang bermanfaat terutama dalam bidang Praktik
Kerja Lapangan.
6. Bapak Drs. H Sudirman S, .S.H.,M.H. selaku Ketua Pengailan Tinggi
Agama Jayapura yang telah memberikan izin pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan di Lingkungan Peradilan.
7. Bapak Adri, S.H., M.H. selaku Sekretaris yang telah menerima kami
Mahasiswa PKL (Praktik Kerja Lapangan) di Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura serta bersedia memberikan materi Sturktur Organisasi
kepada kami.
8. Bapak Dr. Mustar, M.H. selaku Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura sekaligus Pejabat Pembimbing Lapangan yang telah
bersedia memberikan bimbingannya serta arahan demi kelancara
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura.
9. Bapak Dr. Mustar, M.H. selaku Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura sekaligus Pejabat Pembimbing Lapangan yang telah
bersedia memberikan bimbingannya serta arahan demi kelancara
kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura.
10. Bapak Drs. Edy Affan, M.H. selaku Hakim Tinggi di Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura sekaligus yang bersedia memeberi materi di
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura Agar mengetahui Tekhnik
Persidangan.
11. Bapak Dr. H. M. Zakaria, M.H. selaku Hakim Tinggi di Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura sekaligus yang bersedia memeberi materi
mengenai Tata cara pembuatan permohonan/ gugatan.
12. Bapak Taharudin S, S.H., M.H. selaku selaku kepala bagian umum dan
keuangan di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura sekaligus yang
bersedia memeberi materi Administrasi perkantoran.

iii
13. Bapak Drs. Hasani. S.H. selaku Panitera di Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura sekaligus yang bersedia memeberi materi mengenai
Administrasi Perkara.
14. Seluruh pegawai di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
baik yang berada di ruang Kesekertariatan maupun Kepaniteraan, yang
telah membantu dalam penyusunan dalam berbagai hal, baik
penyelesaian laporan maupun dalam pelayanan yang telah diberikan
kepada penyusun selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
15. Kepada teman-teman kelbmpok Prakter Kerja Lapangan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua yang ditempatkan
di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura. Terimakasih atas kerjasamanya
selama ini yang telah memberikan candaan tawa sehingga waktu tak
terasa lama untuk kita lalui bersama, sehingga kita mampu
menyelesaikkan dengan baik tanpa halangan suatu apapun.
Akhir kata, sebagai manusia biasa penulis menyadari akan adanya
kekuarngan dalam laporan penulisan ini, dan penulis menyadari laporan ini masih
jauh dari sempurna, dan tidak memiliki validitas yang tinggi tanpa adanya
penelitian-penelitian lanjutan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca terkhusus penulis.

Jayapura, 05 Oktober 2021


Penyusun

Mahasiswa PKL
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura

iv
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Ruang Lingkup ..............................................................................................2
C. Maksud Dan Tujuan PKL .............................................................................3
BAB II ......................................................................................................................5
GAMBARAN UMUM ............................................................................................5
A. Nama Instnasi,Alamat dan Sejarah Berdiri ...................................................5
B. Struktur Organisasi .......................................................................................7
C. Ruang Lingkup Wewenang dan Mekanisme ................................................7
D. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura .......................................9
E. Prosedur Dan Mekanisme .............................................................................9
BAB III ..................................................................................................................20
PRAKTIK KULIAH DI LEMBAGA ....................................................................20
A. Pelaksanaan Praktik di Pengadilan Agama Kota Jayapura .........................20
B. Problem Pelaksanaan (internal dan eksternal) ............................................25
C. Solusi/Penyelesaian Problem Yang Dilaksanakan ......................................26
D. Saran-saran Pengembangan Praktik ............................................................27
BAB IV ..................................................................................................................29
PENUTUP ..............................................................................................................29
A. Kesimpulan .................................................................................................29
B. Saran............................................................................................................30

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura merupakan bagian dari yuridiksi
Pengdilan Tinggi Agama. Sebelum peresmian Operasional pengadilan tinggi
agama dibentuk dengan SK Menteri Agama RI. No. 95 tahun 1982 tanggal 28
Oktober 1982, tentang pembentukan 5 (lima) PTA Cabang termasuk di
antaranya PTA cabang Jayapura kurang lebih satu tahun sejak terbentuknya
Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jayapura tepatnya pada tanggal 11 Februari
1984 kemudian telah resmi dibuka dan beroperasi untuk melaksanakan tugas
untuk melayani kepentingan masyarakat para pencari keadilan khususnya
umat islam dalam bidang keperdataan ditingkat banding dan juga sebagai
kawal depan Mahkamah Agung RI. Tempat PKL ini dipilihkan dari pihak
Fakultas, penulis akan mempelajari sistem informasi yang berjalan di
pengadilan tersebut dan peranan sistem informasi dalam proses mengadili
perkara dalam tindak banding. Teori-teori yang dipelajari salama masa
perkuliahaan dapat secara langsung dipraktekkan di kantor Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura. Maka dalam hal ini dapat menjadi proses perbandingan,
bahwa teori yang dipelajari sama dengan yang ditemui di praktek kerja
lapangan.
Peradilan adalah salah satu tempat pelarian terakhir para pihak yang
bertikai, diharapkan peradilan tersebut mengeluarkan, memutuskan suatu
perkara dengan seadil-adilnya sehingga para pihak terpenuhi haknya dan
tidak di ambil hak-hak nya oleh pihak lain. Dalam hal ini pengadilan tinggi
agama suatu tingkat banding dalam suatu perkara ketika yang bertikai tidak
puas dengan putusan hakim Pengadilan Agama, melalui proses tingkat
pertama yang berbeda dengan tingkat banding ketika mau mengajukan
gugatan tingkat banding di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.

1
2

Fakultas Syariah IAIN Fattahul Muluk Papua sebagai instunsi pendidikan


yang mementingkan kualitas mahasiswa dalam menjawab tantangan dunia
kerja, dalam hal ini penilaian perlu diadakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Ini merupakan realisasi permintaan dan tujuan dari kampus IAIN Fattahul
Muluk Papua. Arah kajian program PKL adalah penerapan ilmu pengetahuan
di insitusi maupun perusahaan yang menjadi mitra program PKL.
Program PKL merupakan salah satu kegiatan mahasiswa untuk
mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya, yang tercermin dalam pendidikan nasional berbasis Pancasila
yang bertujuan guna meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan keterampilan
agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun diri sendiri serta
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara dalam peningkatan
ekonomi dan kehidupan makmur dibawa bimbingan dosen pembimbing yang
memenuhi syarat. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu
rangkaian kegiatan dari serangkaian kurikulum yang wajib ditempuh oleh
Mahasiswa Fakultas Syari’ah yang telah mengambil beberapa mata kuliah
yang bermateri dengan bobot SKS yang dalam pelaksanaan menjalani waktu
kurang lebih 40 hari dengan sistem rolling dan ditempatkan dibagian-bagian
yang sudah di tunjukkan.
Adapun pada tahun 2021/2022 ini, Kampus Insitut Agama Islam Negiri
(IAIN Fattahul Muluk Papua) memberikan kesempatan bagi maahsiswa
Fakultas Syari’ah untuk praktik pada lembaga Peradilan yakni di Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura, guna memeberikan pengalaman, keterampilan, kerja
praktik, dan serta kemahiran hukum khususnya pemahaman terhadap aplikasi
prinsip-prinsip Hukum Keluarga Islam, Hukum Ekonomi Syari’ah, dalam
rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalitas mahasiswa.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pengadilan Tinggi Agama Jayapura yakni, memeriksa,
mengadili, dan memutuskan perkara-perkara dalam tindak banding, yang
diajukan oleh umat muslim Indonesia, Perkawinan, Waris, Shadaqah, dll,
Secara cepat.
3

C. Maksud Dan Tujuan PKL


Adapun maksud dari pelaksanaan PKL antara lain:
1. Melatih mahasiswa/mahasiswi agar memiliki kemampuan dalam
beradaptasi dengan lingkungan kerja.
2. Memberikan gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari
ilmu atau teori yang selama ini diperoleh pada perkuliahan dan
membandingkan dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mencari solusi untuk
mengatasi permasalahan yang ada di dunia kerja, khususnya di peradilan
agama.

Adapaun tujuan dari pelaksanaan PKL, antara lain :

1. Menganalisa sistem peradilan agama Di Kantor Pengadilan Tinggi


Agama Jayapura.
2. mempelajari ilmu-ilmu yang terkait dengan system peradilan, serta
memperoleh wawasan dibidang ilmu tersebut.
3. Memperoleh pengalaman dari pekerjaan nyata sesuai dengan teori yang
diperoleh dari bangku kuliah (sesuai dengan latar belakang
pendidikannya).
4. meningkatkan hubungan kerja sama antara jurusan Syari’ah dengan
lembaga/instansi terkait.

Adapun kegunaan melaksanakan bagi IAIN Fattahul Muluk Papua


antara lain :

1. Untuk mempromosikan Kampus tersebut


2. Dapat meningkatkan kemitraan bisnis terhadap instansi maupun
perusahaan yang menjadi mitra bisnis program PKL
3. Kampus tersebut akan dapat meningkatkan kualitas lulusnya melalui
pengalaman PKL.
4

Adapun kegunaan melaksanakan PKL bagi instansi antara lain :

1. Membantu instansi/lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari


selama Praktik Kerja Lapangan
2. Adanya kritikan-kritikan yang membangun dari mahasiswa-mahasiswa
yang melakukan Praktik kerja lapangan.

Waktu Pelaksanaan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan tanggal 22 September 2021


sampai atau salama 40 hari, yang dilaksanakan di Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura Jayapura, dengan waktu kerja yaitu :

1. Jam kerja hari Senin sampai dengan kamis pukul 08.00-16.30 WIB
2. Jam kerja hari Jumat pukul 08.00-17.00 WIB
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Nama Instnasi,Alamat dan Sejarah Berdiri


Pengadilan Tinggi Agama Jayapura awalnya berkantor di Kantor
Depertemen Agama Kabupaten Jayapura pada tahun 1984 kemudian telah
dibangun kantor PTA dijalan Kotararaja, yang telah ditempati sejak tanggal
14 November 1985 sampai Tahun 2010, dan Gedung Kantor Baru Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura berlokasi di Jalan Baru Kotaraja dengan Kantor
Badan Kepegawaian Negara (BKN). Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
dibangun pada tahun 2010 Yang beralamat di JL. Baru No.103, Kota Raja,
Bayangkara, Jayapura Utara, Wai Mhorock, Abepura, Kota Jayapura, Papua
99225.

Gambar 1.1 Pengadilan Tinggi Agama Jayapura


Sumber : Seputar Peradilan PTA Jayapura

Berdirinya Pengadilan Tinggi Agama Jayapura dibentuk dengan SK


Mentri Agama RI No. 95 Tahub 1982 Tanggal 28 Oktober 1982, tentang
pembentukan 5 (lima) PTA cabang termasuk diantaranya PTA Cabang
Jayapura kurang lebih satu tahun sejak terbentuknya Kantor Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura tepatnya pada tanggal 11 Februari 1984, telah resmi

5
6

dibuka dan beroperasi untuk melaksanakan tugas melayani kepentingan


masyarakat para pencari keadilan khususnya uat islam dalam bidang
perdataan di tingkat banding dan juga sebagai kawal depan Mahkamah
Agung RI.

Sesuai dengan Keputusan Mentri Agama RI No. 95 Tahun 1982 tanggal


28 Oktober 1982 Telah dibentuk 9 (Sembilan) Pengadilan Tingkat Pertama
yaitu : Pengadilan Agama Jayapura, Pengadilan Agama Sorong, Pengadilan
Agama Biak, Pengadilan Agama Fak-Fak, Pengadilan Agama Manowari,
Pengadilan Agama Nabire, Pengadilan Agama Wamena, Pengadilan Agama
Merauke, Pengadilan Agama Serui.

Kemudian dengan surat Keputusan Presiden RI Nomor 145 Tahun 1998


telah ditetapkan Pembentukan Pengadilan Agama Sentani, Pengadilan Agama
Mimika dan Pengadilan Agama Paniai, sehingga Pengadilan Agama dalam
wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Jayapura berjumlah 12 Pengadilan
Agama. Provinsi Irian Jaya Barat yang ibukotanya Jayapura kemudian diganti
menjadi Papua sesuai UU No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
Papua.

Pada Tahun 2003 Papua dibagi menjadi dua Provinsi oleh pemerintah
Indonesia, bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian
baratnya menjadi provinsi Irian Jaya Baray setahun kemudian menjadi Papua
Barat. Provinsi Papua semula mewilayahi Sembilan daerah tingkat II, kota
yaitu kota Jayapura, Biak, Serui, Nabire, Wamena, Merauke, Sentani, Mimika
dan Paniai, kemudian Kabupaten Pemekaran adalah Yapen Waropen,
Penggunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Sarmi, Keerom, Bopen Digot,
Mappi dari Asmat.

Provinsi Papua Barat mewilayah Kabupaten, Kabupaten Manokwar


sebagai ibukota Privinsi, Kabupaten Sorong, Raja Empat, Sorong Selatan dan
Kaimana.
7

B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan suatu gambaran yang jelas secara
sistematis tentang bagian dan tanggung jawab, serta bagian-bagian yang
terdapat dalam suatu badan dan lembaga dengan kata lain bahwa dengan
adanya sistem organisasi yang jelas maka dapat diketahui wewenang, tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian sehingga tidak menimbulkan
adanya kesimpang siuran dalam melaksanakan tugas.
Sturktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura dapat dilihat pada
Gambar sebagai berikut:

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura

Sumber : Pengadilan Tinggi Agama Jayapura

C. Ruang Lingkup Wewenang dan Mekanisme


Sebagai Pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura Bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi
kewenangaan Pengadilan Agama dalam Tingkat Banding. Disamping itu juga
bertugas dan berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir serta
kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah hukumnya. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut.
8

1. Kewenangan Pengadilan Agama


Memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : Perkawinan waris,
Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shodaqah dan Ekonomi Syariah,
(Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).
Tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh atau berdasarkan
Undang-Undang (Pasal 52 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989).
2. Fungsi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura sebagai berikut :
a. Fungsi Mengadili (Judicial Power) : yakni memeriksa dan
mengadili perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan
Agama dalam tingkat banding, dan berwenang mengadili di tingkat
pertama dan terakhir “Sengketa kewenangan mengadili antara
Pengadilan Agama di daerah hukumnya.“ (vide: pasal 49, 51 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006);
b. Fungsi Pembinaan : yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan
petunjuk kepada jajaran Pengadilan Agama yang berada di wilaya
hukum nya, baik menyangkut teknik yustisial, administarsi peradilan,
maupun administarasi umum, perlengkaoan keuangan, kepegawaian,
dan pembangunan. (vide : pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 jo. UU No 3 Tahun 2006);
c. Fungsi Pengawasan : yakni mengadakan pengawasan atas
pelakasanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris,
Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di daerah
hukumnya serta terhadap jalannya peradilan ditingkat Peradilan
Agama agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya (vide : pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 jo. UU No. 3 Tahun 2006 dan terhadap pelaksanaan
administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan (vide : UU No
4 Tahun 2003 Tentang Kekuasaan Kehakiman);
d. Fungsi Nasehat : yakni memberikan pertimbangan dan nasehat
tentang hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya,
9

apabila diminta. (vide : pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7


Tahun 1989 jo. UU No 3 Tahun 206);
e. Fungsi Administratif : yakni menyelenggarakan administarsi umum,
keuangan, dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan;
f. Fungsi lainnya : Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan
riset/penelitian dan sebagainya. (vide : Keputusan Ketua Mahkamah
Agung RI Nomor KMA/004/SK/II/1991);
Pelayanan pelaksanaan register Pengacara Praktek kuasa insidentill
yang akan beracara di Pengadilan Agama se-wilayah (Pengadilan
Tinggi Agama Jayapura)

D. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi Agama Jayapura


1. Visi : Terwujudnya Pengadilan Tinggi Agama Jayapura Sebagai Badan
Peradilan Yang Agung.
2. Misi : Menjaga Kewibawaan dan Kemandirian Badan Peradilan.
Meningkatkan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Masyarakat
Pencari Keadilan. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur
Peradilan Agama. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan
Peradilan.

E. Prosedur Dan Mekanisme


1. Prosedur Pengajuan Perkara Tingkat Pertama
a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama
1) Bagi calon penggugat atau calon yang hendak mengajukan gugatan
atau permohonan pihak berperkara datang ke Pengadilan Tinggi
agama dengan membawa surat gugatan dan permohonan.
2) Pihak berperkara menghadap petugas Meja 1 dan menyerahkan surat
gugatan atau permohonan, minimak 5(lima) rangkap. Untuk syarat
gugatan ditambah Dokumen yang perlu diserahkan kepada Meja 1
adalah:
10

a) Surat kuasa khusus (dalam hal Penggugat atau pemohon


menguasakan kepada pihak lain);
b) Fotokopi kartu tanda advokat bagi yang menggunakan jasa
advokat;
c) Surat kuasa insidentil harus ada keterangan tentang hubungan
keluarga dari Kepala Desa/Lurah dan/atau surat izin khusus dari
atasan bagi PNS/POLRI/TNI.
3) Petugas Meja I (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu
berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya
perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah
mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada
pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2006;
Catatan :
- Bagi yang tidak mampu dapat diijinka berperkara secara Prodeo
(Cuma-Cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan
melamprikan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa
Setempat yang dilegatisasi oleh Camat.
- Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditkaisr
Rp.0,00 dan ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),
didasarkan Pasal 237-245 HIR.
- Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau
berperkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau
permohonan bersama-sama (menjadi satu) dengan gugatan
perkara.Dalam posita surat gugatan atau permohon untuk
berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya
4) Petugas Meja I menyerahkan kembali surat gugatan atau
permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa
Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga);
11

5) Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat


gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk
Membayar (SKUM);
6) Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar
biaya perkara ke bank;
7) Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip
penyetoran panjar biaya perkara.Pengisian data dalam slip bank
tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM),
seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak
berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan
uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut;
8) Setelah berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari
petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukan slip bank
tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM)
kepada pemegang kas;
9) Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan
kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi
tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan
menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan
pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan
atau permohonan yang bersangkutan;
10) Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja II surat gugatan
atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua)
rangkap serta tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar
(SKUM);
11) Petugas Meja II mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan
dalam register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat
gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor
pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas;
12

12) Petugas Meja II menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat


gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada
pihak berperkara.
b. Pendaftaran Selesai
Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita
pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan
Majelis Hakim (PMH) badan hari sidang pemeriksaan perkaranya
(PHS).
c. Proses Persidangan
Setelah perkara didaftarkan, Pemohon atau Penggugat dan pihak
Termohon atau Tergugat serta Turut Termohon atau Turut Tergugat
menunggu Surat Panggilan untuk menghadiri persidangan. Adapun
Tahapan-Tahapan Persidangan:
1) Upaya perdamaian
2) Pembacaan surat gugatan/permohonan dan penggugat/pemohon
3) Jawaban Tergugat/Termohon
4) Replik Pemohon/Penggugat
5) Duplik Termohon/Tergugat
6) Pembuktian (Pemohon/Penggugat dan Termohon/Tergugat)
7) Kesimpulan (Pemohon/Penggugat dan Termohon/Tergugat)
8) Pembacaan putusan/penetapan.
Setelah perkara diputus, pihak yang tidak puas atas putusan tersebut
dapat mengajukan upaya hukum (verset, banding, dan peninjauan
kembali) selambat- lambatnya 14 hari sejak perkara diputus atau
diberitahukan.
Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk perkara
permohonan talak, Pengadilan Agama :
1) Menetapkan hari sidang ikrar talak;
2) Memanggil Pemohon dan Termohon untuk menghadiri sidang ikrar
talak;
13

3) Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan sidang


ikrar talak, suami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di
depan sidang, maka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut
dan perceraian tidak dapat diajukan berdasarkan alasan hukum
yang sama.
Setelah pelaksanaan sidang ikrar talak, maka dapat dikeluarkan Akta
Cerai, Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk
perkara cerai gugat, maka dapat dikeluarkan Akta Cerai, Untuk
perkara lainnya, setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap,
maka para pihak yang berperkara dapat meminta salinan putusan
Apabila pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan
obyek sengketa, kemudian tidak mau menyerahkan secara sukarela,
maka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan eksekusi ke
Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut.
2. Prosedur Pengajuan Perkara Tingkat Banding
a. Prosedur Umum yang harus dilakukan Pemohon banding :
1) Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan
kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah dalam tenggang
waktu:
2) Membayar biaya perkara banding (pasal 7 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 1947, Pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989)
3) Paniitera memberitahukan adanya permohonan banding (pasal 7
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947)
4) Pemohon banding dapat mengajukan memori banding dan
Termohon banding dapat mengajukan kontra memori banding
(Pasal 11 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947);
5) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah permohonan
diberitahukan kepada pihak lawan, Panitera memberi kesempatan
kepada kedua belah pihak untuk melihat surat-surat berkas perkara
di kantor Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah (Pasal 11 ayat
(1) Undang-undang Nomor 20 tahun 1947);
14

6) Berkas perkara banding dikirim ke Pengadilan Agama/ Mahkamah


Syar’iyah provinsi oleh Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah
selambat-lambatnya dalam waktu 1(satu) bulan sejalk diterima
perkara banding.
7) Malinan putusan banding dikirim oleh Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar’iyah Provinsi ke Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar’iyah yang memeriksa perkara pada tingkat
pertama untuk disampaikan kepada para pihak;
8) Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah menyampaikan salinan
putusan kepada para pihak;
9) Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera
memberitahukan tentang Penetapan Hari Sidang penyaksian ikrar
talak dengan memanggil Pemohon dan Termohon dalam perkara
Cerai Talak dan Memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai
selambat-lambatnya dalm waktu 7 (tujuh) hari dalam perkara Cerai
Gugat.

Adapun proses penyelesaian berkas perkara banding tercatat dan


diberi nomor register.

1) Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah Provinsi membuat


Penetapan Majelis Hakim yang akan memeriksa berkas.
2) Panitera menetapkan Panitera Pengganti yang akan membantu
majelis.
3) Panitera pengganti menyerahkan berkas kepada ketua majelis.
4) Panitera pengganti mendisttribusikan berkas perkara ke Majelis
Hakim Tinggi.
5) Majelis Hakim Tinggi memutus perkara banding.
6) Salinan putusan dikirimkan kepada kedua belah pihak melalui
pengadilan tingkat pertama.
b. Prosedur Khusus Pekara Secara Cuma-Cuma (Prodeo) Pada Tingkat
Banding.
15

1) Pembanding mengajukan permohonan izin banding secara prodeo


melalui Panitera Pengadilan Agama secara lisan atau tertulis
dengan melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala
Desa/Lurah yang diketahui oleh Camat (Pasal 12 ayat (1) UU
No.20 Tahun 1947) dalam tenggang waktu 14 hari terhitung setelah
putusan diucapkan, atau setelah putusan diberitahukan dalam hal
putusan tersebut diucapkan diluar hadir;
2) Panitera Pengadilan Agama membuatkan akta permohonan izin
banding secara prodeo (Pasal 7 ayat (3) UU No. 20 Tahun 1947);
3) Meja II Mencatat Permohonan tersebut dalam buku khusus
(Register Permohonan ijin brperkara secara prodeo).
4) Ketua Pengadilan Agama membuat Penetapan Penunjukan Majelis
Hakim untuk memeriksa perkara prodeo..
5) Hakim yang ditunjuk membuat PHS.
6) Juru Sita/Juru Sita Pengganti memanggil para pihak yang
berperkara;
7) Hakim melakukan pemeriksaan kepada Pemohon banding secara
prodeo;
8) Apabila pada hari dan tanggal yang ditentukan Pemohon banding
secara prodeo hadir di persidangan, maka Hakim Pengadilan
Agama melakukan sidang pemeriksaan. Kemudian selambat-
lambatnya 7 hari setelah pemeriksaan selesai, Berita Acara
Persidangan tersebut bersama Bundel A dan Salinan Putusan
Pengadilan Agama serta Surat Keterangan Miskin dikirim ke
Pengadilan Tinggi Agama;
9) Jika pada hari dan tanggal yang ditentukan Pemohon banding
secara prodeo tidak datang menghadap di persidangan Pengadilan
Agama, maka Hakim Pengadilan Agama tetap melakukan sidang
pemeriksaan prodeo, kemudian Berita Acara Persidangan tersebut
bersama Bundel A dan Salinan Putusan Pengadilan Agama serta
Surat Keterangan Miskin dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama,
16

selanjutnya Pengadilan Tinggi Agama membuat Penetapan tentang


gugurnya beracara tingkat banding secara prodeo;
10) Penetapan Pengadilan Tinggi Agama atas permohonan izin banding
secara prodeo berikut Bundel A dan Salinan Putusan Pengadilan
Agama dikirim kepada Pengadilan Agama untuk diberitahukan
kepada para pihak berperkara;
11) Apabila Pengadilan Tinggi Agama mengabulkan permohonan
banding untuk beracara secara prodeo, maka permohonan banding
diproses sebagaimana biasa, yaitu mengajukan permohonan
banding dengan terlebih dahulu dibuatkan Akta bandingnya (pasal
7 ayat (3) Undang-Undang No.20 Tahun 1947 ) dalam tempo 14
hari setelah pemberitahuan putusan izin banding Meja I membuat
SKUM Nihil dan Kasir mencatat dalam buku Jurnal Banding, di
tulis dalam kolom penerimaan “NIHIL” selanjutnya Meja II
mencatat dalam Register Banding kemudian Pengadilan Agama
mengirimkan berkas banding berupa Bundel A dan B kepada
Pengadilan Tinggi Agama untuk dilanjutkan pemeriksaan materi
pokok perkara;
12) Apabila Pengadilan Tinggi Agama Jayapura menolak permohonan
banding secara prodeo, maka tenggang waktu banding 14 hari
dihitung setelah Penetapan penolakan tersebut diberitahukan
kepada pihak Pemohon banding, jika dalam tenggang waktu
tersebut Pemohon banding membayar biaya banding, maka
permohonan banding diproses sebagaimana biasa.
3. Tahapan Penanganan Perkara Di Persidangan
Perkara yang sudah didaftar di Pengadilan Agama Oleh
Penggugat/Pemohon selanjutnya tinggal menunggu penggilan siding dari
Jurusita/Jurusita Pengganti.
Pemanggilan oleh jurusita/jurusita pengganti kepada pihak
penggugat/pemohon dan tergugat/termohon dilakukan sekurang-
kurangnya 3 hari sebelum sidang sudah sampai kepada yang bersangkutan
17

dan berlangsung disampaikan kealamat penggugat/pemohon dan


tergugat/termohon seperti yang tersebut dalam surat gugatan/permohonan.
Jika pada saat dipanggil para pihak tidak ditemukan di alamatnya, maka
penggilan disampaikan melalui kepa Desa/Lurah dimana para pihak
bertempat tinggal.
Jika para pihak sudah dipanggil dan datang ke Pengadilan Agama
segera mendaftarkan diri di piket Meja Informasi yang tersedia, dan
tinggal menunggu antrian sidang. Para pihak yang sedang, menunggu
giliran sidang diruangan khusus yang tersedia sambil menonton televisi.
Tahapan-Tahapan penanganan perkara di persidangan yaitu:
a. Upaya Perdamaian
Pada perkara perceraian, seperti cerai gugat dan cerai talak, hakim
wajib mendamaian kedua belah pihak berperkara pada setiap kali
persidang (Pasal 56 ayat 2,65,82,83 UU No 7 Tahun 1989) Dan
selanjutnya jika kedua belah pihak hadir dipersidangan dilanjutkan
dengan mediasi PERMA No 1 Tahun 2008. Kedua belah pihak bebas
memilih Hakim mediator yang tersedia di Pengadilan Agama Pelaihar
tanpa dipungut biaya. Apabila terjadi perdamaian, maka perkaranya
dicabut oleh Penggugat/Pemohon dan perkara telah selesai.
Dalam perkara perdata pada umumnya setiap permulaan sidang,
sebelum pemeriksaan perkara, hakim diwajibkan mengusahakan
perdamaian antara para pihak berperkara (Pasal 154 R.Bg), dan jika
tidak damai dilanjutkan dengan mediasi. Dalam mediasi ini para pihak
boleh menggunakan hakim mediator yang tersedia di Pengadilan
Agama tanpa dipungut biaya, kecuali para pihak menggunakan
mediator dari luar yang sudah punya sertikat, maka biayanya
seluruhnya ditanggung kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan
mereka. Apabila terjadi damai, maka dibuatkan akta perdamaian (Acta
Van Verglijk). Akta Perdamaian ini mempunyai kekuatan hukum yang
sama dengan putusan hakim,dan dapat dieksekusi, tetapi tidak dapat
dimintakan banding, kasasi dan peninjauan kembali.
18

Apabila tidak terjadi damai dalam mediasi, baik perkara perceraian


maupun perkara perdata umum, maka proses pemeriksaan perkara
dilanjutkan.
b. Pembacaan Surat Gugatan Penggugat
Sebelum surat gugatan dibacakan, jika perkara perceraian, hakim
wajib menyatakan sidang tertutup untuk umum, sementara perkara
perdata umum sidangnya selalu terbuka.
Surat Gugatan Penggugat yang diajukan ke Pengadilan Agama itu
dibacakan oleh Penggugat sendiri atau salah seorang majelis hakim, dan
sebelum diberikan kesempatan oleh mejelis hakim kepada tergugat
memberikan tanggapan/jawabannya, pihak penggugat punya hak untuk
mengubah, mencabut atau mempertahankan isi surat gugatannya
tersebut. Abala Penggugat menyatakan tetap tidak ada perubahan dan
tambahan dalam gugatannya itu kemudian persidangan dilanjutkan
ketahap berikutnya.
c. Jawaban Tergugat
Setelah gugatan dibacakan, kemudian Tergugat diberi kesempatan
mengajukan jawabannya, baik ketika sidang hari itu juga atau sidang
berikutnya. Jawaban tergugat dapat dilakukan secara tertulis atau lisan
(Pasal 158 ayat (1) R.Bg). Pada tahap jawaban ini, tergugat dapat pula
mengajukan eksepsi (tangkisan) atau rekonpensi (gugatan balik). Dan
pihak tergugat tidak perlu membayar panjar biaya perkara.
d. Replik Penggugat
Setelah Tergugat menyampaikan jawabannya, kemudian si
penggugat diberi kesempatan untuk menanggapinya sesuai dengan
pendapat penggugat. Pada tahap ini mungkin penggugat tetap
mempertahankan gugatannya atau bisa pula merubah sikap dengan
membenarkan jawaban/bantahan tergugat.
e. Duplik Tergugat
Setelah penggugat menyampaikan repliknya, kemudian tergugat
diberi kesempatan untuk menanggapinya/menyampaikan dupliknya.
19

Dalam tahap ini dapat diulang-ulangi sampai ada titik temu antara
penggugat dengan tergugat. Apabila acara jawab menjawab dianggap
cukup oleh hakim, dan masih ada hal-hal yang tidak disepakati oleh
kedua belah pihak, maka hal ini dilanjutkan dengan acara pembuktian.
f. Pembuktian
Pada tahap ini, penggugat dan tergugat diberi kesempatan yang
sama untuk mengajukan bukti-bukti, baik berupa bukti surat maupun
saksi-saksi secara bergantian yang diatur oleh hakim.
g. Kesimpulan Para Pihak
Pada tahap ini, baik penggugat maupun tergugat diberi kesempatan
yang sama untuk mengajukan pendapat akhir yang merupakan
kesimpulan hasil pemeriksaan selama sidang berlangsung menurut
pandangan masing-masing. Kesimpulan yang disampaikan ini dapat
berupa lisan dan dapat pula secara tertulis.
h. Musyawarah Majelis Hakim
Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim bersifat rahasi (Pasal 19 ayat (3)
UU No. 4 Tahun 2004) Dalam rapat permusyawaratan majelis hakim, semua
hakim menyampaikan pertimbangannya atau pendapatnya baik secara lisan
maupun tertulis. Jika terdapat perbedaan pendapat, maka diambil suara
terbanyak, dan pendapat yang berbeda tersebut dapat dimuat dalam putusan
(dissenting opinion).
i. Putusan Hakim
Setelah selesai musyawarah majelis hakim, sesuai dengan jadwal sidang,
pada tahap ini dibacakan putusan majelis hakim. Setelah dibacakan putusan
tersebut, penggugat dan tergugat berhak mengajukan upaya hukum banding
dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan diucapkan. Apabila
penggugat/tergugat tidak hadir saat dibacakan putusan, maka Jurusita
Pengadilan Agama akan menyampaikan isi/amar putusan itu kepada pihak
yang tidak hadir, dan putusan baru berkekuatan hukum tetap setelah 14 hari
amar putusan diterima oleh pihak yang tidak hadir itu.
BAB III

PRAKTIK KULIAH DI LEMBAGA


A. Pelaksanaan Praktik di Pengadilan Agama Kota Jayapura
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program akademik
yang dilaksankan setiap tahun pada semester ganjil oleh jurusan Syari’ah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua kepada instansi-
instansi yang berubungan dengan profesi yang disiplin keilmuan mahasiswa.
Salah satunya adalah pada Pengadilan Tinggi Agama Jayapura .
1. Tahap Persiapan Tahap Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Tahap persiapan diadakan untuk menunjang pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) agar dapat berjalan dengan baik. Adapun tahap persiapan
meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pendaftaran dan seleksi peserta PKl
Pendaftaran dan seleksi peserta dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah mahasiswa yang mengikuti program PKL pada
tahun akademik 2022/2023, karena jumlah mahasiswa akan disesuaikan
instansi yang akan digunakan untuk tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan.
b. Pelaksanaan pembekalan peserta PKL
1) Tujuan Pembekalan
a) Mahasiswa dapat mengetahui maksud dan tujuan PKL.
b) Menyiapkan mahasiswa agar dapat memiliki sifat dan karakter
sebagai ilmuan yang dapat mengaplikasikan ilmu hukum yang
telah diperoleh.
c) Menyiapkan mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan dibidang hukum sebelum terjun ke lapangan.

20
21

2) Materi Pembekalan
a) Materi pokok tentang pengetahuan mengenai tugas dan tanggung
jawab serta fungsi tiap-tiap instansi tempat pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
b) Etos Kerja dan Administrasi Kantor yang meliputi tata kerja,
sikap dan tingkah laku, disiplin dan tanggung jawab, kerjasama
tim, berwawasan dan berkreasi.
3) Metode Pembekalan
Metode pelaksanaan pembekalan dilakukan dalam bentuk
ceramah dan tanya jawab dari narasumber.
4) Tempat dan Waktu pelaksanaan Pembekalan
a) Tempat Pelaksanaan yaitu di kampus Instansi Agama Islam
Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua.
b) Waktu pelaksanaan adalah selama 2 hari yakni mui tanggal 10-11
September pada pukul 08.00 WIT s/d selesai.
c. Pelaksanaan peserta PKL ke lokasi PKL
Pelaksanaan di lakukan di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
kelas IA pada tanggal 22 September 2021, yang penyerahannya
dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapngan (DPL) dan penerimaan
peserta PKL diterima oleh Kutua Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
beserta Pejabat di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.
d. Pelaksanaan kegiatan PKL
Pelaksanaan kegiatan PKL pada lembaga peradilan Tinggi Agama
Jayapura dilaksanakan kurang lebih 40 Hari, terhitung mulai dari
tanggal 22 September – 1 November 2021.
e. Penyusunan Laporan Akhir
Penyusunan Laporan Hasil PKL di lakukan disela-sela pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
f. Penarikan Peserta PKL dari lokasi PKL
Penarikan mahasiswa peserta PKL dari lembaga Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura dilaksanakan pada tanggal 1 November 2021.
22

2. Tahap pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
oleh mahasiswa Fakultas Syari’ah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Fattahul Muluk Papua yang dilaksanakan selama kurang lebih 40 Hari,
mulai dilakukan mulai hari Rabu tanggal 22 September 2021 yang terdiri 4
peserta, Fuad Joardan, Isnaini Tang, Siti Nurhalisa, Sahdia Zalzabilah.
Aktivitas harian Praktik Kerja Lapangan (PKL) mengikuti jam kerja
kantor, yakni pada hari senin sampai dengan hari jum’at dimulai pada
pukul 08.00 -16.30 WIT, sedangkan untuk hari jum’at pada pukul 08.00 –
17.00 WIT. Dengan masa kerja 5 hari kerja setiap minggu (Senin –
Jum’at) dalam pelaksanaan PKL ini, peserta PKL dibagi menjadi 3
kelompok/bidang kerja yakni kelompok pertama bertugas pada bagian
pelayanan yaitu PTSP, yang kedua bagian kesekretariatan dan ke tiga
bertugas pada bagian kepaniteraan dengan rincian sebagai berikut:
a. Bagian Kesekretariatan:
1) Bagian Pelayanan (PTSP)
2) Sub Bagian Umum dan Keuangan.
3) Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana.
b. Bagian Kepaniteraan:
1) Sub Bagian Arsip Perkara Meja III.
2) Sub Bagian Pamud Permohonan.
Pembagian dilakukan untuk menghemat tempat kerja peserta PKL
tergolong banyak. Selain itu materi (pengalaman) yang didapatkan bisa
terserap dengan baik dan setiap mahasiswa peserta PKL dapat merasakan
praktik di tiap bagian.
Selama mengikuti kegiatan PKL, mahasiswa peserta PKL
dipercayakan untuk turut serta membantu menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh pegawai pada masing-masing Sub Bagian. Adapun
rekapitulasi aktivitas mingguan yang dilakukan para peserta PKL selama
berpraktik pada Pengadilan Tinggi Agama Jayapura adalah sebagai
berikut:
23

a. Minggu Pertama
1) Penyerahan dan Penerimaan peserta PKL di Pengadilan Agama
Jayapura. Pembagian Bidang Kerja masing-masing peserta PKL,
dan serta perkenalan dengan pegawai pada masing-masing Sub
Bagian Kerja.
2) Mempelajari dan mengetahui tugas-tugas dan fungsi masing-
masing Sub Bagian.
3) Mengerjakan tugas atau pekerjaan atas arahan pegawai dari
masing-masing Sub Bagian.
4) Mengetahui Prosedur dan proses berperkara di Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura.
5) Melakukan Evaluasi bersama pejabat Pembimbing Lapangan, dan
serta konsultasi tentang program-program selama PKL, di
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.
b. Minggu Kedua
1) Mengikuti Agenda Rutin Apel Pagi di setiap hari Senin.
2) Mengerjakan Tugas atau pekerjaan atas arahan dari masing-masing
Sub Bagian.
3) Mencatat tahap-tahap persidangan beserta perkara-perkara yang
disidangkan.
4) Mengikuti kerja bakti bersama di Lingkungan Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura.
5) Mendiskusikan Laporan Kelompok bersama rekan-rekan
mahasiswa peserta PKL.
c. Minggu Ketiga
1) Mengikuti Agenda Rutin Apel Pagi di setiap hari Senin.
2) Mengerjakan tugas atau pekerjaan atas arahan dari maisng-masing
Sub Bagian.
3) Mengikuti proses persidangan.
4) Mencatat tahap-tahap persidangan beserta perkara-perkara yang
disidangkan.
24

5) Mengikuti kerja bakti di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama


Jayapura.
d. Minggu Keeempat
1) Mengikuti Agenda Rutin Apel Pagi di setiap hari Senin Kunjungan
dan pengarahan serta konsultasi bersama Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) Pak Amri, S.H., M.H
2) Melakukan interview atau wawancara dengan Sekretaris Bpk. Adri,
S.H., M.H, guna memperoleh informasi dan data-data seputar
gambaran umum Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.
3) Mengerjakan tugas atau pekerjaan atas arahan pegawai dari
masing-masing Sub Bagian.
4) Mengikuti proses persidangan.
5) Mencatat tahap-tahap persidangan serta perkara-perkara yang
disidangkan.
6) Mengikuti kerja bakti di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura.
e. Minggu Kelima
1) Mengikuti Agenda Rutin Apel Pagi di setiap hari Senin.
2) Mengerjakan tugas atau pekerjaan atas arahan pegawai dari
masing-masing Sub Bagian.
3) Mencatat tahap-tahap persidangan beserta perkara-perkara yang
disidangkan.
4) Mengikuti kerja bakti di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura.
5) Mendiskusikan Laporan Kelompok bersama rekan-rekan
mahasiswa peserta PKL.
f. Minggu Keenam
1) Mengikuti Agenda Rutin Apel Pagi di setiap hari Senin.
2) Mengerjakan tugas atau pekerjaan atas arahan pegawai dari
masing-masing Sub Bagian.
3) Mengikuti proses persidangan.
25

4) Mengikuti kerja bakti di Lingkungan Pengadilan Tinggi Agama


Jayapura.
g. Minggu Ketujuh
1) Penarikan mahasiswa peserta PKL yang didampangi oleh Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL)Bpk. Amri, S.H., M.H. dan serta
sekaligus mengakhiri kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada
lembaga Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.

B. Problem Pelaksanaan (internal dan eksternal)


Dalam pelaksanaan kinerja pada lembaga Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura secara umum berjalan dengan baik, akan tetapi masih terdapat
beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan. Masalah-masalah tersbut
diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu fajtor yang berasal dari dalam
(Internal), dan faktor yang berasal dari luar (Eksternal).
1. Faktor dari dalam (Internal)
Ada beberapa permasalahan yang berasal dari dalam atau internal yang
menjadi kendala dalam pelaksanaan kinerja Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura, antara lain:
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi para pegawai
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, misalnya diruangan
kesekertariatan sering terjadi naik turunnya saklar yang membuat
ketika pegawai bekerja file yang dikerjakan hilang karena turunnya
saklar listrik
b. Kurangnya kesadaran Pegawai dalam pelayanan PTSP (registrasi
tamu) contohnya sering terjadi tidak adanya penjaga di PTSP,
padahal sudah diberikan jadwal piket bagi tiap-tiap pegawai di
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura agar setiap yang piket menjaga
di PTSP.
c. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang kinerja
Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.
26

2. Faktor dari luar (Eksternal)


Ada beberapa permasalahan yang berasal dari luar atau eksternal yang
menjadi kendala dalam pelaksanaan kinerja Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura, antara lain:
a. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai
tata cara dan tahapan pengajuan gugatan, baik cerai gugat maupun.
a. cerai talak di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura. Dalam
pemnaggilan para pihak untuk mengikuti persidangan, masih banyak
pihak yang berperkara tidak menghadiri persidangan sehingga
memperlambat proses dan jalannya persidangan.
b. Banyak para pihak yang berperkara dalam pengajuan gugtan
mmebreikan keterangan atau identitas yang tidak jelas terutama
alamat yang sering berpindah-pindah sehinggan petugas dalam hal
ini jurussita mengalami kesulitan dalam hal pemanggilan
persidangan.
c. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap proses atau tahapan
persidangan sehingga kurangnya kerjasama yang baik antara pihak
yang berperkara dengan majelis hakim.
d. Kurangnya kedisplinan waktu oleh pihak-pihak yang berperkara
sehingga memperlambat proses persidangan

C. Solusi/Penyelesaian Problem Yang Dilaksanakan


Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura baik internal maupun eksternal sebenarnya erat kaitannya dengan
faktor tenaga (SDM), dan solusi yang sekiranya dapat membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi, antara lain:
1. Perlu adanya penambahan anggaran belanja, guna mendukung segala
kebutuhan yang menjadi kendala dalam hal sarana dan prasarana kantor.
2. Kerjasama antara pegawai di Lingkungan Pengadilan Agama Jayapura
perlu ditingkatkan demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat.
27

3. Perlunya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) terkait penambahan


pegawai, dan serta perlunya pelaksanaan diklat peningkatan Sumber Daya
Manusia.
4. Terkait pihak-pihak yang berperkara dalam memberikan keterangan atau
administrasi yang tidak jelas, bagi petugas yang menangani pendaftaran
perkara harus lebih teliti dan ketat dalam pemeriksaan agar tidak terjadi
penipuan identitas.
5. Sebelum proses persidangan sebaiknya ada pembekalan terlebih dahulu
kepada pihak yang berperkara agar mereka lebih faham terhadap proses
sidang.
6. Di dalam proses persidangan sebainya Majelis Hakim dapat
menyelesaikan dalam hal tata bahasa, disebabkan banyak masyarakat yang
tidak faham dan tidak mengerti dengan bahasa ilmiah atau bahasa hukum.
7. Demi kelancaran dosen persidangan Majelis Hakim harus lebih tegas
kepada pihak yang berperkara dalam hal kedisiplinan waktu.

D. Saran-saran Pengembangan Praktik


1. Saran untuk instansi/perusahaan (PT.INTI)
a. Dalam melakukan evaluasi pelatihan dilakukan secara langsung saat
peserta mengisi form pelatihan. Petugas langsung menginputkan
hasil form ke dalam sistem informasi supaya hasil evaluasi
secepatnya dapat diketahui.
b. Penyimpanan data formulir evaluasi setiap peserta training selalu ada
di dalam database sehingga dapat membedakan hasil evaluasi
training dengan yang sebelumnya.
2. Saran untuk mahasiswa yang akan melaksanakan PKL
a. Harus lebih banyak belajar tentang materi-materi yang pernah kita
pelajari dalam perkuliahan sehingga saat kita melakukan kerja
praktik kita langsung dapat mengimplementasikannya.
b. Mahasiswa yang akan melaksanakan PKL sebaiknya lebih banyak
mencari informasi tentang dimana saja tempat yang tepat bagi
mereka PKL nanti agar mereka mendapatkan apa yang diharapkan.
28

c. Mahasiswa yang akan melaksanakan PKL juga sebaiknya proaktif


dalam bekerja, karena aktif tidaknya kita bekerja akan dinilai oleh
pembimbing dan lingkungan kerja menuntut kita untuk selalu aktif.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakn program kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
pada lembaga Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan, sebagai berikut:
1. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) sangatlah penting dilakukan oleh
IAIN Fattahul Muluk Papua secara berkelanjutan, karena dapat
membantu mahasiswa dalam menambah pengetahuan dan wawasan
dalam bidang hukum perdata khususnya yang menjadi wewenang
Pengadilan Tinggi Agama Jaypura dan serta dapat memberikan
pengalaman bagi mahasiswa peserta PKL dalam menentukan,
merumuskan, dan mencari solusi terhadap permasalahan hukum yang
terjadi di masyarakat.
2. Mahasiswa peserta PKL dapat mengetahui secara langsung proses dan
prosedur berperkara di Pengadilan Tinggi Agama Jayapura
3. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat memberikan kontribusi
pengetahuan atau pemikiran dibidang hukum kepada masyarakat atau
instansi yang bersangkutan khususnya pada lembaga Pengadilan Tinggi
Agama Jayapura.
4. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) selain menambah ilmu yang
diperoleh secara teoritis bagi mahasiswa juga dapat secara langsung
dalam program PKL sehingga dapat menumbuh kembangkan
pemahaman mahasiswa dalam dunia kerja, dan dapat menciptakan
sarjana hukum Islam yang kompetitif dalam pembangunan berdasarkan
kajian ilmu hukum.
5. Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan hubungan
kerjasama antara IAIN Fattahul Muluk Papua dengan Instansi terkait
khususnya Pengadilan Tinggi Agama Jayapura dan masyarakat.

29
30

B. Saran
Untuk adik tingkat yang akan akan melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang mendatang baik di Kantor Pengadilan Tinggi Agama
Jayapura atau intansi/lembaga lain yang akan dituju sedikit saran dari kami
semoga bermanfaat :

1. Menjaga nama baik Kampus dan diri kalian.


2. Sopan dan satu dalam beretika.
3. Gunakan waktu dengan baik dalam mengerjakan tugas yang telah
diberikan.
4. Selalu mencatat materi yang diberikan.
5. Selalu semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
6. Harus mematuhi peraturan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai