Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yohana Eunike Silaen

NIM: 2307020020
Prodi: Psikologi
Kelas: 1A

TAWURAN ANTARPELAJAR SMA DI MEDAN,


APAKAH PANCASILA MASIH BERLAKU?

Pancasila merupakan suatu identitas nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Apa
itu identitas nasional? Identitas nasional sendiri merupakan sebuah tanda atau jati diri yang
dimiliki suatu bangsa dan menjadi pembeda antara bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Identitas nasional juga dimiliki oleh bangsa Indonesia dimana identitas tersebut tercipta dari
berbagai nilai kultural setiap suku bangsa yang ada di setiap daerah. Identitas nasional
merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai suatu dasar yang sangat
kuat. Salah satu dasar negara yang dimiliki bangsa Indonesia selain UUD 1945 adalah
pancasila. Sebagai dasar negara yang paling utama, pancasila juga memiliki fungsi utama yaitu
sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Beragam suku dan budaya yang dimiliki bangsa
Indonesia tidak boleh dijadikan sebagai suatu alasan terpecahnya bangsa ini melainkan hal
tersebut seharusnya dijadikan sebagai suatu ciri khas yang dimiliki. Sebagai pemersatu bangsa,
pancasila juga sangat penting untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Banyak
masyarakat Indonesia yang paham akan pancasila, namun mereka kurang dalam hal
mengimplementasikan pancasila terutama para pelajar saat ini. Salah satu contoh tidak
diterapkannya pancasila oleh kaum pelajar adalah dengan melakukan tawuran. Kita akan
membahas salah satu contoh kasus tawuran yang terjadi di Kota Medan.
Sumber : detik.com > sumut/Nizar Aldi

Dilansir dari detikSumut (2023), pada tanggal 13 Januari 2023, sekitar pukul 15.51
WIB, terjadi sebuah tawuran di Jalan Mojopahit, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.
Tawuran ini melibakan antarpelajar dari SMAN 1 Medan dan SMA Methodist. Berdasarkan
kesaksian dari salah satu supir ojek online bernama Rudi, kejadian ini bermula saat anak
SMAN 1 Medan sedang duduk nongkrong di warung bersama dengan para ojek online tersebut.
Kemudian pelajar dari SMA Methodist datang dan melakukan penyerangan. Dalam satu hari
itu, sudah terjadi tiga kali penyerangan yang dilakukan oleh anak SMA Methodist. Satu
kelompok pelajar dari SMA Methodist menggunakan sepeda motor terlihat menyerang
menggunakan petasan dan karena tidak mau diam, akhirnya pelajar SMAN 1 Medan beserta
sejumlah warga yang duduk di warung tersebut ikut membalas dan mengejar kelompok pelajar
SMA Methodist. Akibat dikejar, SMA Methodist pun terlihat panik dan buru-buru memutar
kendaraan mereka untuk menghindari amukan. Namun sayang, salah satu pelajar SMA
Methodist terjatuh dan menjadi pelampiasan amukan dari warga serta pelajar SMAN 1 Medan.
Pelajar tersebut dipenuhi darah terutama di bagian kepalanya dan kemudian dibawa oleh
ambulans setelah diamankan di rumah Pastor.

Berdasarkan kasus diatas, terlihat bahwa pelajar tersebut tidak menerapkan pancasila
dalam kehidupannya. Dilihat dari setiap sila pancasila, tawuran merupakan pelanggaran dari
sila kedua, ketiga, keempat dan juga sila kelima, namun yang paling utama dalam pembahasan
ini adalah mengenai sila kedua dan ketiga. Pada sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil
dan beradab”. Para pelajar yang melakukan tawuran sama saja dengan melakukan tindakan
semena-mena terhadap orang lain. Mereka mengganggu bahkan menyerang orang lain tanpa
sebab yang pasti. Tawuran yang dilakukan juga tentu bisa disebabkan oleh beberapa hal hingga
membuat mereka merasa marah dan malah menyerang secara seenaknya. Hal ini tentu tidak
boleh dimaklumi, karena mau bagaimanapun tindakan tawuran merupakan tindakan yang tidak
baik dan dapat merugikan orang lain. Selain itu, tawuran juga bisa menyebabkan perpecahan
atau permusuhan antar sesama dan ini berarti bahwa tindakan tawuran telah melanggar sila
ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Timbulnya perpecahan dalam suatu bangsa akan
menyebabkan bangsa tersebut menjadi goyah dalam menghadapi permasalahan. Sama halnya
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Tanpa persatuan, maka bangsa Indonesia tidak dapat bertahan.

Pada zaman ini, telah terjadi banyak kasus di Indonesia yang tidak mencerminkan nilai-
nilai pancasila. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus dalam masyarakat terutama
kalangan pelajar, maka dasar negara yang dibuat oleh para pahlawan akan menjadi sia-sia.
Setiap sila yang ada dalam pancasila akan terlihat seperti tidak berlaku karena masyarakat
Indonesia tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Perbuatan yang tidak
mencerminkan nilai-nilai pancasila juga akan membuat kita seperti orang yang tidak
berpendidikan. Meskipun pada kenyataannya, pancasila telah diajarkan kepada kita sejak
masih TK bahkan hingga kuliah pun nilai-nilai pancasila tetap diajarkan. Hal ini sangat miris
dan sangat perlu untuk diperhatikan. Apabila bangsa Indonesia tidak menerapkan Pancasila,
maka kehidupan masyarakat tidak akan nyaman dan tenteram akibat konflik yang terjadi secara
terus menerus bahkan masyarakat tidak bisa menghadapi masalah secara bersama-sama karena
telah terpecah dan tidak adanya persatuan.

Penting sekali untuk menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


Pendidikan pancasila perlu diajarkan sejak dini, bukan hanya mengenai pembelajaran tetapi
lebih kepada penerapannya. Melalui pendidikan pancasila, maka diharapkan agar masyarakat
tidak lupa bahwa pancasila merupakan identitas nasional bangsa Indonesia. Selain itu,
diharapkan juga agar masyarakat dapat memajukan bangsa Indonesia dan menerapkannya
dalam kehidupan.
Referensi berita:

Aldi, N. (n.d.). Tawuran pelajar SMA Pecah di Medan, 1 Dilarikan pakai ambulans.
detiksumut. https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6514267/tawuran-
pelajar-sma-pecah-di-medan-1-dilarikan-pakai-ambulans

Anda mungkin juga menyukai