Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGELOLAAN LABORATORIUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen Laboratorium

Dosen pengampu : Laila Hidayatul A, S.Pd.I,MPd.I.

Disusun oleh :

Afifah

Muhammad Latif (X.03/20.21/05.196)

Nisa’ Auliya (227005221)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA


TAHUN AJARAN 2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat dan
hidayahNya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “PENGELOLAAN LABORATORIUM” Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Menejemen Laboratorium.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah saw, kepada keluarganya,
para sahabat dan umatnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran beliau.

Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 01 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. Pengertian Laboratorium
B. Desain dan tata ruang Laboratorium
C. Pengawasan Laboratorium
D. Keselamatan Kerja Laboratorium

BAB III PENUTUP.......................................................................................................13

Kesimpulan....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Labiratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar mengajar, s
ebagai tempat belajar atau sumber belajar, laboratorium harus mempunyai sifat yang aman d
an nyaman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya selalu kebutuhan atau keperluan unt
uk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya atau mudah diakses bila dig
unakan. Sedangkan laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material be
rbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan keamanannya.
Menurut mentri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No : 134/0/1983, tentag
organisasi dan tata kerja Lembaga Pendidikan Tgl. 5 Maret 1983, yang dimaksud dengan lab
oratorium/ studio adalah sarana penunjang jurusan dalam studi yang bersangkutan, dan sum
ber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan Pendidikan. Dalam Pendidikan, laborator
ium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilk
an pratikum hasil pengalaman belajar. Dimana peserta didik berinteraksi dengan berbagai al
at dan bahan untuk mengobervasi gejala-gejala ysng dilengkapinya secara langsung. Pratiku
m didalam Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan me
mpratekkan segala aktivitas belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Laboratorium
B. Tata Ruang Laboratorium
C. Pengawasan di Laboratorium
D. Keselamatan Kerja di Laboratorium

1
C. Tujuan
A. Mahasiswa mengetahui pengertian Laboratorium
B. Mahasiswa mengetahui Tata Ruang Laboratorium
C. Mahasiswa mengetahui Pengawasan di Laboratorium
D. Mahasiswa mengetahui Keselamatan Kerja di Laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laboratorium
Secara etimologi kata “laboratorium” berasal dari kata latin yang berarti “tempat
kerja” dan dalam perkembangannya kata “laboratorium” mempertahankan kata aslinya y
aitu “”tempat kerja”, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.
Laboratorium (disingkat Lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiahb dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memugkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara m
enurut EmHa (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan su
atu percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmi fisika, kimi
a, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana d
ilakukan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini merupakan suatu ruangan tertutu
p, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebon dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk m
elakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi da
n kimia ataupun bidang ilmu lain.

B. Tata Ruang Laboratorium


Pengaturan tata ruang laboratorium sangat terkait dengan penggunaan laboratorium. Pen
ggunaan laboratorium dapat dibedakan untuk kegiatan individual, kegiatan siswa secara
kelompok, kegiatan diskusi, kegiatan demonstrasi/pembelajaran. Terkait dengan masing-
masing kegiatan tersebut, guru dapat mengubah susunan atau tata letak meja siswa dan k
ursi siswa. Sarana lemari dan papan tulis tidak diubah posisinya. Pada laboratorium mod
ern, kursi dan meja siswa mudah dipindahkan, sehingga tata ruangannya mudah diubah.

3
Luas ruang laboratorium sekolah diatur dalan standar sarana dan prasaranasesuai Peratur
an Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, Tentang sarana dan prasarana u
ntuk SD/MI, SMP,/MTs, SMA/MA. Standar ruang Laboratorium IPA sebagai berikut.
1. Ruang Laboratorium IPA berfungsi sebagai teempat berlangsungnya kegiatan pembe
lajaran IPA secara praktik yang mmerlukan peralatan khusus.
2. Ruang Laboratorium IPA hanya dapat menampung minimum satu rombongan belaja
r.
3. Rasio minimum luas rusng laboratorium 2,4 m per peserta didik. Untuk rombongan b
elajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang. Luas minimum ruang yang diperlu
kan adalah 48 m termasuk ruang penyimpanan dan persiapan 18 m, dengan lebar min
imum sebesar 5 m.
4. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk mem
baca buku dan mengamati objek percobaan,
5. Dilengkapi dengan air bersih
Akses dan penggunaan ruangan yang memengaruhi mutu eksperimen dan kalibrasi al
at harus diatur dan dapat dikontrol. Oleh sebab itu, pengelola laboratorium harus me
nentukan siapa saja yang dapat mengakses ruang pengujian dan preparasi , mengamb
il dan menggunakan bahan habis pakai, dan menggunakan peralatan. Pengelolalabora
torium juga perlu menentukan pada kondisi seperti apa pengguna laboratorium boleh
berada dalam ruangan, sehingga orang yang tidak berkepentingan dapat dicegah untu
k memasuki ruangan tersebut. Akses ke ruangan laboratorium perlu dikendalikan ber
dasarkan beberapa keperluan sebagai berikut :
1. Keamanan
Pengujian atau kalibrasi tertentu dapat berbahaya bagi orang lain yang tidak berp
engalaman atau tidak menggunakan alat keselamatan laboratorium
2. Kerahasiaan
Sampel yang diuji berupa percobaan /eksperimen penting dapat memiliki batas h
ukum sehingga harus dilakukan pencegahan terhadap kehilangan informasi atau
bocor ke pihak-pihak tidak berwenang.

3. Pemeliharaan kondisi ruangan pengujian/kalibrasi

4
Pelasanaan eksperimen, pengujian, atau kalibrasi yang sedang berlangsung dapat
terganggu jika pintu terbuka dan orang masuk ke laboratorium tanpa terkendali.
Negara ASEAN memiliki desain dan tata ruang yang berbeda dalam membangun
laboratorium IPA di sekolah. Berikut ini dideskripsikan tata ruang laboratorium
dibeberapa negara ASEAN sebagai bahan perbandingan dalam pengelolaan labor
atorium.

1. Laboratorium di singapura
Meja-meja pratikum merupakan meja tetap dan tidak dipindah-pindah. Setia
p meja dilengkapi dengan stop kontak listrik dan instalasi air dan gas kota. Ta
ta ruang laboratorium IPA dapat dilihat pada gambar dibawah :

E G E
A B C D

F H F

Keterangan :
A = Laboratorium biologi
B = Laboratorium fisika
C = Laboratorium kimia
E = F = Ruang persiapan
G = Gudang
H = Ruang gelap

2. Laboratorium Malaysia
Laboratorium di Malaysia memiliki meja-meja yang dipasang tetap. Meja pra
tikum dilengkapi dengan stop kontak listrik, instalasi air, gas, dan tangka-tan
gki LPG. Tata ruang laboratorium fisika, biologi, dan kimia dibuat berbeda.
Berikut ini ditampilkan tata ruang laboratorium IPA di Malaysia.

5
3. Laboratorium di Thailand
Sekolah-sekolah menengah yang besar di Thailand mempunyai laboratorium
fisika, biologi, dan kimia. Adapun disekolah menengah yang kecil hanya me
miliki laboratorium yang digunakan secara umum yang dikenal dengan labor
atorium IPA (general science). Meja pratikum yang ada dilaboratorium pada
umumnya dapat dipindah-pindh. Stop kontak listrik dan instalasi air dipasang
di dinding laboratorium. Sementara itu, sarana pemanas berupa gas LPG dise
diakan dari tangka-tangki gas portable.

4. Laboratorium di Filipina
Desain dan tata ruang laboratorium sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di filipina sangat berbeda. Meja pra
tikum SLTP pada umumnya dapat dipindah-pindah . instalasi air dipasang di
dinding atau disediakan pada tangka-tangki kecil dari plastik. Sementara itu,
sarana pemanas dari lampu spiritus. Sumber listrik disediakan dari aki.
- Gambar laboratorium SLTP di filipina
- Gambar laboratorium SLTA du filipina

5. Laboratoriun di Indonesia
Laboratorium kimia di Indonesia banyak yang menggunakan meja dinding ya
ng dilengkapi dengan bak cuci. Ada juga laboratorium yang memiliki meja pr
atikum yang dilengkapi dengan bak cuci diujung meja tersebut. Sarana pema
nasan menggunakan pemanas dengan bahan bakar padat, namun pada saat ini
ada yang menggunakan gas LPG. Instalasi listrik disediakan disepanjang dind
ing laboratorium. Pada laboratorium yang memiliki meja yng dapat dipindah
kan, disediakan kotak sarana diantara meja. Pada kotak sarana tersebut dipasa
ng stop kontak listrik.

6
Pada umumnya, laboratorium fisika di Indonesia dlengkapi dengan meja prati
kum yang dapat dipindahkan. Dibagian sampingatau dibak cuci dipasang kra
n air. Pama umumnya, dibagian atas meja dinding dipasang lemari gantung u
ntuk menyimpan peralatan pratikum. Tata ruang laboratorium IPA SLTP di I
ndonesia mirip tata ruang laboratorium fisika SLTA.

Pada umumnya, laboratorium IPA di Indonesia dibangunsesuai dengan desai


n yang dibuat oleh pemerintah pusat. Oleh sebab itu, hamper semua ruang di l
aboratorium memiliki spesifikasi yang sama. Data ukuran ruangan dan kondi
di prasarana laboratorium sebagai berikut :

Ruangan Ukuran Ruangan

Ruang Persiapan 3x4m

Gudang 4x5m

Laboratorium 8 x 13 m

C. Pegawasan di Laboratorium
Kegiatan pengelolaan sarana yang terakhir adalah pengawasan. Pengawasan merupaka
n proses pengamatan dari pelaksanaan kegiatan organisasi dalam hal ini laboratorium k
omputer, untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya serta meminimalisir terjadinya peny
impangan- penyimpangan yang tidak diinginkan dalam usaha pencapaian tujuan. Menu
rut Prajudi Atmosudirdjo dalam Ismail Marsta 1980: 145 “Pengawasan adalah keseluruh
an dari pada aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan untuk menjamin atau membuat a
gar semua pelaksanaan dan penyelenggaraan berlangsung secara berhasil sesuai denga
n yang telah direncanakan, diputuskan dan diperintahkan”. Pengawasan dimaksudkan u
ntuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujua
n yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan k
ebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara
efektif dan efisien. Menurut Didin Kurniadin Imam Machali 2013: 367, “pengawasan ad

7
alah suatu kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan program atau p
ekerjaankegiatan yang sedang atau telah dil akukan sesuai dengan rencana yang telah d
itentukan”. Pendapat lain dikemukakan Murdick dalam Fattah 2000: 101, “pengawasan
merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit da
n luasnya suatu organisasi”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesi
mpulan bahwa pengertian pengawasan adalah kegiatan memantau aktivitas laboratoriu
m guna memperoleh kepastian tentang pelaksanaan program atau pekerjaankegiatan y
ang sedang atau telah dilakukan supaya pelaksanaan dan penyelenggaraannya berlangs
ung baik sesuai dengan yang telah direncanakan, diputuskan dan diperintahkan. Pelaks
anaan tugas pengawasan pengelolaan laboratorium ada tiga fase yang perlu dilakukan,
menurut M. Manullang 2006: 184 yaitu: 1 Menetapkan alat ukur Untuk menilai pelaksa
naan tugas anggota, seorang pengawas harus mempunyai alat ukur yang memenuhi sta
ndar. Alat penilaian atau standar bagi hasil pekerjaaan bawahan, pada umumnya terda
pat baik pada rencanan keseluruhan maupun pada rencana-rencana bagian. Artinya, da
lam rencana itulah pada umumnya terdapat standar bagi pelaksanaan pekerjaan. 2 Me
ngadakan penilaian Seorang pimpinan yang melakukan penilaian harus dapat memband
ingkan hasil pekeraan bawahan yang senyatanya dengan standar sehingga dengan perb
andingan itu dapat dipastikan terjadi tidaknya penyimpangan. 3 Mengadakan tindakan
perbaikan Tindakan perbaikan itu tidak serta merta dapat menyesuaikan hasil pekerjaa
n yang senyatanya dengan rencana atau standar. Berdasarkan uraian diatas dapat diam
bil kesimpulan bahwa pengawasan adalah tindakan atau prosses kegiatan untuk menge
tahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian dilakukan kegiatan perb
aikan dan mencegah terulang kembali kesalahan-kesalahan tersebut. Tujuan pengawas
an yakni: 1 Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan terjadinya
kesulitan; 2 Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yan
g terjadi; 3 Mendapatkan efisiensi dan efektivitas. Pengawasan berdasarkan jenisnya te
rbagi menjadi dua Djati Julitriarsa dan John Suprihanto 2001: 106, yaitu: 1 Pengawasan
prefentif, dilakukan pada waktu sebeum terjadinya penyimpangan atau kesalahan. 2 Pe
ngawasan repressif, dilakukan pada waktu sudah terjadi penyimpangan atau kesalahan.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat dari Manullang 2006: 177 bahwa: Janis pe
ngawasan berdasarkan waktu dibedakan menjadi 2 yaitu pengawasan preventif dan rep
ressif. Preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan
atau kesalahan, sedangkan pengawasan repressif adalah pengawasan setelah rencana s
udah dijalankan. Pengawasan preventif pada laboratorium dapat dilakukan dengan pe
masangan tata tertib laboratorium. Pemasangan tata tertib akan membantu siswa dala
m mengetahui yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di laboratorium ko
mputer. Sedangkan pengawasan repressif dapat dilakukan dengan memasang CCTV pad
a ruang laboratorium yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan di dalam laboratorium

8
agar tidak terjadi kesalahan yang berulang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulka
n bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang pel
aksanaan pekerjaankegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana y
ang telah ditentukan serta menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaika
n- perbaikan.

D. Keselamatan Kerja di Laboratorium


Keselamatan Kerja di Laboratorium merupakan hak bagi setiap individu dan upaya yang
harus dilakukan Ketika bekerja di laboratorium. Keselamatan kerja dilaboratorium meny
angkut keselamatan orang yang melakukan kegiatan di laboratorium, keselamatan alat-al
at laboratorium yang digunakannya, keselamatan Gedung laboratorium, dan keselamatan
lingkungan. Keselamatan orang yang bekerja dilaboratorium lebih utama daripada kesela
matan peralatan dan Gedung laboratorium. Namun, keselamatan peralatan dan Gedung l
aboratorium dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Pada umumnya, penggunaan alat
yang rusak akan menyebabkan terjadinya kecelakaan pada pengguna alat tersebut. Demi
kian juga pada penanganan bahan kimia yang keliru akan menyebabkan bahaya bagi ora
ng yang menggunakan, bahkan bagi laboratorium itu sendiri. Oleh sebab itu, beberapa u
paya harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi orang yang mela
kukan kegiatan atau pekerjaan di laboratorium dan mencegah terjadinya kerusakan alat l
aboratorium yang digunakan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah
membuat dan menetapkan tata tertib laboratorium. sementara itu untuk menghindari kec
elakaan akibat kesalahan cara dan prosedur melakukan kegiatan, perlu dibuat pedoman k
egiatan laboratorium dan petunjuk penggunaan peralatan. Petunjuk penggunaan peralata
n dan pedoman kegiatan pratikum akan dapat meminimalkan terjadinya kerusakan alat-al
at laboratorium akibat kesalahan pengoperasian peralatan. Oleh sebab itu, laboratorium p
erlu menyediakan manual penggunaan alat di ruang guru atau ruang pengelola laaborator
ium. Guru dapat Menyusun petunjuk penggunaan alat yang lebih sederhana berdasarkan
manual penggunaan alat agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

9
Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat berbagai kondisi. Salah satu penyebab kecelakaan
adalah terjadinya kebakaran akibat hubungan pendek kabel arus listrik. Kabel yang terpa
par panas akan mudah terkelupas isolasinya sehingga terjadi hubungan pendek. Oleh seb
ab itu, pemeriksaan peralatan secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan peralatan
masih aman untuk digunakan. Perbedaan kondisi bahaya dan kecelakaan :

1. Situasi beresiko tinggi yang dapat berdampak terhadap


pekerja dan pekerjaan
Bahaya 2. Bahaya adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan, sehingga mengakibatkan luka a
(Hazard)
tau sakit berjangka Panjang.

1. Segala bentuk kejadian yang disertai akibat baik ter


Kecelakaan
hadap manusia (luka, sakit, atau mati) dan Gedung
(Accident) atau alat (kerusakan benda).
2. Kecelakan bukan hanya sekedar terjadinya sesuatu
BAB III tetapi juga mengakibatkan sesuatu.

Kecelakan dapat terjadi sewaktu-waktu dan tidak dapat dihindari, karena merupakan suatu
kejadian di luar kemampuan manusia. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan terhadap
jasmani dan rohani korban kecelakaan. Setiap laboratorium memiliki potensi dan peluang
terhadap terjadinya kecelakaan. Hal yang dapat dilakukan yaitu berupaya untuk menghindari
atau meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Upaya melakukan aktivitas dengan
dengan aman akan menurunkan resiko kecelakaan.

Contoh Tindakan aman dan tidak aman :

Tindakan Tidak Aman Keadaan Tidak Aman

1. Terburu-buru atau tergesa-gesa 1. Alat-alat yang rusak masih

10
dalam melakukan pekerjaan digunakan
2. Tidak menggunakan pelindung 2. Kontruksi dan desain laboratorium
yang disediakan kurang aman
3. Sengaja melanggar peraturan 3. Tidak ada pelindung untuk bekerja
keselamatan yang diwajibkan. menggunakan alat tertentu
4. Berkelakar/bergurau dalam 4. Lingkungsn kerja yang tidak aman,
bekerja misalnya licin, kurangnya ventilasi
5. Berlari di laboratorium atau pertukaran udara, dan suhu
6. Menganggu teman yang sedang tempat kerja terlalu tinggi
bekerja. 5. Bekerja dengan bahan-bahan
berbahaya.

Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan adalah kesalahan pengguna dalam menangani atau
menggunakan peralatan dan bahan. Penggunaan alat dan bahan dalam kegiatan pratikum di
laboratorium IPA harus sesuai karakteristik alat dan bahan tersebut. Perlakuan yang salah dalam
membawa, menggunakan dan menyimpan bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
bahan dan dan kecelakaan kerja, dan atau menimbulkan penyakit. Kesalahan dalam
mengoperasikan peralatan juga dapat menyebabkan alat menjadi rusak dan berdampak pada
keselamatan pengguna alat tersebut. Guru pembimbing harus mengawasi siswa dalam
memperlakukan alat dan bahan agar tidak terjadi kecelakaan Ketika melakukan kegiatan di
laboratorium IPA.

Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena siswa kurang mengetahui cara menangani bahan
kimia. Pada umumnya, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya petunjuk tentang bahan yang
berbahaya, reaksi zat-zat berbahaya, cara penanganan zat, serta cara menggunakan dan
perlengkapan atau peralatan. Kurangnya bimbingan terhadap siswa yang sedang bekerja
dilaboratorium juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan. Selain itu, tidak
tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan juga dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan, misalnya beberapa siswa tidak menggunakan sarung tangan kimia Ketika

11
menggunakan asam sulfat pekat akibat kurangnya persediaan sarung tanga. Kecelakaan juga
dapat terjadi jika siswa tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati, misalnya
menyedot ujung pipet dengan mulut. Kecelakaan juga dapat terjadi akibat pengguna tidak
menggunakan perlengkapan pelindung, misalnya tidak menggunakan kacamata pengaman laser
Ketika bekerja dengan sinar laser atau tidak menggunakan kacamata pegaman Ketika memotong
pipa logam dengan grinder. Kecelakaan juga dapat terjadi jika siswa menggunakan
peralatan/bahan tidak sesuai dan tidak berhati-hati dalam melakukan kegiatan, misalnya
menggunakan mata bor besi untuk mengebor tembok.

Kecelakaan dapat menyebabkan dampak yang besar, misalnya cacat permanen pada pengguna
atau luka kecil yang dapat segera sembuh. Namun, pengelola laboratorium dan guru pembimbing
harus meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan mulai dari yang paling kecil. Salah satu
contoh aktivitas yang menyebabkan kecelakaan yaitu Ketika menggunakan peralatan gelas dan
instrumentasi khusus dengan cara yang tidak tepat. Penggunaan kabel sambung atau kabel
ekstensi yang melintang dilorongantara meja juga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan juga dapat terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, sehingga membuat
pengguna menjadi cedera, dan bahkan mencederai orang yang bekerja disekitarnya.

1. Penyebab kecelakaan
a. Kurangnya pengamanan terhadap alat yang berbahaya
Kecelakaan dapat terjadi akibat kurangnya pengamanan pada ruangan alat yang dapat
menimbulkan kerusakan atau cedera pda pengguna, misalnya tidak adanya tirai
pelindung tahan panas pada pintu ruang kerja laser dengan energi tinggi (laser kelas
III dan kelas IV).
b. Kesalahan penanganan zat yang mudah terbakar dan berbahaya
Kesalahan penanganan zat-zat yang mudah terbakar dan berbahaya mungkin
dilakukan akibat kurangnya pemahaman tentang sifat-sifat zat tersebut. Misalnya,
logam natrium dan kalium mudah sekali terbakar jika tersentuh udara. Jika bahan
tersebut disimpan tanpa perlakuan khusus, dapat menimbulkan kebakaran di
laboratorium. Zat padat yang mudah terbakar harus disimpan dalam minyak tanah
didalam botol tebal bermulut lebar.
c. Kecelakaan akibat percikan zat kimia

12
Pencampuran beberapa zat dapat menimbulkan percikan yang menyebabkan cedera
bakar pada kulit dan mata. Contoh kasus seperti itu terjadi jika siswa mencampurkan
asam pekat ke air atau sebaliknya secara serentak. Reaksi yang terjadi akan
menimbulkan percikan yang panas. Oleh sebab itu, untuk membuat larutan asam yang
lemah sebaiknya dilakukan dengan cara menuangkan asam pekat sedikit demi sedikit
ke dalam air dan tidak dituangkan secara serentak.
d. Kecelakaan akibat salah menyimpan bahan kimia berdasarkan kelompoknya
Banyak zat kimia yang harus ditangani dengan teliti dan hati-hati. Beberapa
kecelakaan yang terjadi di laboratorium kimia disebabkan oleh kelalaian dan
kesalahan dalam menyimpan zat tersebut. Kasus tersebut terjadi jika laboran kurang
terlatih dan aturan penyimpanan bahan tidak dinyatakan secara jelas dan ketat oleh
kepala laboratorium. Oleh sebab itu, pengelola laboratorium, terutama laboran perlu
mengetahui sifat-sifat zat kimia yang sering digunakan pada percobaan-percobaan
yang biasa dilakukan siswa disekolah.
2. Pencegahan Kecelakaan
a. Melaksanakan Kegiatan Sesuai Tata Tertib Laboratorium
Salah satu langakah pencegahan adalah dengan membuat peraturan dan tata tertib
penggunan laboratorium. Peraturan dan tata tertib tersebut hendaknya mencangkup 3
unsur penting, yakni : larangan, suruhan, dan petunjuk. Setiap siswa harus benar-
benar memahami isis tata tertib laboratorium sebelum diperboehkan melakukan
kegiatan di dalam laboratorium.
b. Melakukan Tindakan Pencegahan
Pengelola laboratorium harus berupaya melakukan Tindakan pencegahan agar
kecelakaan tidak terjadi di laboratorium. Tugas dan tanggung jawab kepala
laboratorium untuk keamanan sebagai berikut :
 Melakukan atau memfasilitasi pelatihan yang sesuai untuk semua laboran dan
teknisi.
 Mengevaluasi panduan pratikum dan proposal penelitian laboratorium
 Mengevaluasi prosedur pelaksanaan pratikum dan penelitian
 Menyediakan fasilitas keamanan yang layak

13
c. Menata Laboratorium
Penataan atau pengaturan tempat duduk dan meja kerja siswa perlu dilakukan dengan
benar sehingga guru dapat mengawasi siswa yang sedang bekerja di laboratorium dari
semua posisi. Guru harus dapat melihat siswa dari tempat manapun ia duduk,
terutama Ketika siswa sedang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
d. Membuat Tanda Peringatan Bahaya
Ada beberapa symbol tanda peringatan yang harus dipasang di laboratorium terkait
dengan bahaya tertentu. Label dengan symbol bahaya tersebut sanagt penting untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.
e. Menangani Bahan Kimia Secara Benar
Pengelola laboratorium harus menangani bahan-bahan kimia secara benar. Jika
laboratorium memiliki Gudang atau ruang khusus untuk menyimpan bahan-bahan
pratikum, terutama zat-zat kimia, ruangan tersebut juga harus memiliki ventilasi yang
berfungsi dengan baik. Bahan untuk diambil oleh siswa hanya disediakan secukupnya
untuk keperluan pratikum.

PENUTUP

14
KESIMPULAN
Mutu pendidikan adalah suatu pilar untuk mengembangkan sumber daya manusia
(SDM). Yang mana suatu masa depan bangsa itu terletak pada keberadaan kualitas pendi
dikan yang berada pada masa kini. Suatu pendidikan yang berkualitas akan muncul apabil
a terdapat manajemen sekolah yang bagus. Mutu juga merupakan suatu ajang berkompeti
si yang sangat penting, karena itu merupakan suatu wahana untuk meningkatkan mutu pr
oduk layanan jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu Pendidikan yang bermutu adala
h penting, sebagai upaya peningkatan masa depan bangsa sekaligus sebagian dari produk
layanan jasa.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Daryanto.2018.Manajemen Laboratorium Sekolah.Yogyakarta.Gava Media

15
S

16

Anda mungkin juga menyukai