Anda di halaman 1dari 9

POHON INDUSTRI TEH

DISUSUN OLEH :

Dinda Noviyanti Kusuma 4421215006

MK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 2


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2024
Pohon industri adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan dan hierarki
industri dalam suatu ekonomi. Istilah ini sering digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana
berbagai sektor industri terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses produksi
dan distribusi barang dan jasa.
Dalam pohon industri, sektor-sektor yang berbeda direpresentasikan sebagai "cabang-
cabang" yang berasal dari "batang" atau sektor dasar. Misalnya, sektor pertanian dan
pertambangan mungkin dianggap sebagai "batang" pohon industri, sementara sektor-sektor
seperti manufaktur, transportasi, layanan keuangan, dan lainnya dianggap sebagai "cabang-
cabang" yang berkembang dari batang tersebut.
Teh adalah minuman yang populer dengan manfaat kesehatan setelah air mineral.
Hingga saat ini produksi teh global secara keseluruhan (teh hitam, hijau dan instan) mencapai
5,5 juta ton di tahun 2016 meningkat sekitar 4% jika dibandingkan tahun 2015 (International
Tea Committee, 2017).

A. Pohon Indutri Teh

B. Produk Hasil Olahan Teh


C. Proses Pengolahan Teh
➢ Proses pembuatan teh hijau
Proses pembuatan teh hijau melibatkan serangkaian langkah yang hati-hati untuk
memastikan rasa, aroma, dan kualitas yang diinginkan dari daun teh segar terjaga dengan
baik. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses pembuatan teh hijau:
1. Pemetikan Daun Teh:
Proses dimulai dengan memetik daun teh dari pohon teh. Pemetikan biasanya dilakukan
secara manual untuk memastikan hanya daun muda dan tunas yang dipilih, karena daun ini
memiliki kualitas terbaik.
2. Pengeringan:
Setelah dipetik, daun teh segera dibawa ke pabrik untuk diolah. Langkah pertama adalah
pengeringan. Daun teh dihamparkan tipis-tipis di bawah sinar matahari atau menggunakan
mesin pengering untuk menghilangkan kadar air dari daun. Pengeringan ini membantu
mencegah oksidasi dan mempertahankan warna hijau alami daun teh.
3. Penggulungan:
Setelah daun teh kering, mereka kemudian dirol atau digulung. Langkah ini bertujuan untuk
merusak sel-sel daun teh dan memungkinkan senyawa-senyawa penting seperti polifenol
dan enzim untuk berinteraksi, menghasilkan rasa dan aroma yang unik.
4. Pemanasan:
Setelah penggulungan, daun teh hijau biasanya dipanaskan untuk menghentikan oksidasi
lebih lanjut. Proses pemanasan ini bisa dilakukan dengan cara panggangan di atas tungku
atau dengan menguapkan daun di wajan panas. Pemanasan ini juga membantu
menghilangkan kelembapan yang tersisa dan memperkuat aroma teh.
5. Pengeringan Akhir:
Setelah pemanasan, daun teh hijau kemudian dikeringkan kembali untuk menghilangkan
kelembapan yang mungkin terakumulasi selama proses sebelumnya. Pengeringan terakhir
ini memastikan bahwa daun teh siap untuk dikemas dan disajikan.
6. Pemilahan dan Pemrosesan Lanjutan:
Setelah proses utama selesai, daun teh hijau kemudian dipilah untuk memisahkan daun
yang cacat atau tidak diinginkan. Kemudian, mereka mungkin diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan berbagai grade teh hijau yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pasar.
7. Pengemasan:
Teh hijau yang telah diproses dan dipilah kemudian dikemas dalam kemasan yang sesuai
untuk distribusi dan penjualan. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga
kesegaran dan kualitas teh.
8. Penyajian:
Teh hijau yang sudah dikemas siap untuk disajikan kepada konsumen. Teh hijau biasanya
diseduh dengan air mendidih selama beberapa menit untuk mendapatkan cita rasa yang
optimal sebelum diminum.

Seluruh proses pembuatan teh hijau membutuhkan ketelitian dan pengetahuan yang
mendalam tentang waktu dan suhu untuk menghasilkan teh dengan kualitas terbaik. Selain
itu, proses ini juga dapat bervariasi tergantung pada variasi teh dan teknik pembuatan yang
digunakan oleh produsen.

➢ Bahan Baku Olahan


Bahwa bahan baku olahan teh dapat dibedakan dalam beberapa grade mutu sebagai berikut:
a. Mutu fancy (leaf grade) yang biasanya dipergunakan untuk keperluan ekspor :
✓ P (Pekoe)
✓ FP (Flower Pekoe)
✓ OP (Orange Pekoe)
✓ S (Souchong)
✓ PS (Pekoe Souchong)
b. Mutu Pertama (first grade) biasanya dipergunakan untuk keperluan Industri minuman
teh kemasan botol, seduh, ekstrak, celup, dan lain-lain.
✓ BOP (broken orange pekoe)
✓ BOPF (broken orange pekoe fanning)
✓ PF (pekoe fanning)
✓ DUST
c. Mutu Kedua (second grade) biasanya dipergunakan untuk keperluan industri minuman
teh curah, seduh, ekstrak, celup, dan lain-lain.
✓ PF 2
✓ DUST 2
✓ DUST 3
d. Mutu lokal/sisa (off grade) biasanya dipergunakan untuk keperluan Industri minuman
teh curah, seduh, ekstrak, celup, dan lain-lain yang terdiri dari bohea (batang tua dan
serat), Kawul : pekoe (teh daun), broken (teh remuk), dust (teh hancur).
Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung biaya produksi dan keuntungan:
1. Biaya Produksi Per Hari:
a. Biaya Bahan Baku: Total biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat teh dalam
satu hari.
b. Biaya Tenaga Kerja: Total biaya upah untuk pekerja yang terlibat dalam produksi teh per
hari.
c. Biaya Overhead Pabrik: Total biaya overhead pabrik (seperti listrik, air, peralatan, dll.)
per hari.
d. Biaya Pemasaran: Total biaya pemasaran untuk memasarkan teh per hari.
Total Biaya Produksi Per Hari = (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya
Overhead Pabrik + Biaya Pemasaran)

2. Biaya Produksi Per Bulan:


Untuk menghitung biaya produksi per bulan, Anda dapat mengalikan biaya produksi per
hari dengan jumlah hari kerja dalam satu bulan.
Biaya Produksi Per Bulan = (Biaya Produksi Per Hari) x (Jumlah Hari Kerja dalam Satu
Bulan)

3. Keuntungan:
Keuntungan dapat dihitung dengan mengurangkan biaya produksi total dari total
pendapatan penjualan.
Keuntungan = (Total Pendapatan Penjualan) - (Biaya Produksi Per Bulan)

PERHITUNGAN
Analisis biaya produksi the hijau pada produksi
1. Biaya Bahan Baku per Hari: Rp 2.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja per Hari: Rp 1.500.000
3. Biaya Overhead Pabrik per Hari: Rp 800.000
4. Biaya Pemasaran per Hari: Rp 300.000
5. Jumlah Hari Kerja dalam Sebulan: 25 hari
6. Harga Jual per Produk: Rp 10.000
7. Jumlah Produk Terjual per Hari: 500 produk
1. Biaya Produksi Per Hari:
Total Biaya Produksi Per Hari = (Biaya Bahan Baku per Hari + Biaya Tenaga Kerja per
Hari + Biaya Overhead Pabrik per Hari + Biaya Pemasaran per Hari)
= (Rp 2.000.000 + Rp 1.500.000 + Rp 800.000 + Rp 300.000)
= Rp 4.600.000

2. Biaya Produksi Per Bulan:


Biaya Produksi Per Bulan = (Biaya Produksi Per Hari) x (Jumlah Hari Kerja dalam
Sebulan)
= (Rp 4.600.000) x (25 hari)
= Rp 115.000.000

3. Pendapatan Penjualan Per Hari:


Total Pendapatan Penjualan Per Hari = (Harga Jual per Produk) x (Jumlah Produk Terjual
per Hari)
= (Rp 10.000) x (500 produk)
= Rp 5.000.000

4. Keuntungan Per Hari:


Keuntungan Per Hari = (Total Pendapatan Penjualan Per Hari) - (Biaya Produksi Per Hari)
= (Rp 5.000.000) - (Rp 4.600.000)
= Rp 400.000

5. Keuntungan Per Bulan:


Keuntungan Per Bulan = (Total Pendapatan Penjualan Per Bulan) - (Biaya Produksi Per
Bulan)
= (Rp 125.000.000) - (Rp 115.000.000)
= Rp 10.000.000
➢ Proses Pemasaran teh
Pemasaran Teh Secara Konvensional:
1. Distribusi Melalui Ritel: Produsen teh menjual produk mereka kepada distributor atau
pedagang grosir yang kemudian mendistribusikan teh ke toko-toko, supermarket, dan
outlet lainnya.
2. Promosi Melalui Media Tradisional: Menggunakan iklan di televisi, radio, koran,
majalah, dan billboard untuk meningkatkan kesadaran merek dan mempromosikan
produk teh.
3. Penyelenggaraan Pameran dan Event: Menghadiri pameran dagang, festival makanan,
dan event khusus untuk memperkenalkan produk teh kepada khalayak lebih luas.
4. Penjualan Langsung: Memanfaatkan penjualan langsung melalui pengecer, pedagang,
atau distributor regional untuk mencapai konsumen di tingkat lokal.

Pemasaran Teh Secara Online:


1. E-commerce: Membangun atau menggunakan platform e-commerce seperti Shopify,
WooCommerce, atau platform pasar online besar seperti Amazon, Tokopedia, Shopee
untuk menjual produk teh secara langsung kepada konsumen.
2. Media Sosial: Mempromosikan produk teh melalui platform media sosial seperti
Instagram, Facebook, dan Twitter dengan membuat konten menarik, kampanye iklan,
dan berinteraksi dengan pengikut.
3. Optimisasi Mesin Pencari (SEO): Mengoptimalkan situs web atau toko online untuk
mesin pencari seperti Google sehingga lebih mudah ditemukan oleh calon konsumen
yang mencari produk teh.
4. Email Marketing: Menggunakan email untuk mengirimkan penawaran spesial, berita,
dan informasi produk kepada pelanggan yang sudah ada atau yang berlangganan.
5. Kolaborasi dan Endorsement: Bekerja sama dengan influencer atau blogger di bidang
kuliner atau minuman untuk merekomendasikan produk teh kepada pengikut mereka.

Pemasaran teh secara online memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mencapai
audiens yang lebih luas dan menjangkau pasar global. Namun, strategi pemasaran konvensional
masih penting terutama untuk menjangkau segmen pasar yang mungkin tidak terlalu aktif
secara online atau yang lebih cenderung berbelanja di toko fisik. Kombinasi keduanya
seringkali menjadi pendekatan terbaik untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran teh.
LINTASAN KRITIS CPM

Anda mungkin juga menyukai