Disusun oleh:
Muhammad Galang Putra Santoso
1706623042
Dosen Pengampu:
Suherdi, S.Pd., S.H., M.M
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024
DESKRIPSI PERKARA
Perkara yang didaftarkan pada tanggal 13 Desember 2023 dan berdomisili di Makassar ini
digugat oleh Ibu Hj. Murtini S atas tindakan yang merugikan penggugat oleh tergugat. Dalam
perkara ini, penggugat memiliki kuasa hukum bernama Hayril Rasada, S.H.. Pihak yang tergugat
pada perkara ini ada dua pihak yaitu Badan Pertahanan Negara Kota Makassar dan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia (KODIM 1408/MKS Koramil 1408-01 Ujung Tanah). Penggugat
menyampaikan bahwa terdapat beberapa pelanggaran hukum terkait pertanahan yang dilakukan
oleh pihak tergugat. Disini dapat diketahui bahwa perkara yang bersangkutan adalah perkara
perbuatan melawan hukum.
Perbuatan Melawan Hukum perdata adalah suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang
menimbulkan kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum, kewajiban
mana ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak memenuhi kewajibannya
tersebut dapat diminta suatu ganti rugi.
Terdapat beberapa jenis hak atas tanah yang ada di Indonesia seperti hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang,
dan hak menyewa atas tanah pertanian. Dalam kasus ini, ibu Hj. Murtini memiliki sebidang tanah
tapi dimanfaatkan oleh pihak tergugat untuk memperoleh keuntungan tanpa perizinan dari pemilik
tanah. Hal tersebut jelas membuat ibu Hj. Murtini yang sudah tua renta ini mendapatkan beberapa
kerugian materiil dan juga kerugian immaterial.
Saat ini per 29 Februari 2024, perkara ini masih terus berlanjut. Sidang pertama dari
perkara ini dilakukan pada Selasa, 9 Januari 2024 di Pengadilan Negeri Makassar. Isi daripada
sidang pertama ini adalah mengundang pihak tergugat untuk menghadiri sidang tapi pada sidang
tersebut hanya tergugat 2 yang hadir. Pada tanggal 16 Januari 2024, dilakukan agenda penunjukkan
hakim mediator. Pada 6 Februari dilakukan mediasi untuk kedua pihak tapi gagal dilakukan.
Selanjutnya pada 13, 20, dan 27 Februari dilakukan pembacaan gugatan serta jawaban dari
tergugat mengenai perkara yang sedang berlangsung. Pada 5 Maret mendatang akan diadakan
replik penggugat dengan tujuan memperjelas dalil yang diajukan penggugat dalam gugatannya.
Dalam prosesnya, perbuatan melawan hukum ini memang cukup panjang. Namu nada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelesaian sengketa dari perbuatan melawan hukum:
1. Harus ada perbuatan, yang dimaksud perbuatan ini baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif, artinya setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat;
2. Perbuatan tersebut harus melawan hukum.Istilah Melawan Hukum telah diartikan secara
luas, yaitu tidak hanya melanggar peraturan perundang-undangan tetapi juga dapat berupa:
a. Melanggar hak orang lain.
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.
c. Bertentangan dengan kesusilaan.
d. Bertentangan dengan kepentingan umum.
3. Adanya kesalahan;
4. Ada kerugian, baik materil maupun immaterial;
5. Adanya hubungan sebab-akibat antara perbuatan ,melawan hukum tersebut dengan
kerugian.
REFERENSI
Fandri Entiman Nae. (2013). Kepastian Hukum Terhadap Hak Milik Atas Tanah yang Sudah
Bersertifikat. Lex Privatum 1, No. 5: 54–63.
Nurul Fatmawati. (2022). Tata Cara Penyelesaian Perkara Perdata Di Pengadilan Negeri.
Diakses pada 1 Maret melalui https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-
artikel/15136/TATA-CARA-PENYELESAIAN-PERKARA-PERDATA-DI-
PENGADILAN-NEGERI.html
Renata Christha. (2023). Perbedaan Perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Perdata dan
Pidana. Diakses pada 1 Maret melalui https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-
perbuatan-melawan-hukum-dalam-hukum-perdata-dan-pidana-lt5142a15699512#_ftn2