Anda di halaman 1dari 5

TANGGAPAN MAHASISWA MENGENAI KASUS PERSIDANGAN

TANAH STUDI KASUS: PERBUATAN MELAWAN HUKUM DARI


PENGGUGAT IBU HJ. MURTINI S

Disusun oleh:
Muhammad Galang Putra Santoso
1706623042

Dosen Pengampu:
Suherdi, S.Pd., S.H., M.M

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024
DESKRIPSI PERKARA

Nomor Perkara : 481/Pdt.G/2023/PN Mks


Klasifikasi Perkara : Perbuatan Melawan Hukum
Penggugat : Hj. Murtini S
Tergugat : 1. Badan Pertahanan Negara Kota Makassar
2. Menteri Pertahanan Republik Indonesia (KODIM 1408/MKS Koramil
1408-01 Ujung Tanah)
Status Perkara : Persidangan
Petitum :
1) Menerima dan Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2) Menyatakan batal atau tidak sah Sertipikat Hak Pakai No. 20002/CambaBerua, tanggal
20/01/2015,NIB 20.01.08.11.00226 Surat Ukur No:00225/2014, Luas 1.021 m2 (Seribu Dua
Puluh Satu Ribu Meter Persegi), Tanggal 14/09/2014, Atas nama Pemerintah Republik
Indonesia Cq. Kementerian Pertahanan;
3) Menyatakan perbuatan TERGUGAT 1 dan TERGUGAT 2 terbukti telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum;
4) Menghukum TERGUGAT 1 untuk membayar ganti rugi kepada PENGGUGAT;
a) Kerugian Materiil
Merupakan kerugian nyata yang diderita oleh PENGGUGAT atas Sertipikat Hak Pakai yang
diterbitkan oleh TERGUGAT 1. Apabila diperhitungkan sejak terbitnya Sertipikat Hak Pakai
Tersebut yakni 2014 sampai saat ini PENGGUGAT telah mengalami kerugian yang nilainya
cukup besar karena apabila objek a quo dijual dan/atau dimanfaatkan maka akan memperoleh
keuntungan Rp 700.000.000.00’- (Tujuh Ratus Juta Rupian)
b) Kerugian Immateriil:
Kerugian yang dialami PENGGUGAT yakni tekanan psikis mengingat usia PENGGUGAT
yang sudah lumayan tua maka hal ini justru membuat Penggugat sangat tercederai dengan
adanya kasus ini. Kerugian jenis ini tidak dapat dinilai dengan rupiah, tapi dapat dikira-kira
kurang lebih Rp 1.500.000.000.00.- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah)
5) Menghukum TERGUGAT 2 untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;
6) Menghukum TERGUGAT 1 dan TERGUGAT 2 untuk membayar biaya perkara.
Sumber : https://sipp.pn-makassar.go.id/index.php/detil_perkara
PEMBAHASAN DAN ARGUMENTASI

Perkara yang didaftarkan pada tanggal 13 Desember 2023 dan berdomisili di Makassar ini
digugat oleh Ibu Hj. Murtini S atas tindakan yang merugikan penggugat oleh tergugat. Dalam
perkara ini, penggugat memiliki kuasa hukum bernama Hayril Rasada, S.H.. Pihak yang tergugat
pada perkara ini ada dua pihak yaitu Badan Pertahanan Negara Kota Makassar dan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia (KODIM 1408/MKS Koramil 1408-01 Ujung Tanah). Penggugat
menyampaikan bahwa terdapat beberapa pelanggaran hukum terkait pertanahan yang dilakukan
oleh pihak tergugat. Disini dapat diketahui bahwa perkara yang bersangkutan adalah perkara
perbuatan melawan hukum.

Perbuatan Melawan Hukum perdata adalah suatu perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang
menimbulkan kerugian bagi orang lain tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum, kewajiban
mana ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak memenuhi kewajibannya
tersebut dapat diminta suatu ganti rugi.

Terdapat beberapa jenis hak atas tanah yang ada di Indonesia seperti hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang,
dan hak menyewa atas tanah pertanian. Dalam kasus ini, ibu Hj. Murtini memiliki sebidang tanah
tapi dimanfaatkan oleh pihak tergugat untuk memperoleh keuntungan tanpa perizinan dari pemilik
tanah. Hal tersebut jelas membuat ibu Hj. Murtini yang sudah tua renta ini mendapatkan beberapa
kerugian materiil dan juga kerugian immaterial.

Saat ini per 29 Februari 2024, perkara ini masih terus berlanjut. Sidang pertama dari
perkara ini dilakukan pada Selasa, 9 Januari 2024 di Pengadilan Negeri Makassar. Isi daripada
sidang pertama ini adalah mengundang pihak tergugat untuk menghadiri sidang tapi pada sidang
tersebut hanya tergugat 2 yang hadir. Pada tanggal 16 Januari 2024, dilakukan agenda penunjukkan
hakim mediator. Pada 6 Februari dilakukan mediasi untuk kedua pihak tapi gagal dilakukan.
Selanjutnya pada 13, 20, dan 27 Februari dilakukan pembacaan gugatan serta jawaban dari
tergugat mengenai perkara yang sedang berlangsung. Pada 5 Maret mendatang akan diadakan
replik penggugat dengan tujuan memperjelas dalil yang diajukan penggugat dalam gugatannya.

Dalam prosesnya, perbuatan melawan hukum ini memang cukup panjang. Namu nada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelesaian sengketa dari perbuatan melawan hukum:
1. Harus ada perbuatan, yang dimaksud perbuatan ini baik yang bersifat positif maupun
bersifat negatif, artinya setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat;
2. Perbuatan tersebut harus melawan hukum.Istilah Melawan Hukum telah diartikan secara
luas, yaitu tidak hanya melanggar peraturan perundang-undangan tetapi juga dapat berupa:
a. Melanggar hak orang lain.
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.
c. Bertentangan dengan kesusilaan.
d. Bertentangan dengan kepentingan umum.
3. Adanya kesalahan;
4. Ada kerugian, baik materil maupun immaterial;
5. Adanya hubungan sebab-akibat antara perbuatan ,melawan hukum tersebut dengan
kerugian.
REFERENSI

Fandri Entiman Nae. (2013). Kepastian Hukum Terhadap Hak Milik Atas Tanah yang Sudah
Bersertifikat. Lex Privatum 1, No. 5: 54–63.

Nurul Fatmawati. (2022). Tata Cara Penyelesaian Perkara Perdata Di Pengadilan Negeri.
Diakses pada 1 Maret melalui https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-
artikel/15136/TATA-CARA-PENYELESAIAN-PERKARA-PERDATA-DI-
PENGADILAN-NEGERI.html

Renata Christha. (2023). Perbedaan Perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Perdata dan
Pidana. Diakses pada 1 Maret melalui https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-
perbuatan-melawan-hukum-dalam-hukum-perdata-dan-pidana-lt5142a15699512#_ftn2

Anda mungkin juga menyukai