RMK Alokasi Anggaran BOP
RMK Alokasi Anggaran BOP
Oleh :
1. Ardiansyah Arifin (A031231233)
2. Dean Richard Phoandy (A031231150)
3. Ahmad Taufik Ranggina (A021231107)
2. Metode aljabar.
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam
persamaan aljabar.
3. Metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing) Karakteristik metode ini adalah :
Tidak ada alokasi BOP ke dalam departemen yang BOPnya telah habis dialokasikan ke
departemen lain.
Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya
tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi BOP kedalamnya.
3. Perhitungan Tarif Pembebanan BOP per Departemen:
Untuk menentukan tarif pembebanan BOP tiap departemen, perlu disusun anggaran
BOP untuk tiap departemen, baik produksi maupun pembantu. Pemecahan tarif BOP ke
tarif tetap dan variabel dilakukan untuk analisis penyebab selisih biaya. BOP tidak
langsung departemen didistribusikan ke departemen-departemen yang menikmatinya
dengan menggunakan dasar Pembebanan yang relevan. Disamping perlu diperhatikan
sifat biaya dalam hubungannya dengan pusat biaya juga perlu diperhatikan sifat biaya
dalam hubungannya dengan volume kegiatan (biaya tetap dan biaya variabel).
Penggolongan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan dalam rangka memecah tarif
BOP ke dalam tarif BOP tetap dan tarif BOP variabel. Pemecahan ini dilakukan untuk
kepentingan analisis penyebab terjadinya selisih antara BOP yang dibebankan dengan
BOP yang sesungguhnya. Analisis Selisih Biaya ini dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama
tahun anggaran.
2. Mengumpulkan data terkait dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
3. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya departemen pembantu seperti pada saat
penentuan tarif.
4. Membandingkan biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan yang dibebankan kepada produk
berdasarkan tarif.
5. Menganalisis selisih biaya overhead pabrik per departemen.