Anda di halaman 1dari 2

Menurut UNESCO, ada empat pilar pembelajaran yang menjadi fokus dalam pendidikan yang

holistik. Pilar-pilar tersebut adalah "Learning to Know" (Belajar untuk Tahu), "Learning to Do"
(Belajar untuk Melakukan), "Learning to Be" (Belajar untuk Menjadi), dan "Learning to Live
Together" (Belajar untuk Hidup Bersama).

1. **Learning to Know (Belajar untuk Tahu):**

Pilar ini menekankan pentingnya memperoleh pengetahuan dan keterampilan intelektual yang luas
dan mendalam. Ini meliputi pengembangan kemampuan berpikir kritis, analitis, kreatif, dan reflektif.
Dengan belajar untuk tahu, individu didorong untuk menjelajahi dan memahami dunia di sekitar
mereka, baik dalam konteks lokal maupun global. Fokusnya adalah pada pembelajaran konsep, teori,
fakta, dan prinsip yang membentuk dasar pemahaman yang komprehensif.

Contohnya, dalam konteks pendidikan formal, ini mungkin mencakup pembelajaran mata
pelajaran seperti matematika, ilmu pengetahuan, sejarah, dan bahasa. Namun, ini juga bisa
melibatkan pembelajaran yang lebih luas, seperti memahami budaya, seni, atau filsafat.

Pilar "Learning to Know" mendorong individu untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang selalu
haus akan pengetahuan baru dan memiliki keterampilan untuk memperolehnya. Ini juga
menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan untuk mengakses, menilai, dan
menggunakan informasi dengan bijak dalam berbagai konteks.

Dengan fokus pada "Learning to Know," UNESCO mempromosikan pendekatan pembelajaran yang
tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pengembangan kapasitas
intelektual dan pemahaman yang mendalam tentang dunia yang kompleks dan berubah. Ini
membantu individu untuk mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif yang diperlukan
untuk menghadapi tantangan masa depan.

Tentu, berikut penjelasan lebih lanjut tentang pilar "Learning to Know" menurut UNESCO:

2. **Pengembangan Keterampilan Berpikir:**

Salah satu aspek penting dari "Learning to Know" adalah pengembangan keterampilan berpikir
yang mendalam dan kompleks. Ini termasuk kemampuan untuk menganalisis informasi, menarik
kesimpulan logis, membuat pertanyaan yang relevan, dan menyusun argumen yang koheren.
Dengan demikian, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
subjek dan masalah yang mereka hadapi.

3. **Pembelajaran Seumur Hidup:**

Konsep "Learning to Know" juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup. Artinya,
proses pembelajaran tidak berhenti setelah menyelesaikan pendidikan formal, tetapi berlanjut
sepanjang hidup. Individu diberdayakan untuk terus belajar dan mengembangkan pengetahuan
serta keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka, baik secara mandiri maupun
melalui berbagai kesempatan pembelajaran.

4. **Menghubungkan Pengetahuan dengan Konteks:**

Pembelajaran tidak hanya tentang menghafal fakta atau konsep, tetapi juga tentang memahami
bagaimana pengetahuan tersebut berkaitan dengan dunia nyata. Dengan "Learning to Know,"
individu didorong untuk menjembatani pemahaman teoritis dengan praktik, mengaitkan
pengetahuan dengan konteks sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Ini membantu mereka
melihat relevansi dan aplikasi dari apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

5. **Pemberdayaan Melalui Pengetahuan:**

"Learning to Know" juga merupakan sarana pemberdayaan bagi individu. Dengan memiliki
pengetahuan yang kokoh dan pemahaman yang mendalam, individu dapat mengambil kontrol atas
kehidupan mereka sendiri, membuat keputusan yang informasional, dan berkontribusi secara positif
dalam masyarakat. Ini juga membantu mereka mengatasi tantangan dan mengejar peluang dengan
keyakinan dan kepercayaan diri.

Pilar "Learning to Know" mendorong pendidikan yang lebih dari sekadar akuisisi informasi, tetapi
juga pembentukan pemikiran kritis, pemahaman yang mendalam, dan kemampuan untuk belajar
secara mandiri sepanjang hidup. Ini memberdayakan individu untuk menjadi warga yang terampil
dan terdidik dalam menghadapi dunia yang kompleks dan berubah dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai